IPS
Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS Apabila Anda mendengar istilahIlmu Pengetahuan Sosial (IPS), apa yang ada dalam benak anda? Berbagai pengertian akan muncul dalam pikiran yang didasarkan pada pengalaman. Seberapa jauh pemahaman Anda terhadap istilah IPS? Dalam bidang Pengetahuan sosial. kita mengenal beberapa istilah yang kadang-kadang dapat membuat kita menjadi kacau. lstilan-istilah tersebut meliputi Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Untuk meluruskan pemahaman kita tentang apa sebenarnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang menjadi inti kajian tulisan ini. Secara sederhana IPS ada yang mengartikan sebagai studi tentang manusia yang dipelajari oleh anak didik di tingkat sekolah dasar dan menengah. Dalam kenyataannya bidang studi tersebut sering disebut dengan istilah-istilah antropologi-sosiologi, ekonomi. geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi ataupun psikologi sosial. Terkadang pula ada yang mengaitkan bidang studi IPS dengan filsafat atau religi. seni dan musik. kesusastraan, bahkan dihubungkan pula dengan science. Perlu Anda ketahui pada hakikatnya semua aspek tersebut di atas merupakan bidang-bidang yang dibutuhkan untuk memahami hakikat manusia. Di samping istilah yang telah disinggung di atas, sering pula ditemui istilah lain, yang kadang-kadang digunakan untuk menyebut bidang studi IPS ini. lstilah tersebut, antara lain Social Education dan Social Learning. Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada berbagaipengalaman di sekolah yang dipandang dapat membantu anak didik untuk Iebih mumpu bergaul di tengah-tengah masyarakat. Mari perluas cakrawala Anda untuk memahami hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Setiap pengajar seyogianya mengetahui dan menghayati sepenuhnya mengapa ia mengajar sesuatu mata pelajaran tertentu. Si pembelajar harus dapat menyampaikan pesan. Baikyang tersurat maupun tersirat dalamtujuan pembelajarannya, kepada subjek didik. Seandainya hal initerabaikan maka sang pembelajar tidak ubahnya hanya seorang tukang pembelajar, yang dapat dilakukan oleh siapa saja dengan apa pun. Untuk menghindari diri dari ‘pertukangan’ tersebut maka sekali lagi membelajarkan peserta didik seharusnya dilakukan secara berwawasan. Pemahaman yang keliru tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan ilmu-ilmu Sosial (IIS) pada sebagian guru atau para pembelajar sehingga sering menimbulkan implementasi yang kurang tepat. bahkan jauh dariyang diharapkan dalam proses pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di persekolahan. Aplikasi di persekolahan ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering dipraktikkan sebagai ilmu-ilmu Sosial (IIS). Padahal antara IPS dengan IIS memilikiperbedaan yang mendasar. Namun. antara IPS dengan IIS keduanya tidak bisa dipisahkan karena secara tradisional antara IPSdan ilmu-ilmu Sosial memang sudah saling berhubungan. Pendekatan disiplin Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) hendaknya tidak diterapkan dalam pembelajaran ilmuPengetahuan Sosial (IPS) di sekolah. IPS Iebih menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin. di mana topik-topik dalam IPSdapat kita manipulasi menjadi suatu isu. pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin. Istilah ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan keberadaannya dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak lepas dariperkembangan dan keberadaan Sosial Studies (Studi Sosial) di Amenika Serikat. OIeh karenanya gerakan dan pahamsocialstudiesdi Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran mengenai ilmuPengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia. Studi Sosial (sosial studies) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan Iebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajian Studi Sosialmenggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial. Achmad Sanusi (1971:18) memberikan penjelasan tentang Studi Sosial sebagai berikut: Adapun Studi Sosialtidak selalu bertaraf akademis universiter, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pembelajaranbagi murid-murid sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagaipengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin Ilmu Sosial. Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalahtertentu berdasarkan sesuatu rangka referensi, dan meninjaunya daribeberapa sudut sambil mencari logika dan hubungan-hubungan yang ada satu dengan Lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut se komprehensif mungkin Kerangka kerja Studi Sosial tidak menekankan pada bidang teoretis, namun Iebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di Iingkungan masyarakat Studi Sosial tidak terlalu akademis-teoretis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan. yaitu mulai dari tingkat SekolahDasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendekatan yang digunakan Studi Sosial sangat berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalamilmuSosial. Pendekatan Studi Sosial bersifat interdisipliner atau bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial (Sosial Sciences) bersifat disipliner daribidangilmunya masing-masing. Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial lebih bersifat multidimensional, yaitumeninjau satugejala atau masalah sosial dariberbagai dimensi atau aspek kehidupan. Studi Sosial sebagaibahanpembelajaran karena sifatnya lebih mendasar dapat disajikan kepada tingkat yang lebih rendah, sesuai dengan yang dikemukakan oleh John Jarolimek (1977: 3-4) sebagai berikut: Sosial studies has as its particular mission the task of helping young people develop competenciesthat enable them to deal with, and to some extent manage, the physical and sosial forces of the world in which they live. Such competencies make to possible for pupils to shape their Lives in harmony with those forces. Sosialstudies education shouldalso provide young people with a feeling of hope in the future and comfidence in their ability to solve sosial problems. Tugas Studi Sosial sebagai suatubidang studi mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan tujuan membina warga masyarakatyang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-ma.calah sosial yang dihadapinya. Jadi. Baikmateri maupun metode pembelajaran penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya. ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kita kenal di Indonesia bukan Ilmu Sosial. Oleh karena itu, proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada berbagai tingkat pendidikan baikPendidikan Tinggi, juga pada tingkat persekolahan mulai daritingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama maupun Lanjutan Atas, tidak menekankan pada aspek teoretis keilmuannya, melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalahsosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda. Jika proses pembelajaran IPS seperti apa yang digambarkan di atas. adalahperbedaanIPS dengan Studi Sosial? jawabannya adalah tidak ada bedanya. artinya apa yang disebut Studi Sosial (Social Studies) yang berkembang dan dikembangkan di Amerika Serikat atau di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, tidak lain adalah ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kita kenal saat ini. Terdapat sejumlahperbedaan antara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bidang studi dengan disiplin Ilmu-ilmu Sosial(Social Sciences), antara lain Pertama. IPS itu bukanlahsuatu disiplin ilmu seperti halnya ilmu Sosial, tetapi IPS lebih tepat dilihat sebagai bidang kajian, yaitu suatukajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Kedua. pendekatan yang dilakukan dalam IPS menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, tidak seperti halnya Ilmu Sosialyang menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin. Ketiga, IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan oleh karena itu. keberadaan IPS lebih memfokuskan pada dunia persekolahan, tidak seperti Ilmu Sosial keberadaannya bisa di dunia persekolahan, perguruan tinggi atau di pelajari di masyarakat umum sekalipun. Keempat. IPS di samping menggunakan Ilmu-ilmu Sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek psikologic-pedagogis. Oleh karenanya dalam penyajiannya IPS sangat peduli dengan pertimbangan-pertimbangan di atas karena bagaimanapun latar belakang, kemampuan, lingkungan, serta perkembangan peserta didik harus diperhatikan. Selain dari pertimbangan-pertimbangan di atas, juga IPS sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup bahanbagi setiap peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak. tidak seperti halnya ilmu Sosial yang hampir lepas dan tidak mempermasalahkan pertimbangan-pertimbangan seperti IPS di atas. Dapat pula kita melihat keseluruhan IPS sebagai sarana pendidikan yang memaparkan manusia di dalam segi tiga waktu-ruang-hidup, sebagaimana dilakukan oleh studi sejarah (membicarakan ‘man in time’), geografi (membicarakan ‘man in space’) dan gabungan sosiologi, antropologi, ekonomi, tata negara (membicarakan ‘man in life). Apabila digambarkan hubungan ketiganya adalah tranmisi budaya (sejarah), adaptasi ekologis (geografi), dan perjuangan hidup (sosiologi dan seterusnya). Melalui sejarah diajarkan pengalaman umat manusia darisegenap masa Iampau, yang dapat digunakan untuk mengerti masa kini serta untuk mengerti atau menentukan masa depan. Melalui geografi ditunjukkan peran manusia dalam kegiatannya menyesuaikan diridengan tantangan dan tawaran lingkungan alam. Dalam makna yang modern, adaptasi ekologis dilengkapi dengan adaptasike ruangan (spatial adaptation). Hal inimenjadi amat penting saat ini, mengingat ruang hidup manusia kini menjadi Iebih sempit karena jumlah pertambahan manusia terkadang telah melebihi daya huni bumi yang layak. Adapun perjuangan hidup (struggle of life), meliputi kegiatan-kegiatan yang menyangkut pencarian kebutuhan materil (ekonomi), tata tertib bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (sosiologi, hukum, dan tata negara), dan budaya (antropologi). IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus pula mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajabannya, yang juga memilikitanggung jawab atas kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya.. Olehkarena peserta didik yang dibina melalui IPS tidak hanya memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir tinggi, namun peserta didik diharapkan pula memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi terhadap diridan lingkungannya. Sebagai bidang pengetahuan, ruang Iingkup IPS dapat terlihat nyata daritujuannya. Di sepanjang sejarahnya IPSselama inimemiliki lima tujuan yang penjelasannya sebagai berikut: 1. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang sosial sciences Jika Ia nantinya masuk ke perguruan tinggi. Untuk itu, mata pelajaran seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi budaya haruslah diberikan lepas-lepas sebagai vak tersendiri. Guru pengajaranya pun haruskhusus sehingga di Indonesia di kenal adanya guru-guru berijazah Akte A, (untuk SLTP). B1 dan B2 (untuk SLTA) untuk vak tertentu. Kemudian, apa pula Akte PGSLP untuk suatu vak di sekolah lanjutan Pertama. Mata pelajaranIPS yang terpecah-pecah tadi tak memerlukan usaha peramuan bagian-bagian dan mata pelajaran lain. Penyajiannya sebagai pelajaran tak perlu dihubungkan dengan pendidikan kewarganegaraan yang baik (good citizenship). 2. IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik. Mata pelajaran yang disajikan oleh guru sekaligus harus ditempatkan dalam konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. IPS yang diramukan berupa civisc di masa lampau, merupakan contohnya. 3. IPS yang hakikatnya merupakan suatu kompromiantara 1 dan 2 tersebut di atas. Inilah yang kita temukan di dalam definisi IPS sebagai “suatu penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmu-ilmu sosial, yang penyajiannya di sekolah di sesuaikan dengan kemampuan guru dan daya tangkap peserta didik.” 4. IPS yang mempelajari closed areas atau masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka umum. Bahanyamenyangkut macam-macam pengetahuan dan ekonomi sampai politik dari yang sosial sampai kultural. Dengan cara ini, para siswa dilatih berpikir demokratis. 5. Menurut pedoman khusus Bidang Studi IPS. tujuan bidang studi tersebut. yaitu dengan materi yang dipilih. disaring dan disinkronkan kembali maka sasaran seluruhkegiatan belajar dan pembelajaran IPS mengarah kepada 2 hal. a. Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral PancasilaUUD 1945, Nilai-nilai dan sikap hidup yang dikandung oleh Pancasila/UUD 1945 secara sadar dan intensif ditanamkan kepada siswa sehingga terpupuk kemauan dan tekad untuk hidup bertanggung jawab demi keselamatan diri, bangsa, negara, dan tanah air. b. Sikap sosialyang rasional dalam kehidupan. Untuk dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah sosial perlu ada pandangan terbuka dan rasional. Dengan berani dan sanggup melihat kenyataan yang ada, akan terlihat segala persoalan dan akan dapat ditemukan jalan memecahkannya. Termasuk pula kenyataan menurut sejarah perjuangan bangsa bahwa Pancasila adalah falsafah hidup yang menyelamatkan bangsa dan menjaminkesejahteraan hidup kita bersama. Secara sederhana hal inimengandung arti bahwa pembelajaran IPS. membelajarkan siswa untuk memahamibahwa masyarakat ini merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalahannya bersangkut-paut dan pemecahannya memerlukan pendekatan-pendekatan interdisipliner, yaitupendekatan yang komprehensif dan sudut ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu sosial lain. seperti geografi, sejarah. antropologi, dan Iainnya. Bentuk pembelajarannya pun berupa konsep-konsep dan fakta menurutIPS yang penting untuk dapat dipahaimidan dipecahkan berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Misalnya, di dalam geografi tentang perusakan lingkungan. akhirnya terjadi gejala kerusakan alam yang tidak hanya kerusakan geografibelaka. namun secara ekonomi, sosial kemasyarakatan, politik, hukum dan lainnya pun menjadi tidak seimbang atau berkaitan erat. Di sini IPS memiliki tujuan yang utama, bahwa siswa sama sekali bukan dijadikan menjadi ahli-ahli ilmu sosial (sejarah, ekonomi, sosiologi, hukum. antropologi, psikologi sosial atau lainnya), namun membentuk sikap hidup seperti yang diharapkan bagi proses pembangunan saat ini dan masa mendatang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan negara. Perlu Anda ingat sebagai pembelajar peserta didik di tingkat persekolahan. bahwa bidang studi IPS. pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan sosial seperti dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1984) adalah untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan antara geografi dan sejarah. Untuk Sekolah lanjutanTingkat Pertama (SLTP) intinya merupakan perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomikoperasi, sedangkan untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) intinya adalah perpaduan antara geografi, sejarah. Ekonomi koperasi dan Antropologi. Di tingkat perguruan tinggi, bidang studi IPS inidikenal sebagai Studi Sosial IPS atau Studi Sosial ini, merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan ilmu Sosial. Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial. Seperti telah dikemukakan di atas, pembelajaran IPS bukanbertujuanuntuk memenuhi ingatan pengetahuan para peserta didik dengan berbagaifakta dan materi yang harus dihafalnya, melainkan untuk membina mental yang sadar akan tanggung jawab terhadap hak dirinya sendiri dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran IPS merupakan upaya menerapkan teori-konsep-prinsip ilmu sosial untuk menelaah pengalaman. peristiwa, gejala. dan masalahsosial yang secara nyata terjadi di masyarakat. Melalui upaya ini, Pembelajaran IPS melatih keterampilan para siswa baik keterampilan fisik maupun kemampuan berpikirnya dalam mengkaji dan mencari pemecahan darimasalah sosial yang dialaminya. Para siswa sebagai bagian dan masyarakat harusmampu melibatkan diridalam kehidupan masyarakat baiksebagai warganegara. warga masyarakat yang sadar akan tanggung jawab dengan menampilkan tingkah laku, perbuatan. dan tindakan yang penuh dengan makna bagi kepentingan bersama. Pada akhirnya mereka diharapkan menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Inilah yang hendak dituju melaluipembelajaran IPS. Dengan memahamihakikat, tujuan,dan lingkup sederhana tentang IPS di atas, IPS sebagai program pendidikan penuh dengan nilai yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran IPS. Untuk lebihmemperjelaspemahaman Anda tentang berbagai macam nilai yang harus dikembangkan, silahkan Anda simak pada penjelasan selanjutnya di bawah ini. Dalam hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa. dan bernegara. pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas di era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. merupakan hal yang tidak boleh tidak harus karena ketertinggalan di tingkat pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) maka saat itu pula kita tertinggal. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang dimaksud pembelajaran IPS di atas. Nilai-nilai tersebut, meliputi nilai edukatif, nilai prakits. nilai teoretis, nilai tilsafat, dan nilai ketuhanan. Dengan pengembangan nilai-nilai tersebut diharapkan sumber daya manusia Indonesia diharapkan memilikipengetahuan, keterampilan, kepedulian, kesadaran, dan tanggung jawab sosialyang tinggi terhadap masyarakat,bangsa dan negaranya. bagi pengembangan kini dan mendatang. Selanjutnya marikita jelaskan satuper satu tentang nilai-nilaitersebutseperti dikemukakan oleh Nurcid Sumaatmadja (1997), yaitu sebagai berikut. A. NILAI EDUKATIF Salahsatu tolak ukur keherhasilan pelaksanaan pendidikan IPS. yaitu adanya perubahan perilaku sosial peserta didik ke arah yang Iebih baik. Perilaku tersebut, meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Peningkatan kognitif di sini tidak hanya terbatas makin meningkatnya pengetahuan sosial, melainkan pula peningkatan nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif pemecahan masalahsosial. oleh karena itu, materi yang dibahas padapendidikan IPS ini, jangan hanya terbatas pada kenyataan. fakta dan data sosial, melainkan juga mengangkat masalah sosial yang terjadi sehari-hari. Pelontaran masalah sosial itu tidak selalu dan Anda selaku pembelajar IPS, melainkan akan lebih baik lagi dan peserta didik sendiri mengangkat atau melontarkan masa]ah tersebut. Melalui suasana yang demikian, nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif pemecahan masalah sosial dan peserta didik makin meningkat. Dalam proses peningkatan perilaku sosial melaluipembinaannilai edukatif, tidak hanya terbatas pada perilaku kognitif, melainkan lebih mendalam lagi berkenaan dengan perilaku afektifnya. Justru perilaku inilah yang lebih mewarnaiaspek kemanusiaan. Melalui pendidikan IPS, perasaan. kesadaran. penghayatan. sikap, kepedulian. dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan. Kejelian mereka terhadap ketimpangan sosial, penderitaan orang lain, perilaku yang menyimpang dan norma dan nilai, melaluiIPSyang ditanamkan sampai menyentuh nuraninya. Masalah sebagai fakta sosial di prosesmelalui berbagai metodeini pendekatan sampai betul-betul membangkitkan kepedulian serta tanggungjawab sosial peserta didik. Kepedulian dan tanggung jawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam pendidikan IPSuntuk mengubahperilaku peserta didik bekerja sama, gotong-royong dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan. Pengembangan perilaku psikomotor tidak terbatas hanya keterampilan fisik dalam memanipulasi alat dan media pembelajaran IPS. melainkan yang paling utama mengembangkan keterampilan sosial seperti telah dikemukakan di atas. Keterampilan sosial peserta didik dalam bentuk kerja sama, gotong-royong, dan menolongpihak lain. Secara meyakinkan ditingkatkan melalui pendidikan IPS. Proses pembelajaran yang demikian. tidak hanya terbatas di dalam kelas dan di sekolah pada umumnya, melainkan lebih jauh daripada itu dilaksanakan dalam kehidupan praktis sehari-hari. Tugas mengamati masalah lingkungan dan masalah sosial pada umumnyaserta kerja sosial, seperti gotong-royong membersihkan lingkungan, secara terarah dan berkesinambungan. diberikan kepada peserta didik pada pendidikan IPS ini. B. NILAI PRAKTIS Kita bersama sepakat bahwa pembelajaran dan pendidikan apa pun, nilainya tidak berarti Apabila tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan lain perkataan, pembelajaran dan pendidikan dianggap tidak memilikimakna yang baik, Jika tidak memilikinilaipraktis. Oleh karena itu., pokok bahasan IPS itu, jangan hanya tentang pengetahuan yang konseptual-teoretis belaka, melainkan digali darikehidupan sehari-hari, Misalnya mulai dari lingkungan terkecil keluarga, di pasar, di jalan, di tempat-tempat bermain dan seterusnya. Dalam halini. nilai praktis itu disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta didik seharian. Pengetahuan IPS yang prakitstersebut bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengarkan radio, membaca buku cerita, menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari sampai dengan pengetahuan IPSyang bergunamelaksanakan pekerjaan sebagai wartawan, pejabat daerah, dan demikianselanjutnya. Pembelajaran pada pendidikan IPS tersebut di prosessecara menarik, tidak terlepas dan kehidupan sehari-hari. dan secara Langsung ataupun tidak langsung memilikinilaipraktis serta strategis dalam membina SDM sesuai dengan kenyataan hidup halini, terutama untuk masa-masa yang akan datang. C. NILAI TEORETIS Membina peserta didik halini padaproses perjalanannya diarahkan menjadi SDM untuk hariesok. Oleh karena itu, pendidikan IPS tidak hanya menyajikandanmembahas kenyataan. faktadan data yang terlepas-lepas, melainkan Iebih jauh dari pada itu menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lain-lainnya. Peserta didik dibina dan dikembangkan daya nalarnya ke arah dorongan mengetahui sendiri kenyataan (sense of reality) dan dorongan menggali sendiri di lapangan (sense of discovery). Kemampuan menyelidiki dan meneliti dengan mengajukan berbagai pernyataan (sense of inquiry) mereka dibina serta dikembangkan. Dengan demikian, kemampuan mereka mengajukan “hipotesis” dan dugaan-dugaan terhadap suatupersoalan. juga berkembang. Dengan lain perkataan kemampuan mereka “berteori” dalam pendidikan IPS. dibina dan dikembangkan. Dalam menghadapi kehidupan sosial yang berkembang dengan cepat dan juga cepat berubah, kemampuan berteori ini sangat berguna serta strategis. Melalui pendidikan IPS, nilai teoretis ini dibina dan dikembangkan. D. NILAI FILSAFAT Pembahasan ruang lingkup IPS secara bertahap darikeseluruhan sesuai dengan perkembangan kemampuan peserta didik, dapat mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial. Melalui proses yang demikian. peserta didik dikembangkan kesadaran dan penghayatannya terhadap keberadaannya di tengah-tengahmasyarakat, bahkan juga di tengab-tengah alam raya ini. Dan kesadaran terhadap keberadaan tadi, mereka disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhadap masyarakat, bahkan terhadap alam Iingkungan secara keseluruhan. Dengan lain perkataan, kemampuan mereka merenungkan keberadaan dan peranannya di masyarakat ini, makin dikembangkan. Atas kemampuan mereka berfilsafat, tidak input dari jangkauan pendidikan IPS. Dengan demikian. nilai filsafat yang demikian sangat berfaedah dalam kehidupan bermasyarakat. tidak luput dari perhatian pendidikan IPS ini. E. NILAI KETUHANAN Anda dapat menghayati sendiri dalam menikmati segala yang kita peroleh sebagai manusia. makhluk sosial yang berbeda dengan mahluk-mahluk hidup ciptaan Yang Maha Kuasa, baiktumbuh-tumbuhan maupun binatang. Kenikmatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan yang telah membawa manusia sendiri untuk mampu memenuhikebutuhannya darisumber daya yang telah disediakan oleh-Nya. Kenikmatan kita sebagai manusia mampu menguasai IPTEK, menjadi Iandasan kita untukmendekatkan diri dan meningkatkan Iman dan Takwa (IMTAQ) kepada-Nya. Kekagumankita sebagai manusia kepada segala ciptaan-Nya baik berupafenomena fiskal, alamiah maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang berfalsafahkah Pancasila. Pendidikan IPS dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang demikianluas cakupannya, menjadi landasan kuat bagi penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan yang menjadi kunci kebahagiaan kita baiklahir maupun batin. Nilai ketuhanan ini menjadi landasan moralitas Sumber Daya Manusia (SDM) han ini dan terutama masa akan datang. Hal iniwajib menjadi perhatian Anda dan kita selaku guru IPS bahwa materi dan proses pembelajaran apa pun pada pendidikan IPS, wajib berlandaskan pada nilai-nilai Ketuhanan. Sebagai seorang pembelajar yang memilikitugas membelajarkan peserta didik dalam rangka meningkatkan kompetensi yang para peserta didik miliki masing-masing, hal inimengandung arti bahwa setiap peserta didik datang ke sekolah tidaklah kosong sama sekali oleh pengetahuan sosial. Mereka telah memilikimasing-masing pengetahuan sesuai dengan pengalaman dan penghayatannya selama mereka tinggal bersama masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, pengetahuan sosial yang dimiliki oleh peserta didik merupakan modal dasar yang berharga dan tidak boleh diabaikan, bahkan dijadikan sebagai awal untuk dikembangkan lebih lanjut secara bertahap dan berkesinambungan. Melalui proses yang menarik perhatian, fenomena yang ada di sekitar mereka, dijadikan sebagai bahan pembahasan yang makin memperkaya pengetahuan peserta didik, dapat mempertajam penalaran, meningkatkan kesadaran sosial dengan berbagai keterampilan yang sesuai. Kehidupan sosial secara nyata sehari-hari yang pernah mereka alami dan mereka amati, dalam proses pembelajaran dibawa ke dalam kelas untuk ditingkatkan maknanya sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didikDengan demikian, proses pembelajaran yang bertahap dan berkesinambungan dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan perencanaan sebelumnya. Di atas telah disinggung bahwaproses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan .secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing. Misalnya, masyarakat yang menjadi objek formalpembelajaran di mulaidarikeluarga, para tetangga, kampung. desa, kecamatan. kabupaten. provinsi dan seterusnya. Sedangkan yang menjadi objek materialnya, meliputi aspek-aspek kehidupan sosialekonomi, budaya, sejarah, geografi, politik, tata negara dan lainnya sesuai dengan taraf kemampuan berpikir mereka. Penentuan bobot luas dan kedalaman materi aspek-aspek tersebut secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan Sikap dan kemampuan peserta didik. Ragam pembelajarannya pun harus disesuaikandengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik didalam kelas maupun di luar kelas. Namun, sesuai dengan kenyataan keseharian yang mereka temui dan lakukan sehingga peserta didik tersebut dibelajarkan dalam kehidupan yang sesungguhnya. Baik di lingkungan keluarga dan lingkungan yang lebihluas sekitar mereka. lnteraksi edukatif yang terjadi antara Anda sebagai pembelajar dan peserta didik tidak hanya sepihak dalam bentuk yang kurang menarik, melainkan dikembangkan melalui pendekatan metode interaktif, seperti tanya jawab, diskusi, simulasi, inquiry, sosiodrama, dan lainnya. Pendekatan dan metode tersebut di atas digunakan secara bervariasi dan terpadu. Demikianpula proses pembelajaran IPS dapat pula dilakukan di luar sekolah melalui pendekatan karyawisata, dan tugs porto polio. Hal ini sebagai antisipasi banyaknya kegiatan dan hal-hal yang tidak dapat dilaksanakan di dalam kelas atau lingkungan sekolah. Hal ini dapat dilakukan oleh Anda melalui metode penugasan sesuai dengan usia dan kemampuan berpikir peserta didik masing-masing. Tugas-tugas yang dibebankan kepada peserta didik sifatnya tidak boleh memberatkan peserta didik, namun memiliki tujuan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta sikap peserta didik. Misalnya dalam bentuk membaca (buku, majalah, surat kabardan lainnya), hal inipun harus di antisipasi apakahsetiap peserta didik memilikibahan-bahan tersebut, setidaknya sebagian besar siswa memilikisumber-sumber yang ditugaskan tersebut. Tugas Iainnya, misalnya kliping mengumpulkan gambar-gambar, mendengarkan siaran radio, televisi, dan lainnya. Namun, Anda sudah tahu bahwa siaran radio dan televisi tersebut memangada disiarkan. misalnyahariapa, jam berapa, radio apa, siaran televisi apa, dan lainnya Apabila hal tersebut tidak memungkinkan buatlah tugas pengganti sesuai dengan kondisi dan kemampuan peserta didik, jangan diukur daridiri Anda karena yang belajar bukanlah Anda, tetapi peserta didik. Di atas dijelaskan bahwa pembelajaran pendidikan IPS sifatnya bertahap-berkesinambungan sesuaidengan ruang lingkup dan aspek-aspek kehidupan sosial, silahkan Anda perhatiangambar berikut untuk memandu Anda mengembangkan bahan Kegiatan Belajar 2 Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS pada proses pembelajaran kedua ini kita akan mencoba membahas tentang berbagai karakteristik konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran bidang studi ilmu Pengetahuan Sosial sebagaiprogram pendidikan pada tingkat persekolahan mulai tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan, bahkan bagi kepentingan pengembangan daya nalar pada tingkat Perguruan Tinggi. Konsep-Konsepdasar tersebut sebenarnya dikembangkan melalui ilmu-Ilmu Sosial, seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi sosial, politik, dan hukum. Konsep-konsep tersebut dikembangkan berdasarkan pendekatan interdisipliner. Tujuan utama setiap pembelajaran Ilmu Sosial adalah membentuk warga negara yang baik (god citizenship), demikian pula halnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai satuprogram pendidikan juga memilikitujuan yang sama. yakni membentuk warga negara yang baik. Namun, dalam proses penyajiannya IPS memiliki karakteristik tersendiri, dalam arti tidak sama dengan karakteristik Ilmu-ilmuSosialyang ada walaupun demikian keberadaan Ilmu-ilmu Sosial taakdapat terpisahkan dari IPS karena konsep-konsep Ilmu-Ilmu Sosialmerupakan sumber utama bagi pengembangan materipembelajaran program IPS. Kita telah sepakat bahwa ruang lingkup IPS itutidak lain adalah kehidupan sosial manusia di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber nama IPS, Aspek kehidupan sosial apa pun yang kita pelajari. apakah itu hubungan sosial. ekonomi, budaya. kejiwaan, sejarah, geografi ataukah itu politik, bersumber darimasyarakat. Sebagai contoh, secara langsung kita mengamati. mempelajari, bahkanmengalami.aspek kehidupan sosial yang kita sebut ekonomi, tidak terlepas darimasyarakat. Ataupun dengan perkataan lain, aspek ekonomiini bersumber dari masyarakat. Pemenuhan kebutuhan pokok, hubungan kegiatan ekonomi, seperti pedagang, proses produksi, semuanya terjadi di masyarakat. Dengan demikian. masyarakat inimenjadi sumber materi IPS. Materi IPS dapat dipelajari dan menjadi bahanpembelajaran. tidak hanya kehidupan nyata sesaat di masyarakat, melainkan juga meliputi cerita cerita, novel. kisah-kisah tokoh terkenal yang dapat kita baca, serta dapat juga di baca oleh peserta didik. Oleh karena itu, bahan bacaan, seperti buku, surat kabar, majalahdan makalah, juga menjadi sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS. Dan bahan bacaan tadi, dapat diperoleh berbagai pengetahuan termasuk di dalamnya pengetahuan sosial juga nilai-nilai yang bermakna dalam kehidupan ini. Dengan demikian, bahan bacaan itu, merupakan sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS yang berharga serta bernilaidalam membina kepribadian peserta didik. Selanjutnya, berita dan pemberitaan, baikberkenaan dengan kehidupan sosial setempat (lokal) maupun pada tingkat daerah (regional), nasional dan juga dunia (global) merupakan bahan pengetahuan serta dapat juga di pelajari. Oleh karena itu, surat kabar, radio dan TV merupakan sumber berita serta pemberitaan yang sekaligus juga sebagai sumber materi IPS dan sumber pemberitaan IPS. Peristitwa kehidupan sosial di tempat lain yang tidak dapat secara langsung kita saksikan dan kita amati, melalui sumber tadi, dapat kita ketahui, bahkan lebih jauh daripada itu, dapat pula kita analisis. Materi IPS yang berupa kehidupan sosial manusia dengan segala aspek dan permasalahannya, tidak selalu dapat kita pelajari secara langsung darisumber utamanya di masyarakat. Apabila jika kita ingat bahwa sebagian dariproses pembelajaran IPS tidak selamanya dilakukan dalam kelas. Hal-hal yang tidak dapat diamati dan di pelajari sesuaidengan keadaan aslinya di lapangan, memerlukan alat atau perantara sebagai media. Dengan demikian, pembahasan kita selanjutnya berkenaan dengan media ini yang kita sebut media pendidikan dan pembelajaran IPS. Misalnya, dalam kehidupan sosial kita manusia, ada aspek sejarah. yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang telah lalu yang tidak kita alamisendiri. Namun demikian, peristiwa-peristiwa yang bersejarah itu sangat bermakna dan bernilai bagi kehidupan kita saat ini. Oleh karena itu, materi sejarah itu menjadi materi IPS dan pembelajaran IPS. Peristiwa sejarah dan peristiwabersejarahtersebut, dapat kita pelajari daribenda-benda peninggalan masa lampau, seperti peralatan, barang-barang berharga, barang-barang seni, prasasti, candi dan bangunan lainnya. Bahkan peristiwa-peristiwa itu dapat pula dipelajari pada sisa-sisa makhluk (tumbuhan, hewan) yang telah membatu (fosil). Semua benda peninggalan tadi. biasa disebut dokumen. Oleh karena itu. dokumen itu juga merupakan sumber materi IPS dan sumber pembelajaran IPS. Benda-benda peninggalan masa lampau yang telah menjadi dokumen, sebagian masih tetap ada di tempatnya semula, seperti candi-candi dan bangunan bersejarah lainnya, serta sebagian lagi disimpan di museum.. Oleh karena itu, candi, bangunan bersejarah dan museum juga merupakan sumber materi IPSdan sumber pembelajaranIPS. Dan dokumen, candi, bangunan bersejarahdan museum, banyak hal yang bermakna yang dapat kita pelajari, khususnya mengenal peristiwamasa Iampau, baik yang bernilai positif yang membawa rahmat maupun yang bernilai negatif yang telah membawa laknat serta malapetaka dalam kehidupan manusia masa lampau. Dalamproses pembelajaran IPS, mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah dan khususnya museum, dapat mengembangkan wawasan kita, terutama wawasan peserta didik terhadap masa lampau dan selanjutnya dapat dijadikan pisauanalisis perhitungan kemajuan serta kemungkinan kejadian yang akan datang. Sebagai program pendidikan IPS yang Iayak harus mampu memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai keterampilan. serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar peserta didik menjadi warga masyarakat yang berguna, baikbagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ketiga aspek yang dikaji dalam proses pendidikan ilmu Pengetahuan sosial (memberikan berbagai pengertian yang mendasar. melatih berbagai keterampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan) merupakan karakteristik IPS sendiri. Untuk lebih memberikan wawasan yang lebih. apa saja yang tercakup dari Ketiga aspek kajian tersebut, silakan Anda simak penjelasan di bawah ini. 1. Berbagai pengertian yang selayaknya dimiliki oleh setiap peserta didik melalui program pendidikan IPS. antara lain berikut ini. a. Aspek-aspek mama dalam lingkungan keluarga b. Aspek-aspek utama darillingkungan sosial. c. Aspek-aspek utama dari lingkungan alamsekitar. d. Kesalingtergantungan di antara individu. masyarakat, bangsa dan negara. e. Berbagai upaya manusia beradaptasi dan bekerja sama dalam pelestarian lingkungan. f. Berbagai cara manusia memerintah dan diperintah. g. Berbagaifungsi kontrol sosial dalam kelompok. h. Hubungan timbal balik antara individu dan antarmasyarakat. i. Berbagai cara manusia memenuhi kebutuhan dasarnya, baikekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. j. Perkembangan-perkembangan utama dan peradaban manusia, k. Sifat-sifat yang membentuk kepribadian manusia. l. Perkembangan sikap. nilai, dan moral sebagai warga masyarakat dan negara. 2. Berbagai keterampilan yang harus dikembangkan melalui program pendidikan IPS, antara lain berikut ini. a. Berpikir kritis. b. Menganalisis dan memecahkan masalah. c. Menentukan dan mengumpulkan informasi atau data. d. Mampu mengorgarisasikan dan menilai secara logis. e. Membaca dan mendengarkan untuk mampu mengerti secara nalar. f. Berbicara dan menulis yang sistematis. g. Menginterpretasikan atau membaca peta globe, bagan, statistik, dan grafik secara akurat. h. Menggunakan konsep ruang dan waktu. i. Ikut dalam kegiatan kelompok. 3. Berbagai sikap moral yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran pendidikan IPS, antara lain berikut ini. a. Menghargai harkat sesama individu. b. Yakin akan adanya persamaan kesempatan dalam berbagai hal bagi semua orang. c. Menjunjung tinggi supremasi hukum. d. Bekerja sama demi kebahagiaan bersama. e. Bersedia membuktikan tanggung jawab sebagai warga negara. f. Yakin akan perlunya demokrasi. g. Yakin bahwa manusia mampu mengatur dirinya sendiri. h. Yakin bahwa problema sosial mampu dipecahkan melaluipemikiranyang kritis. i. Yakin akan masa depan yang lebih baik. j. Yakin mampu menghadapi arus globalisasi secara positif. Seluruh rincian yang dipaparkan di atas merupakan karakteristik pengembangan tujuan pengajaran 1PS sebagaitujuan jangka panjang, yang hanya mampu dicapai melalui pembaharuan pendidikan IPS sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. serta pola modernisasikehidupan masyarakat. serta perkembangan dunia internasional dengan globalisasinya. Pembaharuan di bidang pembelajaran IPS, memang agak tertinggal dibandingkan dengan pembelajaran-pembelajaran IPA atau science, juga bahasa. Wacana-wacana pembaharuan pembelajaran IPA. dan bahasa banyak dibahas dalamberbagai media massa, namun sebaliknya wacana pembaharuan pembelajaran bidang IPS, masih kurang mendapat tempat dalam media massa. Nu’man Somantri, yang dikutip oleh Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai ekcperimen. Adapun ciri-ciriyang kedapatan di dalamnya memuat rincian sebagai berikut. 1. Bahan pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah sosial dekat. Keterampilan berpikir (khususnya tentang menyelidiki sesuatu), serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam. 2. Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dan manusia. 3. Orgarisasi kurikulum IPSakan bervariasi dari susunan yang integreted (terpadu), correlated (berhubungan)sampai yang seperated (terpisah). 4. Susunan bahanpembelajaran akan bervariasi dan pendekatan kewargaan negara, fungsional. humanistis sampaii yang struktural. 5. Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi. 6. Evaluasinya tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor saja. tetapi juga mencobakan mengembangkanapa yang disebutdemocratic quotientdan citizenship quotient. 7. Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi program pembelajaran IPS, demikianpula unsur-unsur science, teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajarannya. Karakteristik lain yang juga merupakan ciri mandiri pengajaran pendidikan IPS, yakni digunakannya pendekatan pengembangan bahan pembelajaran IPS, dalam rangka menjawab permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran, baikdi Sekolah Dasar maupun Lanjutan. Numan Somantri pada point 3 di atas telah menyinggung akan kebutuhan pembaharuan pengajaran pendidikan IPS dan untuk memberikan gambaran utuh tentang ciri pengembangan berbagai pendekatan pembelajaran IPS, Anda perhatikan penjelasan di bawah ini. 1. Separated Subject Pengorganisasian kegiatan pembelajaran dalam bentuk bagian-bagian yang saling terpisahantara satu dengan yang lain. Masing-masing bagian disertai dengan satukesatuan waktu yang terpisah. Bahan disajikan secara terpisah dan berbeda dengan bagian-bagian yang lain. Proses pembelajaran semacam inidapat kita temukan pada sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). dan tingkat Perguruan Tinggi. 2. Correlation of Subjects Suatu modifikasi dan bentuk pendekatan separated subjects dikenal sebagai pendekatan korelasi (correlation of subjects) . Melalui pendekatan ini. sebagian pengajaran musik, misalnya atau satu wacana, dapat dihubungkan dengan konsep-konsep yang ada dalamIPS. Masalah pemilihan bacaan yang dapat dikaitkan dengan topik-topik IPS, hendaknya diseleksi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, serta pengaturan waktu yang telah ada. Dengan perencanaan yang seperti ini. diharapkan akan dapat dihindari adanya pemisahan subjek-subjek yang ada, namun tetap menunjukkan antarhubungan antara ilmu-ilmu sosial yang ada. 3. Integration of Fusion Pada sisi yang lain sering kita saksikan para pembelajar kurang mampu mengetahui batas-batas yang ada di antara berbagai subjek sehingga seolah-olah kabur. Nilai utama digunakannya pendekatan ini adalah dengan digunakannya seluruh subjek untuk meningkatkan proses pembelajaran Namun, kelemahan yang sering pula nampak adalah apabila guru terlalu bertumpu atau terlalu mendasarkan pada suatu subjek tertentu, dan kurang memperhatikan keterampilan mengajarnya. Apabila hal initerjadi maka bahasan dapat menghambat IPS karena alokasi waktu yang sedikit, terutama untuk bila untuk mengembangkan kreativitas-kreativitas yang dipersyaratkan proses pembelajaran tersebut. Fokus perhatian setiap cabang ilmu sosial beraneka ragam coraknya, sebagai contoh dapat terlihat dari daftar titik berat perhatian tiap ilmu sosial sebagai berikut. Ekonomi, objeknya mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai kemakmuran. Politik, mempelajari kehidupan negara, pemerintahan dan kehidupan manusianya sebagai “an organized of political man”. Ekologi, mempelajari bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan alamnya. memelihara, mengembangkan. dan melestarikannya. Sosiologi, mempelajari bentuk dan proses sifat atau cra yang timbul darikehidupan masyarakat, yaitu lnteraksi sosial yang dilembagakan. Antropologi, mempelajari tentang manusia dan karyanya “the science of group of men and their behavior and productions”. Psikologi Sosial, mempelajari proses mental manusia sebagai anggota masyarakat. Sejarah. mempelajari aspek historis kehidupan manusia yang meliputi peristiwa kemanusiaan sesuai dengan kurun waktunya dan sesuai dengan urutan kejadian Geografi, mempelajari relasi manusia dengan akan yang terungkapkan pada pemanfaatan alam dalam berbagai bentuknya. Pemilihan atau seleksi konsep-konsep ilmu-ilmu sosial guna pengembangan materi pembelajaran IPS sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah mudah, namun harus didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang dikemukakan oleh Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) yang menyatakan prinsip-prinsip tersebut. antara lain berikutini. a. Keperluan Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta didik dalammemahami “dunia’ sekitarnya. OIeh sebab itu. lingkungan hidup yang berbeda memerlukan konsep yang berlainan pula. b. Ketepatan Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberipeluang bagi penafsiran yang Salah(salah konsep). c. Mudah dipdajari Konsep yang diperolehharus dapat disajikan dengan mudah. Fakta dan contohnya harus terdapat di lingkunganhidup peserta didik serta sudah dikenal oleh para peserta didik tersebut. d. Kegunaan Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia pada umumnya serta masyarakat lingkungan di mana ia hidup bersama dalam keluarga. dan masyarakat terdekat pada khususnya. Dengan menggunakan prinsip-prinsip tersebut di atas, sebagai pembelajar (pendidik) kita juga diharapkan mampu menghargai dan memperhatikan siswa dari segi: 1) kekayaan pengalaman yang dimiliki setiap siswa; 2) kekayaan konsep yang telah dipahaminya: 3) lingkungan hidup di mana ia bertempat tinggal; 4) tingkat kematangan berpikirnya. Untuk melengkapi pemahaman Anda tentang mata kuliah Konsep Dasar IPS. meliputi definisi, bahan pembelajaran, model pembelajaran, serta media pembelajaran. Pada bahasan selanjutnya kita akan coba melengkapinya dengan bagaimana sebenarnya pola evaluasi yang sesuai dan disarankan dalam konsep dasar IPS. Untuk mampu melakukan evaluasi pembelajaran IPS dengan baik. Anda selaku guru IPS harusmemahami apa hakikat evaluasi itu, kapan dilakukannya, dan apa fungsi serta tujuan evaluasi tersebut. Untuk memahamihal tersebut. marilah kita melakukan pembahasan lebih Ianjut. Secara umum, evaluasi itu hakikatnya adalah penialaian program. proses dan hal pendidikan. Oleh karena evaluasi yang sedang kitabahas iniberkenaan dengan evaluasi pembelajaran IPS maka evaluasi dalam pengertian itu tidak lain adalah penilaian program. proses, dan hasil pembelajaran IPS. Jika evaluasi iniditinjau dariproses pembelajaran. letaknya pada akhir proses. Kita tahu bahwa proses pembelajaran khususnya merupakan kegiatan yang bertahap-berkesinambungan, dan evaluasimenjadi puncaknya, menjadi titik kulminasi dan proses kegiatan keseluruhan. Namun demikian. tidak berarti bahwa pelaksanaan evaluasi inihanya dilakukan pada akhir proses tersebutkarena kita mengenal ada evaluasi formatif dan evaluasi simatif. Evaluasi pembelajaran IPS yang berkesinambungan, sebaiknya dilakukan terus-menerus sesuai dengan keterlaksanaan proses pembelajarannya. Evaluasi semacam inimerupakan barometer atau pengecekan apakah proses yang berlangsung itu dapat diikuti dan dipahami oleh peserta didik, serta seberapa besar penguasaan atau pemahaman peserta didik. Apakah target yang telah ditetapkan atau kompetensi yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai. Evaluasi semasam inibiasa kita sebut sebagai evaluasi formatif, sedangkan evaluasi yang merupakan kulminasi tadi. merupakan penilaian keherhasilan dariseluruh rangkaian proses kegiatan pembelajaran atau biasa kita sebut dengan evaluasi simatif. Pengertian evaluasi sebagai suatu penilaian secara umum, merupakan kegiatan yang sifatnya kualitatif, Sedangkanevaluasi dalam arti mengetahui keberhasilansecara kuantitatif harus diartikan sebagai kegiatan pengukuran. Pada pengertian pengukuran, evaluasi ini sifatnya lebih eksak dengan menerapkan besaran tertentu atau secara kuantitatif telah ditentukan angka-angkanya. Untuk menentukan bataskelulusan. peringkat dan besarnya angka yang dicapai peserta didik, pengukuran inilahyang berlaku, sedangkan untuk menilai baik, sedang, kurang dan buruk atau jelek yang sifatnya kualitatif, evaluasi dalam arti umum yang diterapkan. Namun, secara keseluruhan yang menentukan tingkat kualitatif pada tingkat tertentu, pengukuran dengan evaluasi inidigabungkan. Peringkat baik. sedang, kurang dan buruk itu ditentukan dengan angka hasil pengukuran. Evaluasi yang kita lakukan dalam proses pembelajaran IPS, memiliki beberapa fungsi yang bermakna. baik bagi kita selaku guru IPS maupun bagi peserta didik yang sedang menjalani proses pembelajaran. Bagi kita selaku guru IPS, evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar yang meliputi bobot materi yang disajikan. metode yang diterapkan, media yang digunakan, dan strategi yang dilaksanakan. Di sini, hasil evaluasi inidapat dijadikan dasar memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar tadi, sedangkan di pihak peserta didik. evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran oleh mereka, dan juga untuk mengungkapkan kemajuannya secara individual ataupun kelompok dalam mempelajari IPS. Evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran IPS sebagai kegiatan puncak pada proses pembelajaran. berpijak pada suatu tujuan. Oleh karena itu, tujuan utamanya diarahkan pada tugas kerja dan kepentingan peserta didik. Bagi tugas guru IPS, tujuan evaluasi itu untuk mendapatkan umpan balik hasil evaluasi yang berharga bagi perbaikan tugas kerja itu selanjutnya. Dan hasil evaluasi tadi, dapat di analisis faktor-faktor penunjang dan penghambat proses mengajar-membelajarkan yang dapat dijadikan landasan perhatikan tugas kerja guru IPS tersebut. Dari sudut peserta didik tujuan evaluasi iniadalah untuk mendorong mereka belajar IPS sebaik-baiknya agar mencapai makna sebesar-besarnya dan apa yang mereka pelajari. Bagi peserta didik yang hasil evaluasinya lemah. menjadi masukan bagi guru dalam menyusun program bimbingan individual untuk mereka dalam meningkatkan keberhasilan belajar IPS. Pada akhirnya, evaluasi inijuga merupakan laporan kepada masyarakat (orang tua) tentang hasil belajar para peserta didik. Evaluasi pembelajaran IPS yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang sebaik-baiknya, harus berlandaskan asas evaluasi, meliputi (1) asas komprehensif atau asas keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas kesinambungan. dan (3) asas objektif. Asas komprehensif pada evaluasi pembelajaran IPS, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi keseluruhan pribadi peserta didik yang dievaluasi, meliputi penguasaan materi (pengetahuan), kecakapan (kecerdasan), keterampilan, kesadaran, dan sikap mentalnya. Jika berpegang pada taksonoimibloom, evaluasi itu, meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan psikomotor. Asas kontinuitas pada evaluasi pembelajaran IPS mensyaratkan bahwa evaluasi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan mulai dan sebelum (pra) proses mengajarmembelajarkan IPS itu dilaksanakan, selama prosesitu berjalan atau di tengah-tengah (mid) proses berlangsung, dan setelah (pasca) proses tersebut berakhir. Pengajuan pertanyaan atau lontaran masalah oleh Anda selaku guru IPS itu terus dilakukan sebagai upaya pengecekan keberhasilan proses, sedangkan asas objektif pada evaluasi pembelajaran IPS mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa adanya. Anda selaku guru IPS wajib memperlakukan bahwa tiap peserta didik memiliki peluang clan kesempatan yang sama untuk dievaluasi, kecenderungan sikap subjektif dan Anda selaku guru. harus disingkirkan. Dengan demikian, evaluasi yang baik dan memenuhi syarat, wajib dirancang sebaik-baiknya sesuai dengan asas-asasnya. Evaluasi pembelajaran IPS secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes dan nontes. Ke dalam bentuk tes, termasuk tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan, sedangkan ke dalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran IPS initentu saja Anda menentukan bentuk mana yang paling serasi dengan tingkat kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik yang dievaluasi. Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik itu bagaimana. Dengan mengetahui kemampuan awal ini, Anda selaku guru IPS dapatmembandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan setelah pembelajaran itu berakhir. Dengan demikian, Anda dapat mengetahuiperubahan perilaku dan kemampuan sebagai hasil pembelajaran IPS. Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama bukan untuk menilai kemampuan. melainkan untuk mencek apakah proses pembelajaran yang sedang berlangsung itu dapat diserap atau tidak oleh peserta didik. Pada kesempatan ini sekaligus Anda dapat memperbaiki tugas kerja Anda selaku guru IPS, jika proses itu tidak memenuhi sasaran. Evaluasi padatahap pasca pembelajaran, adalah evalua.si sesuai dengan fungsi dan tujuannya yang mengungkapkan keberhasilan pembelajaran IPS, baikdari pihak Pemenuhan tugas Anda selaku guru IPS maupun dari pihak peserta didik yang menjadi subjek utama dalam pembelajaran IPS. Melalui pelaksanaan evaluasi sebagai titik kulminasi, segala macam yang berkaitan dengan IPS sebagai program pendidikan. Kegiatan Belajar 1 Sejarah Perkembangan IPS secara Umum Pada kegiatan belajar iniAnda akan diajak untuk membahas Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara umum. IPS adalah terjemahan dan Sosial Studies. Untuk mengetahui sejarah perkembangan IPS ini, tentu kita harus melihat sejarah perkembangan sosial studies yang berkembang di Amerika Serikat (AS). Perkembangan pemikiraninidapat di lihat di berbagai karya akademis yang dipublikasikan oleh National Council for the Sosial Studies (NCSS) sejak pertemuan organisasi tersebut pada tahun 1935 hingga sekarang. Pada pertemuan tersebut dialainisebuah kebingungan dan dengan refleksi pemikiran yang tidak jelas sebagai dampak dari perdebatan intelektual yang tidak terselesaikan. Namun demikian, terbuka sebuah harapan bahwa pada satusaat dapat dicapai suatu hasil yang gemilang di dalam sosialstudies. Hal tersebut dinyatakan oleh John L. Tildsley di dalam sajiannya bahwa hal tersebut memberi tanda: sejak awal pertumbuhannya bidang “sosialstudies” dihadapkan kepada tantangan untuk dapat membangun dirinya sebagai suatu disiplin yang solid. Definisi tentang “sosial studies” menurut Edgar Bruce Wesley pada tahun 1937 (Barr, Barth, dan Shermis, 1977:12), yaitu “The SosialStudies are the sosial sciences simplified for pedagogical purposes. Sosialstudies adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Pengertian itu, Kemudian dibakukan bahwa sosial studies”, meliputi aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi. dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk tujuan pembelajaran di sekolah dan di perguruan tinggi. Bila dianalisis dengan cermat, di dalampengertian awal “sosialstudies”tersebut di atas terkandung hal-hal sebagai berikut. 1. Sosial studies merupakan turunan dariilmu-ilmu sosial. 2. Disiplin inidikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan/ pembelajaran baik pada tingkat persekolahan maupun tingkat pendidikan tinggi. 3. Aspek-aspek dan masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai dengan tujuan tersebut. Antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan yang berkisar pada pertanyaan mesti tidaknya sosial studies menanamkan nilai dan sikap demokratis kepada para pemuda. Hal itu tumbuh sebagai salah satu dampak yang melahirkan tuntutan bagi sekolah untuk mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakatyang demokratis. Tuntutan tersebut telah mendorong munculnya upaya pemberian tekanan kepada pentingnya pengajaran sejarah. berupa fakta-fakta sejarah yang perlu mendapat perhatian: kelembagaan pemerintahan Amerika, dan analisis rinci mengenai Konstitusi Amerika. Situasi pembelajarannya kelihatan sangat kuat menekankan pada mata pelajaran sosial yang terpisah-pisah, memorisasi informasi faktual. dan transmisi secara tidak kritis dan nilai-nilai budaya terpilih. Pada tahun 1960-an. timbul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan, yang secara khusus dapat dipandang sebagai suatu revolusi dalam sosial studies, yang dipelopori oleh para sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosial. Kedua kelompok ilmuwan tersebut terpikat oleh sosialstudies, antara lain karena pada saat itupemerintah Federal menyediakan dana yang sangat besar untuk pengembangan kurikulum. Dengan dukungan dana tersebut para ahli dariberbagai disiplin bekerja sama untuk mengembangkan proyek kurikulumdan memproduksi bahan belajar yang sangat inovatif dan menantang dalam skala besar, Gerakan akademis tersebut dikenal sebagai gerakan the new sosial studies (sosialstudies gaya baru) Namun demikian, sampai tahun 1970-an ternyata gagasan untuk mendapatkan the new sosialstudies inibelum menjadi kenyataan. Isu yang terus menerpa sosial studies sampai saat iniadalahmengenai perlu tidaknya indoktrinasi. tujuan pembelajaran yang saling bertentangan, dan pertikaian mengenai isi pembelajaran. Pada tahun 1940-1960, ditegaskan oleh Barr. dkk. (1977:36). yaitu terjadinya Tarik-menarik antara dua visi sosial studies. Di satu pihak. adanya gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu sosial untuktujuan citizenship education, yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Di lain pihak. terus bergulirnya gerakan pemisahan berbagai disiplin ilmu sosialyang cenderung memperlemah konsepsi sosialstudies education. Hal tersebut, antara lain merupakan dampak dari berbagai penelitian yang dirancang untuk mempengaruhi kurikulum sekolah, terutama yang berkenaan dengan pengertian dan sikap siswa. Selain itu, juga merupakan dampak dari opini publik berkaitan dengan Perang Dunia Ke II, Perang Dingin, dan Perang Korea. serta kritik publik terhadap belum terwujudkannya gagasan John Dewey tentang pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam praktik pendidikan persekolahan. Pada tahun1955 terjadi terobosan yang besar, demikian diungkapkan oleh Barr, dkk. (1977: 37) berupa inovasi Maurice Hunt dan Lawrence Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalampengintegrasian pengetahuan dan keterampilan ilmu sosial untuk tujuan, citizenship education. Dikemukakan bahwa program sosialstudiesdi sekolah seyogianya diorganisasikan bukan dalam bentuk pembelajaran ilmu sosial yang terpisah-pisah, tetapi diorientasikan kepada closed areas atau masalah-masalah yang tabu dalam masyarakat, seperti isu tentang seks, patriotisme, ras yang biasanya penuhdengan prasangka. Ketidak tahuan, mitos, dan kontroversi, untuk diubah ke arah yang bersifat refleksi rasional. Dengan cara itu, sosial studies mulai diarahkan kepada upaya guna melatih para siswa untuk dapat mengambil keputusan mengenai masalah-masalah publik. Disiplin ilmu sosial diakui sangat berguna dalam memberikan fakta yang benar, dan teori serta prinsip yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan kecenderungan sosial studies untuk melatih keterampilan reflective thinking ini, demikianditekankan oleh Barr, dick. (1977: 37) diperkuat oleh gagasan Shirley Engle yang padatahun 1960 menerbitkan buku Decision Making: The Heart of Sosial Science Instructionyang secara mendasar dan tegas merefleksikan gagasan John Dewey tentang pendidikan berpikir kritis. Tekanan perubahan lain yang juga cukup dahsyat muncul pada tahun 1957 dalam bentuk upaya komprehensif untuk mereformasi sosial studies. Pemicu perubahan tersebut adalah keberhasilan Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa “Sputnik” yang telah membuat Amerika menjadi panik dan merasa jauh tertinggal dari Rusia, dan dipublikasikannya hasil penelitian dua orang dosen Purdue University, H. H. Remmers dan D. H. Radler yang dikenal dengan Purdue Opinion Poll.Penelitian dengan sampel anak usia sekolah inimenyimpulkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, hanya 35% dari pemuda yang percaya bahwasurat kabar perlu diizinkan untuk menerbitkan apa saja yang diinginkannya. Kedua, sebesar 34% percaya bahwa pemerintah perlu melarang sebagian orang untukBerbicara. Ketiga, sebesar 26% percaya bahwa polisi perlu diizinkan untuk menggeledah rumah seseorang tanpa jaminan. Keempat:, sebesar 25% merasakan bahwa beberapa kelompok tidak perlu diizinkan mengadakan pertemuan. Hasil penelitian inidinilai merupakan salah satu petunjuk kegagalan sosial studies yang pada saat itu expository. dan sekaligus memberikan indikasi perlunya perubahanpembelajaran: sosial studies menjadi pembelajaran yang berorientasi kepada the integrated, reflective inquiry, and problem centered (Barr, dick.; 41-82). Kesemua itu telah memperkuat munculnya gerakan the new sosial studies. Gerakan the new sosialstudies yang menjadi pilar dariperkembangan social studies pada tahun 1960-an, bertolak dari kesimpulan bahwasosial studies sebelumnya dinilai sangat tidak efektif dalam mengajarkan substansi dan mempengaruhi perubahan sikap siswa. Oleh karena itu, para ilmuwan, dalam hal ini sejarawan dan ahli-ahli ilmu sosialbersatu padu untuk bergerak meningkatkan sosial studies kepada taraf higher level of intellectual pursuit (Barr, dkk. 1977 : 42) yakni mempelajari ilmu sosialsecara mendasar. Dengan orientasi baru tersebut maka dimulailah era modus pembelajaran sosial science education. ‘ Gerakan tersebut dipacu lebih kuat oleh pemikiranBruner yang dengan tegas berargumentasi bahwa pandangan inisangat mempengaruhi pikiran dan sikap para sejarawan dan ahli ilmu sosial, dan mereka berargumentasi mengapa harus bersusah payah mengembangkan sosial studies, toh konsep, generalisasi, teori dan prosedur, serta model disiplin akademik dapat diajarkan kepada anak dariberbagai tingkat usia sekolah. Atas dasar pendapat tersebut, pada akhirnyapara sejarawan, ahli ilmu sosial, dan pendidikan sepakat untuk melakukan reformasi sosialstudies dengan menggunakan cam yang berbeda dan sebelumnya pendekatan tersebut adalah dengan melalui proses pengembangan kurikulumsekelompok pendidik, ahli psikologi, dan ahliilmu sosialsecara bersama-sama mengembangkan bahan belajar berdasarkan temuan Penelitiandan teori belajar, Kemudian diujicobakan di lapangan, selanjutnya direvisi, dan pada akhirnyadisebarluaskan untuk digunakan secara meluas dalam dunia persekolahan. Pada era itu tercatat lebih dan 50 proyek pengembangan kurikulumdan bahan belajar sosialstudies, termasuk di dalamnya proyek yang mencobamerintis pengintegrasian sosialstudies untuk tujuan citizenship education. Pada akhir dasa warsa 1960-an tercatat (Barr, dkk.: 45) adanya perubahandan orientasi padadisiplin akademik yang terpisah-pisah ke suatu upaya untuk mencari hubungan interdisipliner. Untuk iniTheSosial Studies Curriculum Center at Syracuse mengidentifikasi 34 konsep dasar yang digali darisejumlah ilmu sosial yang dinilai perlu untuk diajarkan di sekolah. Hal ini memberi petunjuk terjadinya rekonsiliasi para ahli ilmu sosial dengan kelompok yang menekankan sosial studies dan citizenship education. Padamasa itu Paul R. Hanna merintis pengembangan kurikulum yang bertolak dariBasic human activities dan berhasil menghimpun lebih dan 3.000 generalisasi yang relevan, yang digali dan berbagaidisiplin ilmu sosial, Pada dasa warsa 1970-an, demikian direkam Barr, dkk. (1877: 46) terjadi pertumbuhan sosial studies yang serupa dengan perkembangan sebelumnyadengan hasilnya hampir semua proyek kurikulum menitikberatkan padainquiry process, decisionmaking, value question, and student oriented problems. Namun demikian. hasilstudi mengenai kurikulum dan pembelajaran sosial studies tersebut ternyata sangat mengejutkan. Para ahli ternyatamendapatkan kesimpulan yang sama, yakni terlepas dan upaya terbaik dari pada pendidik dan besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah, ternyata belum banyak terjadi perubahan di sekolah Barr, dkk., 1977 48) . Jika dilihat dari visi, misi dan strateginya, Barr, dkk. (1978: 1917) sosialstudies telah dan dapat dikembangkan dalam tiga tradisi, yakni sosialstudies Taught as citizenship Transmission, Sosial Studies Taught as sosialScience, and Sosial Studies Taught as Reflective Inquiry. Sedangkan definisi yang diajukannya adalah sebagai berikut. Definisi sosialstudies dan pengidentifikasian: sosialstudies atas tiga tradisi pedagogis tersebut di atasdapat dianggap sebagai pilar utama darisosial studies” pada dasa warsa 1970-an. Dalam definisi tersebut tersirat dan tersurat beberapa hal, pertama, sosial studies merupakan suatu sistem pengetahuan terpadu, kedua. misi utama sosialstudies adalah pendidikan kewarganegaraan dalam suatu masyarakat yang demokratis; ketiga, sumber utama konten sosialstudies adalah sosial science dan humanities; keempat. dalam upaya penyiapan warga negara yang demokratis terbuka kemungkinan perbedaan dalam orientasi, visi, tujuan, dan metode pembelajaran. Jika dilihat dari adanya variasi tiga tradisi sosialstudies menyiratkan bahwa terbuka kemungkinan untuk mengembangkansosialstudies atas dasar salah satutradisi atau kombinasi dua atau semua tradisi. Masing-masing tradisi tersebut secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut. Tradisi Citizenship Transmission merujuk pada suatu modus pembelajaran sosial yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang baik yang ditandai oleh Conforms to certain accepted practices, hold particular beliefs, is loyal to certain values, participates in certain activities, and conforms to norms which are often local to character (Barr. dkk, 1978 : 22). Oleh karena itu, tujuan dari tradisi iniadalah mengembangkan tradisi ini bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang baik sesuaidengan norma yang telah diterima secara baku dalam negaranya Sedangkan, tradisi sosial science merupakan modus pembelajaran sosial yang Juga mengembangkan karakter warga negara yang baik, yang ditandai oleh penguasaan tradisi ini memusatkan perhatian pada upaya pengembangan karakter warga negara yang baik, yang ditandai oleh kemampuannya dalam melihat dan mengatasi masalah-masalah sosial dan personal dengan menggunakan visi dan cara kerja ilmuwan sosial. Di lain pihak, tradisi Reflective Inquiry, merupakan modus pembelajaran sosial yang menekankan pada hal yang sama, yakni pengembangan warga negara yang baik dengan kriteria yang berbeda, yaitu dilihat dari kemampuannya Oleh karena itu. tujuan utama daritradisiini adalah memusatkan perhatian pada pengembangan karakter warga negara yang baikdengan ciri pokoknya mampu mengambil keputusan. Pada dasawarsa1980-an perkembangan sosialstudies ditandaioleh Iahirnya daripilar akademis: laporan pertama menghasilkan definisi, tujuan, Iingkup dan urutan materi mulai dan Kindergarten sampai dengan kelas XII (High School), rincian democratic beliefs and values, dan rincian Skill in the Sosial Studies Curriculum. Jika dilihat dari definisi dan tujuannya, sosialstudiesmenurut laporan tersebut terkadang hal-hal sebagai berikut pertama, .soclal studies merupakan mata pelajaran dasar di seluruh jenjang pendidikan persekolahan; kedua. tujuan utama mata pelajaraniniialah mengembangkan siswa untuk menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan. nilai, sikap dan keterampilan yang memadai untuk berperan serta dalam kehidupan demokrasi, ketiga; konten pelajarannya digali dan diseleksi darisejarah dan ilmu-ilmu sosial, serta dalam banyak hal darihumaniora dan sains, dan keempat:, pembelajarannyamenggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi. kemasyarakatan. pengalaman budaya, perkembangan pribadi siswa. Ke semua itu mencerminkan visi. misi dan strategi yang senapas dengan apa yang telah diajukan oleh Barr, dkk (1978). Hal tersebut sekaligus mencerminkan bahwa pada dasawarsa1980-an telah terjadi kristalisasi pemikiran: sosialstudies yang lebih solid dan telahmencairnya masalah ketakmenentuan, ketidakpastian, ketidakbersatuan dan ketidakmajuan yang menandai perkembangan sosialstudies pada45 dasawarsa sebelumnya. Sedangkan yang seyogianya menjadi tujuan dan sosial studies education adalah mengembangkan: “(1) civic Responsibility and active civic participation. (2) Perspective on their own life so they see them selve as part of the larger human adventure In time and place (3) A critical understanding of the history, geography, economic, political, and sosialinstitutions, traditions, and values of the United States as expressed in both their unity and diversity. (4) An understanding of other peoples and the unity diversity of worId history, geography, institutions, traditions and values. (5) Critical attitudes and analytical perspectives appropriate to analysis of the human condition” (NCSS, 1989 : 6). Jika dilihat dan karakteristik dan tujuannya, sosial studies educationatau sosial studies yang dipikirkan untuk Abad ke-21 masih tetap menempatkan pendidikan kewarganegaraan. Yakitpengembangan civic responcibility and active civic participation. sebagai salah satu esensi pengembangan kemampuan sosialyang berkenaan dengan visi tentang pengalaman hidupnya, pemahaman kritis terhadap ilmu-ilmu sosial, pemahaman tentang manusia dalam konteks persatuan di dalam perbedaan, dan analisis kritis terhadap keadaan kehidupan manusia. Hal ini mengandunganti lebih memantapkan pemikiran yang telah mengkristal sebelumnya. Sebagai mana telah dikemukakan dalam dokumen NCSS mengenai Scope and Sequence for the SosialStudies (NCSS: 1983). Bagaimanakah perkembangan pemikiran mengenai sosialstudies selanjutnya7 Pada tahun 1992. the board of direction of the national Council for the sosial studies mengadopsi visi terbaru mengenai sosial studies, yang kemudian diterbitkan dalam dokumen resini NCSS pada tahun 1994 dengan judul Expectations of Excellence: Curriculum Standard for Sosial Studies. Dokumen ininampaknya yang sedang mewarnaipemikiran dan praktis sosialstudies di Amerika Serikat sampai dengan saat ini. Di dalam dokumen tersebut (NCSS, 1994: 3) diadopsi pengertian sosial studiessebagai berikut. Secara esensial terkandung visi, misi, dan strategi pendidikan sosialstudies yang mengokohkan kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif daripara pakar dan praktisi yang tergabung dalam NCSS, yang secara sosial akademik sangat berpengaruh di Amerika Serikat, yang juga biasanya memberi dampak yang sangat signifikan terhadappemikiran dan praktisdalam bidangitudi negara lain. Haltersebut mengisyaratkan bahwa dalam dua dasawarsaterakhir, 1980 dan 1990-an, pemikiranmengenai sosialstudies yang sebelumnya dilanda penyakit ketidakmenentuan, ketakberkeputusan, ketakbersatuan, ketakbersatuan dan ketakmajuan, seperti telah di bahas pada awal modul ini. paling tidak secara konseptual telah dapat diatasi. Hal ini, merupakan suatu kemajuan besar dalam epistemologi disiplin pendidikan sosialstudies. Dengan demikian pula, dapat diperkirakan bahwa pemikiran tersebut akan banyak mewarnaipemikirandan praktis pendidikan sosialstudies di Amerika Serikat dan negara lainnya pada dasawarsa awal Abad ke-21. Sebagai rambu-rambu dalam rangka mewujudkan visi, misi dan strategi baru sosial studies tersebut, NCSS (1994) menggariskan hal-hal sebagaiberikut Pertama, program sosial studies mempunyai tujuan pokok yang ditegaskan kembali bahwa civic competence itu bukanlahhanya menjadi tanggung jawab dan sosial studies. Hal yang dimaksudkan adalah bahwa esensi tujuan tersebut lebih diutamakan dalamsosialstudies dari pada dalam bidang lain. Kedua, program sosialstudies dalam dunia pendidikan persekolahan. mulai dan pendidikan taman kanak-kanak sampaidengan pendidikan menengah. ditandai oleh keterpaduan “... knowledge, skills, and attitudes within and acrossdisciplines (NCSS, 1994:3). Halinimemberi dasar bahwa; pendidikan sosialstudies memilikidua alternatifyakni yang bersifat monodisipliner. Pada kelas rendah ditekankan padasosial studies yang mengintegrasikan beberapa disiplin yang bertolak dari suatu tema tertentu, misalnya tema time, continuity, and change yang memungkinkan guru mengembangkan pengalaman belajar siswa yang melibatkan disiplin sejarah. sains, dan bahasa. Padakelas-kelas lanjutan dan mengah program sosialstudies dapat diteruskan dengan pengintegrasian secara interdisipliner yang sering disebut secara interdisciplinaryyang lebih luas; atau dengan menempatkan suatu disiplin sehagai titik tolak, kemudian dikaitkan dengan disipliner: atau lintas disipliner. Oleh karena itu, pendekatan monodisipliner . .yang dimungkinkan, bukanlah dalam arti pembelajaran suatu disiplin sosial secara soliter, misalnya hanya sejarah atau geografi saja. Hal itu dapat di pahami karena fenomena dan masalah sosial dalam kenyataannya tidak bisa dipisahkan. misalnya antara pemanasan global, timbulnya elnino dan lanina. perubahanmusim (dimensi geografi), produktivitas pertanian, tingkat pendapatan petani. dan tingkat kesejahteraan (dimensi ekonomi) serta perlindungan hukum (dimensi politik). Ketiga, program socialstudies dititikberatkan pada upaya membantu siswa dalam construct a knowledge base and attitudes drawn from academic disciplines as specialized ways of viewing reality (NCSS, 1994 4). Di sini siswa diperankan bukansebagaipenerima pengetahuan yang pasif. tetapi sebagai pembangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang secara akademik terhadap realita. Nampaknya pandangan konstruktivisme yang menitikberatkan padaprocess of knowing akan menjadi salah satu pilar dan sosialstudiespada abad ke-21 tersebut, menggeser pandangan behaviorismeyang mengasumsikan pengetahuan ada di luar diri manusia dan menempatkan siswa sebagai recipient dan pengetahuan. Keempat, program sosial studies, mencerminkan”. . .Thechanging nature of knowledge, fostering entirely new and highly integrated approaches to resolving issues of significance to humanity” (NCSS, 1994 5). Dengan begitu hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara kotak-kotak, kini harus dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan berbagai disiplin. Kegiatan Belajar 2 Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia Untuk menelusuri perkembangan pemikiran atau konsep pendidikan IPS di Indonesia secara historis epistemologis terasa sangat sukar karena ada dua alasan. Pertama, di Indonesia belum ada lembaga profesional bidang pendidikan IPS seperti NCSS. Pengaruhnya lembaga serupa yang dimiliki Indonesia. yakni HISPISI (Himpunan Sarjana Pendidikan IPS Indonesia) usianya masih sangat muda dan produktivitas akademisnya masih sangat terbatas, sebatas pertemuan tahunan dan komunikasi antara anggotanya secara insidental. Kedua, Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontologi ilmu pendidikan (disiplin) IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui pusat pengembangan Kurikulum dan Sarjana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Diknas) dan Pusat Kurikulum (Puskur). Pengaruh akademis dan HISPISI .secara institutional terhadap pengembangan IPS tersebut sangatlah terbatas, sebatas yang tersalur melalui anggotanya yang kebetulan dilibatkan dalam berbagai kegiatan tersebut jadi sangat jauh berbeda dengan peranan dan kontribusi Sosial Studies Curriculum Task Force-nya NCSS di Amerika Serikat. Oleh karena itu,, perkembangan pemikiran mengenai pendidikan IPS di Indonesia akan di telusuri dari alur perubahan kurikulum IPS dalam dunia persekolahan dikaitkan dengan beberapa konten pertemuan ilmiah dan Penelitian yang relevan dalam bidang itu, yang secara sporadis dan yang dapat dijangkau. Istilah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). untuk pertama kalinya muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic Education tahun 1972 di Tawangmangu Solo menurut laporan Seminar tersebut (Panitia Seminar Nasional Civic Education, 1972:2, dalam Winataputra, I978:42) ada 3 Istilah yang muncul dan digunakan secara bertukar pakai (interchangeably), yakni: 1. pengetahuan sosial, 2. Studi sosial, dan 3. ilmu pengetahuan sosial Ketiga istilah ini diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah sosial yang dipilih dan dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-masalah sosial itu dapat dipahaimi oleh siswa. Dengan demikian, para siswa akan dapat menghadapi dan memecahkan masalah sosial sehari -hari. Pada saat itu. konsep I PS tersebut belum masuk ke dalam kurikulum sekolah, tetapi baru dalam wacana akademis yang muncul dalam seminar tersebut. Kemunculan Istilah tersebut bersamaan dengan munculnya istilah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dalam wacana akademis Pendidikan Sains. pengertian IPS yang disepakati dalam seminar tersebut dapat dianggap sebagai pilar pertama dalam perkembangan pemikiran tentang pendidikan IPS. Berbeda dengan pemunculan pengertian sosial studies dari Edar Bruce Wesley dalam pertemuan pertama NCSS tahun 1937 yang segera mendapat respons akademis secara meluas dan melahirkan kontroversi akademik. pemunculan pengertian IPS dengan mudah diterima dengan sedikit komentar. Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk ke dalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972-1973, yakni dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP Bandung. Hal ini terjadi karena kebetulan beberapa pakar yang menjadi pemikir dalam Seminar Civic Education di Tawangmangu itu, seperti Achmad Sanusi, Numan Somantri, Achmad Kosasih Djahiri, dan Dedih Suwardi berasal dari IKIP Bandung, dan para pengembangan Kurikulum PPSP IKIP Bandung berperan sebagai anggota Tim pengembang kurikulum tersebut. Dalam kurikulum SD 8 tahun PPSP digunakan istilah “Pendidikan Kewarganegaraan Negara/Studi Sosial” sebagai mata pelajaran sosial terpadu penggunaan garis miring nampaknya mengisyaratkan adanya pengaruh dan konsep pengajaran sosial yang walaupun tidak diberi label IPS, telah diadopsi dalam Kurikulum SD tahun 1968. Dalam kurikulum tersebut digunakan istilah Pendidikan Kewarganegaraan yang di dalamnya tercakup Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, dan Civics yang diartikan sebagai pengetahuan Kewargaan Negara. Oleh karena itu, dalam kurikulum SD PPSP tersebut konsep IPS diartikan sama dengan Pendidikan Kewargaan Negara. Penggunaan istilah studi sosial nampaknya dipengaruhi oleh pemikiran sebuah manuskrip berjudul Studi Sosial: “Pengantar menuju Sekolah Komprehensif yang isinya diwarnai oleh pemikiran Leonard Kenworth. (1970) dengan bukunya Teaching Sosial Studies. Sedangkan dalam kurikulum Sekolah Menengah 4 tahun, digunakan istilah yakni (1) ‘Studi Sosial” sebagai mata pelajaran inti untuk semua siswa dan sebagai bendera untuk mata pelajaran sosial yang terdiri atas geografi. sejarah, dan ekonomi sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS. (2) “Pendidikan Kewargaan Negara” sebagai mata pelajaran inti bagi semua jurusan; dan (3) “Civics dan Hukum” sebagai mata pelajaran mayor pada jurusan IPS (PPSP IKIP Bandung, 1973a, 1973b). Kurikulum PPSP tersebut dapat dianggap sebagai pilar kedua dalam perkembangan pemikiran tentang pendidikan IPS, yakni masuknya kesepakatan akademis tentang IPS ke dalam kurikulum sekolah. Pada tahap ini konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk, yakni: 1. pendidikan IPS, terintegrasi dengan nama Pendidikan Kewargaan Negara/Studi Sosial; 2. pendidikan IPS terpisah. di mana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung untuk mata pelajaran geografi. sejarah, dan ekonomi; 3. pendidikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus, yang dalam konsep tradisi sosialstudies termasuk “citizenship transmission” (Barr, dkk; 1978). Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi inspirasi terhadap Kurikulum 1975, yang memang dalam banyak hal mengadopsi inovasi yang dicoba melalui Kurikulum PPSP. Di dalam kurikulum 1975 pendidikan IPS menampilkan empat profil, yakni berikut ini. 1. Pendidikan Moral Pancasila menggantikan Kewargaan Negara sebagai suatu bentuk pendidikan IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmission. 2. Pendidikan IPS terpadu untuk Sekolah Dasar. 3. Pendidikan IPS terkonfederasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep payung yang menaungi mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi koperasi. 4. Pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi untuk SMA atau sejarah dan geografi untuk SPG (Dep. P dan K. 1975a; 1975b; 1975c; 1976). Konsep pendidikan IPS seperti itu tetap dipertahankan dalam kurikulum 1984. yang memang secara konseptual merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975 penyempurnaan yang dilakukan khususnya dalam aktualisasi materi yang disesuaikan dengan perkembangan baru dalam masing-masing disiplin. seperti masuknya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) sebagai materi pokok Pendidikan Moral Pancasila. Sedang konsep pendidikan IPS itu sendiri tidak mengalami perubahan yang mendasar. Dengan berlakunya undang-undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Dalam wacana pendidikan IPS muncul dua bahan kajian kurikuler Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Kemudian, ketika ditetapkannya kurikulum 1994 menggantikan kurikulum 1984, kedua bahan kajian tersebut dilembagakan menjadi satu mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Secara konseptual mata pelajaran ini masih tetap merupakan bidang pendidikan IPS yang khusus mewadahi tradisi citizenship :transmission dengan muatan utama butir-butir nilai Pancasila yang diorganisasikan dengan menggunakan pendekatan Spiral of Concept development ala Taba (Taba 1967) dan Expanding environment approach ala Hanna (dufty; 1970) dengan bertitik tolak dan masing-masing sila Pancasila. Dalam kurikulum 1994 mata pelajaran PPKN merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib di ikuti oleh semua siswa dalam setiap jenjang pendidikan (SD, SLTP. dan SMU). Sedang mata pelajaran IPS diwujudkan dalam 1. pendidikan IPS terpadu di SD kelas III sampai dengan VI; 2. pendidikan IPS terkonfederasi di SLTP yang mencakup materi geografi, sejarah, dan ekonomi kopera.si; 3. pendidikan IPS terpisah, yang mirip dengan tradisi ‘socia1 studies” taught as sosial science menurut (Barr. dkk.; 1978). Di SMU bidang pendidikan IPS terpisah terdiri atas mata pelajaran Sejarah Nasional dan Sejarah Umum di kelas I dan II: ekonomi dan geografi di kelas I dan II; sosiologi di kelas II; Sejarah Budaya di kelas III Program IPS. Dilihat dari tujuannya. setiap mata pelajaran sosial memiliki tujuan yang bervariasi. Mata pelajaran Sejarah nasional dan Sejarah umum bertujuan untuk “menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau hingga masa kini. menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta rasa bangga sebagai warga bangsa Indonesia, dan memperluas wawasan hubungan masyarakat antar bangsa di dunia: (Depdikbud. 1993; 2324). Dimensi tujuan tersebut pada dasarnya mengandung esensi pendidikan kewarganegaraan atas tradisi citizenship transmission (Barr. dkk.; 1978). Mata pelajaran Ekonomi bertujuan untuk memberikan pengetahuan konsep-konsep dan teori sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah-masalah ekonomi yang dihadapinya secara kritis dan objektif (Depdikbud. 1993:29). Sedang untuk program IPS mata pelajaran ekonomi ini bertujuan untuk “... memberikan bekal kepada siswa mengenai beberapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa.. dan masalah ekonomi yang di hadapi” (Depdikbud, 1993:29). Dan rumusan tujuan tersebut dapat ditafsirkan bahwa tujuan pendidikan ekonomi di SMU baik untuk program umum maupun untuk program IPS mengisyaratkan diterapkannya tradisi sosialstudies taught as sosial science (Barr, dkk.: 1978). Tradisi ini nampaknya diterapkan juga dalam mata pelajaran Sosiologi, Geografi, Tata Negara, Sejarah Budaya, dan Antropologi sebagaimana dapat dikaji dan masing-masing tujuan Mata pelajaran Sosiologi memiliki tujuan “... untuk memberikan kemampuan memahami secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari yang muncul seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya, menanamkan kesadaran perlunya ketentuan masyarakat. dan mampu menempatkan din dalam berbagai situasi sosial dengan kedudukan, peran, norma. dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat” (Depdikbud, 1993 : 30). Sedangkan mata pelajaran Tam Negara menggariskan tujuan “... untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan negara sesuai dengan tata kelembagaan negara, tata peradilan, sistem pemerintahan Negara RI maupun negara lain” (Depdikbud. 1993 31). Hal yang juga tampak sejalan terdapat dalam rumusan tujuan mata pelajaran Sejarah Budaya yang menggariskan tujuannya untuk ‘menanamkan pengertian adanya keterkaitan perkembangan budaya masyarakat pada masa lampau, masa kini, dan masa mendatang sehingga siswa menyadari dan menghargai hasil dan nilai budaya pada masa Iampau dan masa kini” (Depdikbud. 1993: 31). Demikian juga dalam tujuan mata pelajaran Antropologi yang dengan tegas diorientasikan pada upaya untuk “memberikan pengetahuan mengenai proses terjadinya kebudayaan, pemanfaatan dan perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama bangsa sendiri,” dan pada akhirnya dimaksudkan juga untuk “...menanamkan kesadaran tentang peranan kebudayaan dalam perkembangan dan pembangunan masyarakat serta dampak perubahan kebudayaan terhadap kehidupan masyarakat” (Depdikbud, 1993 : 33). Bila disimak dan perkembangan pemikiran IPS yang terwujudkan dalam Kurikulum sampai dengan dasa warsa 1990-an ini pendidikan IPS di Indonesia mempunyai dua konsep pendidikan IPS, yakni: pertama pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi citizenship transmission dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Nasional; kedua, pendidikan IPS yang diajarkan dalam tradisi sosial science dalam bentuk pendidikan IPS terpisah di SMU, yang terkonfederasi di SLTP, dan yang terintegrasi di SD. Selanjutnya perlu untuk dikaji lebih jauh bagaimana perkembangan pemikiran mengenai pendidikan IPS ini, bila dilihat dari kajian konseptual para pakar Indonesia. Dalam pembahasannya tentang “Perspektif Pendidikan Ilmu (Pengetahuan) Sosial, Achmad Sanusi (1998) dalam konteks pembahasannya yang sangat mendasar mengenai pendidikan IPS di IKIP, menyinggung sedikit tentang pengajaran IPS di sekolah. Sanusi (1998 : 222- 227) melihat pengajaran IPS di sekolah cenderung menitik beratkan pada penguasaan hafalan; proses pembelajaran yang terpusat pada guru; terjadinya banyak miskonsepsi; situasi kesal yang membosankan siswa; ketidak lebih unggulan guru sentralistik; pencapaian tujuan kognitif yang mengulit bawang”; rendahnya rasa percaya diri siswa sebagai akibat dari amat Iunaknya isi pelajaran, kontradiksi materi dengan kenyataan, dominannya latihan berpikir taraf rendah, guru yang tidak tangguh, persepsi negatif dan prasangka buruk dari masyarakat terhadap kedudukan dan peran ilmu sosial dalam pembangunan masyarakat. Oleh karena itu, Sanusi (1998) merekomendasikan perlunya reorientasi pengembangan yang mencakup peningkatan mutu SDM dalam hal ini guru agar Iebih mampu mengembangkan kecerdasan siswa Iebih optimal melalui variasi lnteraksi dan pemanfaatan media dan sumber belajar yang lebih menantang. Bersamaan itu pula diperlukan upaya konseptual, Sanusi (1998) : 24-247) menyarankan perlunya batasan yang jelas mengenai tujuan dan konten pendidikan ilmu sosial untuk berbagai jenjang pendidikan, termasuk di dalamnya pola pemilihan dan pengorganisasian tema-tema pembelajaran yang di nilai Iebih esensial dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perubahan dalam masyarakat. Dimensi konseptual mengenai pendidikan IPS nampaknya telah berulang kali di bahas dalam rangkaian pertemuan ilmiah, yakni Pertemuan HISPISI pertama tahun 1989 di Bandung, Forum Komunikasi Pimpinan HIPS di Yogyakarta tahun I 991, di Padang tahun 1992, di Ujung Pandang tahun 1993, Konvensi Pendidikan kedua di Medan tahun 1992. Salah satu materi yang selalu menjadi agenda pembahasan adalah mengenai konsep PIPS. Dalam pertemuan Ujung Pandang tahun 1993. M. Numan Somantri selaku pakar dan Ketua IIISPISI (Somantri: 1993) kemhali menegaskan adanya dua versi PIPS sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan Yogyakarta tahun 1991, sebagai berikut. “Versi PIPS untuk pendidikan Dasar dan Menengah: PIPS adalah penyederhanaan, adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan Versi PIPS untuk Jurusan Pendidikan IPS-IKIP: PIPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Kelihatannya HISPISI ingin mencoba menjernihkan pengertian PIPS dengan cara menggunakan label yang sama. yakni PIPS, tetapi dengan dua versi pengertian. yakni pengertian PS untuk pendidikan persekolahan dan untuk pendidikan tinggi untuk guru di IKIP/STKIP/FKIP, dari dua versi pengertian itu, yang membedakannya, dalam format sistem pengetahuannya. Untuk dunia persekolahan merupakan penyederhanaan atau sama dengan gagasan Wesley (1937) dengan konsep “sosial science simplified’...” sedang untuk pendidikan guru IPS berupa seleksi. Namun. rasanya perbedaannya tidak begitu jelas. kecuali seperti dikatakan oleh Somatri (1993) dalam tingkat kesukarannya sesuai dengan jenjang pendidikan itu, yakni di dunia persekolahan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, sedang di perguruan tinggi disesuaikan dengan taraf pendidikan tinggi. Kedua versi pengertian PIPS tersebut masih dipertahankan sampai dengan pertemuan Terbatas IIISPISI di Universitas Terbuka Jakarta tahun 1998 (Somantri, 1998:56), dan disepakati akan menjadi salah satu esensi dari position paper HISPISI tentang Disiplin PIPS yang akan diajukan kepada LIPI. Jika dilihat dan pokok-pokok pikiran yang diajukan oleh Numan Somantri selaku ketua HISPISI (Somantri: 1998) “Position Paper itu akan menyajikan penegasan mengenai kedudukan PIPS sebagai .synthetic discipline atau menurut Hartoonian (1992) sebagai integrated system of knowledge. Oleh karena itu, PIPS untuk tingkat perguruan tinggi pendidikan guru IPS. direkonseptualisasikan sebagai pendidikan disiplin ilmu. sehingga menjadi pendidikan disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial di singkat PDIPS. Dengan demikian kelihatannya HISPISI akan nemegang dua konsep yakni konsep PIPS untuk dunia persekolahan, dan konsep PDIPS untuk perguruan tinggi pendidikan guru IPS yang masih perlu dikembangkan adalah logika internal atau struktur dari kedua sistem pengetahuan tersebut Dengan demikian masing-masing memiliki jati diri konseptual yang unik dan dapat dipahaimi lebih jernih. Tentang kedudukan PIPS/PDIPS dalam konteks orang lebih luas tampaknya cukup prospektif. Misalnya, Dahlan (1997) melihat PIPS sebagai upaya strategis pembangunan manusia seutuhnya untuk menghadapi era globalisasi, Sementara itu Tsauri (1997: 1) yang mengutip, pemikiran Alfian ketika mengenang tokoh LIPI Professor Sarwono Prawirohardjo. melihat peranan PIPS dalam Perspektif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yang seyogianya memusatkan perhatian pada upaya pengembangan disiplin yang kuat, ketekunan yang luar biasa. integritas diri yang kokoh, wibawa yang mantap. rasa tanggung jawab yang tinggi. dan pengabdian yang dalam. Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS terpilah dalam dua arah, yakni Pertama, PIPS untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, yang diorganisasikan secara psikopedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan: dan kedua. PDIPS untuk perguruan tinggi pendidikan guru IPS yang pada dasarnya merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah dan meta psikopedagogis dan ilmu-ilmu sosial. humaniora dan disiplin lain yang relevan untuk tujuan pendidikan profesional guru IPS. PIPS merupakan salah satu konten dalam PDIPS. PIPS untuk dunia persekolahan terpilah menjadi dua versi atau tradisi akademik pedagogis, yakni Peritama, PIPS dalam tradisi citizenship transmission dalam bentuk mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Sejarah Indonesia: dan kedua, PIPS dalam tradisi sosial science dalam bentuk mata pelajaran IPS terpadu untuk SD, dan mata pelajaran IPS terkonfederasi untuk SLTP, dan IPS terpisah-pisah untuk SMU. Kedua tradisi PIPS tersebut terikat oleh suatu visi pengembangan manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana digariskan dalam GBHN dan UU No.9/1998 tentang sistem Pendidikan Nasional. Perkembangan pemikiran mengenai PIPS ini amat berpengaruh pada pemikiran mengenai PDIPS di IKIP/FKIP/ STKIP. Pendidikan IPS pada program perguruan tinggi pendidikan IPS. sampai dengan saat ini memang dibina oleh IKIP, STKIP dan FKIP. Apabila dilihat data visi epistemologi, pendidikan IPS merupakan satu sistem pengetahuan terpadu yang sedang tumbuh menjadi suatu disiplin baru dalam wacana keilmuan kependidikan. Untuk sementara sebagai embrio HISPISI memberi nama disiplin itu pendidikan disiplin IPS. Secara filsafat ilmu pengetahuan bagian dart pengetahuan, yakni pengetahuan yang bersifat ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasikan dan bersistem yang digali dan di bangun dengan menggunakan pendekatan ilmiah menurut Goldmark (1968. Dalam Banks, 1977: 16) pendidikan ilmiah atau science method bertolak dari asumsi ... that truth is neither absolute nor unchanging. Rather truth is a judgment that, by the agreement of an informed community, produces desirable result. “Bahwa suatu kebenaran tidaklah mutlak dan tidak berubah, akan tetapi merupakan suatu kesimpulan yang disepakati komunitas yang memahaminya dengan baik dan menghasilkan sesuatu. Selanjutnya ditegaskan bahwa, all judgment should be held as hypotheses to be tested, evaluated and reconstructed. “Maksudnya, segala kesimpulan tersebut seyogianya disikapi sebagai jawaban sementara yang harus diuji, di evaluasi, dan direkonstruksi. Juga tak kalah pentingnya adalah asumsi bahwa setiap orang lain dapat menerima suatu kesimpulan dengan menggunakan metode yang terbuka, bersistem, dan dapat dikaji ulang. Dengan kata lain, Goldmark dalam Banks (1977: 16-17) menyimpulkan bahwa suatu metode ilmiah memiliki ciri-ciri systemaxize4 precise, expanding. testable, open it public judgment, demands responsibility and reconstructable. Artinya, kegiatan itu memiliki struktur yang konsisten atau memiliki sistem; mengandung makna yang tepat, terbuka pada perluasan alternatif lain; terbuka untuk dikaji ulang, terbuka pada umum: menuntut tanggung jawab atas kesimpulannya itu dan terbuka untuk di tata ulang atau direkonstruksi. Bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah ini dikenal sebagai suatu disiplin ilmu. Sebagai ciri tambahan, Dufty (1967 dalam Somantri, 1993; I 998) menyebutkan adanya a community of scholars atau masyarakat atau komunitas ilmiah yang menjadi pendukung, pemelihara, dan pengembang disiplin itu. Ahli lainnya 9 anonim dalam Somantri, 1998 : 7) menambahkan empat syarat lainnya. yakni the societal goals, the heritage and value, the dimension of interrelationship of today world, an a specific process of national inquiry and tenets of good scholarship. Maksudnya, suatu disiplin itu selain harus memiliki logika internal sebagaimana telah dikemukakan oleh Goldmark dalam Banks (1977), juga perlu memiliki logika eksternal: memberi kontribusi terhadap masyarakat. mengusung peradaban dan nilai, berkaitan dengan kehidupan dunia saat ini, dan mencerminkan adanya pemikiran nasional dan kepakaran yang baik. Logika internal disiplin ilmu seperti dikemukakan oleh Goldmark tersebut di atas, pada dasarnya mencerminkan apa yang menjadi bidang telaah dan bagaimana pengetahuan itu digali dan dikembangkan dengan mengikuti prinsip dan produser yang baku. Dalam wacana filsafat pengetahuan (Suriasumantri, 1984; 1986) kerangka pemikiran tersebut dikenal sebagai “landasan ontologi dan epistemologi”. Sedangkan logika eksternal seperti dikemukakan oleh Duft1967) dan Somantri (1998), pada dasarnya mencerminkan bagaimana seharusnya pengetahuan itu digunakan sehingga memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat negara, dan apabila mungkin terhadap masyarakat dunia. Dalam wacana filsafat pengetahuan kerangka pemikiran tersebut dikenal sebagai “Landasan Aksiologi”. Apabila dilihat dari kriteria dasar pengetahuan ilmiah tersebut, apakah PDIPS sudah dapat dianggap dan diterima sebagai suatu sistem pengetahuan ilmiah? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 3 pertanyaan substansi yang di bahas, yakni: 1. Apakah yang menjadi bidang telaah PDIPS? 2. Bagaimana paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang kajian PDIP’? 3. Bagaimana paradigma penggunaan sistem pengetahuan PDIPS’ Sebagaimana telah di bahas di muka Istilah PDIPS (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) digunakan sebagai nomen klatur atau Istilah teknis untuk program kurikuler pendidikan (ilmu-ilmu Pengetahuan) sosial pada perguruan tinggi pendidikan guru IPS di ISIP/STKIP/FKIP. Sedangkan istilah teknis untuk program kurikuler pendidikan (ilmu pengetahuan) sosial dalam dunia persekolahan (SD. SLTP dan SMU. SMK), yang mencakup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), IPS terpadu di SD, IPS Terkonfederasi di SUP, dan IPS Terpisah di SMU/SMK. Dalam konteks sistem pengetahuan pendidikan guru, PIPS dunia persekolahan ini secara substansi dan pedagogis merupakan bagman integral dan bidang kajian PDIPS di IKIP/STKIP/FKIP. Bertitik tolak dan pemikiran mengenai kedudukan konseptual PDIPS tersebut, dapatlah diidentifikasi sekolah objek telaah dan sistem pengetahuan PDIPS tersebut sebagai berikut. 1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP. dan SMU 2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP/FKIP, 3. Kurikulum. dan bahan belajar IPSSD, SUP, dan SMU. 4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain yang relevan. 5. Teori, pnin.sip, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran IPS. 6. Masalah-masalah sosial, dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak sosial. 7. Norma agama yang melandasi dan memuat profesionalisme. Dilihat dari banyaknya dimensi yang diidentifikasi tercakup dalam bidang telaah, PDIPS, dapat dikatakan bahwa sistem pengetahuan PDIPS itu ternyata bersifat multidimensional. Melihat sifat multidimensionalnya itu, Somantri (1998) menyikapi PDIPS sebagai suatu synthetic discipline atau sebagai suatu integrated know ledge system menurut Hartoonian (1992). Dalam perkembangan pengetahuan, fenomena ini tumbuh sebagai konsekuensi logis dan hakikat, masalah dan perkembangan masyarakat. we know that life is integrated Therefore, unless we construct curriculum or instructional programs based upon this truth, we put our student at risk. We also know that knowledge is culturally and historically determined demikian dikemukakan oleh Hartoonian (1992:162). Pandangan ini sangat realistik dan dapat diterima. PARADIGMA PEMBANGUNAN PENGETAHUAN DALAM BIDANG PDIPS Hal yang dimaksud dengan paradigma atau paradigma adalah accepted pattern or model: (Kuhn: 1970). Secara operasional paradigma pembangunan pengetahuan dalam bidang PDIPS diartikan sebagai pola pikir, pola sikap. dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogianya digunakan oleh para pakar atau ilmuwan PDIPS dalam melakukan kegiatan “konstruksi, interpretasi, transformasi, dan rekonstruksi (KITR) pengetahuan sampai pada akhirnya di temukan teori (Sanusi, 1998: 19). Teori inilah yang pada gilirannya membangun suatu sistem pengetahuan atau disiplin ilmu. Namun demikian disiplin itu sendiri tidak bisa di pandang hanya sebagai akumulasi informasi, fakta teori atau paradigma. Melainkan merupakan sistem berpikir (Wilardjo, 1987; Pranarka, 1987 dalam Supriadi, 1998: 19). Sejalan dengan pandangan tersebut Mehlinger (Somantri, 1998: 89) menegaskan bahwa dalam perkembangannya saat ini suatu disiplin bukanlah sesuatu yang statis, tetapi menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut. 1. Disciplines are continually changing. 2. Disciplines are an expression of human imagination. Theories are continually being reared and just quickly discarded. Theories in one disciplines stimulate theriies in other disciplines. 3. The disciplines are always attempting to develop a definite structure. But as Mehlinger puts it: Structure is not tithing waiting to be discovered it is always to organize existing knowled9n afield to advance knowledg. A given structure is to be judged as good or bad according to its utility in a achieving to its purpose. 4. Disciplines explicitly or implicitly represent certain values. 5. The disciplines are in general our most reliable source of information about society. Pandangan di atas memberikan suatu visi dinamis dan perkembangan disiplin, karena disiplin disikapi sebagai domain akademik yang selalu berubah, saling merangsang antara disiplin sehingga menghasilkan teori baru; keberhasilannya di ukur dari pencapaian terhadap tujuannya; merupakan pencerminan nilai, dan merupakan sumber intormasi bagi masyarakat. Visi tersebut, sangat tepat dan dapat diterima karena memang realita kehidupan atau menurut Sanusi (1998) real life system (RLS) bersifat multifaset dan berubah dengan cepat, yang pada gilirannya menuntut upaya untuk melakukan observasi, interpretasi, konstruksi, transformasi dan rekonstruksi orang juga dinamis. Apabila rangkaian kegiatan itu dilakukan dengan semangat dan komitmen keilmuan yang tepat. akan menghasilkan suatu sistem pengetahuan baru, l3erkenaan dengan hal tersebut, apa yang dikatakan Goldstein (1980. Supriadi. 1998 : 20) sebagai berikut. “... science is not dry, orderly compilation of useful fact, although some of those hold the negative view of science may thunk that it is. Science is an activity of creative and iaginative human beings, not computers and other machines The creativity and Imaginations must be controled by disciplin and self critism”. Dengan menggunakan visi dinamis dan perkembangan ilmu tersebut maka tumbuhnya sistem pengetahuan yang baru yang kemudian berkembang menjadi disiplin baru, bukanlah sesuatu yang aneh, tetapi justru merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini juga merupakan ciri-ciri dan perkembangan ilmu pasca-positivisme, yang oleh Kuhn (1970) dilukiskan bahwa ilmu berkembang melalui alur perjalanan historis epistemologis yang di mulai dari tahap pra-paradigmatik; diterimanya paradigma secara meluas yang melahirkan ilmu normal; ditemukannya anomali atau penyimpangan melalui proses falsifikasi; dan pada akhirnya ditemukannya paradigma baru yang Iebih handal. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa kemudian ilmu itu berhenti, tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Goldstein dalam kutipan di atas, proses ilmu itu akan berlangsung terus secara dinamis mengikuti dinamikanya pemikiran manusia dalam menghadapi fenomena tersebut. Kegiatan Belajar 1 Ruang Lingkup dan Cakupan Konsep Dasar PS pemahaman yang keliru tentang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan ilmu-ilmu Sosial (IIS) pada sebagian guru atau para pelajar sehingga sering menimbulkan implementasi yang kurang tepat, bahkan jauh dan yang diharapkan dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) di persekolahan. Aplikasi di persekolahan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sering dipraktikkan sebagai ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Padahal antara IPS dengan IIS memiliki perbedaan yang mendasar. Namun, antara IPS dengan IIS keduanya tidak bisa dipisahkan karena secara tradisional antara IPS dan IIS memang sudah saling berhubungan. Pendekatan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (IIS) hendaknya tidak diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah, IPS lebih menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, di mana topik-topik dalam IPS dapat kita manipulasi menjadi suatu itu. Pertanyaan, atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin. Sebelum kita membahas lebih mendalam tentang ruang Iingkup dan cakupan konsep dasar IPS. perlu kiranya kita memahami persis apa yang dimaksud dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Istilah ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan keberadaannya dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan keberadaan Sosial Studies (Studi Sosial) di Amerika serikat. Oleh karenanya gerakan dan paham sosial studies di Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia. Studi Sosial (sosial studies) bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajian Studi Sosial menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial. Achmad Sanusi (1971: 18) memberikan penjelasan tentang Studi Sosial sebagai berikut: Adapun Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademisuniversiter, bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi murid-murid sejak pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar bagi Lanjutan kepada disiplin-disiplin Ilmu Sosial. Studi Sosial bersifat interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu rangka referensi, dan meninjaunya dari beberapa sudut sambil mencari Logika dari hubungan-hubungan yang ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekonprehensif mungkin. Kerangka kerja Studi Sosial tidak menekankan pada bidang teoretis, namun Iebih kepada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial tidak terlalu akademis-teoretis, namun merupakan satu pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan. yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Pendekatan yang digunakan Studi Sosial sangat berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial. Pendekatan Studi Sosial bersifat interdisipliner atau bersifat multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam Ilmu Sosial (Sosial Sciences) bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing Demikian pula pada tingkat dan taraf yang lebih rendah pendekatan Studi Sosial lebih bersifat multidimensional. yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dan berbagai dimensi atau aspek kehidupan. Studi Sosial sebagai bahan pembelajaran karena sifatnya lebih mendasar dapat disajikan kepada tingkat yang lebih rendah, sesuai dengan yang di kemukakan oleh John Jarolimek (1977: 3-4) sebagai berikut. Sosial studies has as its particular mission the task of helping young people develop competencies that enable them to deal with, and to some extent manage, the physical and sosial forces of the world in which they Live. Such competencies make to possible for pupils to shape their lives in harmony with those forces. Sosial studies education should also provide young people with a feeling of hope in the future and confidence in their ability to solve sosial problems. Tugas Studi Sosial sebagai suatu bidang studi mulai dan tingkat Sekolah Dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan tujuan membina warga masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya. Jadi, baik materi maupun metode pembelajaran penyajiannya harus sesuai dengan misi yang diembannya. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kita kenal di Indonesia bukan Ilmu Sosial. Oleh karena itu, proses pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan Tinggi, juga pada tingkat persekolahan mulai dan tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama maupun Lanjutan Atas, tidak menekankan pada aspek teoretis keilmuannya, melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda. Jika proses pembelajaran IPS seperti apa yang digambarkan di atas, adakah perbedaan IPS dengan Studi Sosial? Jawabannya adalah tidak ada bedanya, artinya apa yang disebut Studi Sosial (Sosial Studies) yang berkembang dan dikembangkan di Amerika Serikat atau di beberapa perguruan tinggi di Indonesia, tidak lain adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang kita kenal saat ini. Terdapat sejumlah perbedaan antara ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai bidang studi dengan disiplin Ilmu-ilmu Sosial (Sosial Sciences). antara lain: Pertama, IPS itu bukanlah suatu disiplin ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi IPS lebih tepat dilihat sebagai bidang kajian. yaitu suatu kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Kedua, pendekatan yang dilakukan dalam IPS menggunakan pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, tidak seperti halnya ilmu Sosial yang menggunakan pendekatan disiplin ilmu atau monodisiplin. Ketiga. IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan oleh karena itu keberadaan IPS lebih memfokuskan pada dunia persekolahan, tidak seperti Ilmu Sosial keberadaannya bisa di dunia persekolahan, perguruan tinggi atau di pelajari di masyarakat umum sekalipun. Keempat, IPS di samping menggunakan Ilmu-Ilmu Sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek psikologis-pedagogis. Oleh karenanya dalam penyajiannya IPS sangat peduli dengan pertimbangan-pertimbangan di atas karena bagaimanapun latar belakang. Kemampuan lingkungan, serta perkembangan peserta didik harus diperhatikan. Selain dan pertimbangan-pertimbangan di atas, juga IPS sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup bahan bagi setiap peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak, tidak seperti halnya Ilmu Sosial yang hampir lepas dan tidak mempermasalahkan pertimbangan-pertimbangan seperti IPS di atas. Secara mendasar, pengajaran IPS berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dalam memenuhi aspek kebutuhan hidupnya IPS juga berkaitan dengan bagaimana cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan jiwanya., pemanfaatan sumber daya yang terdapat di permukaan bumi. mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, untuk mengatur dan mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Pada prinsipnya hakikat yang di pelajari IPS adalah bagaimana mempelajari-menelaah-mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi. Berkaitan dengan ruang lingkup ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai suatu bidang studi, sama halnya dengan yang menjadi ruang lingkup ilmu Sosial, yaitu manusia dalam kontes sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Tegasnya ruang Iingkup Ilmu Sosial sama dengan ruang lingkup IPS. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya dalam konteks sosial demikian banyak dan Iuasnya maka pembelajaran IPS bagi kebutuhan setiap jenjang pendidikan harus dilakukan pembatasan-pembatasan sesuai dengan kemampuan peserta didik pada tingkat masing-masing. Misalnya. ruang lingkup pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dibatasi hanya sampai pada gejala dari masalah sosial yang mampu dijangkau pada geografi dan sejarah. Itu pun diutamakan pada gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup para siswa Sekolah Dasar. Radius ruang lingkup tersebut setahap demi setahap dikembangkan sejalan dengan kematangan berpikir siswa. Misalnya, di mulai dari ruang lingkup gejala dan masalah kehidupan yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah, kemudian berkembang ke tingkat desa. kecamatan, kabupaten. provinsi. negara, dan akhirnya negara tetangga dan dunia pada umumnya, terutama yang berkaitan dengan hubungan kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah-wilayah yang bersangkutan. Pada tingkat Sekolah Lanjutan ruang Iingkup dan bobotnya diperluas kepada masalah-masalah Iingkungan, penerapan teknologi pada berbagai sektor kehidupan, transportasi, komunikasi, pengangguran, kelaparan, kemiskinan, sumber daya. Perbandingan regional antar daerah dan antar regional yang berkaitan dengan gejala dan masalah-masalah kehidupan tadi, mulai dibelajarkan pada tingkat Sekolah Lanjutan ini. Dalam proses pembelajarannya, berbagai metode dan pendekatan digunakan. Kesadaran para siswa terhadap gejala dan masalah-masalah kehidupan harus terus dikembangkan dan dipertajam. Kemampuan menalar (reasoning) dari para siswa harus terus dikembangkan. Dalam batas-batas yang masih mendasar, seharusnya kita mulai menerapkan teori, konsep, dan prinsip-prinsip keilmuan pada penalaran tersebut. Radius ruang Iingkup penelaahan IPS di Perguruan Tinggi berkembang Iebih jauh lagi. Di sini pendekatan interdisipliner atau multidisipliner serta pendekatan sistem harus benar-benar diterapkan, baik pada pendekatan masalah sosial sebagai metode perumusan masalah maupun pada penyusunan alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan hasil perumusan tersebut. Di Perguruan Tinggi, pembelajaran IPS harus benar-benar digunakan untuk mempertajam daya nalar mahasiswa yang kelak menjadi cendekiawan, ilmuwan, menjadi Sarjana. Berbagai gejala dan masalah kehidupan pada berbagai tingkat dan sektor. menjadi bahan pembahasan di Perguruan Tinggi. Dengan kata lain, IPS merupakan tempat persemaian dan sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan daya nalar para mahasiswa secara berkesinambungan. Konsep dasar IPS yang dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu-ilmu Sosial sangat dibutuhkan sebagai bahan pembelajaran pada tingkat persekolahan mulai dan Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan, maupun sebagai bahan Pengembangan kemampuan data nalar para mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kita mengenal dan mengembangkan konsep-konsep dasar IPS yang dihasilkan atas pengembangan, pengujian dan penelaahan ilmu-Ilmu Sosial apabila kita sendiri belum paham apa itu konsep? Dorothy J. Skeet (1979: 18) menyatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran - suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Definisi lain dari konsep adalah suatu citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak”. James G. Womack (1970: 30) mengemukakan pengertian tentang konsep, terutama berkaitan dengan Studi Sosial (IPS) sebagai berikut. Konsep studi sosial (IPS), yaitu suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada. Penguasaan sifat yang melekat tadi, dan pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denotatif dan juga pengertian konotatif. Berdasarkan dua acuan pengertian tentang konsep di atas, dapat kita pahami bahwa konsep adalah pengertian yang tergambar dalam pikiran yang mencitrakan suatu benda atau suatu gagasan, baik konkret atau abstrak. Konsep IPS tentu saja adalah suatu pengertian yang mencerminkan suatu fenomena atau gejala atau benda-benda yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Sosial. Konsep tentang fenomena atau gejala atau benda yang berkaitan dengan IPS memiliki pengertian denotatif atau juga memiliki pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan anti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas. Pengertian konotatif ini merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol pada suatu konteks. Oleh karena itu, pengertian konotatif inilah yang kelak menjadi pembahasan dalam modul ini. Di atas telah disinggung bahwa ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu Sosial karena di antara keduanya memiliki subjek dan objek yang sama, yakni mempelajari tentang perilaku manusia. Ilmu-ilmu Sosial, seperti Sosiologi. Antropologi, dan Psikologi Sosial merupakan ilmu-ilmu sosial yang secara khusus mempelajari perilaku manusia. Perilaku manusia yang di pelajari adalah perilaku manusia yang secara khusus dalam situasi-situasi spesifik. Sedangkan ilmu-ilmu sosial Iainnya, seperti Ekonomi, Politik juga dianggap secara tidak langsung mempelajari perilaku manusia. Konsep-konsep yang memiliki dasar pengertian pada suatu bidang ilmu sosial disebut sebagai konsep dasar. Konsep-konsep dasar ini merupakan cakupan dan ruang Iingkup pengembangan materi pembelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Oleh karena itu. Dapat dikatakan bahwa Ilmu-ilmu Sosial merupakan salah satu sumber dan pengembangan materi pembelajaran IPS bagi kepentingan pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi, di samping bidang-bidang teknologi, komunikasi, transportasi, dan lainnya. Kegiatan Belajar 2 Karakteristik Cakupan Konsep Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik dan Pemerintahan, serta Psikologi Sosial pada proses belajar kedua ini kita akan mencoba membahas tentang berbagai konsep dasar ilmu-ilmu Sosial (IIS) sebagai sumber bahan pengembangan materi pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial guna pendidikan pada tingkat persekolahan mulai tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan, bahkan bagi kepentingan pengembangan daya nalar pada tingkat Perguruan Tinggi. Konsep-konsep dasar tersebut dikembangkan melalui ilmu-ilmu Sosial. antara lain: A. SEJARAH Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda. Tiap diri makhluk. baik yang hidup dan tidak hidup. Tiap fenomena di alam raya ini. Mengapa demikian? Jawabannya. setiap benda, setiap diri dan setiap fenomena tersebut memiliki riwayat, asal-usul yang menyangkut proses, peristiwa, dan waktu. Dengan perkataan lain, setiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya. Namun demikian, pada mata Kuliah IPS. sejarah ini terutama ditujukan pada pembahasan hidup dan kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu, pembahasan di sini lebih menitik beratkan pada sejarah sebagai salah satu bidang ilmu sosial yang dapat dikonsepkan sebagai ilmu sejarah. Sebelum kita menelaah sejarah dalam bidang ilmu dan ilmu-ilmu sosial, lebih dahulu kita akan menelaah apa sesungguhnya sejarah itu. Hugiono dan P.K. Poerwantana (1987: 9) mengemukakan bahwa: “Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa Iampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah di mengerti dan dipahami”. Sedangkan Sartono Kartodirdjo (1992:59) secara singkat mengonsepkan “Sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau”. Selain itu Ephrain Fischoff (Fairchild, H_P. dick.: 1982:141) mengemukakan. “Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya”. Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa. pengalaman kolektif maupun riwayat masa Iampau tersebut. Secara singkat, sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau suatu fakta, ditafsirkan dan di analisis. bahkan juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu, sejarah ini tidak hanya sebagai pengetahuan. melainkan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Suatu peristiwa ataupun pengalaman hidup di masa lampau, tidak dapat diulang kembali. Namun. dengan menerapkan suatu metode. Peristiwa atau pengalaman tersebut dapat direkonstruksi. disusun kembali. Secara murni. tentu saja hasil rekonstruksi itu bukan duplikat sebagai mana aslinya, namun paling tidak secara mencolok mampu menyerupai aslinya. Ungkapan sejarah berulang dan mengambil pelajaran dan sejarah merupakan bentuk kesadaran kita manusia, bahwa hal-hal tertentu merupakan pengalaman masa lampau, mungkin saja terjadi atau berulang untuk diwaspadai. khususnya berkenaan dengan peristiwa-peristiwa negatif bagi kehidupan umat manusia. Sedangkan peristiwa masa lampau itu, tidak akan mungkin terulang kembali. Apa yang telah terjadi. Telah menjadi fakta sejarah. Sebagai suatu kesadaran, kita wajib waspada terhadap pengalaman sejarah yang bersifat negatif bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia. Mempelajari peristiwa dan pengalaman masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual hari ini, sangat lah berguna, kita dapat memprediksi kejadian-kejadian masa yang akan datang. Dengan menelaah sejarah pertumbuhan (penduduk, produksi, perluasan kota), masa lampau sampai saat ini, kita dapat memprediksi atau paling tidak melihat kecenderungan masa yang akan datang. Dalam hal ini, belajar mempelajari dan mengkaji sejarah, bukan merupakan kegiatan yang statis, malah justru merupakan suatu telaah yang dinamis demi, masa yang akan datang. Hanya tinggal bagaimana Anda dan kita sebagai guru IPS mengajarkan dan membelajarkannya, agar belajar sejarah merupakan kegiatan dinamis yang jauh dari kejenuhan. Bahkan justru sebaiknya merupakan hal yang sangat menarik minat secara berkesinambungan. . Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya. dan dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu antara lain berikut ini. 1. Waktu. 2. Dokumen. 3. Alur peristiwa. 4. Kronologi. 5. Peta. 6. Tahap-tahap peradaban. 7. Ruang. 8. Evolusi. 9. Revolusi. Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah karena peristiwa tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah Jika tidak dinyatakan waktu terjadinya terutama waktu yang menunjukkan waktu masa lampau. Waktu terutama waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait dengan waktu ini. Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Pada abad XVIII, seorang ahli filsafat Jerman mengemukakan bahwa sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tunggal, artinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat di lepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya sedang geografi merupakan petunjuk di mana peristiwa itu terjadi. Kesatuan kedua konsep tersebut, memberikan petunjuk tentang karakter peristiwa yang di telaah. Oleh karena itu, peta menjadi atas bantu tentang lokasi sesuatu peristiwa itu terjadi. Selanjutnya, konsep alur peristiwa tidak lain adalah suatu rentetan peristiwa atau pengalaman sejarah masa Iampau berdasarkan urutan waktu terjadinya atau dengan ungkapan konsep yang lain, yaitu Kronologi peristiwa, mengungkapkan dinamika peristiwa atau pengalaman sejarah dan waktu ke waktu yang menunjukkan perkembangan serta perubahannya. Penerapan dan pengungkapan peristiwa berdasarkan konsep alur peristiwa serta Kronologi waktunya, Selain dapat mengungkapkan prosesnya; juga dapat mengungkapkan kecepatan proses tersebut apakah peristiwa atau pengalaman sejarah itu berlangsung lambat ataukah cepat. Jika peristiwa itu berlangsung sangat cepat dapat kita sebut revolusi, sedangkan apabila sangat lambat, kita sebut Evolusi. Dengan demikian, konsep revolusi juga merupakan suatu kata kunci yang dapat diterapkan dalam telaah sejarah. Dalam alur peristiwa yang menelaah sejarah kebudayaan secara Evolusi. kita juga dapat mengungkapkan tahap-tahap peradaban sebagai perkembangan teknologi den kemampuan teknologi masyarakat manusia dari waktu ke waktu. Perkembangan masyarakat mulai dari tahap peramu sederhana ke peramu lebih maju, selanjutnya ke tahap cocok tanaman sederhana. dan kemudian ke masyarakat pertanian maju, merupakan tahap-tahap peradaban masyarakat berdasarkan penguasaan teknologi sekaligus juga tahap ekonominya. Konsep tahap-tahap peradaban ini mengungkapkan perkembangan serta kemajuan sesuatu masyarakat. Dengan menerapkan pendekatan sesuai dengan konsep tahap-tahap peradaban. kita dapat merumuskan suatu generalisasi bahwa bagaimanapun sederhananya masyarakat, tidak ada yang mandeg budayanya. melainkan selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. Hal yang berbeda terjadi di antara suatu masyarakat dengan masyarakat Iainnya. terletak pada kecepatannya. Dengan memperhatikan dan menelaah uraian yang baru kita bahas, Anda selaku guru IPS. dapat menyimpulkan bahwa konsep-konsep dasar tersebut tadi, jalin-menjalin dalam peristiwa dan pengalaman masa Iampau sebagai suatu deskripsi serta alur sejarah. Berdasarkan analisis atau Kronologi tersebut dari masa Iampau sampai saat ini, Anda akan mampu memprediksi suatu peristiwa. Pengalaman atau proses kehidupan manusia di hari-hari mendatang. Paling tidak Anda dapat memperhitungkan kecenderungan berupa konsep megatrends dan John Naisbitt dan future shocks dari A Toffler yang terkenal, tidak lain adalah analisis sejarah yang kemudian memprediksi peristiwa yang akan datang Jika ada pihak yang beranggapan bahwa mempelajari sejarah itu merupakan suatu kajian yang statis, hal itu. tidaklah sepenuhnya benar, justru analisis sejarah itu suatu analisis yang dinamis. B. GEOGRAFI Geografi itu berakar dan kata geo berarti bumi, dan graphein berarti tulisan atau lukisan. Oleh karena itu, secara harfiah, geografi itu berarti lukisan tentang bumi. Namun, pada pembahasan para pakar geografi selanjutnya, pengertian itu tidak hanya sekadar tulisan atau lukisan saja, melainkan meliputi penelaahan yang lebih jauh. Coba Mari perhatikan konsep geografi, menurut Council of the Geographical Association (1919), sebagai berikut: Geografi berkenaan dengan dunia nyata, dunia yang di pelajari seseorang dengan baik melalui sol sepatu atau kaki telanjang. atau dengan mengendarai kereta api, perahu, mobil, atau pesawat terbang, dan melalui Lukisan atau gambar atau cara Lain. Namun demikian, penelaahan geografi tidak berakhir pada hal-hal yang terlihat dari Luar. Penelaahan tersebut meliputi juga sebab-akibat mengapa dunianya tersebut menampakkan demikian yang di pandang sebagai keseluruhan yang menghubungkan bagian-bagian yang telah menjadi apa adanya. Hal itu meliputi hubungan dengan ilmu kealaman. Berkenaan dengan cara bagaimana hal-hal tadi telah mempengaruhi manusia, dan kebalikannya telah dimodifikasi, di ubah dan di adaptasi oleh tindakan manusia (Williams, M., editor: 1976:16). Konsep di atas. kita dapat menyimak bahwa geografi itu berhubungan erat dengan pengalaman nyata tiap orang sehari-hari. Hal-hal yang dialami dan di pelajari oleh kita dalam perjalanan dan serta tempat ke tempat lain, sudah merupakan geografi. Namun demikian, seperti yang dinyatakan di atas, geografi itu tidak hanya terbatas pada apa yang terlihat di luar, melainkan juga. meliputi sebab akibat mengapa yang nampak pada kenyataannya itu demikian adanya. Geografi juga berhubungan dengan ilmu kealaman, hal-hal atau fenomena alam mempengaruhi kehidupan manusia, dan kebalikannya bagaimana tindakan manusia memodifikasi mengubah serta mengadaptasinya. Dengan demikian. pada konsep geografi itu terungkap hubungan saling mempengaruhi antara fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia. Supaya Anda dapat menyerap konsep geografi secara baik, marilah kita ikuti pengertian menurut rumusan geografi Indonesia pada seminar dan lokakarya Nasional Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang, 1988. sebagai berikut: “Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan”. Berdasarkan definisi ini, jelas bahwa yang menjadi objek studi geografi ada geosfer, yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara). litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), den biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya. (udara, batuan, perairan. kehidupan). Persamaan dan perbedaan fenomena tersebut tidak terlepas dari hubungan dan lnteraksi ke ruangan dan unsur-unsur geografi di wilayah atau dalam lingkungan di permukaan bumi. Selanjutnya tentu Anda bertanya ‘di manakah kedudukan manusia dalam geosfer tersebut Jawabannya, tentu saja merupakan unsur dari biosfer bersama-sama dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang lain yang menempati biosfer. Bahkan ditinjau dan peranannya, manusia itu merupakan faktor yang dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant). Dan pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat diketengahkan bahwa geografi berkenaan dengan (1) geosfer atau permukaan bumi, (2) alam Iingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer), (3) umat manusia atau antroposfer, (4) persebaran ke ruangan fenomena alam dan kehidupan termasuk persamaan serta perbedaannya. dan (5) analisis hubungan serta lnteraksi ke ruangan fenomena-fenomenanya di permukaan bumi. Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi, paling tidak kita dapat mempelajari dua kelompok konsep dasar yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James, P.E.: 1979:115), dan Henry J. Warman (Gabler, RE: 1966:13-16). Rincian konsep dasar itu sebagai berikut. Getrude Whipple mengungkapkan ada 5 konsep dasar, yaitu sebagai berikut. 1. Bumi sebagai planet. 2. Variasi cara hidup. 3. Variasi wilayah-wilayah alamiah, 4. Makna wilayah (region) bagi manusia. 5. Pentingnya lokasi dalam memahami peristiwa dunia, Sedangkan Henry J. Warman mengemukakan 15 konsep dasar sebagai berikut. 1. Konsep Kewilayahan atau konsep regional. 2. Konsep lapisan kehidupan atau konsep biosfer. 3. Konsep manusia sebagai faktor ekologi yang dominan. 4. Konsep globalisme atau konsep bumi sebagai planet. 5. Konsep lnteraksi ke ruangan. 6. Konsep hubungan areal (wilayah) 7. Konsep persamaan areal (wilayah). 8. Konsep perbedaan areal (wilayah). 9. Konsep keunikan areal (wilayah). 10. Konsep persebaran area] (wilayah). 11 Konsep lokasi relatif. 12. Konsep keunggulan komparatif. 13. Konsep perubahan yang terus-menerus atau perubahan abadi. 14. Konsep sumber daya dibatasi sama budaya. 15. Konsep bumi yang bundar di atas kertas yang datar atau konsep peta. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kita mulai dari arah (mata angin), jarak, peta perbedaan waktu, sungai, gunung, dan demikian seterusnya secara bertahap serta berkesinambungan. Selanjutnya, bagaimanakah membina konsep (konsep formation) pada diri kita masing-masing dan terutama pada diri peserta didik yang menjadi tanggung jawab kita masing-masing? Pembinaan konsep itu tidak lain adalah mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu (Womack, J.G.: 1970:32) maka kita selaku guru IPS mengajarkan pengertian yang seluas-luasnya tentang sesuatu secara bertahap berkesinambungan, sampai terjadi pola pengertian dalam benak kita dan juga dalam benak peserta didik tentang sesuatu tadi secara terurai mulai dari keadaannya yang konkret mudah di tangkap oleh peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan konsep tersebut. Sebagai contoh, dapat dikemukakan tentang sungai sebagai suatu konsep dasar geografi. Kiat selaku guru IPS bertanya kepada peserta didik tentang sungai “apakah ada di antara mereka yang belum mengenal sungai”. Anda yakin tidak ada peserta didik yang belum mengetahui tentang sungai itu. Secara konkret kita telah menyampaikan pengertian sungai itu. Kita dapat menjelaskan arti kata sungai sesuai dengan yang diuraikan dalam kamus. Selanjutnya dikemukakan bahwa sungai itu ada daerah sumbernya (daerah hulu), ada aliran bagian tengah, dan ada muaranya (bagian hilir). Kemudian, kita sampaikan pemanfaatan sungai untuk berbagai Keperluan seperti pengairan. sawah,. pelayaran. atau perhubungan, pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan demikian seterusnya. Mengenai daerah sumber atau daerah hulunya, ada yang berasal dari pegunungan, ada yang berasal dari danau, dan ada pula yang berasal dan daerah es atau daerah salju. Dengan demikian, sumber air itu ada yang berasal dari curahan hujan dan ada pula yang berasal dan curahan salju. Kalau hal-hal yang berkenaan dengan sungai itu telah mencakup pengertian yang luas dan telah tertanam dalam benak kita masing-masing termasuk dalam benak peserta didik maka pada diri masing-masing telah terbina konsep. Proses pembinaan konsep ini tidak hanya berlaku untuk bidang studi geografi, melainkan berlaku juga untuk semua bidang studi dan bidang pendidikan. Berikutnya kita lanjutkan dengan bidang studi yang Iainnya. C. EKONOMI DAN KOPERASI Pembahasan ekonomi sebagai salah satu bidang ilmu sosial akan dikaitkan dengan koperasi yang menurut undang-undang menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Tentu saja pembahasan kita tentang ekonomi sebagai bidang ilmu dengan konsep-konsep dasarnya, menjadi sorotan utama. Berkenaan dengan ekonomi ini, Brown & Brown (1980:241) mengemukakan bahwa “ekonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang cara bagaimana manusia melalui pranata-pranatanya memanfaatkan keterbatasan sumber daya modal, sumber daya alam, dan tenaga kerja, memuaskan kebutuhan materinya”. Sedangkan Earl E. Muntz (Fairchild, H.P, dkk.: 1982: 102) mengetengahkan bahwa “Ekonomi adalah suatu studi tentang cara bagaimana manusia mengorgarisasikan sumber daya alam, kemampuan budaya, dan tenaga kerja menopang dan meningkatkan kesejahteraan materialnya”. Sementara itu., dengan cukup panjang, Gerarado P. Sicat dan H. W Arndt (1991: 3) mengemukakan: Ilmu ekonomi adalah suatu studi ilmiah yang mengkaji bagaimana orang perorangan dan kelompok-kelompok masyarakat menentukan pilihan. Manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas. Untuk memuaskan bermacam ragam keinginan tersebut, tersedia sumber daya yang dapat digunakan. Berbagai sumber daya ini tidak tersedia dengan bebas. Karenanya, sumber daya ini langka dan mempunyai berbagai Kegunaan alternatif. Pilihan penggunaan data terjadi antara penggunaan sekarang (hari ini) dan penggunaan esok hari (masa depan ... Selain itu, penggunaan sumber daya tersebut menimbulkan pula biaya dan manfaat maka diperlukan pertimbangan efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Tiga bahasan ilmu ekonomi tadi, dapat ditarik garis persamaan, yaitu bahwa ilmu ekonomi merupakan suatu studi, ilmiah mengenai ‘bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan materi”. Selanjutnya. di sekitar manusia itu terdapat sumber daya yang mampu memenuhi kebutuhan tadi, namun persediaan dan penyediaannya terbatas, bahkan ada yang sifatnya langka. Sementara itu, kebutuhan materi manusia cenderung tidak terbatas. Bahkan dan sumber daya tersebut terbuka kemungkinan alteratif penggunaan tidak banyak terbatas pada kebutuhan pokok manusia untuk menghadapi. Hal tersebut diperlukan “pertimbangan efisiensi penggunaan sumber daya”. Hal inilah yang menjadi kajian ilmu Ekonomi Mengenai siapa yang di definisikan di atas, Anda dapat mengamati dan menghayati kehidupan sehari-hari. Fakta dan masalah yang kita alami bersama sehari-hari, dapat mengembangkan pemahaman tentang ekonomi. Penduduk yang jumlahnya terus meningkat juga dapat Anda hayati sendiri dalam keluarga, di lingkungan para tetangga, di kota atau kabupaten sampai di tingkat Negara, Semua penduduk, baik yang berusia lanjut, orang dewasa, para remaja. anak-anak sampai bayi yang baru lahir, menurut Pemenuhan kebutuhan, khususnya kebutuhan materi, paling tidak pangan, sandang dan papan (perumahan). Padahal sumber daya yang menjaminnya mulai dari lahan (area tanah), pertanian, hutan, air dan sebangsanya ada dalam keterbatasan. Oleh karena itu, upaya ilmu ekonomi, pakar ekonomi, dan kita semua bagaimana mencari keseimbangan antara kebutuhan manusia yang cenderung meningkat kuantitas serta kualitasnya dengan kemampuan sumber daya menyediakannya. Belum lagi berbicara tentang “alternatif penggunaan dan pemanfaatan sumber daya” yang juga makin bervariasi. Tugas Anda selaku guru IPS. dan kita semua selaku guru, bagaimana memberikan pengertian. Penghayatan serta kesadaran kepada peserta didik tentang kecenderungan masalah ekonomi Jika tiap orang tidak membatasi diri keutuhan sampai batas minimum menjamin kesejahteraan. Bagaimana mengembangkan upaya menahan diri dan hidup yang berlebih-lebihan, Padahal kemampuan sumber daya ada dalam keterbatasan. Untuk mengatur kesejahteraan rakyat. khususnya kesejahteraan ekonomi Bangsa Indonesia, telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945. Pada Pasal 33 yang terdiri atas 5 ayat, yaitu sebagai berikut. 1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. 3. Bumi dan air dan kekayaan alami yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemampuan rakyat. 4. Perekonomian nasional di selenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi. dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan Iingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5. Ketentuan Iebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam undang-undang. Dalam Pasal 33 ini juga tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat lah yang diutamakan, bukan, kemakmuran orang-orang. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Bangunan perusahaan sesuai dengan pesan itu ialah koperasi. Secara konstitusional, perekonomian Indonesia itu mengutamakan rakyat banyak. Namun, kecenderungan yang kita amati dan kita hayati menunjukkan keadaan yang lain. Beberapa gelintir keluarga makin hari makin kaya, sedangkan sebagian besar rakyat makin tidak berkemampuan, pemilikan lahan. pertanian makin sempit. bahkan akan hilang sama sekali. Pemilikan rumah kecenderungannya makin kecil mengingat harganya terus meningkat. sedakan kemampuan daya beli sangat lemah. Selanjutnya, mari kita tilik sejenak menyimak pengertian koperasi dari berbagai kalangan dan secara konstitusional ada dalam Undang-undang Nomor 25/1992 tentang Perkoperasian dalam upaya memantapkan ekonomi kekeluargaan dan deklarasi ekonomi. Berdasarkan undang-undang tersebut koperasi ialah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”. Sedangkan Internasional Cooperative Alliance dalam buku The Cooperative Principles, di tulis oleh P.E. Weraman (A.A. Chaniago, Cb, Toweula, dkk.: 1995:225) memberikan definisi: Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hukum; yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya melalui memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama saling membantu antara satu dengan yang Lainnya dengan cara membatasi keuntunan, usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koperasi. Bapak Koperasi Indonesia, yakni Dr. Mohammad Hatta, pada Hari Koperasi ke- I tanggal 12 Juli 1951 (A.A. Chaniago. Ch. Toweula dkk: 1995:225) memberikan definisi: “Koperasi adalah bangun orgarisasi sebagai badan usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”. Dari 3 batasan tadi dapat ditarik garis persamaan, yaitu bahwa koperasi adalah kegiatan ekonomi bersama dari para anggotanya, berdasarkan kekeluargaan. kerakyatan. demi keuntungan bersama. dan tidak mengutamakan keuntungan ekonomi .bersama-masa, melainkan juga memperhatikan keuntungan sosial. Namun demikian, sebagai suatu bentuk kegiatan usaha, memerlukan penanganan pengelolaan yang profesional. Hal inilah yang belum dipenuhi oleh kegiatan usaha ekonomi yang disebut koperasi. Oleh karena itu, masih banyak koperasi yang menjadi proyek kasihani yang menjadi anak angkat perusahaan besar, belum menunjukkan kemandirian. Kondisi yang demikian, menjadi masalah bagi koperasi sendiri sebagai usaha ekonomi rakyat. Dengan demikian, menjadi panggilan bagi Anda selaku guru IPS bagaimana memikirkan dan melibatkan diri dalam kegiatan ekonomi tersebut, untuk meningkatka kualitas usaha. tujuan menyejahterakan para anggota berdasarkan atas kekeluargaan dan keuntungan sosial. Ekonomi yang berasas kekeluargaan, yang menguasai hajat hidup yang banyak yang diarahkan pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya, telah tercantum dalam UUD 1945. Selanjutnya, bagaimanakah kenyataannya hasil upaya ekonomi seperti itu dinikmati sebagian besar penduduk warga negara Indonesia, masih menuntut perjuangan Hal inilah yang wajib menjadi kepedulian dan perjuangan kita bersama Nusantara Indonesia tercipta bukan milik segelintir penguasa raksasa, meskipun pada kenyataannya demikian, melainkan prinsipnya menjadi milik seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan IPS wajib menggiring kesadaran, penghayatan dan kepedulian peserta didik terhadap hakikat ekonomi rakyat yang menjadi amanat UUD 1945. Setelah kita memperhatikan batasan-batasan ekonomi dan koperasi, marilah kita mengamati konsep-konsep dasar yang menjadi kunci dua pokok persoalan yang erat kaitannya satu sama lain. Konsep-konsep dasar itu sebagai berikut: 1. kalangan sumber daya, 2. keterbatasan sumber daya; 3. kebutuhan yang tidak terbatas; 4. konsumsi-produksi-distribusi; 5. penawaran-permintaan: 6. kekeluargaan; 7. keuntungan ekonomi, 8. keuntungan sosial; 9. alternatif pemanfantan sumber daya 10. sumber daya alternatif 11. sumber daya yang terbarukan (dapat di perbaharui); 12. sumber daya yang tidak terbarukan (tidak dapat di perbaharui); 13. modal; 14, tenaga kerja 15 pemuasan kebutuhan; 16. surplus-minus-keseimbangan 17. efektif-efisien produktif; 18. hal-hal lain yang dapat digali send in lebih jauh. Sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatu yang ada di permukaan bumi ini tidak merata. Di suatu kawasan terjadi kelebihan (surplus), .sedangkan di kawasan lain terjadi kekurangan (minus) atau keterbatasan, bahkan di kawasan Iainnya Juga terjadi kelangkaan sumber daya. Pada proses pemenuhan kebutuhan akan sumber daya tersebut terjadi kegiatan ekonomi yang dikenal sebagai perdagangan. Dalam memenuhi sampai mencapai kepuasan kebutuhan, manusia baik perorangan maupun kelompok melakukan kegiatan produksi. menghasilkan sesuatu baik yang langsung dari sumber daya alam maupun melalui pengolahan Iebih dulu. Proses produksi tadi memenuhi konsumsi yang selalu meningkat Kualitas dan kuantitasnya. Konsumsi atau pemakai barang hasil produksi itu, tidak selalu ada di suatu kawasan, melainkan lebih banyak tersebar di berbagai kawasan. Oleh karena itu, untuk mencapai konsumen harus dilakukan pendistribusian. Produksi yang terus dilangsungkan, menimbulkan penawaran hasil produksi tadi. Sedangkan konsumen melakukan permintaan atas hasil produksi tadi. Untuk sampai kepada konsumen. juga melakukan proses penyeimbangan di antara yang kelebihan (surplus) dengan yang kekurangan (minus). Demikianlah proses dan kegiatan ekonomi berlangsung. Kegairahan kegiatan ekonomi untuk para pelakunya jika terdapat keuntungan yang di peroleh, ada nilai tambah dari kegiatan tadi. Dalam kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang ber-Pancasila, keuntungan itu tidak semata-mata keuntungan material atau keuntungan ekonomi, melainkan juga wajib memperhatikan keuntungan sosial. Keuntungan ini berarti keuntungan yang dirasakan semua pihak, baik oleh produsen maupun konsumen. Dalam hal ini koperasi sebagai suatu badan usaha rakyat yang di dukung oleh para anggotanya, mengutamakan keuntungan sosial. Tentu saja tidak berarti bahwa keuntungan material-ekonomi tidak diperhatikan. Bagaimanapun sebagai suatu badan usaha. hidup matinya badan usaha yang disebut koperasi ini juga dari keuntungan ekonomi ini, namun bukan hal yang terutama. Oleh karena itu, badan usaha yang berasaskan kekeluargaan ini untuk kelangsungan hidupnya, wajib dikelola secara profesional. Pengurus koperasi yang sifatnya kekeluargaan ini, pengurusnya diangkat oleh para anggota pada rapat anggota. Namun. berjalannya suatu badan usaha tidak dapat amatiran dalam anti oleh siapa saja yang bersedia bekerja dengan tidak memperhatikan kemampuan menjalankan usaha tadi. Badan pengurus bisa saja berasal dari anggota meskipun tidak memiliki keahlian berusaha secara ekonomi, namun perangkat kerja perusahaan, wajib dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya sesuai dengan sifat badan usaha. Sedangkan yang mencirikan koperasi dengan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonominya. terutama dalam mempertahankan keuntungan sosial bagi seluruh anggota dan pengguna jasa koperasi, wajib menjadi acuan utama. Modal dalam kegiatan usaha dan kegiatan ekonomi. tidak hanya terbatas pada alat produksi, gedung, lahan dan keuangan, namun paling utama terletak pada SDM yang menjadi aset hidup kegiatan dan kehidupan ekonomi tersebut. Oleh karena itu, baik perusahaan milik Negara, milik swasta ataupun milik rakyat dalam bentuk koperasi, di tuntut adanya modal SDM yang bersikap mental wiraswasta. Orang yang berjiwa perwira. yaitu berani, jujur, disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab. Orang atau orang-orang yang demikian yang di tuntut menjadi modal utama dalam kegiatan berusaha dan kegemaran ekonomi. Dengan dimilikinya orang-orang yang demikian. modal berupa alat produksi. keuangan dapat digalang serta didatangkan. SDM yang demikian itulah yang masih langka di kalangan kita, umumnya di Indonesia dan khususnya di lingkungan koperasi. Oleh karena itu, menjadi tuntutan bagi Anda selaku guru IPS bagaimana membimbing, mengarahkan, membina dan mengembangkan peserta didik untuk bersikap mental wisaswasta bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat. bangsa, dan negara. Sumber daya alam, selain ada yang persediaannya terbatas dan langka. juga sifatnya tak terbarukan (non renewable resources). Oleh karena itu, pemakaian dan pemanfaatannya wajib didasarkan atas asas efektif untuk apa, serta efisiensi seberapa. Wajib ada upaya penggunaan sumber daya yang demikian itu diutamakan bagi kepentingan yang betul-betul mendesak dan bagi kepentingan orang banyak.. Berkaitan dengan upaya tersebut, wajib diperhitungkan secara rinci berapa besar keperluannya. penghematan terhadap sumber daya yang tak terbarukan ini wajib dilakukan oleh semua pihak. Dengan demikian pemanfaatan sumber daya tersebut mencapai kegunaan yang setinggi-tingginya dengan tingkat produktivitas optimal. Penyalahgunaan sumber daya, kelangkaan dan pemusnahannya, tidak hanya menimpa sumber daya yang tidak terbarukan, dapat juga menimpa sumber daya yang terbarukan (renewable resources). Penggunaan dan pemanfaatan sumber daya hayati yang tidak terkendali, pada tahap pertama terjadi. penggunaan keragaman, yang selanjutnya memberikan peluang pada kelangkaan. yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya pemusnahan. Masalah ini telah dialami oleh jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan tertentu. Padahal. jenis-jenis tersebut memiliki fungsi ekologi dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem. Kemajuan dan pemanfaatan kemajuan IPTEK dalam bidang produksi, telah pula menyebabkan terjadinya alternatif pemanfaatan dan penggunaan suatu jenis sumber daya. Sebagai contoh. Penggunaan dan pemanfaatan migas serta batu bara, tidak lagi hanya untuk bahan bakar. melainkan untuk pemanfaatan dan kepentingan yang meluas. Dengan proses petrokimia, minyak bumi dan batu bara dimanfaatkan untuk bahan pakaian, ban kendaraan, kosmetik, obat-obatan. Padahah migas dan batu bara termasuk sumber daya alam yang tak terbarukan. Masalah ini wajib menjadi perhatian dan kepedulian Anda selaku guru IPS serta juga kepedulian den perhatian kita semua untuk menyadarkan peserta didik dalam menggunakan serta memanfaatkan sumber daya alam yang tak terbarukan secara efektif efisien sehingga produktivitasnya optimum. Menurut pengkajian dan perhitungan Departemen Pertambangan dan Energi. cadangan mineral migas Indonesia sudah makin menipis. Menurut perhitungan tersebut, beberapa pancawarsa yang akan datang. Indonesia yang semula sebagai Negara pengekspor migas dapat berubah menjadi pengimpor. Dapat dibayangkan dari sekarang. berapa mahalnya minyak humi dan gas alam, bila barang tersebut merupakan barang impor. Padahal penggunaan minyak bumi untuk bahan bakar kendaraan bermotor makin meningkat, peningkatan tersebut selain karena kendaraannya raja yang makin besar jumlahnya, juga karena kemacetan lalu lintas yang sukar diatasi di kota-kota besar. Menghadapi keterbatasan, kelangkaan sampai pada tingkat habisnya sumber daya minyak bumi dan gas alam, wajib dipikirkan sumber daya alternatif. sumber daya pengganti migas. Indonesia memiliki sinar surya yang melimpah, arus ombak dan gelombang air laut yang tak kunjung berhenti. merupakan sumber daya alternatif yang belum dimanfaatkan. Untuk melaksanakan upaya pemanfaatan sumber daya alternatif, dituntut IPTEK yang tepat guna. Untuk memanfaatkan IPTEK tersebut, menuntut SDM yang handal menciptakan, mengembangkan dan mengelolanya. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan dan kualitas SDM menjadi tuntutan. Secara kuantitatif, kita bangsa Indonesia memiliki keunggulan komparatif SDM (peringkat empat dunia), namun secara kualitatif, SDM indonesia belum memiliki keunggulan kompetitif. Oleh negara-negara kecil, seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Korea Selatan raja kalah. Di sini, dunia pendidikan sangat ditantang dan dipanggil meningkatkan kualitas SDM ini. Angkatan kerja, tenaga kera, dan SDM Indonesia pada umumnya. masih belum mampu menempatkan diri sebagai SDM yang berkeunggulan kompetitif, jangankan di tingkat global. di tingkat regional Asia saja masih lemah Hal ini sekali menjadi tantangan dunia pendidikan untuk menempatkan dan memfungsikan diri sebagai agen kemajuan bangsa serta Negara. Satu hal lagi yang tidak boleh dilupakan bagaimana memberdayakan koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia. Mengentaskan koperasi menjadi badan usaha yang berdaya dari hanya sekadar ‘proyek kasihan”. D. SOSIOLOGI Kita dapat mengamati dan menghayati sendiri, bahwa sejak lahir telah berhubungan dengan orang atau pihak lain, paling tidak dengan ibu dan anggota keluarga lainnya. Pada perkembangan dan pertumbuhan individu itu selanjutnya. Hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi hanya terbatas dalam keluarga. melainkan telah menjangkau teman sepermainan, para tetangga. dan demikian seterusnya. hubungannya pun tidak sepihak melainkan timbal balik atau dengan perkataan lain, terjadi lnteraksi antara seorang individu dengan pihak lain. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita konsepkan sebagai interaksi sosial. Ilmu sosial yang secara khusus mempelajari “lnteraksi sosial” ini adalah sosiologi. Oleh karena itu. Brown &Brown (1.980:35) mengemukakan: “sosiologi secara kasar dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang lnteraksi umat manusia”. Sedangkan Frank H. Hankins (Fairchild, H.P. dkk.: 1982:302) lebih terperinci mengemukakan: Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dan hubungan kelompok umat manusia. Studi tentang manusia dan lingkungan insaninya dalam hubungan satu sama Lain. Aliran sosiologi yang berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan faktor-faktor yang berhubungan, sebagian menekankan hubungan pada hubungan di antara mereka sendiri seperti lnteraksi, asosiasi dan seterusnya, sedangkan aliran yang Lain menekankan pada umat manusia dalam hubungan sosialnya, memfokuskan perhatian kepada hubungan sosial dalam berbagai peranan dan fungsinya. Meskipun di antara dua konsep itu secara gradual dan perbedaan. terutama yang dikemukakan oleh Hankins juga dikemukakan berbagai penekanan yang berbeda dalam telaahan sosiologi itu, namun kita dapat menarik garis persamaan berkenaan dengan hubuungan sosial, baik ditinjau sebagai interaksi sosial, asosiasi .sosial, ataupun melihat tunas manusia dalam hubungan sosialnya. Namun yang sudah pasti semuanya memperhatikan manusia yang tidak terisolasi menyendiri. melainkan memperhatikan umat manusia dalam. Hubungan sesamanya. Atau dengan perkataan lain, sosiologi itu mempelajari manusia dalam konteks sosial yang melakukan lnteraksi sesamanya. Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, sudah pasta interaksi sosialnya juga mengalami perkembangan dan perubahan. Dalam proses sosial tersebut, terutama bagi manusia yang lebih belia, terjadi proses yang dikonsepkan sebagai sosialisasi. Pada tahap-tahap selanjutnya, proses sosial dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan. Pada keadaan yang demikian, terjadi apa yang dikonsepkan sebagai modernisasi. Atas pembahasan singkat yang baru dikemukakan, dapat diketengahkan konsep-konsep dasar sosiologi sebagai berikut: 1. lnteraksi sosial; 2. sosialisasi; 3. kelompok sosial; 4. perlapisan sosial; 5. proses sosial; 6. perubahan sosial; 7. mobilisasi sosial; 8. modernisasi; 9. patologi sosial; 10. konsep-konsep lain yang dapat digali sendiri dari kenyataan dan proses kehidupan sehari baru. Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosiologi, telah cukup dibahas pada uraian terdahulu. Interaksi ini bagaimanapun intensitasnya, selalu dialami oleh tiap individu dan selalu terjadi di masyarakat. Manusia sebagai anggota masyarakat, dilandasi oleh berbagai kebutuhan. selalu melakukan interaksi, baik interaksi edukatif, interaksi ekonomi maupun interaksi budaya dan interaksi politik Semua interaksi tersebut termasuk interaksi sosial. Hasil interaksi sosial berbagai pihak biasanya menelorkan konsensus sosial Konsensus sosial atau kesepakatan sosial ini juga- termasuk konsep dasar sosiologi. E. ANTROPOLOGI Seperti telah disinggung bahwa kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan kemajuannya. yaitu kebudayaan. Bidang ilmu sosial yang mengkhususkan telaahannya kepada kebudayaan ini tidak lain adalah Antropologi. Namun, untuk lebih jelasnya, apa sesungguhnya Antropologi itu, E.A. Hoebel (Fairchild. H.P. dkk: 1982: 12) secara singkat mengemukakan: “Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya”. Sedangkan Koentjaraningrat (1990: II) juga secara singkat menyatakan: “Antropologi berarti ilmu tentang manusia”. Dua ungkapan di atas menyatakan bahwa antropologi itu studi atau ilmu tentang manusia. Hoebel secara lebih tegas menyebutkan ‘dengan kerjanya’, sedangkan Koentjaraningrat tidak. Namun, kita dapat menafsirkan pernyataan itu selanjutnya khusus yang dikemukakan oleh Hoebel tentang ‘kerjanya’ yang dapat diartikan sebagai kerja dalam arti kegiatan pikiran dan pemikiran yang berarti “budaya dan kebudayaannya. Oleh karena itu, pengertian antropologi di sini lebih tepat dikatakan antropologi budaya, yang oleh Hoebel dikemukakan bahwa “Antropologi budaya itu tidak lain adalah studi tentang perilaku manusia” (Fairchild, dkk.: 1982: 12). Sedangkan Koentjaraningrat (1990: 11-12) mengemukakan bahwa antropologi budaya telah menjadi mata kuliah resmi di Univeritas Indonesia sebagai pengganti ilmu kebudayaan. Dalam struktur ataupun humaniora. konsep atau ilmu kebudayaan itu tidak ada. Dengan demikian sebutan antropologi di sini berarti antropologi budaya yang berarti studi atau ilmu yang mempelajari manusia dengan perilaku sosial atau dengan kebudayaannya. Pembahasan tentang budaya dan kebudayaan, lebih lanjut yang berkaitan dengan antropologi atau antropologi budaya Anda dan kita semua dapat menghayati, bahwa di antara manusia dengan makhluk hidup yang lain, khususnya dengan binatang terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada akal pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dan binatang sebagai makhluk Al Khalik Maha Kuasa, sama-sama dikaruniai otak, namun otak manusia dilengkapi oleh kemampuan yang berkembang dan dapat dikembangkan, sedangkan otak binatang tidak demikian. OIeh karena itu, manusia dengan akal pikirannya inilah mampu menghasilkan kebudayaan yang beraneka ragam. Kebudayaan, akar katanya dan kata buddayah, bentuk jamak dan buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjarningrat: 1990: 9), Soerjono Soekanto: 1990: 188). Kata buddhayah dan atau buddhi itu berasal dari bahasa Sanskerta. Dengan demikian, kebudayaan itu dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berhubungan dengan budi dan atau akal”. Berkaitan dengan budaya ini, Anda dapat menyimak beberapa konsep dan beberapa pakar antropologi, antara lain C.A. Ellwood (Fairchild. H.P. dkk. :1982 : 80) menyatakan: Kebudayaan adaLah nama kolektif semua pola perilaku ditransparansikan secara sosial melalui simbol-simbol; dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik, yang tidak hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral, dan keyakinan- kepercayaan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau artefak merupakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, pertengkapan seni, dan sebagainya. Pengertian kebudayaan secara ilmiah berbeda dengan pengertian konotatif sehari-hari. Hal tersebut meliputi semua yang dipelajari melalui sambung rasa atau komunikasi timbul arah. Hal itu meliputi semua bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan. Tidak ada kelompok umat manusia yang memiliki maupun yang tidak memiliki bahasa, tradisi, kebiasaan, dan kelembagaan kebudayaan itu sifatnya universal yang merupakan ciri yang berkarakteristik masyarakat manusia. Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamblang bahwa kebudayaan itu hanya menjadi milik otentik manusia. Dan konsep tadi, tercermin pub konsep-konsep dasar antropologi yang melekat pada kehidupan masyarakat manusia. Namun demikian, konsep-konsep dasar itu akan diketengahkan kembali secara lebih Iengkap. Konsep-konsep dasar itu, meliputi: 1. kebudayaan; 2. tradisi; 3. pengetahuan; 4. ilmu; 5. teknologi; 6. norma; 7. lembaga; 8. seni; 9. bahasa: 10. lambang; 11. banyak hal serta fenomena yang dapat kita sendiri menggalinya, Kebudayaan sebagai konsep dasar, secara langsung telah kita telaah, paling tidak melalui dua pembahasan yang baru kita lakukan. Selanjutnya, mengenai tradisi tidak lain adalah kebiasaan-kebiasaan yang terpolakan secara budaya di masyarakat. Kebiasaan yang dikonsepkan sebagai tradisi ini karena telah berlangsung turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun demikian, pengaruh komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat, tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak fungsinya berubah bila dibandingkan dengan maksud semula dalam konteks budaya masa lampau. Tata upacara tertentu di masyarakat yang semua bernilai ritual kepercayaan, pada saat ini tata upacara itu masih dilakukan, namun nilainya tidak lap sebagai suatu bentuk ritual, melainkan hanya dalam upaya untuk mempertahankan silaturahmi, bahkan hanya sebagai hiburan. Jika tradisi melekat pada kehidupan dan alam masyarakat, paling tidak dalam kelompok maka kebiasaan, lebih melekat pada orang per orang sebagai anggota masyarakat, dan tingkat bobotnya juga lebih rendah dari pada bobot tradisi. Kebiasaannya keberlakuannya lebih terbatas bila dibandingkan dengan tradisi. Tegur sapa, mengetuk pintu kalau bertamu, mendahulukan orang yang Iebih tua atau yang diruakan, hal itu merupakan kebiasaan. Namun. pulang mudah pada hari lebaran atau tahun baru, sampai saat ini masih menjadi tradisi untuk kelompok masyarakat tertentu. Kita belum mengetahui apakah di tahun-tahun mendatang pulang mudik itu masih merupakan tradisi ataukah bergeser menjadi kebiasaan. Hal tersebut masih harus ditunggu dan diamati lebih jauh. Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tiap konsep dasar tersebut saat ini biasa dijadikan satu sebagai IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi). Penyatuan tiga konsep tersebut sangat beralasan karena ketiganya sangat erat satu sama lain. Jika pengetahuan merupakan kumulasi dari pengalaman dan hal-hal yang kita ketahui, sedangkan ilmu merupakan pengetahuan yang telah di pelajari. ruang lingkup telaahannya. dan metode yang dikembangkan serta penerapan ilmu dalam kehidupan untuk memanfaatkan sumber daya bagi kepentingan manusia, itu lah yang kita sebut teknologi. Kita yakin bahwa tiga konsep tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain Oleh karena itu, pula kita sepakat untuk memadukannya menjadi IPTEK. Pada masyarakat yang bagaimanapun sederhananya, dan terpencil dari keramaian, IPTEK itu ada pada mereka. Namun. kualitasnya pasti sangat berlainan dengan masyarakat yang telah maju. Dengan mengetahui kondisi setiap kelompok masyarakat termasuk tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEK-nya. Anda dan kita semua akan mampu memahami dan Menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan di manapun. Tidak justru sebaiknya Anda dan kita semua mencemoohkan mereka. Melalui IPS, Anda wajib membawa peserta didik ke arah yang saling mengerti dan saling Menghargai sesama kelompok masyarakat dalam keadaan yang bagaimanapun serta di mana pun mereka adanya. Dalam kehidupan masyarakat dan bermasyarakat, keluarga merupakan lembaga yang memiliki fungsi majemuk. Ia menjadi lembaga ekonomi dalam menjamin kebutuhan pangan, sandang dan papan (rumah), Ia juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dalam meletakkan dasar pendidikan kepada anggotanya, Ia juga menjadi lembaga peradilan dalam mempertahankan keseimbangan hak dan kewajiban di antara anggotanya. ia juga menjadi lembaga pemenuhan dalam menjaga kesejahteraan-ketenteraman keamanan seluruh anggotanya. dan demikian seharusnya. Oleh karena itu, keluarga dan lembaga merupakan konsep dasar yang bermakna pada studi antropologi. Dalam konteks budaya dan masyarakat. keluarga dan lembaga. serta keluarga sebagai lembaga selalu menjadi perhatian. Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam kehidupan masyarakat dan budaya adalah nilai serta norma. Nilai dengan norma erat sekali kaitannya, namun demikian. Memiliki perbedaan yang mendasar. Dalam alam pikiran manusia sebagai anggota masyarakat melekat apa yang dikatakan baik dan buruk, sopan dan tidak sopan. cocok dan tidak cocok, tepat dan tidak tepat. benar dan salah, dan seterusnya. Hal itu semua merupakan nilai yang mengatur, membatasi den menjaga keserasian hidup bermasyarakat. Orang yang tidak sopan kepada orang tua, orang yang dituakan atau orang yang Iebih tua. dikatakan bahwa orang yang bersangkutan tidak tahu nilai. Dalam tindakan, perilaku dan perbuatan, seseorang selalu sesuai dengan tradisi, kebiasaan. dan aturan-aturan yang berlaku. Orang yang demikian dikatakan mengerti dan tahu nilai dan dijadikan pegangan dalam setiap perilaku dan perbuatannya. Sedangkan norma Iebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku di masyarakat. OIeh karena itu, kita dapat mengajukan pertanyaan “Bagaimanakah norma yang berlaku dalam kelompok masyarakat di sini? Mengapa pertanyaan sedemikian perlu diajukan, hal ini untuk menghindarkan diri dan melanggar norma yang berlaku. Menurut aturan (baik tertulis maupun tidak tertulis), jika ingin bertanya. harus mengacungkan tangan atau telunjuk lebih dahulu. Hal ini merupakan norma yang berlaku dalam suatu pertemuan atau juga dalam kelas. Pada waktu bertanya kita babas berprilaku sopan. Kesopanan tersebut merupakan nilai dalam bertanya. Pada tingkat dan taraf yang lebih tinggi kita juga mengenal pranata yang juga merupakan salah satu konsep dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Dalam hal ini, kita juga harus membedakan antara pranata (institution) dengan lembaga (institute). Untuk menyimak perbedaan beberapa konsep dasar di atas. Koentjaraningrat (1990: 165-166) memberikan penjelasan ‘Pranata adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu”. Lebih tegasnya, Koentjaraningrat mengemukakan contoh-contoh sebagai berikut. F. POLITIK DAN PEMERINTAHAN Secara singkat Mildred Parten (Fairchild, H.P., dkk.: 1982: 224) mengemukakan bahwa ilmu politik adalah teori, kiat dan praktik memerintah. Sedangkan Brown &Brown (1980: 304) mengemukakan bahwa. ilmu politik adalah proses dilaksanakannya kekuasaan mencapai tujuan-tujuan tertentu. Di pihak yang lain, J. Barents (Miriam Budiarjo: 119:9), dalam ilmu politik mengemukakan definisi: Ilmu politik adalah ilmu Yang mempelajari kehidupan Negara .... yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Ilmu politik mempelajari Negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya. Akhirnya dapat dikemukakan di sini arti ilmu politik menurut Ossip K Flechtheim(Miriam Budiarjo: 1991:11) dalam buku Fundamental of Political Science: “ilmu Politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari Negara sejauh Negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dan gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang mempengaruhi Negara”. Empat definisi ilmu politik tadi dapat dikemukakan garis umum., yaitu bahwa ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan Negara. mempelajari Negara melakukan tugasnya mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tugas tersebut. mempelajari kekuasaan sebagai penyelenggara Negara. mempelajari kekuasaan memerintah Negara. Dalam definisi-definisi tersebut, terdapat konsep-konsep kekuasaan, Negara, pemerintahan, sifat dan tujuan Negara. Dengan demikian, dalam konsep ilmu politik., tidak terpisahkan konsep-konsep dasar Negara dan pemerintahan. Menurut Brown & Brown (1980: 304), ‘Pemerintahan adalah semua aparat dan proses yang melaksanakan penyelenggaraan aktivitas Negara”. Sedangkan menurut Charles J Bushnell (Fairchild. H.P, dkk: 1982:132): “Pemerintahan adalah organisasi penjelmaan suatu Negara, pemerintahan adalah Negara dalam penampilan praktiknya. pemerintahan sebagai suatu proses merupakan pelaksanaan fungsi Negara dalam segala aspeknya”. Dua acuan tentang pemerintahan, jelas yang dimaksud dengan pemerintahan itu tidak lain adalah penyelenggaraan, pelaksanaan kerja secara operasional suatu Negara. Dengan kata lain, pemerintahan itu adalah aparat pelaksana Negara. Oleh karena itu, tentu saja menyangkut tugas dan fungsi aparat serta instansi yang menyelenggarakan pekerjaan yang menjadi bahan kewajiban Negara. Negara dengan pemerintahannya, melekat satu sama lain. Setelah kita simak bersama apa dan bagaimana ilmu Politik serta pemerintahan itu selanjutnya kita akan mengkaji konsep-konsep dasar kedua-duanya Konsep-konsep dasar itu sebagai berikut. 1. Kekuasaan. 2. Negara 3. Undang-undang. 4. Kabinet. 5. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). 6. Dewan Perwakilan. Rakyat (DPR). 7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD). 8. Mahkamah Agung. 9. Kepemimpinan. 10. Demokrasi. 11. Wilayah. 12. Kedaulatan rakyat. 13. Otoriter. 14. Monarki. 15. Republik. 16. Hal-hal lain yang dapat digali sendiri berdasarkan pengamatan serta pengalaman. Anda dan kita semua selaku bangsa Indonesia, yakin bahwa Indonesia merupakan suatu Negara. Bahwa kawasan yang kita tempati sejak lahir, dan diwariskan secara berkesinambungan dan generasi ke generasi, adalah suatu Negara yang disebut Negara Republik Indonesia. Bahwa Nusantara tercinta ini adalah Negara karena memenuhi kriteria sebagai berikut. 1. Memiliki WiIayah Nusantara Indonesia kita ini merupakan wilayah daratan seluas 2.027.087 km2 yang terdiri atas 17.656 pulau dan yang dihuni penduduk kira-kira 3.000 pulau. Dengan demikian, masih banyak pulau yang belum berpenduduk secara tetap. Sedangkan luas perairan laut 6.090.163 km2. Luas keseluruhan wilayah Nusantara 8.117.250 km2. Kenyataan ini telah diakui oleh Negara lain, paling tidak oleh Negara-negara sahabat terdekat. 2. Penduduk Berdasarkan hasil sensus penduduk 2000 dan sampai saat ini, wilayah Indonesia berpenduduk lebih 2000 juta jiwa, dan laju pertumbuhan per tahun hampir mencapai 1,98 persen berdasarkan jumlahnya. Indonesia menempati peringkat empat di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat. Dengan laju pertumbuhan 1,98 menurut rumus Nathankeifits, penduduk Indonesia akan menjadi berlipat dua dalam jangka waktu 35,35 tahun. Jadi, pada tahun 2000 Indonesia berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa maka pada tahun 2025 (1990 + 35) yang akan datang wilayah Indonesia akan berpenduduk 358.388.446 jiwa. merupakan jumlah yang besar. Hal tersebut menurut perhatian dan kepedulian segala pihak, terutama dari tiap penduduk Indonesia sendiri. 3. Pemerintahan Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, pada alinea keempat dinyatakan: “Kemudian dan pada untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum . maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia 4. Kedaulatan Pada alinea keempat yang telah dikemukakan tadi, dalam kalimat itu selanjutnya dikemukakan: “...yang terbentuk dalam susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kehijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dari rumusan alinea tadi telah tegas juga tentang kedaulatan Negara. yang dinyatakan sebagai berkedaulatan rakyat. Dengan demikian, kedaulatan telah dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Konsep dasar yang berkaitan dengan Ilmu Politik yang dapat dikatakan sangat melekat adalah kekuasaan. Miriam Budiardjo (1991:35) mengemukakan: Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok manusia untuk mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok Lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang Yang mempunyai kekuasaan itu”. Dalam hal penyelenggaraan Negara atau pelaksanaan pemerintahan, kekuasaan ini dipegang oleh pemerintah yang ditaksanakan oleh dewan menteri atau kabinet yang diketuai oleh kepala pemerintahan atau kepala Negara (perdana menteri, presiden). Kekuasaan di sini dapat dinyatakan juga sebagai kepemimpinan. Menurut Charles J. Bushnell (Fairchild. H.P., dkk,: 1982:174) paling tidak ada dua pengertian kepemimpinan, yaitu: (1) Suatu proses situas yang memberikan peluang kepada seseorang atau orang-orang karena kemampuannya memecahkan persoalan dilkuti oleh kelompoknya, dan mampu mempengaruhi perilaku kelompok yang bersangkutan. (2) Tindakan dan pengorganisasian dan pengarahan perhatian serta aktivitas sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu proyek atau perusahaan, oleh seseorang yang mengembangkan kerja sama, melalui pengamatan dan pemeliharaan kerelaan yang disepakati sesuai dengan tujuan dan metode yang dikehendaki serta diadopsi. oleh himpunan yang bersangkutan. Berdasarkan dua pengertian di atas. kepemimpinan, kekuasaan. kenegaraan dan pemerintahan itu kait mengait dalam suatu situasi dan proses dalam wadah yang disebut Negara. Tinggal lagi bagaimana kepemimpinan dan kekuasaan itu dilaksanakan apakah dalam suasana demokrasi ataukah otoriter. Jika mengacu kepada Undang-Undang Dasar 1945 yaitu bahwa “... suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat” maka kepemimpinannya itu demokrasi, dan kekuatan ada di tangan rakyat sesuai dengan pengertian demokrasi sendiri (Bahasa Yunani, demos berarti rakyat. kratos/kratein berarti kekuasaan/berkuasa) berarti rakyat berkuasa atau kekuasaan di tangan rakyat:, sedangkan kepala Negara atau kepala pemerintahan, hanya mendapat wewenang dari rakyat. Terselenggaranya suatu Negara dengan baik, tertib dan amen karena adanya peraturan yang disusun bersama, disepakati bersama serta dipatuhi bersama keberlakuannya. Bagi tingkat Negara dan pemerintahan peraturan atau norma tersebut tersusun dalam bentuk undang-undang. Undang-undang yang menjadi pokok utama atau induk dari segala peraturan, norma dan undang-undang adalah undang-undang dasar. Untuk Negara dan Pemerintah Indonesia. yang menjadi undang-undang pokok utama itu adalah Undang-Undang Dasar 1945. Segala Tata cara, upacara, pengaturan dan penyelenggaraan bernegara serta berpemerintahan. Telah ditentukan secara garis besar pada Undang-Undang Dasar 1945. peraturan pelaksanaannya, terjabarkan dan terperincikan pada undang-undang, peraturan Pemerintah, garis-garis besar haluan Negara, peraturan daerah, dan demikian seterusnya. Hal yang demikian ini, wajib Anda pelajari, selain kepentingan sendiri. juga untuk kepentingan proses mengajar dan membelajarkan peserta didik yang menjadi tanggung jawab Anda serta tanggung jawab kita semua. Demokrasi yang arti harfiahnya rakyat berkuasa atau kekuasaan di tangan rakyat, pada pelaksanaannya diserahkan kewenangannya kepada kepala Negara dan atau kepada pemerintahan. Penyerahan kewenangan itu dilakukan melalui perwakilan rakyat yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Tentu saja pemberian kewenangan itu, juga melalui permusyawarahan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang tidak lain adalah para anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan daerah. G. PSIKOLOGI SOSIAL Interaksi sosial manusia di masyarakat, baik itu antar individu, antara individu dengan kelompok atau antar kelompok. tidak dapat dilepaskan dari fenomena kejiwaan yang timbul dari orang perorangan dan dalam kelompok. Reaksi emosional, sikap, kemauan, perhatian, motivasi, harga diri dan sebangsanya sebagai fenomena kejiwaan yang tercermin pada perilaku orang perorangan serta kelompok tadi merupakan fenomena yang melekat pada kehidupan berbudaya dan bermasyarakat. Perilaku kejiwaan manusia dalam konteks sosial ini merupakan objek kajian psikologi sosial. Psikologi sosial sebagai salah satu bidang ilmu sosial, menurut Harold A Phelps (Fairchild, H.P. dkk.: 1982:290): ‘Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tantang proses mental manusia sebagai makhluk sosial. Dengan demikian, objek yang di pelajari oleh psikologi sosial itu seperti telah dikemukakan tadi, meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial yang terungkap pada perhatian. minat. kemauan. sikap mental, reaksi emosional, harga diri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran. dan demikian seterusnya. Mengenai psikologi sosial ini selanjutnya. secara singkat Kerch, Clutfield, dan Ballchey (1982:5) mengemukakan: ‘psikologi sosial dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang peristiwa perilaku antar personal”. Ungkapan ini tidak berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Phelps tadi. Titik berat perhatian kajiannya itu tertuju pada perilaku manusia dalam hubungan sosialnya. Dan pernyataan dan kenyataan yang dapat kita amati serta kita hayati, antara psikologi sosial dengan sosiologi, sangat erat kaitannya, kalau tidak dapat dikatakan sebagai linus yang dwitunggal. Pada kenyataannya, interaksi sosial antar warga masyarakat, tidak dapat selalu dilandasi oleh dorongan kejiwaan, apakah itu namanya perhatian, minat, harga diri atau kemauan lainnya. Kondisi emosional selalu menyertai proses yang kita sebut interaksi sosial. Selanjutnya. dorongan untuk berinteraksi sosial itu juga tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi proses kejiwaan saja, melainkan dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan (Kerch. Crutfield. Ballchey (1982: 487-483). Ke dalam faktor lingkungan, termasuk manusia di sekitarnya (lingkungan sosial), nilai norma peraturan yang berlaku (lingkungan budaya), dan kondisi cuaca pepohonan sumber daya air ketinggian dan permukaan laut (lingkungan alam). Lingkungan-lingkungan tadi sangat berpengaruh terhadap kebanggaan, harga diri, sikap mental, dorongan berprestasi, etos kerja, semangat hidup. kesadaran sesorang ataupun kelompok dalam kehidupan sehani-hari. Betapa bermaknanya keluarga sebagai lingkungan sosial terhadap dorongan berprestasi seorang anggotanya. Demikian pula peranan lingkungan sosial lainnya. seperti teman sepermainan, teman sejawat dalam pekerjaan atas dorongan kepada seseorang untuk tetap hidup bersemangat. berprestasi, dan akhirnya mencapai keberhasilan. Proses dan dinamika kejiwaan yang demikian itu, wajib mendapatkan perhatian. dalam upaya meningkatkan kualitas SDM di hari-hari mendatang. Sebagai suatu kesaruan mental psikologi dengan fisik biologis fenomena kejiwaan seseorang, terpadu dalam dirinya sebagai kepribadian. Pada kesatuan kepribadian ini, kita dapat mengamati dan menelaah hubungan antara faktor dalam diri seseorang (potensi mental psikologi dan fisik biologi) dengan faktor luar yang disebut lingkungan (sosial, budaya, alam). Keunikan kepribadian seseorang yang terpencar pada perilakunya. merupakan hasil perpaduan kerja sama antara potensi dan dalam diri dengan rangsangan dan Iingkungan (hukum konvergensi). Psikologi sebagai salah satu bidang ilmu sosial, berperan strategi dalam mengamati, menelaah. menganalisis. menarik kesimpulan dan memberikan arahan alternatif terhadap masalah sosial yang merupakan ungkapan aspek kejiwaan. Patologi sosial yang pernah didiskusikan pada waktu membicarakan sosiologi, sesungguhnya juga menjadi salah satu garapan psikologi sosial. Setelah kita membicarakan apa dan bagaimana psikologi sosial itu selanjutnya marilah kita memperhatikan konsep-konsep dasar psikologi sosial itu, yang menjadi salah satu bagian dari kajian ilmu sosial. Konsep-konsep dasar tersebut dapat diikuti berikut ini. 1. Emosi terhadap objek sosial. 2. Perhatian. 3. Minat. 4. Kemauan, 5. Motivasi. 6. Kecerdasan dalam menanggapi persoalan sosial. 7. Penghayatan. 8. Kecadaran. 9. Harga diri. 10, Sikap mental. 11. Kepribadian. 12. Masih banyak fenome kejiwaan yang lain yang dapat kita gali lebih lanjut. Setiap individu yang normal, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat dikembangkan Kadar potensi tadi bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya bergantung pada kondisi kesehatan. Baik mental psikologisnya. Mereka yang kesehatan jasmani dan rohaninya prima. peluang pengembangan potensi psikologisnya lebih baik dari pada mereka yang kurang sehat. Selain dari hal tersebut, faktor lingkungan dan anti yang seluas-luasnya juga sangat berpengaruh. Ketajaman emosi dan reaksi emosional seseorang. sangat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seperti telah digambarkan tadi. Emosi dan reaksi emosional dengan pengendaliannya. sangat penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam interaksi sosial. Emosi dengan reaksi emosional merupakan konsep dasar psikologi sosial yang peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Perhatian dan minta seseorang terhadap sesuatu benda, fenomena sosial, interaksi sosial dan lain lainnya. Tinggi rendahnya, terkendali tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. OIeh karena itu. emosi sebagai suatu Potensi kepribadian wajib diberi santapan dengan berbagai pembinaan psikologis. termasuk santapan keagamaan. Perhatian dan sekaligus juga minat sebagai konsep dalam psikologi sosial, secara sepintas telah dibahas di atas. Dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). khususnya berkenaan dengan peningkatan kualitas kemampuan intelektual, perhatian dan minat tersebut, memegang peranan yang sangat bermakna. Tanpa perhatian dan minat dan SDM yang bersangkutan, pengembangannya mustahil tercapai secara optimum. Oleh karena itu. Anda dan kita semua selaku guru IPS, wajib memperhatikan perhatian dan minat peserta didik, agar tujuan instruksional dan tujuan pendidikan dapat direalisasikan seoptimal mungkin. Kemajuan sebagai konsep dasar psikologi sosial. merupakan suatu potensi pendorong dari dalam diri individu untuk memperoleh dan mencapai suatu yang diinginkan. Kemauan yang kuat merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Anda tentu ingat akan ungkapan “di mana ada kemauan. di situ ada jalan”. Kemauan yang terbina dan termotivasi pada diri seseorang termasuk pada diri Anda serta kita semua, menjadi landasan yang kuat mencapai sesuatu terutama mencapai cita-cita luhur yang menjadi idaman masing-masing. Orang-orang yang kemauannya lemah, bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi sebagai suatu koncep dasar, selain timbul dari dalam diri individu masing-masing, juga dapat datang dari lingkungan, khususnya Iingkungan sosial dan budaya. Seperti telah dikemukakan di atas, motivasi diri itu juga merupakan kekuatan yang mampu mendorong kemauan. Jika Anda dan kita semua memiliki motivasi diri yang kuat, mencapai harapan yang kuat juga berkemauan keras mencapai suatu cita-cita. OIeh karena itu, menjadi kewajiban bagi Anda untuk memotivasi peserta didik dengan berbagai cara, agar mereka memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai suatu potensi sesuai dengan cita-citanya. Dalam hal ini, Anda selaku guru IPS berperan motivator bagi peserta didik yang menjadi tanggung jawab Anda. Kecerdasan sebagai potensi pskologi bagi seorang individu, merupakan modal dasar mencapai suatu prestasi akademis yang tinggi dan untuk memecahkan permasalahan sosial Kecerdasan sebagai dasar kejiwaan dan aset mental, tentu saja tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan unsur-unsur serat potensi psikologi Iainnya. Dibandingkan dengan potensi psikologi yang Lain. kecerdasan ini relatif tidak mudah dipantau. Dievaluasi dan ungkapan perilaku individu, untuk Anda selalu guru tentu saja dari perilaku peserta didik Potensi dan realisasi kecerdasan yang karakternya kognitif relatif tidak mudah diukur. Sedangkan potensi dan realisasi mental yang sifatnya afektif. lebih sukar dievaluasi dibandingkan dengan aspek kecerdasan. Kecerdasan sebagai konsep dasar psikologi sosial, memiliki makna yang mendalam bagi seorang individu karena kecerdasan tersebut menjadi unsur utama kecendekiaan. Sedangkan kecendekiaan, merupakan modal yang sangat berharga bagi SDM menghadapi kehidupan yang penuh masalah dan tantangan seperti yang kita alami dewasa ini. Proses kejiwaan yang sifatnya mendalam dan menuntut suasana yang tenang adalah penghayatan. Proses ini tidak hanya sekadar merasakan, memperhatikan, dan menikmati, melainkan Iebih jauh dari pada itu. Hal-hal yang ada di luar diri Anda dan kita masing-masing, menjadi perhatian yang mendalam. dirasakan serta diikuti dengan tenang sehingga menimbulkan kesan yang juga sangat mendalam pada diri kita masing-masiing. Proses penghayatan ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi diri kita yang penuh kesadaran. Tanpa kesadaran, penghayatan itu sukar terjadi atau sukar kita lakukan. Dengan penuh kesadaran kita dapat melakukan penghayatan tentang sesuatu. contohnya berkenaan dengan penghayatan Pancasila. Hasil penghayatan yang mendalam, meningkatkan kesadaran kita tentang sesuatu tadi, khususnya berkenaan dengan Pancasila. Oleh karena itu, proses kejiwaan yang tersimpan pada konsep dasar penghayatan. sukar dipisahkan dari konsep kesadaran. Dua konsep ini sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Kesadaran tersebut tidak cukup hanya merasakan, memahami dan memikirkan tentang hak dan kewajiban itu, melainkan lebih jauh lagi menghayatinya. Dengan penghayatan tersebut kesadaran akan bermakna dan mendalam sehingga dapat memenuhi serta melaksanakan apa yang menjadi kewajiban tersebut. Anda selaku guru IPS wajib menghayati dan menyadari hal itu. Harga diri dan sikap mental, merupakan dua konsep dasar yang mencirikan manusia sebagai makhluk hidup yang bermartabat. Oleh karena itu, harga diri ini jangan dikorbankan hanya untuk sesuatu yang secara moral tidak berarti. Harga diri Anda dan kita semna yang terbina serta terpelihara. merupakan martabat kemanusiaan kita masing-masing yang selalu akan diperbitungkan oleh pihak atau orang lain. Harga diri yang dikorbankan sampai kita tidak memiliki harga diri di mata orang lain, akan menjatuhkan martabat kita yang tidak jarang dimanfaatkan orang lain untuk memperoleh keuntungan. Masalah ini wajib disadari dan dihayati oleh tiap orang yang ingin mempertahankan martabatnya. Selanjutnya. sifat atau sikap mental, merupakan reaksi yang timbul dari diri kita masing-masing jika ada rangsangan yang datang kepada kita. Reaksi mental atau sikap mental dapat bersifat positif, negatif dan juga netral, bergantung pada kondisi diri kita masing-masing serta bergantung pula pada sifat rangsangan yang datang. Menjadi kewajiban Anda dan kita selaku guru membina serta mengembangkan sikap mental peserta didik serta positif-aktif-kreatif sebagai SDM masa yang akan datang yang sudah pasti akan penuh masalah, tantangan dan persaingan. Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat, Brown & Brown (1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik, sifat atau atribut yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu”. Sedangkan Hornrl hart (Fairchild, H.P., dkk.: 1982:218) secara lebih rinci mengemukakan: Kepribadian yaitu organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-fisika organisme tunggal dan yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan semua penyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan satu kemungkinan dan Lingkungan sosialnya. Konsep dasar kepribadian yang dikemukakan oleh Browb &Brown hanya sebagai ungkapan denotatis, sedangkan yang diketengahkan oleh Hart dalam pengertian konotatif yang lebih komprehensif. Berdasarkan apa yang dapat kata simak dari konsep tersebut, kepribadian ini bersifat unik yang memadukan potensi internal sebagai warisan biologis dengan faktor ekstemal yang berupa lingkungan yang demikian terbukanya. Pada kondisi kehidupan yang demikian terbuka terhadap pengaruh sedang mengarus secara global. faktor lingkungan itu sangat kuat. Oleh karena itu, pendidikan sebagai salah satu faktor Iingkungan. wajib terpanggil dan berperan aktif memberikan pengaruh positif-aktif-kreatif terhadap pembinaan kepribadian peserta didik SDM generasi muda yang menjadi subjek pembangunan masa yang akan datang, wajib memiliki kepribadian yang kukuh-kuat beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. agar selalu siap serta sigap menghadapi masalah-tantangan-persaingan. Secara ideal SDM yang memiliki kepribadian yang demikian itu. dapat diandalkan sebagai penyelamat kehidupan yang telah makin menyimpang dari kebenaran yang hakiki yang “mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai tujuan material semata”, Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun sangat mulia. Kegiatan Belajar 1 Penjajahan Indonesia dan Akibatnya A. LATAR BELAKANG TIMBULNYA PENJAJAHAN DI INDONESIA Sebelum kita bahas timbulnya penjajahan di Indonesia, marilah kita kaji faktor-faktor apa sajakah yang memungkinkan bangsa Asing menjajah Indonesia. Timbulnya penjajahan di Indonesia secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yakni faktor intemal, yaitu kondisi politik, ekonomi, dan sosial budaya yang memungkinkan bangsa lain memasuki Indonesia untuk berdagang yang kemudian berusaha menguasai perdagangan dengan memonopoli perdagangan. sedangkan faktor ekstemal, yaitu kondisi yang terjadi di negara-negara Barat sehingga mereka mengadakan ekspansi ke seluruh dunia. Secara terperinci faktor-faktor tersebut dikemukakan sebagai berikut. 1. Faktor Ekstem Yang dimaksud faktor ekstem adalah kondisi yang terjadi di Eropa sehingga memungkinkan terjadinya penjajahan di Indonesia tidak lepas dari masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggara pada abad ke-16 yang secara bertahap membawa bangsa Indonesia ke lingkup perdagangan Internasional dan bersamaan dengan itu pula secara tahap demi setahap kekuasaan asing mulai masuk ke tanah air kita. Secara berturut-turut bangsa Barat masuk ke Indonesia diawali oleh bangsa Portugis kemudian disusul oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Namun. pada periode selanjutnya bangsa Spanyol Iebih memusatkan perhatiannya di Filipina. bangsa Inggris mengutamakan sasarannya di India,sedangkan di Indonesia berhadapan dengan bermacam-macam corak imperialisme, seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris walaupun yang terakhir ini masa kekuasaannya singkat saja. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih konkret apa yang menyebabkan bangsa Eropa datang ke Indonesia karena didorong oleh faktor-faktor di bawah ini. a. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copemicus yang menyatakan bahwa dunia ini tidak dalat melainkan bulat seperti bola apabila seseorang berlayar lurus ke arab barat maka akhirnya akan tiba kembali pada titik semula. b. Berlangsungnya zaman Renaissance di Eropa Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang zaman kebebasan, yaitu lahimya kembali jiwa bebas dari berbagai kelangan yang membelenggu kehidupan mereka. Jiwa bebas ini telah mendorong semangat mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat menghasilkan beberapa penemuan baru yang berguna untuk kepentingan penjelajahan seberang lautan, seperti diketemukannya kompas, peta bumi yang lebih baik, pembuatan kapal-kapal yang Iebih baik pula serta penggunaan mesiu. c. Berkembangnya kekuasaan Islam di daerah Afrika Utara dan pantai timur Laut Tengah yang pada tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan ihu kota kerajaan Romawi, yakni Consntantinopel. Jatuhnya Constantinopel ini mengakibatkan tertutupnya sama sekali jalur hubungan perdagaan antara Eropa dengan Asia. Putusnya hubungan dagang tersebut mendorong bangsa Barat berusaha mencari sendiri jalan baru untuk pergi ke daerah penghasil rempah-rempah di Timur yakni Indonesia. d. Semangat Reconqucsta atau semangat perang salib, yaitu semangat untuk menaklukkan bangsa-bangsa yang pernah mengalahkan mereka, yaitu orang-orang Islam. Dalam rangka semangat reconquesta inilah bangsa Portugis ke luar dari negerinya untuk memerangi orang-orang Islam dengan merebut jalur perdagangan serta pusat-pusat perdagangan dan kekuasaan Islam. e. Ambisi untuk mencari daerah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas mencari kekayaan, kejayaan dan penyebaran agama Nasrani (Gold Glory dan Gospel). f. Adanya perjanjianTordessilas (7 Juni 1494) 1) Terjadinya perjanjian ini akibat dari Paus Alexander VI di Roma yang memberikan peluang kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan ekspansinya dengan mengeluarkan keputusan suci yang disebut Bull of Demarcation yang isi pokoknya adalah Paus memberikan dunia ini kepada kedua bangsa tersebut dengan batas garis khayal dari Utara ke Selatan samudra Atlantik, sebelah Barat garis meridian diberikan kepada Spanyol. sedangkan sebelah Timurnya diberikan kepada Portugis 2) Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan Portugis ialah garis meridian yang melaiui sebuah titik berjarak 370 mil di sebelah Barat Kepulauan Tanjung Verde. 3) Dampak dari isi perjanjian (a) Timbulnya imperialisme dan kolonialisme Barat di seluruh dunia (b) Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus menguasai wilayah bagian Timur, seperti: (I) Bartolomus Diaz menemukan Tanjung Harapan. (2) Vasco da Gama menemukan Calicut, India. (3) Don Alfonso de Albuquerque, menaklukkan Goa yang kemudian sampai ke Maluku. (4) Antonio d’Abreu menguasai maluku. (c) Spanyol menguasai sepenuhnya seluruh Amerika Latin, Hawai dan Filipina, yang ditandai dengan; (1) Pelayaran Columbus menemukan benua Amerika, (2) Magelhaens ekspedisi berkeliling dunia hingga sampal ke Filipina bahkan sampai ke Maluku akhirnya konflik dengan Portugis. 2. Faktor Intern atau Kondisi yang Memuugkinkan Bangsa Asing Menjajah Indonesia a. Kontak hubungan perdagangan. seperti lazimnya seorang pedagang yang pada awalnya tidak mempunyai prasangka negatif terhadap tamunya yang datang ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah. Akan tetapi, lama kelamaan kebaikan bangsa Indonesia ini dimanfaatkan untuk dapat dikuasai pusat perdagangannya dengan jalan mengadu domba (memihak salah satu), selanjutnya meminta imbalan yakni hak monopoli perdagangan. b. Penghasil rempah-rempah terbesar, di samping faktor positif sebagai penghasil rempah-rempah terbesar, terdapat pula faktor negatifnya yakni menjadi tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah tiba di Indonesia lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat perdagangan tersebut, c. Belum adanya rasa persatuan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, justru sebaliknya mudah terpancing konflik dan dimanfaatkan oleh kaum penjajah. B. KARAKTERISTIK PENJAJAHAN PORTUGIS, SPANYOL, INGRIS BELANDA DAN JEPANG Pada dasarnya setiap penjajah mempunyai karakteristik yang sama, yakni memperdaya orang-orang pribumi untuk diadu domba dengan maksud agar masyarakat pribumi terpecah belah untuk selanjutnya dikuasai. Namun. dilihat secara spesifik bangsa-bangsa yang pernah menjajah Indonesia mempunyai karakteristik khusus ditinjau dari latar belakang dan misi masing-masing bangsa misalnya, Portugis dan Spanyol di mana kedua bangsa ini mengadakan ekspansi didasari oleh himbauan Paus Alexander VI yang membagi dunia menjadi dua bagian yakni wilayah Barat untuk Spanyol dan wilayah Timur untuk Portugis, berbeda dengan lnggris mengadakan ekspansi karena kemapuan teknologinya akibat dari revolusi Industri, motivasi lnggris mengadakan ekspansi dilatarbelakangi oleh maksud mencari daerah pemasaran hasil industri Berbeda dengan Belanda latar belakang ekspansinya semata-mata untuk mencari rempah-rempah akibat ditutupnya pusat perdagangan di Lisabon oleh Portugis sehingga Belanda harus mencari sendiri rempah-rempah di Maluku (Indonesia), sedangkan Jepang menjajah Indonesia dilatarbelakangi oleh upaya untuk mempersiapkan bala bantuan dalam rangka menghadapi Perang Asia Timur Raya. Untuk lebih jelasnya kita uraikan secara singkat karaktenistik mereka masing-masing. 1.Karakteristik Penjajahan Portugis Seperti dikemukakan di depan, salah satu faktor penyebab Portugis mengadakan ekspansi ke arab Timur disebabkan oleh perjanjian Tordesilas oleh Paus Alexander VI di Roma. Selangkah demi selangkah mereka arungi samudra yang menuju ke arab Timur, mula-mula ditemukan Tanjung Harapan oleh Bartolomeus Diaz kemudian Vasco da Gama sampai Kalikut, India dan Alfonso de Albuquerque sampai di Malaka. Setelah Portugis berhasil menguasai Asia Tenggara khususnya selat Malaka (1511), dari sinilah Portugis mengirimkan angkatan perangnya ke Maluku dipimpin oleh Antonio d’Abreu. Mereka dapat memanfaatkan persaingan yang terpadi di antara penguasa setempat untuk memperkuat kedudukannya. Misalnya, ketika orang Portugis datang di Maluku, Hitu. dan Seram sedang berselisih dan Portugis memihak Hitu. Di tempat lain, kedatangan Portugis di Ternate diterima baik oleh penguasa setempat karena Portugis dianggap sekutu dalam menghadapi kerajaan Iainnya, yaitu Tidore. Maka sebagai imbalan Portugis menuntut hak monopoli perdagangan cengkeh. Jika hal ini diluluskan berarti rakyat kebilangan kebebasannya menjual hasil tanamannya dengan harga yang lebih menguntungkan. Kenyataan yang ada Portugis berhasil memonopoli perdagangan ini berarti rakyat harus menjual rempah-rempahnya ke Portugis dengan harga yang telah ditentukan oleh Portugis yang cenderung lebih murah, barang siapa menentang diancam dengan kekerasan senjata. Selanjutnya, mari kita kaji akibat nafsu serakah Portugis dengan memaksakan sistem monopoli menyebabkan timbulnya perlawanan di mana-mana di seluruh nusantara, khususnya di pusat-pusat kekuasaan islam. Kerajaan Islam yang berhadapan Iangsung dengan Portugis ialah Demak, Ternate, dan Aceh. 2. Karakteristik Penjajahan Spanyol Spanyol menjajah Indonesia hanya sementara karena mereka Iebih memfokuskan kekuasaannya di Filipina. walaupun hanya sementara. namun termasuk bangsa yang pernah menduduki Indonesia, uraian singkatnya sebagai berikut, Sesuai dengan hasil perjanjian Tordesilas bahwa Spanyol mendapat bagian wilayah Barat., rombongan kapal Spanyol bertolak dari negerinya menuju ke arah Barat, di bawah pimpinan Magelhaen. Setelah melintasi samudra Atlantik, mereka tiba di Amerika Selatan. lalu menyusur pantai Timur Amerika Selatan kemudian melintasi selat bagian paling selatan benua Amerika Sesudah itu mereka tiba di lautan terbuka yang amat luas yaitu Samudra Pasifik (Laut Teduh). Rombongan kapal Spanyol ini setelah melintasi samudra Pasifik. tiba di Filipina. Magelhaen sendiri tewas dalam perang dengan penduduk pulau Cebu (baca Sehu) di Filipina. Akan tetapi, rombongannya meneruskan perjalanan ke Maluku dan tiba di Tidore tahun 1521. Waktu itu Tidore dipimpin oleh sultan Al-Mansur, rombongan Spanyol ini disambut baik oleh Sultan Tidore dengan ramah-tamah, Hal ini disebabkan Tidore sedang berselisih dengan Ternate maka Tidore mencari dukungan seperti halnya Ternate didukung Portugis. Persabahatan antara Ternate dengan Portugis cemakin erat demikian pula halnya persahabatan Tidore dengan Spanyol. ini berarti persaingan antara Ternate dengan Tidore semakin meningkat, dibalik itu berlangsung permusuhan antara Portugis dengan Spanyol. Namun, akhirnya kedua bangsa ini mengadakan kesepakatan. Dan dari hasil kesepakatan itu Portugis memperoleh Maluku, sedangkan Spanyol memperoleh Filipina maka mundurlah Spanyol dari Maluku dan memusatkan perhatiannya di Filipina. 3. Karakterisik Penjajahan Inggris Pelayaran orang-orang Inggris ke kawasan Asia Tenggara dan dunia Timur pada umumnya tertinggal jika dibandingkan dengan pelayaran orang-orang Portugis. hal ini disebabkan perhatian orang Inggris lebih dicurahkan ke benua Amerika di samping belum mengetahui betul jalan menuju ke Timur yang melewati Tanjung Harapan. Pelaut-pelaut lnggris telah mencoba menempuh jalan melalui Laut Tengah. sampai ke Siria, tetapi tidak dapat dipergunakan untuk mengadakan hubungan dengan Hindia dan dunia timur. Pada akhir abad XVI Inggris menyadari bahwa satu-satunya jalan yang paling tepat untuk mengadakan hubungan dagang dengan dunia timur adalah melalui Tanjung Harapan. Pada tahun 1980 F. Drake dalam perjalanan keliling dunia singgah di Ternate, setelah berlayar mengarungi Lautan Pasifik. Ia melaporkan kepada pemerintahannya tentang permintaan Sultan ternate agar diberi bantuan peralatan untuk melawanrt. Pada tahun 1586, Thomas Cavendish menggunakan rute pelayaran Selat Magelhaen — Samudra Pasifik sampai ke Filipina selanjutnya berlayar ke Maluku, dan menerangkan bahwa di Maluku dilakukan perdagangan rempah-rempah secara bebas. Pada waktu itu ada dua pendapat tentang sikap yang harus diputuskan oleh Inggris dalam menghadapi Portugis. Pendapat pertama meminta membantu Portugis dengan imbalan mendapat hak monopoli dari Portugis. sedangkan pendapat kedua agar Inggris segera merebut hak monopoli perdagangan dan Portugis dan segera menggunakan jalur perdagangan laut melalui Tanjung Harapan. Pendapat kedua nampaknya yang Iebih kuat untuk dilaksanakan. Pada tahun 1591 satu ekspedisi yang terdiri atas tiga kapal dipimpin oleh George Raymond dan James Lancaster bertolak dari Plymouth menuju ke India melalui Tanjung harapan. Dalam ekspedisi ini tidak begitu berhasil karena hanya satu kapal yang mampu mencapai Selat Malaka di bawah pimpinan James Lancaster. sedangkan kapal G. Raymond tenggelam dan satu kapal lagi kembali sebelum sampai tujuan. Akan tetapi, ia mengalami kesulitan dan akhirnya ditawan oleh perompak Prancis. Berita tentang berhasilnya Cornelis de Houtman sampai di Banten menggugah pelaut-pelaut Inggris untuk mengadakan pelayaran kembali ke dunia timur, sesampainya di wilayah nusantara lnggris diperlakukan sebagai lawan oleh Belanda padahal di Eropa Belanda adalah sekutu lnggris. Sejak tahun 1610 hubungan antara Inggris dengan Belanda semakin memburuk. Nampak kekuatan Belanda Iebih unggul dibandingkan dengan kekuatan Inggris. Usaha menyelesaikan perselisihan antara VOC dengan EIC dengan jalan perdamaian ternyata gagal. Walaupun Inggris berusaha menjelaskan kepada Belanda bahwa kedatangan di Maluku lebih dahulu dari pada Belanda sehingga Iebih berhak untuk mendapatkan sistem monopoli perdagangan, namun Belanda mengemukakan atasan bahwa mereka mendapatkan hak monopoli perdagangan ini setetah mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam persaingan melawan Portugis dan Spanyol. Sementara itu perhatian Inggris terbagi dua, Indonesia dan India Di antara pemimpin perdagangan Inggris yang dianggap paling membahayakan kedudukan Belanda di nusantara adalah John Jourdian. Dialah yang paling banyak terlihat permusuhan dengan JP. Coen, Gubernur Jenderal VOC. Dengan tegas Jourdain menandaskan bahwa perdagangan di Maluku adalah bebas untuk siapa pun Maka, perselisihan antara Belanda dengan Inggris pun tidak dapat dielakkan. dalam perselisihan ini dimenangkan oleh pihak lnggris. namun setahun kemudian (1616) kapal-kapal Inggris dihadang oleh Belanda karena kekuatan Belanda lebih lengkap maka perselisihan ini dimenangkan oleh Belanda. Ketika JP. Coen menjadi Gubernur Jenderal Ia berjanji akan mengusir semua kekuatan Portugis. Spanyol dan Inggris dari Maluku. Rupanya Inggris tidak mempersiapkan peperangan untuk kepentingan EIC di kepulauan nusantara sehingga pada akhirnya harus menarik diri dari wilayah nusantara dan memusatkan perhatiannya di India. 4. Karakterisik Penjajahan Belanda Dikemukakan di depan bahwa motivasi kehadiran Belanda ke Indonesia semata-mata didorong oleh upaya mencari sendiri rempah-rempah ke Indonesia sehingga awal kedatangannya tidak dianggap membahayakan kedudukan penguasa-penguasa pribumi. Belanda mencari sendiri jalan menuju Indonesia ketika di negerinya pecah perang agama antara pemeluk Katolik dengan pemeluk Protestan yang berfangsung hampir delapan puluh tahun, dalam perang inilah Belanda berjuang merebut kemerdekaannya dari Spanyol. Di tengah-tengah perang 80 tahun tadi pusat perdagangan Eropa. yaitu Lisabon ibu kota Portugis dikuasai oleh Spanyol. Oleh karena itu, mereka harus mencari sendiri jalan menuju ke Indonesia untuk mendapatkan rempah-rempah. Ekspedisi pertama tahun 1596 dipimpin oleh Cornelis de Houtman berhasil mendarat di Banten, keberhasilan ini disambut baik oleh masyarakat pedagang Belanda sehingga pada waktu yang tidak begitu lama telah banyak para pedagang Belanda sampai di Maluku. OIeh karena kehadiran mereka di sini tidak di koordinasi oleh pemerintah Belanda maka di antara mereka terjadi persaingan tidak sehat. untuk mengatasi persaingan ini dibentuklah kongsi dagang Belanda pada tanggal 20 Maret 1602 dan diberi nama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Tujuan dibentuknya VOC ini adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya dengan jalan melawan persaingan baik dari dalam maupun dari luar negeri (Portugis. Spanyol. dan Inggris). VOC mendapat hak Oktroi dari Parlemen Belanda sehingga VOC memegang hak monopoli perdagangan antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat Magelhaen. Hak monopoli ini merupakan hak kedaulatan yang dimiliki VOC sehingga memiliki: a. hak membuat perjanjian dengan raja-raja di kawasan tersebut, b. hak untuk menyatakan perang dan mengadakan perdamaian. c. hak membuat senjata dan mendirikan perbentengan, d. hak mencetak uang, e. hak mengangkat dan menghentikan para pegawainya, f. hak mengadili perkara. dan g. hak Oktroi ini berlaku untuk jangka waktu 21 tahun. Sungguh suatu hak kedaulatan yang sangat besar yang sangat janggal dimliki oleh suatu badan dagang semacam VOC, mengingat hak kedaulatan tersebut adalah hak kedaulatan suatu negara. Perkembangan VOC selanjutnya identik dengan imperialisme barat Iainnya., mereka memaksakan monopoli perdagangan sehingga menyulut perlawanan di mana-mana, seperti perlawanan yang terjadi di berbagai tempat di seluruh tanah air, di antaranya Lampung, Kalimantan Barat dan tempat Iainnya. Akhirnya VOC harus memikul beban yang sangat berat, yaitu melawan saingannya, seperti lnggris dan Prancis yang semakin kuat,sedangkan di tubuh VOC sendiri semakin keropos akibat korupsi sehingga pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Setelah VOC bubar bentuk kekuasaan Belanda mengalami perubahan akibat dari pandangan progresif yang menyatakan pemerintahan harus dipisahkan dari perdagangan, pegawai bukanlah pedagang, namun pada dasarnya perubahan sistem ini pun tetap menekan dan membelenggu kebebasan rakyat Indonesia, seperti contoh pelaksanaan Cultuurstelsel atau tanam paksa dan landrente (pada saat Rafless, Inggris, berkuasa di Indonesia tahun 1811- 1816). 5. Karakterisik Penjajahan Jepang Latar belakang kehadiran Jepang ke Indonesia,tidak lepas dari sejarah perkembangan Jepang sendiri, semula Jepang menutup diri dari pengaruh luar (politik isolasi) kemudian oleh negara Barat dipaksa untuk membuka diri dengan jalan membuka kota-kota pelabuhan untuk kontak perdagangan dengan bangsa Barat yang dampaknya sangat baik untuk kemajuan Jepang sendiri. Modernisasi Jepang diawali dengan Gerakan Restorasi Meiji atau usaha pemulihan kekuasaan kepada Tenno Meiji. Masa pemerintahan Meiji Tenno (1867 - 1912) merupakan masa pendaharuan dan kemajuan negeni Jepang yang menakjubkan di berbagai bidang sehingga mensejajarkan Jepang dengan bangsa Barat. Jepang memperoleh kedudukan terkemuka dalam lapangan ilmu pengetahuan, ekonomi, politik dan kekuasaan. Untuk kepentingan hasil industrinya maka Jepang harus mencari daerah-daerah pemasaran. Jepang harus merebut pasaran untuk hasil industrinya di wiIayah Asia dan Pasifik. Untuk melaksanakan cita-cita ekspansinya maka angkatan perang harus diperkuat dari usaha ini mendapat dukungan sepenuhnya dari golongan militer, kaum pengusaha dan juga rakyat Jepang, Sasaran ekspansi pertama adalah semenanjung Korea gugusan kepulauan Riukiu dan Formosa dapat diperoleh setelah mengalahkan Cina 1895. Perang Dunia I, 1914 - 1918, memberikan kesempatan baru pada Jepang untuk memperluas daerah pasaran produksi industrinya menggantikan peranan negara-negara barat. Berdasarkan perjanjian Versailles 1919 Jepang memperoleh seluruh daerah bekas koloni Jerman di Pasifik. Setelah Perang Dunia I adalah tahap permulaan masa generasi baru di Jepang. Tokoh-tokoh gerakan restorasi Meiji telah tiada, dan Tenno Meiji sendiri telah wafat tahun 1912. Generasi baru ini mempengaruhi kebijaksanaan politik Jepang. Salah satu tokoh dan arsitek ekspansi dan emperialisme modern Jepang adalah Baron Tanaka yang mengajukan dokumen rahasia (Tanaka memorial) kepada kaisar yang berisikan suatu doktrin bahwa bangsa Jepang memikul suatu tugas suci untuk memimpin bangsa-bangsa di Asia Timur. Dan akan disusun suatu lingkungan persemakmuran bersama di Asia Timur Raya di bawah pimpinan Jepang. Doktrin ini disebut pula ideologi Hakko Ichiu yang menjadi pedoman pelaksanaan politik emperialisme dan ekspansionisme di wilayah Asia dan Pasifik. Untuk menghadapi bahaya ekspansi Jepang yang juga disebut bahaya kuning maka negara-negara barat membentuk front ABCD dengan anggota Amerika, lnggris, Cina, dan Belanda. Sedang pihak Jepang melancarkan ofensifnya dengan doktrin Hakko Ichiu dan propaganda Pan Asia atau persemakmuran bersama Asia Timur Raya untuk menghapus penjajahan dan penindasan emperialisme barat di Asia dan Pasifik. Dengan program yang dilancarkan oleh Jepang untuk membentuk persemakmuran bersama Asia Timur Raya mendapat sambutan positif dari rakyat Asia dan Pasifik umumnya, khususnya Indonesia sehingga kedatangan Jepang di Indonesia tidak mendapat perlawanan bahkan disambut dengan senang hati sebagai saudara tua yang akan membebaskan rakyat Indonesia dari penindasan dan penjajahan bangsa Barat. Sebenarnya apa yang disebut kemakmuran bersama oleh Jepang tidak lain adalah kemakmuran bagi Jepang sendiri. Pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia yang semula mengharapkan datangnya kemerdekaan sebagai hadiah dari bala tentara Jepang, semakin sadar setelah tentara Jepang yang disertai sipilnya mulai melakukan pemerasan atas segala kekayaan Indonesia untuk kepentingan peperangan atau untuk kepentingan negara Jepang khususnya. Dalam pada itu penderitaan rakyat yang dialami melalui tanam paksa, kerja paksa ataupun pajak tanah pada waktu kekuasaan kolonial Belanda. pada zaman pemerintahan Jepang kenyataannya masih tetap berlangsung.Rakyat kita diwajibkan menanam tumbuhan yang dibutuhkan oleh angkatan perang Jepang, sedangkan hasil bumi yang diserahkan rakyat kepada Jepang dibayar dengan harga yang ditentukan pemerintah. Pajak tanah pun seperti halnya berlaku pada zaman Rafles tetap harus dibayar rakyat, rakyat dikerahkan untuk membuat pertahanan bagi kepentingan bala tentara Jepang di samping harus membantu segala sesuatu untuk kepentingan umum tanpa mendapat imbalan suatu apa pun. Sedangkan semua perusahaan, perkebunan, tambang dikerjakan oleh pemerintah militer Jepang. Dengan demikian, jelas bahwa seluruh usaha kegiatan Belanda sebelumnya, kini dilanjutkan oleh pemerintah militer Jepang. Sebagai akibat dari itu semua, tumbuhlah perlawanan-perlawanan rakyat anti Jepang seperti yang terjadi di Jawa yang dipimpin KH. Zainal Mustafa dan Pesantren Sukamanah Singaparna. Tasikmalaya perlawanan rakyat sekitar daerah Indramayu. di Sumatra muncul pemberontakan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dan perlawanan yang paling mengguncangkan Jepang adalah pemberontakan tentara Peta yang dipimpin Syodanco Supriyadi di Blitar Jawa Timur. C. AKIBAT-AKIBAT DARI PENJAJAHAN DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan Jepang sangat berpengaruh besar terhadap perikehidupan bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan, khususnya penderitaan akibat penjajahan Belanda yang hampir 350 tahun lamanya dan penjajahan Jepang kurang lebih 3,5 tahun mengakibatkan hal-hal, antara lain berikut itu. 1. Bidang Ekonomi Penjajahan berakibat memporak-porandakan tatanan ekonomi bangsa Indonesia yang semula tersusun rapi berdasarka kesepakatan antara penguasa dengan rakyatnya. Di mana rakyat dengan patuh tanpa ada unsur paksaan melaksanakan kegiatan ekonomi dan pihak penguasa pun sangat menaruh perhatian besar terhadap maju mundurnya kegiatan perekonomiannya baik yang dilaksanakan di daerah pedalaman maupun di daerab pesisir. Pernyataan ini diungkapkan dengan asumsi bahwa sebelum kedatangan bangsa barat, bangsa Indonesia hidup dalam suasana kekeluargaan di bawah kepemimpinan seorang raja, pemangku adat. Akibat yang paling nyata adalah setelah diberlakukannya pelaksanaan Tanam paksa. bagi bangsa Indonesia menimbulkan kemiskinan. kesengsaraan dan kelaparan yang menimpa rakyat petani. Hal ini disebabkan oleh beban pajak, panen yang gagal, kerja rodi yang jalan terus. Kesengsaraan ini menyebabkan banyak penduduk mengungsi ke tempat lain, mati kelaparan atau terkena wabah penyakit. Demikian pula bagi petani yang meninggalkan tanahnya mendapat sanksi dari pemerintah kolonial berupa perampasan tanah milik yang semakin menyengsarakan petani. 2. Bidang Politik dan Ideologi Seperti halnya dalam bidang ekonomi, dalam bidang politik dan ideologi pun oleh kaum penjajah diupayakan dibekukan atau dikondisikan supaya tidak dapat berkembang. Mengapa demikian? Apabila pemerintah kolonial membebaskan tumbuh berkembangnya paham ideologi dan politik dengan lahirnya partai-partai ini merupakan bumerang bagi pemerintah kolonial. Sebagai contoh, ketika Belanda berkuasa di Indonesia dengan mengizinkan berdirinya partai politik banyak runtutan dari partai tersebut untuk memerdekakan Indonesia baik secara terang-terangan maupun secara terselubung atau ada yang dilakukan dengan jalan kerja sama (kooperatif) maupun dengan berdikari (non-kooperatif). Melihat kondisi yang demikian maka Jepang pada saat menduduki Indonesia lebih waspada dengan melarang semua partai politik yang pernah berdiri dan berkembang di Indonesia pada satt pemerintahan kolonial Belanda. Sebagai penggantinya didirikan suatu organisasi yang munculnya berasal dari pemerintah pendudukan sendiri. misalnya Gerakan Tiga A, Putera, Jawa Hokokai. 3. Bidang Sosial Budaya Sekitar tahun 1900 golongan feodal, yaitu golongan raja-raja dan bangsawan pada hakikatnya telah tidak berdaya dan sekitar tahun 1908 seluruh kerajaan di Indonesia telah sepenuhnya dikuasai dan tunduk kepada kekuasaan kolonial Belanda. Kaum feodal telah kebilangan fungsinya sebagai pemimpin dan penggerak rakyat untuk berjuang. oleh karena itu, di beberapa daerah timbul huru-hara perlawanan rakyat yang bersifat lokal menentang pungutan-pungutan pajak yang memberatkan dan bentuk-bentuk pemerasan dan penindasan. Pergerakan petani ini memiliki kecenderungan bersifat keagamaan karena pada umumnya rakyat tani lebih tertarik dan mudah menerima ajaran-ajaran yang bersifat religious. Di samping hal di atas terjadi pula diskrminasi rasial di mana masyarakat Indonesia dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan keturunan dan asal usul yang mengakibatkan terjadinya tiga jenis peraturan hukum yang berbeda dalam satu negara. Kegiatan Belajar 2 Karakteristik dan Dinamika Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mencapai Kemerdekaan A. FAKTOR PENDORONG TIMBULNYA KEBANGKITAN NASIONAL. Dalam Kegiatan Belajar I kita telah membahas beberapa karakteristik penjajahan di Indonesia, baik yang dilakukan oleh Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Secara umum, kaum penjajah ini memiliki karakteristik yang sama, yakni dominasi politik, eksploitasi ekonomi serta penetrasi kebudayaan. Hal yang dimaksud dominasi politik adalah penindasan di bidang politik karena semua kegiatan yang berusaha untuk memajukan kehidupan bangsa dan perbaikan pemerintahan di Indonesia selalu diawasi dan dilarang, sedangkan yang dimaksud dengan eksploitasi ekonomi adalah penindasan dan ketidakadilan di bidang ekonomi, seperti monopoli, paksaan dan kerja rodi. Hal yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah penindasan dan ketidakadilan di bidang kehidupan sosial, yaitu diskriminasi masyarakat Indonesia menjadi 3 golongan berdasarkan garis keturunan asal usulnya. seperti golongan Eropa, golongan Timur Asing dan golongan Bumiputra (Pribumi), serta peraturan hukum yang berlaku bersifat diskriminasi rasial. Segala bentuk penindasan, pemerasan dan ketidakadilan tersebut menimbulkan rasa persamaan nasib (senasib dan sependerita) dan membangkitkan hasrat serta semangat untuk bersatu, yang melahirkan gerakan kebangsaan (nasionalisme) untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan. Serta timbulnya kesadaran di kalangan golongan muda/terpelajar terhadap nasib bangsa dan tanah airnya sehingga bangkit sebagai pelopor dan perintis pergerakan nasional. Dengan kata lain, faktor-faktor di atas merupakan motivasi yang timbul dari diri bangsa Indonesia sendiri (faktor dari dalam). Di samping faktor dari diri bangsa Indonesia sendiri, peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar negeri turut pula mempengaruhi perkembangan pergerakan nasional Indonesia, seperti peristiwa kemenangan Jepang terhadap Rusia, perjuangan nasional rakyat Filipina. pergerakan nasional India, pergerakan Turki muda dan revolusi nasional Cina, serta kebangkitan nasional Mesir.Peristiwa-peristiwa tersebut diuraikan secara ringkas sebagai berikut. 1. Kemenangan Jepang terhadap Rusia Pada tahun 1905 terjadi konflik antara Jepang (negara yang sangat kecil) dengan Rusia (negara raksasa). Dalam konflik ini ternyata Jepang Iebih unggul dan mampu mengalahkan Rusia. Kemenangan Jepang terhadap Rusia ini dapat menghapus suatu anggapan bahwa bangsa Barat tidak mungkin dapat dikalahkan oleh bangsa yang berkulit berwarna (kulit hitam sawo matang dan kulit kuning atau bangsa Asia dan Afrika). kemenangan ini turut membangkitkan kesadaran, harga diri dan semangat bagi bangsa-bangsa Asia pada umumnya dan Indonesia khususnya untuk menentang penjajahan bangsa Barat. 2. Perjuangan Nasional Rakyat Filipina 1898 Di Filipina pada tahun 1896 meletus pemberontakan terhadap kekuasaan kolonial Spanyol. yaitu pemberontakan Katipunan yang dipimpin oleh Joze Rizal. namun pemberontakan ini akhirnya dapat dipadamkan dan pimpinan mereka dijatuhi hukuman mati, Pimpinan Iainnya. seperti Ermilio Aquinaldo berhasil mendirikan Liga Pembebasan Filipina dan pada tanggal 12 Juni 1898 memproklamasikan kemerdekaan Republik Fillpina. Akan tetapi, proklamasi kemerdekaan ini dihapuskan oleh Amerika Serikat yang setelah Spanyol menderita kekalahan maka Amerika Serikat berganti menguasai Filipina (1989- 1946). Kemudian, Amerika Serikat berhasil mendekati golongan nasionalis dan pada tahun 1907 dicapai kesepakatan perdamaian dan Amerika menjanjikan akan memberikan kemerdekaan di kemudian hari. Janji kemerdekaan ini baru dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1946. setelah Amerika menguasai negeri ini hampir 50 tahun, 3. Kebangkitan Nasional India Kebangkitan nasional India dimulai sejak tahun 1885, yaitu saat berdirinya organisasi kebangsaan pertama yang disebut All India National Congress (AINC) kemudian lebih dikenal istilab Congress yang didirikan oleh Surendranath Banerjee. Dengan berdirinya AINC ini maka mulailah zaman pergerakan nasional India untuk mencapai kemerdekaan. AINC merupakan suatu organisasi politik yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat India, baik yang beragama Hindu. Budha maupun Islam. Perjuangan pergerakan nasional India banyak dipengaruhi oleh ajaran dan sikap politik para pemimpin mereka, seperti Bal Gangadhar Tilak yang mengajarkan sikap Non-Cooperation (menolak kerja sama dengan pemerintah kolonial) serta Mahatma Gandhi yang mengajarkan empat pokok perjuangan. yaitu sebagai berikut. a. Ahimsa (dilarang membunuh) Gerakan anti-peperangan. gerakan perdamaian atau melawan tidak dengan kekerasan b. Hartal Pergerakan rakyat India dalam bentuk aksi tidak berbuat sesuatu apa pun, Mereka tetap masuk bekerja ke kantor, ke pabrik-pabrik. namun tidak melaksanakan kegiatan apa-apa. c. Satyagraha Gerakan rakyat India untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris. Gerakan ini serupa dengan gerakan non-cooperation. d. Swadesi Gerakan rakyat India untuk memakai bahan-bahan buatan negeri sendiri. Gerakan ini pada hakikatnya ditujukan untuk menentang impor hasil industri tekstil dan barang-barang perdagangan Inggris ke India. Sebelum timbulnya gerakan politik tahun 1885, di India terdapat gerakan sosial, gerakan pendidikan dan kerohanian yang memperkuat gerakan kebangsaan India. Gerakan-gerakan ini adalah sebagai berikut a. Gerakan Brahma Samaj Gerakan ini berusaha untuk menghapuskan adat tradisi kuno seperti “Sutte’, aruran kasta dan mengajarkan dasar monotheisme dalam agama Hindu. Tokoh gerakan ini adalah Raja Ramohan Roy (1928). b. Ajaran dan pembaharuan Santiniketan Gerakan pembaharuan pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan budaya India. Pelopor gerakan ini adalah Rabindrat Tagore. c. Ajaran Ramakrishna Gerakan pembaharuan masyarakat dan kesatuan agama. Ajaran ini menjadi berkembang luas dan dikenal di luar negeri berkat jasa-jasa salah seorang pengikutnya yaitu Suatui Vivekananda (1893). d. Gerakan theosofi Gerakan ini menggali dan menghidupkan kembali nilai-nilai filsafat dan ajaran agama India kuno. Tujuannya adalah untuk menanamkan kembali rasa harga diri dan rasa kebanggaan nasional bangsa India terhadap masa jaya di waktu lampau. dan kepercayaan diri akan hari depan yang lebih baik. Dengan demikian, dapat dibangkitkan semangat kebangsaan untuk merebut kembali kemerdekaan. Tokoh gerakan ini ialah Nyonya Annie Besant. e. The Great India Mutiny atau Pemberontakan Sipahi Pada tabun 1857 terjadi pemberontakan bersenjata para prajunit EIC dan mendapat dukungan rakyat dan raja Moghul Babadur Syah. Peristiwa ini berhasil ditumpas oleh Inggris dan membawa akibat yang luas. Kemudian, EIC dibubarkan dan kerajaan Islam Moghul dihapuskan. Semenjak itu pemenintah Inggris mengembangkan kekuasaannya di India 4. Revolusi Nasional Tiongkon atau Cina Dinasti terakhir kekaisaran China adalah dinasti Mancu (1644 - 1912) yang berasal dari Asia Tengah. Dinasti Mancu merupakan dinasti asing bagi rakyat Cina. Kaum bangsawan Mancu adalah tuan-tuan tanah besar yang memiliki hak-hak istimewa, Dalam abad ke-19 kekaisaran Cina dalam keadaan lemah sehingga tidak mampu menghadapi kekuasaan Eropa. Di negeri ini huru-hara perlawanan terhadap orang asing Eropa telah dimulai dengan peristiwa perang Candu (1837 - 1843) yang berakhir dengan kekalahan Cina. bahkan sejak tahun 1842 negeri ini dibuka untuk masuknya kekuasaan asing Eropa. seperti Inggris. Perancis. Belanda, dan kemudian Jerman. Dalam perang dengan Jepang (1894 - 1895) kekaisaran Cina juga kalah dan terpaksa harus melepaskan Formosa (Taiwan) kepada Jepang berdasarkan perjanjian Shimonoseki. Kekalahan demi kekalahan diderita oleh kekaisaran Cina dalam menghadapi bangsa asing. kesemuanya ini menyadarkan rakyat Cina. terutama golongan mudanya untuk bangkit guna menyelamatkan nasib bangsa dan negerinya. Mereka mempunyai tujuan untuk mengadakan pembaharuan. Dari kelompok muda ini tampillah salah seorang tokoh nasional Dr. Sun Yat Sen menyusun gerakan pembaharuan dan gerakan kebangsaan atas dasar perjuangannya yang disebut San Min Chu I atau tiga dasar kerakyatan, yaitu nasionalisme (kebangsaan), demokrasi (kedaulatan rakyat), dan sosialisme (kesejahteraan sosial). Gerakan kebangsaan Cina tidak hanya berjuang untuk pembaharuan, tetapi juga menentang pengaruh orang asing dan meruntuhkan dinasti Mancu. Dengan dasar perjuangan ini pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah revolusi Cina dan berhasil merebut kekuasaan dinasti Mancu, yang kemudian menyusun negara Republik Cina berdasarkan San Min Cu I, yaitu bahwa: 1) Republik Cina adalah suatu negara nasional bangsa Cina 2) Pemerintahan disusun berdasarkan asas demokrasi (kedaulatan rakyat). 3) Kesemuanya itu diperuntukkan dalam mencapai kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Presiden pertamanya adalah Jenderal Yuan Shih Kai (1912 - 1916) yang kemudian pengganti selanjutnya adalah Dr. Sun Yat Sen (1916- 1925). 5.Kebangkitan Nasional di Mesir Pengaruh kekuasaan Inggris di Mesir semakin kuat sejak tahun 1875. Pada waktu itu raja muda Ismail menjual sabagian besar saham Mesir atas terusan Suez. yang dibeli oleh perdana menteri Inggris bernama Disraelli. Guna menjamin kepentingannya di terusan Suez ini maka Inggris menempatkan pasukan meliternya. Pada tahun 1881 timbul pemberontakan rakyat Mesir yang dipimpin oleh Arabi Pasya. Pemberontakan ini sangat membahayakan kedudukan dan pengaruh Inggriis dan Prancis. lnggris lalu menembaki benteng-benteng Mesir di Iskandariah, Port Said dan sebagainya sehingga Arabi Pasya terpaksa menyerah. Sekalipun demikian, cita-cita perpuangan Arabi Pasya tetap merupakan sumber inspirasi dan sumber semangat nasionalisme bangsa Mesir, hal ini terbukti dengan berkembangnya gerakan pembaharuan dalam Islam yang lazim disebut gerakan Salafiah. yang dipelopori oleh para alim ulama Mesir, seperti Jamaluddin Al Afghani, Syeh Muhammad Abduh. Peristiwa yang terjadi di negara tersebut di atas, turut pula mengilhami para pemuda Indonesia menyadari dan menginsyafi akan nasib bangsa dan tanah airnya, menyadari akan penderitaan dan kemelaratan rakyatnya serta berusaha untuk melepaskannya dari Iembah kemiskinan dan penindasan dan menyadarkan pula untuk bangkit secara nasional dalam memperjuangkan harga diri dan persamaan hak serta martabat dengan bangsa Barat. Sejak saat itu bangsa Indonesia mulai mengatur pergerakannya .secara modern untuk mewujudkan kesadarannya. Budi Utomo lah yang menjadi pelopornya. dan perhimpunan ini berjasa besar dalam meletakkan baru pertama pergaulan hidup politik yang modern. Kelahiran Budi Utomo 20 Mei 1908 adalah cara baru dalam perjuangan bangsa Indonesia, yaitu cara berjuang dengan tenaga persatuan dalam organisasi pergerakan politik kebangsaan. Kelahiran organisasi pergerakan yang pertama ini ternyata mampu mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa terbukti dengan Iahirnya organisasi-organisasi, partai-partai politik, dan perhimpunan-perhimpunan pemuda yang menuntut tercapainya Indonesia merdeka. B. KARAKTERISTIK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL Perjuangan bangsa Indonesia pada dekade ini ditandai dengan lahirnya organisasi Budi Utomo hingga tercetusnya ikrar Sumpah Pemuda. Organisasi yang berkembang pada dekade ini mempunyai karakteristik tersendiri yakni dalam memperjuangkan partainya ada yang menempuh jalan non-kooperatif ada pula yang menempuh jalan kooperatif dengan pemerintah kolonial. namun pada hakikatnya organisasi yang berkembang pada masa ini memiliki persamaan tujuan, yaitu mencapai Indonesia merdeka. Secara sepitas marilah kita kaji Satu per satu organisasi yang cukup berperan dalam mencapai tujuan tersebut antara lain berikut ini, 1. Organisasi Budi ttomo Pada tahun 1906 — 1907 dr. Wahidin Sudirohusodo, mengadakan perjalanan kampanye ke beberapa daerah di pulau Jawa. Ia menggugah pikiran kaum priyayi untuk mencari jalan bagi usaha meningkatkan derajat bangsa Indonesia yang tampaknya hanya dapat dilakukan dengan jalan memperluas pengajaran. Golongan tua yang beraliran koncervatif tampaknya kurang setuju terhadap gagasan yang dikemukakan dr. Wahidin, namun sebaliknya dua orang pelajar Stovia (School tot opleiding van inlandce Artsen = Sekolah untuk mendidik dokter pribumi) di Jakarta, yaitu Sutomo dan Suraji yang berkesempatan bertemu dengan dr. Wahidin pada tahun 1907 sangat terkesan dengan cara berpikir dan gagasan dokter itu. Di gedung Stovia-Iah kedua pelajar itu bersama-sama dengan teman-temannya mengembangkan cita-cita Wahidin. dan tepat pada tanggal 20 Mei 1906 didirikanlah organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Sutomo. Sejak awal berdirinya hingga kongres pertamanya, Budi Utomo merupakan organisasi pelajar dengan para pelajar Stovia sebagai anggota intinya. Tujuannya pun dirumuskan secara samar-samar, yaitu kemajuan bagi Hindia dan jangkauan geraknya masih terbatas pada Jawa dan Madura. Cabang Budi Utomo berdiri di Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta. Surabaya dan Probolinggo. Untuk mengkonsolidasi organisasi, Budi Utomo mengadakan kongres pertama di Yogyakarta pada bulan Oktober 1908. Setelah melalui perdebatan yang panjang, diambillah keputusan sebagai berikut. a. Budi Utomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik. b. Kegiatan terutama ditujukan dalam bidang pendidikan dan budaya. c. Ruang gerak terbatas hanya di daerah Jawa dan Madura. Kongres juga memutuskan susunan pengurus besar, R.T. Tirtokusumo, Bupati Karang Anyar sebagai ketua dan pusat kegiatan organisasi ditetapkan di Yogyakarta. Oleh karena tidak melibatkan diri dalam bidang politik maka organisasi ini dipandang tidak berbahaya maka Budi Utomo mendapat pengesahan dari pemerintah kolonial sebagai organisasi berbadan hukum. Dengan demikian, diharapkan bahwa organisasi ini akan melancarkan aktivitasnya secara luas. Harapan tersebut tidak terkabul karena gerak organisasi kemudian menjadi lamban. dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut: a. adanya kesulitan keuangan: b. para bupati mendirikan organisasi sendiri; c. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk golongan priyayi dari pada penduduk pada umumnya; d. ketuanya karena seorang bupati maka ia lebih banyak memperbalikan reaksi pemerintah kolonial dari pada reaksi rakyat Indonesia; e. menonjolnya pengaruh golongan priyayi yang lebih mengutamakan jabatannya sehingga golongan pelajar yang lebih nasionalistis terdesak ke belakang; f. banyaknya anggota yang keluar dari kalangan pelajar. Setelah ketuanya digantikan oleh Notodirodjo. mulailah mengadakan perbaikan-perbaikan antara lain perbaikan dalam bidang pengajaran dan mendirikan organisasi dana belajar yang bernama Darmo Woro. Setelah pecahnya Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai menampakkan diri sebagai organisasi yang mempunyai kekuatan. Berdasarkan pertimbangan akan adanya kemungkinan intervensi kekuatan asing. menyebabkan Budi Utomo melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dan karena itu Budi Utomo lah yang pertama kali menyokong gagasan diadakannya milisi Bumiputra maka dikirimkannya sebuah misi Ke negeri Belanda oleh komite untuk mempertahankan Hindia pada tahun 1916, hal ini merupakan pertanda suatu keberhasilan bagi Budi Utomo. Diberikannya konsesi oleh pemerintah dan semakin pentingnya gerakan-gerakan politik di kalangan massa, menyebabkan Budi Utomo pun terpaksa mencari dukungan yang kuat. Namun, segera setelah itu kebijaksanaan politik yang lebih keras dan menekan dijalankan oleh Gubernur Jenderal yang baru diangkat sedangkan anggaran pendidikan dikurangi dengan drastis. Sebagai akibatnya, timbullah perpecahan antara golongan moderat dengan golongan radikal di dalam tubuh Budi Utomo, dan baru berakhir sampai diadakannya fusi ke dalam Parindra pada tahun 1935. Setelah dipelopori oleh Budi Utomo maka timbullah pergerakan kedaerahan yang turut andil dalam mewujudkan pergerakan nasional. pergerakan. seperti Paguyuban Pasundan, Ambone Studi Foods, Serikat Selebes, Serikat Sumatra. kaum Betawi. Persatuan minahasa,Timors Verbond, Perserikatan Madura, Serikat Ambon. 2. Organisasi Serikat Islam Setelah Anda mempelajari tentang perkumpulan Budi Utomo dengan segala karakteristiknya, selanjutnya marilah kita bahas secara singkat perkembangan dan karakteristik serikat Islam. Serikat Islam didirikan pada tahun 1911 di Solo, oleh Haji Samanhudi seorang pengusaha batik Laweyan. Ia menyadari pentingnya suatu organisasi yang menghimpun para pedagang khususnya yang beragama Islam. Berdasarkan semangat pendirinya itulah dilakukan perubahan nama yang semula bernama Serikat Dagang Islam diubah menjadi Serikat Islam karena nama Serikat Dagang Islam mempunyai konotasi yang seolah-olah terbatas di antara para pedagang saja. Dalam usaha perluasan dan menarik minat orang menjadi anggota maka nama semula harus diubah yang mempunyai konotasi yang lebih luas. Untuk mengetahui sekaligus memahami apa tujuan Serikat Islam, coba Anda telah uraian singkat di bawah ini. Ditinjau dari anggaran dasarnya maka dapat disimpulkan bahwa Serikat Islam adalah: a. mengembangkan jiwa dagang; b. menolong anggotanya yang mengalami kesulitan dalam usahanya; c. memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat; d. memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam; e. hidup menurut perintah agama (Nugroho Notosusanto, 1982). Dengan dicantumkannya tujuan Serikat Islam bernafaskan Islam maka bisa kita maklumi betapa pesatnya keanggotaan dalam Serikat Islam. Untuk mengantisipasi perkembangan yang pesat ini maka pemerintah kolonial tidak mengizinkan Serikat Islam berbadan hukum. Namun demikian. Serikat Islam di daerah/cabang diakui sebagai suatu badan hukum yang berdiri masing-masing, sementara Serikat Islam pusat mendapat pengakuan sebagai badan hukum berupa Serikat Islam Sentral, yang memiliki anggota bukan orang tetapi berupa organisasi Serikat Islam daerah/lokal. Pengakuan terhadap Serikat Islam dengan struktur organisasi tersebut di atas, memungkinkan pemerintah melakukan politik kuno yang sudah usang. yakni politik devide et impera (Kosoh Sastradinata, l991). Namun demikian,perkembangan Serikat Islam menunjukkan kemajuan yang pesat dan terus meluas karena dianggap dapat menyalurkan aspirasi rakyat. Kita maklum, pengakuan pemerintah terhadap Serikat Islam mengandung niat yang kurang baik, menurut D.M. G. Koch di dalam bukunya yang berjudul menuju kemerdekaan, disebutkan bahwa dalam tubuh Serikat Islam terdapat 3 aliran, yaitu: a. golongan yang bersifat Islam fanatik; b. golongan yang bersifat menentang keras; c. golongan yang hendak mencari kemajuan dengan bantuan pemerintah. Dari tulisan ini jelas terlihat bahwa perpecahan ataupun ketidaksamaan kehendak sudah mulai tampak, apalagi kalau dikaitkan dengan kenyataan lain bahwa salah satu cabang SI Semarang di bawah pimpinan Samaun berusaba menggeser arah perjuangan SI ke arab Marxiistis, Namun demikian, ternyata tidak semua anggota mau menerima gagasan Semaun tersebut sehingga tak dapat dihindari lagi terjadinya perpecahan di antara mereka sendiri. Di dalam perkembangan selanjutnya Serikat Islam memang menunjukkan sikap yang Iebih berani, apalagi setelah masuknya tokoh-tokoh pergerakan yang baru datang dari negeri Belanda, seperti Dr. Sukiman yang mulai mendengungkan tuntutan memerintah diri sendiri, namun belum menggunakan istilah merdeka. Ketika kongres Serikat Islam yang keenam tahun 1921, kelompok Haji Agus Salim berhasil mengusulkan tentang peraturan disiplin partai sehingga dengan sendirinya Semaun dikeluarkan dari keanggotaan SI. Dengan demikian. terbukalah suatu kemungkinan kesempatan untuk mengakhiri infiltrasi dan pengaruh Marxisme ke dalam tubuh SI. Bagaimana tindakan Semaun dalam menghadapi kenyataan tersebut? Semaun mengajak anggota-anggota lain yang sepaham baik perorangan maupun cabang untuk mendirikan organisasi tandingan, berhasil membentuk perkumpulan baru bernama Serikat Rakyat. Dalam kongres ketujuh Serikat Islam berganti nama menjadi Partai Serikat Islam (PSI) dan mulai bergerak dalam bidang politik. Maka. baik Partai Serikat Islam maupun Serikat Rakyat, sama-sama berlomba untuk mendapatkan dukungan massa. Serikat Islam secara berangsur-angsur digerogoti dari dalam, hingga mengalami perpecahan beberapa kali dan perpecahan ini berlangsung hingga kedatangan Jepang di Indonesia pada tahun 1942, di mana pada masa ini semua kegiatan partai politik dipetieskan. 3. Indische Party Indische Party didirikan di Bandung pada tahun 1912 oleh 3 serangkai, yakni Dr. Douwes Dekker (Danudirja Setyabudi), Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara ketiga tokoh tersebut mempunyai wawasan berpikir yang luas dan memahami bentuk apa yang diinginkan oleh bangsanya. Ketajaman penglihatan ketiga tokoh tersebut mendorong untuk bergerak dalam bidang politik. sedangkan dari kepentingan bangsa mendorong mereka untuk berjuang bersama. Ketiga tokoh berusaha merumuskan anggaran dasar partai hingga hasilnya dapat kita lihat dari cita-cita gerakan IP ialah membangun rasa cinta di dalam hati setiap orang Hindia (Indonesia waktu itu belum dikenal) terhadap bangsa dan tanah airnya. Sedangkan tujuannya adalah memberikan lapangan hidup bagi mereka agar dapat bekerja bersama-sama atas dasar persamaan hak dalam menyongsong persiapan kehidupan yang merdeka. Cita-cita dan tujuan tersebut disebarluaskan melalui beberapa surat kabar antara lain de Expres, Tjahaya Timur, Ratnadumilah yang pada dasarnya semua surat kabar Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur menyongsong gagasan IP tersebut. Nasionalisme yang diperkenalkan dan kemerdekaan yang jelas dituntut oleh IP, mengakibatkan penambahan anggota tak dapat dicegah lagi oleh pemerintah yang merasa khawatir melihat perkembangan IP. Setelah Anda mempelajari perkembangan Budi Utomo dan Serikat Islam, tentu Anda akan berkesimpulan bahwa IP inilah organisasi pertama yang menganjurkan cinta tanah air dan cita-cita kemerdekaan bangsa. Tindakan pemerintah semakin nyata setelah terbit tulisan Ki Hajar Dewantara yang berjudul All ik en Nederlander wassdimuat dalam majalah de Gids yang maknanya antara lain sebagai berikut: Sekiranya saya orang Belanda. Masih belumlah saya akan berlaku sekehendak hati saya. Dengan sesungguhnya saya akan mengharap-harap. supaya peringatan hari kemerdekaan itu, dipestakan seramai-ramainya, tetapi saya tidak akan menyukai jika anak-anak negeri dan tanah jajahan ini dibawa-bawa turut berpesta .... Sejalan dengan aliran pikiran itu, bukan saya tidak adil, tetapi terlebih lagi tidak patut jika anak-anak negeri disuruh menyumbangkan uang pula untuk membelanjai pesta itu. Pesta ini adalah peringatan 100 tahun lepasnya Belanda dari jajahan Spanyol. Sindiran yang tajam tersebut mengakibatkan keluarnya keputusan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1913, yang berisi mengenai pembuangan ketiga pimpinan IP yang dianggap sangat membahayakan atau ketiganya diperintahkan memilih pergi keluar negeri, yaitu ke negeri Belanda Sepeninggal ketiga tokoh IP tersebut. IP berganti nama, yaitu Partai Insulinde. Gerakannya lebih ditujukan ke dalam, artinya menekankan persatuan nasional untuk menyongsong masa yang akan datang (yang merdeka, walaupun tidak dikatakan secara terang-terangan). Kemerosotan yang terus-menerus mengakibatkan IP kebilangan pengaruhnya di kalangan rakyat dan yang tertinggal hanyalah sebagai perkumpulan kaum pelajar. Kehancuran tersebut Iebih banyak disebabkan oleh sifat keanggotaannya sendiri. Kaum pribumi tentu tidak akan mau bergabung dengan anggota yang berasal dari lingkungan Indo-Belanda demikian pula sebaliknya. Kondisi ini yang mempercepat proses kemunduran Indische Party. 4. Perhimpunan Indonesia Setelah Anda mempelajari Budi Utomo, Serikat Islam. Indische Party yang berkedudukan di dalam negeri. marilah kita alihkan perhatian kita kepada perhimpunan lain yang pada dasarnya sama memperjuangkan nasib bangsa Indonesia yang terjajah untuk mampu berdiri sendiri. Keunikan dari organisasi ini tempatnya berada di luar negeri tepatnya di negeri Belanda. Rupanya pergerakan kebangsaan yang tumbuh subur di tanah air berpengaruh juga terhadap perhimpunan tersebut. Pada awal terbentuknya perhimpunan. perkumpulan ini tidak sama sekali berbau politik. Organisasi ini semata-mata perhimpunan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negeri Belanda yang bernama lndische Vereniging berdiri tahun 1908. Namun. para pemuda yang bersifat progresif berhasil mengubah irama gerak organisasi ini dengan langkah pertama menggantikan nama yang tidak berbau Belanda maka diubah menjadi Perhimpunan Indonesia (selanjutnya disebut PI). Perubahan nama juga berakibat perubahan tujuan. yang semula tidak berkaitan dengan politik sekarang malah bergerak di bidang politik. Tujuan PI dapat disimpulkan sebagai berikut: Mengusahakan suatu pemerintah untuk Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia semata-mata. Bahkan dalam waktu selanjutnya tujuan PI lebih tegas ini, yakni: a. kemerdekaan Indonesia, b. massa nasional yang sadar dan percaya pada diri sendiri Sebagai upaya untuk menyalurkan aspirasi mereka maka diterbitkan majalah yang bernama Indonesia Merdeka. Tokoh-tokoh PI yang gigih dan militan, antara lain Mohammad Hatta, Suhardjo, Abdul madjid, Alisastroamidjoyo dan Natsir Datuk Pamuncak. Sehubungan dengan kegiatan di atas, tokoh-tokoh tersebut pernah ada yang diadili, disebabkan adanya anggapan bahwa mereka menghasut pemerintah, namun akhirnya dapat dibebaskan karena tuduhan terebut tidak terbukti. Hasil kerja PI dalam memperjuangkan nasib bangsanya tidak hanya di panggung internasional saja, tetapi gemanya sampai di Indonesia terbukti dengan berdirinya studi club di beberapa daerah, seperti di Surabaya dan Bandung. Studie Club di Surabaya dipimpin oleh Sutomo yang pada tahun 1924 mendirikan Indonesische Studie Club (ISC) dengan tujuan mendorong kaum muda supaya mempunyai keinsafan kewajiban terhadap masyarakat dan memperdalam pengetahuan tentang politik serta mengajak mereka membahas persoalan dan mengajarkan sesuatu yang berfaedah untuk masyarakat, Bukti pelaksanaan pencapaian tujuan ini, antara lain berdirinya asrama-asrama, rumah jompo. sekolah tenun, berbagai macam koperasi konsumsi, pusat kerajinan dan Gedung Nasional Surabaya. Lain lagi studie club yang berdiri di Bandung yang dipimpin oleh Ir Sukarno bernama Algemene Studie Club (ASC) memandang kerja sama dengan pemerintah merupakan suatu yang dilarang, bagi ASC sikap non cooperatie adalah prinsip, tujuan ASC sama dengan ISC yakni mencapai kemerdekaan Indonesia sehingga pada tahun 1926 semua klub bersama-sama dengan SI dan Muhammadiyah serta beberapa perkumpulan kedaerahan membentuk suatu Komite Persatuan Indonesia. Dengan kesamaan tujuan,telah mampu memperkokoh cita-cita kebangsaan, persatuan dan kemerdekaan Indonesia. 5. Partai Nasional Indonesia Seperti yang telah kita bahas bersama bahwa Algemene Studie Club terus berkembang, setelah melalui diskusi yang panjang oleh delapan tokoh-tokohnya termasuk yang baru pulang dari negeri Belanda, menyepakati berdirinya perkumpulan baru, bernama Partai Nasional Indonesia (selanjutnya kita sebut PNI). Lahirnya PNI pada tabun 1927 bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan ketuanya Ir. Sukarno. Asas Partai ini bersandarkan kepada 3 pokok,yaitu sebagai berikut. a. Self-help, artinya memperbaiki keadaan dengan kekuatan sendiri. b. Non-Kooperasi, aninya tidak bersedia bekerja sama dengan pemerintah dan imperialis serta hanya akan mengakui pemerintahan yang lahir dari rakyat sendiri. c. Marhaenisme, artinya semacam suatu prinsip yang berkeinginan mengangkat rakyat yang melarat. Salah satu bukti keberhasilan PNI adalah dengan diselenggarakannya Kongres yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 yang telah berhasil menyusun program partai yang intinya. antara lain berikut ini. a. Bidang politik 1) Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan. 2) Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional. 3) Pan Asianisme. 4) Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat. b. Bidang ekonomi; pada prinsipnya memajukan perekonomian nasional dengan memperbalikan skala prioritas sektor tertentu. c. Bidang sosial; pada prinsipnya meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup bangsa Indonesia. Melihat program partai yang sangat jelas dan sesuai dengan hati nurani rakyat. tidak mengherankan apabila dengan singkat PNI mendapat dukungan yang luar biasa dari rakyat, Iebih-lebih Ir. Sukarno yang mempropagandakan tujuan partai. Perkembangan partai yang sangat cepat menimbulkan kekhawatiran pihak pemerintah kolonial, pemerintah memandang perlu memperingatkan tokoh-tokoh PNI di dalam berpropaganda. Inilah langkah awal pemerintah dalam upaya membatasi gerak langkah perjuangan PNI. PNI terus bergerak dengan sengatan-sengatan tajam untuk menyadarkan dan menanamkan nasionalisme kepada rakyat, serta dengan harapan nasa kesadaran tersebut akan berlan jut kepada suatu tekad dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Nasib bangsa mendapat perhatian yang sangat besar, perbaikan nasib bangsa menjadikan topik setiap pembicaraan para tokoh-tokoh pergerakan. Dalam perkembangan selanjutnya betapa kuat pengaruh PNI dalam pergerakan nasional. Bahkan salah satu pendorong semangat para pemuda dalam mewujudkan dan melahirkan Sumpah Pemuda tahun 1928. Pada tahun 1929 tersiar berita provokasi yang menyatakan bahwa PNI akan menggerakkan massa untuk melakukan pemberontakan. Inilah kesempatan yang ditunggu-runggu oleh pemerintah untuk menangkap para tokoh PNI. Empat tokoh PNI ditangkap, yakni Sukarno, Maskun, Gatot Mangkuprodjo, dan Supriadinata. Para tokoh yang ditangkap kemudian diajukan ke pengadilan kolonial dengan tuduhan menghasut rakyat dari hendak melakukan pemberontakan. Walaupun tuduhan itu tidak terbukti, namun pada tahun 1931 pemerintah tetap menjatuhkan hukuman kepada keempat tokoh tadi. Ir. Soekarno sempat menyusun suatu pembelaan dan hasilnya dibukukan dengan judul Indonesia menggugat. Pemerintah kolonial memutuskan bahwa organisasi PNI merupakan organisasi terlarang. hal ini dirasakan sangat berat bagi para tokoh PNI dan atas inisiatif Mr. Sartono PM dibubarkan pada tanggal 25 April 1931. Tindakan semacam itu ternyata menimbulkan perpecahan di antara anggota. yang mengakibatkan terjadi dua kelompok yang masing-masing mendirikan organisasi baru. yaitu Partindo dan PNI baru. Partindo diketuai oleh Sartono dan PNI baru diketuai oleh Moh. Hatta, yang mendapat dukungan dari St. Syahrir. Setelah Sukarno dapat mengecap kembali kebebasan ia mengusahakan untuk merukunkan kedua pecahan PNI. namun tidak berhasil bahkan ia ditangkap dan diasingkan ke Endeh dan moh. Hatta dibuang ke Digul. Dengan adanya penangkapan yang sewenang-wenang terhadap pimpinan PNI baru maupun Partindo, Lambat laun kedua partai ini semakin keropos dan tidak memiliki kekuatan, yang akhirnya Partindo membubarkan diri pada tahun 1936 dan PNI baru yang tidak secara jelas menyatakan pembubaran diri, namun dalam kenyataannya praktis tidak dapat bergerak. 6. Partai Indonesia Raya Terbentuknya Parindra tidak lepas dari perkembangan Perhimpunan Indonesia dengan mendirikan studie club di beberapa daerah seperti di Bandung (ASC) dan Surabaya (ISC). Marilah kita mulai menelusuri jejak sejarah ISC, seperti dikemukakan di depan bahwa Dr. Sutomo konsisten dengan pendiriannya untuk selalu maju mempenjuangkan nasib bangsanya untuk menjadi bangsa yang terpuji. Untuk itulah ISC demi kemajuan diubah menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) dengan tujuan Indonesia Mulia. Melihat keadaan perkembangan Budi Utomo yang tidak begitu menggembirakan maka Sutomo dengan kawan-kawan mengadakan perundingan dan menyepakati untuk diadakannya fusi dari kedua organisasi BU dan PBI menjadi organisasi partai baru, yakni Perindra (Partai Indonesia Raya). Dasar pertimbangan fusi ini adalah sebagai upaya untuk tidak membuang tenaga dengan percuma dan diharapkan dua kekuatan akan melahirkan satu kesatuan yang tangguh dan efisien. Sebagai ketua dipilih Sutomo dan wakilnya Wuryaningrat. Tujuan pergerakan sesuai dengan anggaran dasar adalah Indonesia Raya. Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka disusunlah program partai yang isinya ; a. memperkokoh semangat dan rasa kebangsaan Indonesia, b. menjalankan aksi politik untuk mendapatkan hak-hak yang lengkap dalam suatu pemerintahan berdasarkan demokrasi dan nasionalisme. c. memajukan kesejahteraan sosial rakyat Indonesia. Setelah dr. Sutomo meninggal. kembali diadakan kongres kedua pada bulan Desember 1938 terutama untuk memilih pengganti Sutomo maka dalam kongres sepakat ketua terpilih adalah Wuryaningrat. Di samping memilih pengurus organisasi, kongres juga memutuskan hal-hal sebagai berikut: a. memperkecil pengangguran dengan memperkuat ekonomi rakyat; b. memperbesar anggaran untuk pekerjaan umum: c. memperjuangkan jam kerja untuk buruh dan jaminan asuransi; d. tidak memindahkan kemiskinan melalui program transmigrasi; e. perbaikan sistem hukum. Di sisi lain, Parindra juga menerapkan sistem pembinaan terhadap anggotanya secara militer dengan maksud untuk menumbuhkan manusia yang sehat dan disiplin maka dibentuklah organisasi pemuda Parindra yang bernama Surya Wirawan. 7.GabunganPolitik Indonesia Pada tahun 1939 terbentuklah organisasi baru, yaitu Gabungan Politik Indonesia selanjutnya disebut Gapi. Dari namanya dapat kita duga bahwa organisasi ini merupakan gabungan organisasi pergerakan dengan tujuan mempersatukan semua partai politik Indonesia. Sedangkan dasar geraknya adalah: a. hak mengatur diri sendiri, b. persatuan bangsa, c. demokrasi dalam politik untuk mencapai cita-cita bangsa. Salah satu keberhasilan Gapi ialah Indonesia berparlemen. Serta kerja besar lainnya ialah mengakui Merah Putih sebagai benderanya. Indonesia Raya sebagai lagu persatuan dan Bahaha Indonesia sebagai bahasa persatuan. Tuntunan Indonesia berparlemen seolah-olah kurang mendapat perhatian dari pemerintah maka Gapi terus melancarkan resolusi atas sikap tidak peduli pemerintah. Di bawah tekanan perang dan resolusi dan Gapi akhirnya pemerintah membentuk komisi untuk mendengarkan penjelasan secara rinci mengenai tuntutan Indonesia berparlemen. Komisi ini dipimpin oleh Visman maka terkenal dengan nama komisi Visman. Kemunduran Gapi sebenarnya disebabkan oleh anggota Gapi sendiri, seperti kita ketahui bahwa anggota Gapi adalah gabungan dari partai-partai politik dan nonpolitik, kondisi ini menyebabkan sering terjadinya hal yang tidak seirama yang mengakibatkan perpecahan di antara anggota yang sangat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa. 8. Sumpah Pemuda Setelah Anda selesai menelusuri jejak sejarah beberapa organisasi politik pada masa pergerakan nasional. belumlah Iengkap apabila Anda tidak menyimak kelahiran Sumpah Pemuda. Mengapa demikian Nah untuk menjawab pertanyaan ini cobalah Anda pelajari uraian singkat berikut ini; Lahirnya Sumpah Pemuda berkaitan erat dengan kelahiran Budi Utomo yang merupakan cikal hakal terbentuknya organisasi pergerakan nasional. Setelah kelahiran BU secara simultan diikuti lahirnya organisasi pergerakan bersifat kedaerahan yang merupakan pancang-pancang kerangka baja dalam membentuk rumah bangsa yang kelak merdeka Semangat persatuan yang mulai dibina oleh para pemuda, terbukti dengan diadakannya kongres pemuda tahun 1926 untuk pertama kali, Dalam Kongres Pemuda I ini topik pembahasan berkisar masalah kebudayaan, sosial dengan bahasa pengantar bahasa Belanda, hal ini sangat berlainan dengan Kongres Pemuda II, namun hikmah yang dapat kita petik adalah semangat Indonesia bersatu semakin menjadi nyata. Kongres Pemuda II yang berlangsung dari tanggal 26 - 28 Oktober 1928 di Jakarta, atas inisiatif Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia merupakan momentum yang sangat berarti dalam masa pergerakan nasional. Pokok masalah yang dibicarakan adalah bagaimana caranya mendapatkan bentuk persatuan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang sudah lama dicita-citakan oleh para pemuda Indonesia baik yang berada di dalam negeri maupun mereka yang berada di luar negeri. Tentang bentuk persatuan itu PPPI mengusulkan agar semua perkumpulan pemuda bersatu dalam satu perkumpulan yang merupakan badan fusi, Namun, usulan ini pun bukanlah sesuatu yang pasti yang lebih penting adalah kesepakatan di antara pemuda-pemuda Indonesia yang tergabung dalam organisasi masing-masing. Kesepakatan ini berupa Ikrar yang dibacakan pada akhir kongres. Tercapainya kesepakatan ikrar ini melalui jalan panjang setelah mendengarkan prasaran-prasaran dari tokoh-tokoh pemuda. seperti Muhammad Yamin tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia; Purnomo Wulan, Sarwono dan Ki S. Mangunsarkoro tentang pendidikan dan tidak lupa prasaran berkaitan dengan kepanduan. Setelah kongres berlangsung tiga hari, akhirnya pada malam penutupan Muhamad Yamin selaku sekretaris kongres, berhasil menyusun intisari keputusan yang akan diikrarkan bersama-sama oleh segenap peserta kongres sebagai kebulatan tekad para pemuda-pemudi Indonesia. Intisari keputusan Kongres Pemuda II, Anda sebaiknya membaca sendiri aslinya sebagai berikut: Pertama : Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah yang Satoe Tanah Indonesia Kedua : Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Babasa Indonesia. Ketiga : Kami Poetra dan Poetri Indonesia Mengakoe Berbangsa Yang Satoe, Bangsa Indonesia. Intisari keputusan tersebut sekarang dikenal dengan Sumpah Pemuda. C. KARAKTERISTIK PERJUANGAN BANGSA INDONISIA PADA MASA MENJELANG KEMERDEKAAN Seperti telah diungkapkan di depan, perjuangan partai politik Indonesia sudah menggembirakan karena sudah mulai mendapat perhatian dan tanggapan serius dari pemerintah kolonial Belanda. hanya disayangkan kegembiraan ini pun harus punah bersamaan dengan punahnya Belanda yang harus bertekuk lutut kepada pemerintah Jepang. Pada masa pendudukan Jepang kehidupan partai politik benar-benar dipetieskan, tidak ada satu pun partai politik yang berkembang pesat pada masa pendudukan Belanda yang mampu bertahan hidup pada masa pendudukan Jepang. Jepang menyadari, sepenuhnya dengan adanya kebebasan berpartai politik bagi masyarakat jajahan merupakan bumerang baginya, Apakah para tokoh pendiri negara pada masa ini tinggal diam? Jawaban yang pasti adalah tidak. Kepiawaian Jepang dalam menghadapi tokoh-tokoh pergerakan nasional, yaitu dengan mengajak kerja sama dalam mempersiapkan Indonesia Merdeka. Untuk mendapat dukungan rakyat maka gerakan yang dilancarkan Jepang adalah Gerakan Tiga A yang berarti Nippon Cahaya, Pelindung dan Pemimpin Asia. Akan tetapi, Gerakan ini tidak berhasil karena pemimpin gerakan tersebut bukanlah tokoh yang menjadi panutan rakyat pada masa itu. Dari pengalaman itulah. pemerintah segera menjemput tokoh-tokoh pergerakan nasional dari pengasingan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Tokoh yang dimaksud adalah Ir. Sukarno, Muh. Hatta dan Syahrir. Empat tokoh pergerakan nasional yakni Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansur dan Ki Hajar Dewantara diberi kepercayaan untuk memimpin suatu gerakan yang dikenal dengan nama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Tujuan dibentuk Putera adalah untuk mengarahkan dukungan rakyat terhadap usaha-usaha pemerintah dalam memenangkan perang melalui pemberian bimbingan kepada rakyat. Penderitaan rakyat semasa pendudukan Jepang terasa sangat pahit karena Jepang dalam upaya memenangkan perang Asia Timur Raya tidak segan-segan mengorbankan bangsa Indonesia sebagai tumbalnya. Selama berkuasa di Indonesia pemerintah Jepang menguras habis dan mengeksploitasi kekayaan Indonesia baik hasil sawah, perkebunan maupun hasil pertanian. di samping itu rakyat harus memenuhi perintah Jepang untuk bekerja paksa melalui kerja Romusha. Kedudukan Jepang dalam perang Pasifik pada tahun 1943 berangsur-angsur mengalami kekalahan karena mempertahankan daerah jajahan dan serangan Sekutu harus mendapat dukungan dari rakyat setempat. Menyadari hal ini maka dibentuklah sistem pertahanan dengan mengerahkan tenaga rakyat, seperti Seinendan, Keibodan, Fujinkai. Heiho maupun Peta. Akibat penindasan Jepang yang semena-mena timbullah pemberontakan di beberapa daerah, seperti di Singaparna, Tasikmalaya dipimpin oleh K.H. Zaenal Mutafa, di Aceb dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil, dan di Blitar dipimpin oleh Supriyadi. Kegiatan Belajar 3 Karakteristik dan Dinamika Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan Materi dalam kegiatan belajar ini erat hubungannya dengan kegiatan sebelumnya. Marilah kita coba menganalisis karakteristik perjuangan bangsa Indonesia di dalam mempertahankan kemerdekaan yang kita kelompokkan dalam tiga kurun waktu, yakni kurun waktu 1945 — 1949, perjuangan pada masa ini adalah untuk membangun rumah kebangsaan yang merdeka dan berdaulat bagi kehidupan politik, sosial, budaya dan kemasyarakatan, kurun waktu 1949 — 1959 di mana bangsa Indonesia berjuang untuk menegakkan identitas dirinya, sedangkan kurun waktu 1959 - 1965 di mana perjuangan tersebut ditandai dengan usaha untuk mempertahankan diri dan eksistensinya untuk Iebih memahami materi yang akan kita bahas ini, sebaiknya Anda membaca pula buku-buku sejarah nasional karangan Sartono Kartodirjo atau karangan Nugroho Notosusanto (Alm.) sehingga wawasan pengetahuan Anda akan Iebih luas karena materi yang akan kita bahas di sini hanyalah materi pokok saja. A. PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PASCA PROKLAMASI Setelah dibacakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sukarno — Hatta atas nama bangsa Indonesia, gaung proklamasi ini terdengar di mana-mana. Ujian pertama atas kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyatnya terjadi pada peristiwa rapat raksasa di lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945. Rakyat yang berkumpul dengan penuh semangat untuk melakukan aksi perebutan senjata Jepang dengan membawa berbagai macam senjata tajam akhirnya dapat dibubarkan dengan tenang, pertumpahan darah dapat diatasi. Namun, hasil yang dicapai dari pertemuan itu sungguh besar artinya yakni pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya yang patuh terhadap perintahnya di satu pihak dan pada pihak lain adalah pemerintah telah memberikan kepada rakyat kepercayaan kepada potensinya sendiri, Namun demakian, semangat perlawanan kaum pemuda ternyata semakin memuncak. Di beberapa daerah terjadi perebutan kekuasaan baik dengan kekerasan senjata maupun dengan perundingan. Di Surabaya pecah bentrokan senjata dalam memperebutkan Markas Pertahanan Jawa Timur dan Pangkalan Angkatan Laut serta markas-markas tentara Jepang. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1945 pecah insiden bendera di Hotel Yamato, Belanda memasang bendera merah-putih-biru di puncak hotel, para pemuda berhasil merobek wama birunya dan mengibarkannya kembali sebagai bendera merah putih. Di Yogyakarta perebutan kekuasaan terjadi tanggal 26 September 1945. Pertempuran antara pemuda yang tergabung dalam BKR dengan tentara Jepang. Di Semarang bulan Oktober 1945 pecah pertempuran lima hari antara para pemuda dengan tentara Jepang. Mereka berusaha menguasai markas tentara Jepang dan merebut senjata. Di daerah lain di luar Pulau Jawa tindakan kekerasan seperti ini juga terjadi, misalnya di Gorontalo pecah perebutan senjata terhadap markas Jepang 13 September 1945, di Sumbawa bulan Desember 1945, di Bali tanggal 13 September 1945, di Sumatra Selatan tanggal 8 Oktober 1945. Demikian peristiwa dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Sikap tegas dalam mempertahankan proklamasi ini ternyata merupakan modal utama dalam menghadapi berbagai ancaman terhadap kelangsungan hidup negara yang masih sangat muda ini. Ketika republik ini dihadapkan pada kenyataan bahwa yang harus dihadapinya adalah pihak Sekutu datang di Indonesia menimbulkan masalah baru mereka di bawah komando South East Asia Command (SEAC) di bawah Lord Louis Mountbattenn, pada tanggal 29 September 1945 mendaratkan pasukan Sekutu yang merupakan bagian dari SEAC diberi nama AFNEI (Allied Forces Netherland East lndies) di bawah komando Sir Philip Christison. AFNEI mempunyai tugas, yaitu: 1. menerima penyerahan dari tentara Jepang: 2. membebaskan para tawanan perang pihak Sekutu; 3. melucuti senjata Jepang dan mengembalikannya ke Jepang; 4. menjamin keadaan damai untuk kemudian menyerahkan kekuasaan ke pihak pemerintahan sipil. Kedatangan mereka ditentang oleh pihak Indonesia apabila mereka mempunyai niat untuk mengembalikan kekuasaan kepada Belanda. Christison sendiri berpendapat tanpa ada kerja sama dengan pihak Indonesia tugas ini tidak akan berhasil. Itulah sebabnya pada tanggal 1 Oktober 1945 berunding dengan pemerintah Indonesia dan mengakui de fakto Republik Indonesia, dengan adanya pengakuan ini pasukan Sekutu diterima dengan sikap terbuka. Akan tetapi, ternyata pasukan Sekutu diboncengi orang-orang NICA yang dengan jelas ingin mengembalikan kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. NICA kemudian mempersenjatai KNIL yang baru dilepas sebagai tawanan perang Jepang. Dengan dukungan pihak sekutu mereka memancing permusuhan dan tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Itulah sebabnya kemudian terjadi perlawanan hebat dari rakyat Indonesia. Pecahlah perang melawan pasukan Sekutu. seperti terjadi di Surabaya. Magelang, Ambarawa, Medan, Bandung dan daerah lainnya. Pertempuran ini menjadi momentum penting dalam sejarah nasional, misalnya pertempuran Surabaya diperingati setiap tanggal 10 November atau hari Pahlawan, pertempuran Ambarawa menjadi Palagan Ambarawa, pertempuran di Medan menjadi Medan Area, pertempuran di Bandung menjadi Bandung lautan api dan seterusnya. Setelah mengalami perlawanan yang hehat di mana-mana, panglima lnggris berkesimpulan bahwa sengketa Indonesia - Belanda tidak mungkin diselesaikan dengan kekuatan senjata. Inggris mengusahakan untuk mempertemukan Indonesia dengan pihak Belanda supaya dapat menyelesaikan persengketaannya melalui perundingan. Usaha itu ditempuh setelah terbentuknya Kabinet Syahrir bulan Nopember 1945 dan baru terealisir bulan Februari 1946. Tetapi sangat disesalkan bahwa Inggris telah bertindak berat sebeIah di satu pihak Ia mempersenjatai NICA di pihak lain ia meminta agar Republik Indonesia bersedia mengadakan perundingan. Setelah ditandatangani persetujuan Linggarjati. pada tanggal 25 Maret 1947, RI mulai mendapat perhatian internasional, namun demikian Belanda memperlihatkan kecurangannya, sebab tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militernya dalam wilayah kekuasaan RI. Agresi ini mendapat reaksi hebat dari dunia internasional, masalah ini diajukan ke Dewan Keamanan PBB oleh India dan Australia, Pada tanggal 1 Agustus 1947 Dewan Keamanan memerintahkan gencatan senjata, yang dimulai tangal 4 Agustus 1947. Untuk mengawasi gencatan senjata ini dibentuklah Komisi konsuler yang beranggotakan tiga negara (KTN = Komisi Tiga Negara), yakni Amerika Serikat, Australia dan Belgia. Sementara itu Belanda terus-menerus menekan kedudukan RI baik secara politis, ekonomi maupun militer. Tanda-tanda bahwa Belanda akan mengadakan serangan baru menyebabkan pimpinan Angkatan Perang RI merencanakan konsepsi pertahanan rakyat semesta, artinya pertahanan negara bukan semata-mata dilakukan oleh Angkatan perang melainkan seluruh rakyat dengan angkatan perang sebagai intinya. Oleh karena itu. Pokok -pokok pikiran tentang perang gerilya mulai diterapkan. Panglima Besar Angkatan Perang RI menegaskan penjabaran pelaksanaan pertahanan rakyat semesta sebagai berikut: 1. tidak akan melakukan pertahanan militer linier; 2. tugas memperlambat kemajuan dan serbuan musuh serta pengungsian total serta bumi hangus total; 3. tugas untuk membentuk kantong-kantong di tiap-tiap onder distrik mempunyai pusat di beberapa kompleks pegunungan; 4. tugas pasukan yang berasal dari daerah federal untuk menyusup ke kantong-kantong sehingga seluruh pulau Jawa akan menjadi satu medan perang gerilya yang besar. Dugaan bahwa Belanda akan melakukan agresi untuk kedua kali memang terjadi, pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan taktik perang kilat dengan melancarkan serangan di semua front di daerah RI. Serangan diawali dengan penerjunan pasukan payung di pangkalan Maguwo Yogyakarta dan segera menduduki ibu kota RI. Yogyakarta. Presiden dan wakil Presiden serta sejumlah pembesar negara tidak menyingkir dari tempat kedudukannya dan ditawan oleh Belanda. Tetapi sebelumnya pemerintah telah memberikan mandat kepada menteri Syafrudin Prawiranegara yang berada di Sumatra untuk membentuk dan memimpin pemerintahan darurat,dengan demikian kelangsungan pemerintahan tetap terpelihan sementara itu Panglima Besar jenderal Sudirman memimpin Iangsung perang gerilya dan dengan gigih selama 7 bulan mampu memberikan semangat berjuang kepada para pejuang untuk terus-menerus mengobarkan perlawanan. Dewan Keamannn PBB segera bersidang pada tanggal 24 Januari 1949. Amerika Serikat mengeluarkan resolusi yang disetujui oleh semua anggota, yaitu: a. hentikan permusuhan; b. bebaskan presiden serta pemimpin RI; c. memerintahkan kepada KTN agar memberikan laporan mengenai situasi Indonesia sejak tanggal 19 Desember 1948. Amerika Serikat meminta kepada Belanda supaya menghentikan aksi militernya, dengan sanksi jika tidak bersedia, Amerika akan mencabut bantuan ekonomi dan keuangan berdasarkan Marshall-Plan. Akhirnya Belanda menerima kenyataan ini dan kembali ke meja perundingan. Inilah awal berlangsungnya Konferensi Meja Bundar yang mengantarkan pengakuan Belanda terhadap kedaulatan negara Republik Indonesia atas wilayah bekas Hindia Belanda kecuali Irian Barat. B. KARAKTERISTIK PERJUANGAN BANGSA INDONESIA PADA MASA RIS SAMPAI DENGAN AWAL PELAKSANAAN DEMOKRASI TERPIMPIN Seperti dikemukakan di atas bahwa pengakuan Belanda atas kedaulatan RI yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag Negeri Belanda tanggal 23 Agustus 1949. yang hasilnya diterima dan diratifikasi oleh KNIP tanggal 6 Desember 1949. Pada tanggal 15 Desember 1949 Sukarno dilantik menjadi Presiden RIS dan tanggal 20 Desember 1949 Hatta dilantik menjadi Perdana Menteri RIS serta pada tanggal 17 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan. Dengan disetujuinya hasil KMB maka terbentulah Negara Republik Indonesia Serikat yang terdiri atas 16 negara bagian. Ternyata kemudian bahwa negara federal ini tidak dikehendaki oleh sebagian besar rakyat Indonesia, rakyat menyadari bahwa pembentukan negara federal tidak berlandaskan konsepsi yang kuat, latar belakang pendiriannya adalah untuk menghancurkan RI hasil proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh sebab itu, berkembanglah gerakan untuk kembali kepada bentuk negara kesatuan. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem pemerintahan presidensial ke sistem pemerintahan parlementer membawa beberapa perubahan yang mendasar dalam tatanan kehidupan bangsa. Perubahan yang dapat terlihat ialah dalam sistem kehidupan kenegaraan. kehidupan kepartaian, kehidupan sosial. kehidupan ekonomi dan juga budaya. Sementara itu pergolakan-pergolakan politik belum pula sepenuhnya dapat ditanggulangi. Kelompok separatis dan yang ingin memisahkan diri dari negara RI bukan semakin berkurang. perasaan tidak puas atas kebijakan pemerintah pun muncul di mana-mana, seperti pemberontakan APRA di Bandung, pemberontakan Andi Aziz di Makasar, pemberontakan RMS di Maluku. pemberontakan Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan. pemberontakan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan, pemberontakan Kartosuwiryo di Jawa Barat, pemberontakan Daud Beureuh di Aceh dan pemberontakan PRRI dan PERMESTA di Sumatra Barat dan Sulawesi. Sebelum menguraikan secara singkat peristiwa-peristiwa di atas, ada baiknya diajukan pertanyaan. yaitu apa yang menjadi penyebab utama dari semua peristiwa ini? Untuk menjawab pertanyaan di atas memerlukan sedikit uraian agar dipahami duduk persoalannya. Seperti dikemukakan di depan bahwa setelah pengakuan kedaulatan RIS, timbullah pergolakan besar. Negara-negara bagian telah bergabung dengan RI Yogyakarta, yang masih bertahan adalah negara Bagian Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur. Akhirnya melalui perundingan ketiga negara bagian tersebut dengan pemerintah federal disepakati bahwa semua bergabung menjadi negara kesatuan RI dan melebur UUDRIS dan UUD 1945 menjadi UUDS 1950 yang bersifat Parlementer seperti ala Barat yang menganut paham demokrasi liberal. Di samping masalah di atas penyebab utama terjadi pemberontakan ialah pembentukan Angkatan Perang RIS atau APRIS sebagai tentara RIS. Dalam tubuh APRIS terdiri dari dua kekuatan yang sebelumnya berlawanan di medan tempur, yaitu tentara Belanda yang berasal dari Indonesia atau KNIL dengan TNI yang dilebur menjadi APRIS. Secara logika dapat diketahui bahwa masing-masing tidak akan mau tunduk dengan yang lainnya karena tadinya mereka saling bunuh satu sama lain, sekarang harus tidur bersama dalam satu atap. Untuk lebih jelasnya peristiwa-peristiwa tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Peristiwa APRA di Bandung Pada tanggal 23 Januari 1950 Pasukan/Gerombolan Angkatan Perang Ratu Adil melancarkan serangan terhadap kota Bandung. Gerombolan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling dengan kekuatan sekitar 800 orang tentara bekas KNIL, mereka menuntut kepada pemerintah federal agar mereka diterima sebagai tentara negeri bagian Pasundan dan menolak bergabung dengan negeri RI Yogyakarta. Peristiwa ini menimbulkan banyak korban karena pasukan APRA membabi buta menembaki setiap orang baik yang bersenjata maupun tidak, kebetulan saat itu TNI sedang kosong di kota Bandung. Untuk menumpas gerombolan ini maka didatangkan pasukan TNI dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. akhirnya gerombolan ini dapat ditumpas, Westerling melarikan diri ke Jakarta dan kemudian Iari ke Belanda, 2. Peristiwa Andi Aziz di Makasar Tanggal 5 April 1950 di Makasar terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh kesatuan bekas KNIL di bawah pimpinan Kapen Andi Aziz. yang sebelumnya menjabat ajudan Wali Negara Bagian Timur. Beserta anak buahnya mereka menawan Pejabat Panglima Teritorium Indonesia bagian Timur yakni Letkol Achmad Yunus Mokoginta beserta stafnya. Andi Aziz menuntut agar pasukan-pasukan APRIS bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di daerah NIT. Ia menentang dan menghalangi masuknya pasukan APRIS dan TNI yang sedang dikirim dari Jawa di bawah pimpinan Mayor Warong. Andi juga menyatakan bahwa NIT harus dipertahankan supaya tetap berdiri. Setelah batas waktu ultimatum yang diberikan okh Pemerintah RIS kepada Andi untuk menghadap ke Jakarta guna mempertanggungjawabkan perbuatannya tidak dipenuhi, pemerintah mengirimkan pasukan ekspedisi untuk menumpas pemberontak itu, pasukan ekspedisi dipimpin oleh Kolonel Alex Kawilarang. Terjadilah pertempuran sengit antara pasukan KNIL dengan pasukan APRIS di Makasar antara bulan Mei hingga Agustus 1950, sedangkan Andi Aziz sendiri telah menyerahkan diri lebih dulu yaitu bulan April. Akhirnya Makasar dan sekitarnya dapat dikuasai kembali oleh pasukan APRIS. 3. Pcristiwa RMS di Maluku Rentetan pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia bekas KNIL yang ikut dengan Belanda terjadi pula di Maluku. Pada tanggal 25 April 1950 mereka mengumumkan berdirinya Republik Maluku Selatan sebagai negara yang terlepas dari RIS maupun NIT. Di bawah pimpinan Dr. Soumokil bekas Jaksa Agung Negara Indonesia Timur. PemerintahPusat berusaha menyelesaikan masalah ini secara damai dan mengirimkan misi yang diketuai oleh Dr. Leimena. Namun, misi ini gagal dan selanjutnya dilakukan penumpasan dengan menggunakan senjata dipimpin oleh Kolonel Kawilarang. Terjadi pertempuran yang sengit dengan meminta korban Letkol Slamet Riyadi. Namun akhirnya pemerintah dapat menguasai seluruh Maluku dan sisa-sisa pasukan RMS melarikan diri ke hutan-hutan yang kemudian sering mengadakan pengacauan di sekitar Maluku. 4. Peristiwa DI/TII Gerakan DI mempunyai makna politik., yaitu keinginan untuk mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kehendaknya. sedangkan TIl menggambarkan masalah kemiliteran. Jadi. DI/TII adalah gerakan suatu kelompok yang ingin mendirikan suatu negara Islam dengan tentara sebagai inti kekuatannya. Pemberontakan DI/TII berlatar belakang perasaan tidak puas terhadap kebijakan pemerintah ketika itu. Seperti kita ketahui bahwa sejak awal kemerdekaan hingga terbentuknya negara RIS dan negara Kesatuan RI. bangsa Indonesia dapat dilihat dalam 3 golongan besar, seperti golongan nasionalis, agamis, dan komunis. Ketiga golongan ini mempunyai ide dan paham yang berbeda dan menginginkan bahwa golongannyalah yang dianggap paling baik. Pada saat memperjuangkan kemerdekaan. semua bangsa yang cinta kemerdekaan ikut berjuang tanpa pamrih, namun setelah perjuangan bersenjata selesai terbentuk negara RIS melalui KMB yang beberapa bulan kemudian berubah menjadi Negara Kesatuan RI, di sinilah awal mula terjadinya masalah ketentaraan, yaitu suatu negara merdeka memerlukan pasukan negara yang tangguh maka dalam pemilihan menjadi tentara pun harus diseleksi berdasarkan persyaratan tertentu, sedangkan pada saat berjuang mencapai kemerdekaan tidak ada persyaratan untuk menjadi tentara, yang dibutuhkan adalah semangat dan keberanian berjuang. Dalam penyusunan kembali tentara sebagai pengawal negara ada persyaratan yang telah ditetapkan. mereka yang tidak diterima dikembalikan ke masyarakat. Dalam hal ini, ada yang senang dan ada yang tidak senang. kemudian dalam penentuan pangkat pun terjadi masalah karena dalam menentukan pangkat diperlukan beberapa persyaratan sehingga menimbulkan perbedaan pendapat. Akibat perbedaan pendapat ini menyebabkan timbulnya rasa tidak puas dan terjadilah gerakan-gerakan pengganggu keamanan seperti gerakan Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan. 5. Pemberontakan PRRI dan PERRMESTA di Sumatra dan Sulawesi Lain dengan pemberontakan yang telah dibahas terdahulu, pemberontakan PRRI dan PERMESTA ini murNI masalah politik dalam negeri yang nyaris didukung oleh kekuatan luar negeri. Dikatakan masalah politik karena sangat erat hubungannya dengan maSalah pereButan kekuatan yang dilakukan oleh daerah-daerah untuk meMisahkan diri dari pemerintah pusat. Sebagai fakta politik dikemukakan bahwa sejak berdirinya negara RI hingga tahun 1959 atau dalam waktu 14 tahun telah terjadi perubahan pemerintahan melalui kabinet sebanyak 19 kali. Pemberontakan PRRI dan PERMESTA ini berawal dengan pandangan daerah yang melihat pemerintah pusat tidak stabil dan belum menyelesaikan atau menstabilkan jalannya pemerintahan. Bertitik tolak dari hal tersebut pemerintah daerah Sumatra Tengah yang berkedudukan di Padang mengajukan tuntutan kepada pemerintah pusat di Jakarta secara ultimatum untuk berikut ini. a. Dalam waktu 5 x 24 jam Kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada presiden atau sebaliknya presiden mencabut mandat Kabinet Djuanda. b. Presiden menugaskan Moh Hatta dan Hamengku Buwono IX untuk membentuk zaken Kabinet. c. Meminta Presiden Sukarno supaya kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden konstitusional. Setelah menerima ultimatum tersebut, pemerintah pusat melakukan sidang kabinet untuk membicarakannya. Kemudian. pemerintah mengambil keputusan untuk menolak ultimatum tersebut, serta memerintahkan untuk memecat semua pejabat daerah yang terlibat dalam masalah tersebut. Pada tanggal 15 Januari 1958 Achmad Husein sebagai penguasa daerah Sumatra Tengah memproklamasikan berdirinya Pemerintah Revolusioner RI yang terlepas dari pusat dan langsung menyusun pemerintahan baru di bawah Syafrudin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya. Pernyataan berdirinya PRRI di Sumatra Tengah ini kemudian diikuti oleh daerah lain, seperti Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba. Melihat keadaan seperti ini pemerintah pusat yang berkedudukan di Jakarta tidak tinggal diam maka diadakanlah pengerahan kekuatan untuk menyelesaikan pemberontakan ini. Terjadilah perang saudara di bumi Indonesia ini. Namun, berkat tindakan yang cepat dan tepat serta berkat . rahmat Tuhan Yang Maha Esa, negara RI dapat diselamatkan dari perpecahan. Tanggal 29 Mei 1961 secara resmi Achmad Husein beserta pemerintahan daerahnya menyerahkan diri, kemudian diikuti oleh daerah-daerah Iainnya. 6. Pemilu I Tahun 1955 Keadaan Indonesia pada periode ini sangat labil, salah satu upaya untuk menegakkan kehidupan bangsa, yaitu usaha menyatukan bangsa diupayakan dengan jalan mengadakan pemilihan umum tahun 1955. Pemilu pertama tahun 1955 berdasarkan UUDS 1950, UUDS ini disusun berdasarkanKonstitusi RIS dan UUD 1945 yang dirancang dan disusun oleh pemimpin-pemimpin bangsa Indonesia pada waktu itu. Oleh karena hanya disusun berdasarkan kesepakatan para pemimpin waktu itu maka dinyatakan UUD Sementara dan nantinya akan ditetapkan UUD yang tetap berdasarkan hasil Pemilu. Pemilu I tahun 1955 diselenggarakan tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih wakil rakyat yang duduk di Dewan Konstituante. Dalam pelaksanaannya, Indonesia dibagi menjadi 16 daerah pemilihan, meliputi 20 kabupaten. 2.139 kecamatan dan 43.429 desa. DPR hasil pemilu berjumlah 272 orang. sedangkan anggota Konstituante berjumlah 542 orang. Konstituante mulai bersidang pada tanggal 10 November 1956 dalam keadaan negara yang diliputi awan gelap, yang ditimbulkan pergoIakan-pergolakan daerah. Seperti halnya DPR, Konstituante anggotanya terdiri dari puluhan wakil-wakil partai. Partai-partai tersebut terpecah-pecah dalam berbagai ideologi yang sukar dipertemukan sehingga setelah lebih dari dua tahun bersidang, dewan ini belum dapat menghasilkan Undang-Undang Dasar Negara yang merupakan tugas pokoknya. Sementara itu, di kalangan masyarakat pendapat-pendapat untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945 makin kuat. Petisi dan demonstrasi dilancarkan di mana-mana yang menuntut agar UUD 1945 dinyatakan kembali sebagai UUD negara Republik Indonesia. Dalam suasana demikian Presiden Sukarno pada tanggal 25 April 1959 menyampaikan amanat kepada Konstituante yang memuat anjuran kepala negara dan pemerintahan untuk kembali ke UUD 1945. Amanat Presiden tersebut diperdebatkan dalam Konstituante dan akhirnya diputuskan untuk melakukan pemungutan suara. Pada tanggal 30 Mel 1959 dilangsungkan pemungutan suara untuk menetapkan UUD 1945 sebagai UUD Republik Indonesia. Hasil pemungutan suara tersebut menunjukkan bahwa mayoritas dalam Konstituante menghendaki untuk kembali kepada UUD 1945. Namun, jumlah suaranya tidak mencapai dua pertiga dari jumlah suara yang masuk sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 137 UUDS tahun 1950. Pemungutan suara diadakan dua kali lagi, yakni tanggal 1 dan 2 Juni, tetapi kembali gagal mencapai dua pertiga jumlah suara yang dibutuhkan. Keesokan harinya, tanggal 3 Juni 1959. Penguasa Perang Pusat mengeluarkan larangan kegiatan politik dengan peraturan No. PRT/ PEPERPU/040/1959. Pada hari itu juga Konstituante mengadakan reses. Berbagai fraksi dalam Konstituante kemudian berturut-mrut menyatakan tidak akan menghadiri sidang Konstituante lagi. Kegagalan Konstituante untuk menetapkan UUD. serta perdebatan-perdebatan di dalamnya menyebabkan situasi politik dalam negeri yang telah bergolak karena adanya pemberontakan-pemberontakan daerah dan gangguan keamanan semakin gawat. C. KARAKTERISTIK DAN DINAMIKA PERJUAGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI KEMERDEKAAN Setelah Konstituante gagal menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 menjadi UUD Republik Indonesia, Presiden Sukarno menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dengan suatu dekrit pada tanggal 5 Juli 1959. Dekrit Presiden tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. KSAD mengeluarkan Perintah harian yang ditujukan kepada seluruh anggota TNI untuk melaksanakan dan mengamankan dekrit tersebut. Mahkamah Agung juga membenarkan Dekrit Presiden tersebut. DPR hasil Pemilu dalam sidangnya pada tanggal 22 Juli 1959 secara aklamasi menyatakan untuk bekerja terus berdasarkan UUD 1945. Dalam surat presiden tertanggal 20 Agustus 1959 yang ditujukan kepada DPR dinyatakan bahwa semenjak berlakunya kembali UUD 1945 maka bentuk peraturan negara disesuaikan dengan isi UUD 1945. Dengan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959 dibentuklah Front Nasiona dengan tujuan. antara lain: 1. menyelsaikan revolusi nasional Indonesia; 2. melaksanakan pembangunan semesta nasional; 3. mengembalikan Irian Jaya ke dalam Wilayah RI. Front nasional yang dibentuk untuk menghimpun seluruh kekuatan nasional itu kemudian dapat dipengaruhi dan akhirnya dikuasai oleh PKI serta simpatisannya dan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik mereka. 1. Pengembalian Irian Barat Sejak tanggal 3 Mel 1956 Indonesia memutuskan hubungan dengan Belanda secara sepihak dan sejak tanggal 17 Agustus 1956 bangsa Indonesia membentuk provinsi Irian Barat yang masih diduduki Belanda. Setelah dekrit Presiden 5 lull 1959 usaha untuk merebut kembali Irian Barat oleh pemerintah semakin diintensifkan baik secara diplomasi melalui PBB maupun melalui Non-Blok dan lebih revolusioner dengan pembelian senjata baru Uni Soviet. Pembelian senjata tersebut dimaksudkan untuk menekan Belanda agar bersedia mengembalikan Irian Barat ke tangan RI, Langkah berikutnya tanggal 19 Desember 1961 Presiden Sukarno mencariangkan TRIKORA yang intinya menyatakan: a. Gagalkan pembentukangara boneka Papua oleh Belanda. b. Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia. c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air serta bangsa Indonesia. Untuk lebih mengintensifkan Trikora maka dibentuklah Komando Mandala pembebasan Irian Barat dengan Panglima Komando diemban oleh Mayjen Suharto. Tugas pokok komando ini. antara lain berikut ini. a. Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan Irian Barat ke wilayah RI. b. Mengembangkan situasi militer di wilayah provinsi Irian Jaya. 1) sesuai dengan taraf perjuangan diplomasi; 2) supaya dalam waktu yang singkat Irian Barat secara de fakto diciptakan wilayah bebas untuk didudukkan pemerintahan daerah RI. Komando Mandala merencanakan operasinya dalam tiga fase penyerangan, yakni: a. fase intiltrasi sampai akhir tahun 1962; b. fase eksploitasi mulai awal tahun 1963; c. fase konsolidasi dimulai awal tahun 1964. Setelah persiapan dianggap sudah siap maka diadakan operasi militer dengan mengirimkan sukarelawan yang ditempatkan di berbagai lokasi Irian Barat. Dalam operasi ini gugur seorang kusuma bangsa Komodor Yos Sudarso. Deputi KSAL di perairan Laut Aru. Penyelesaian Irian Barat diadakan melalui perundingan di New York yang dikenal dengan nama persetujuan New York yang isinya. antara lain berikut ini. a. Tanggal 1 Oktober 1962 pasukan PBB tiba di Irian Barat untuk menyerah terimakan Irian Barat dari Belanda ke Indonesia. b. Pemerintah sementara PBB di Irian Barat dengan menggunakan tenaga Indonesia berasal dan irian Barat. c. Pasukan RI yang telah ada di Irian Barat berada di bawah PBB. d. Pasukan Perang Belanda di Irian Barat dikembalikan ke negerinya. e. Antara daerah Indonesia lainnya dengan Irian Barat bebas lalu Iintas. f. 31 Desember 1962 bendera Indonesia berkibar di Irian Barat di samping bendera PBB. g. 31 Mel 1963 Irian Barat sepenuhnya milik Indonesia. Penyelesaian terakhir masalah Irian Barat melalui Pepera (Penentuan pendapat Rakyat) apakah rakyat Irian Barat bergahung dengan RI atau ingin berdiri sendiri menjadi negara merdeka di bawah pengawasan PBB, yaitu melalui pemungutan suara. Dan hasil pemungutan suara ternyata sebagian besar rakyat Irian Barat turut bergabung dengan pemerintah RI. Dengan demikian. Irian Jaya masuk ke wilayah RI dan menjadi Provinsi yang paling Timur di Wilayah Indonesia. Setelah Dekrit Presiden 5 lull 1959 kekuasaan negara beralih dari tangan partai ke tangan Presiden Sukarno. Apa yang dikatakan Presiden itu adalah hukum, siapa yang tidak setuju silakan minggir dan siapa yang menyetujui diangkat derajatnya ke permukaan kekuasaan. Momentum inilah yang dimanfaatkan oleh PKI untk mengembangkan sayapnya di bumi Indonesia ini. Melalui NASAKOM semua lembaga negara dan pusat sampai ke daerah harus memenuhi unsur Nasakom, artinya harus ada ketiga unsur tersebut dalam tiap lembaga negara, yaitu unsur nasionalis, unsur agama. dan unsur komunis. Masing-masing menteri secara terpisah berada langsung di bawah Presiden selaku Panglima Angkatan Bersenjata, dan hubungan keempat angkatan tersebut diperjarak atau dikurangi. Saat PKI mulai menusukkan jarumnya ke tubuh ABRI. di samping memecah belah PKI juga berusaha mengadu donda antara angkatan yang satu dengan angkatan yang lainnya bahkan dalam satu angkatan. Hal ini terbukti pada waktu meletusnya G 30 S/PKI yang memulai babakan pemerintahan Orde Baru. Pada masa ini yang terkuat dan efektif di antara sistem politik yang pernah dikonstruksikan di Indonesia. Hasilnya adalah kebijaksanaan stabilitas politik dan pembangunan yang dibuktikan oleh pertumbuhan ekonomi di atas 7% setiap Latunnya. Keberhasilan selama pemenintahan Orde Baru dilemahkan oleh masalah bawaan pembangunan yakni kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dominasi kekuasaan ekonomi dan politik, sentralisasi kekuasaan, pelecehan hak asasi dan kebebasan semu. Pada hakikatnya. Indonesia .semakin makmur. tetapi belum sejahtera. Penyebab dasarnya adalah masih terkendalanya demokrasi dan pemerintahan yang bersih. Masalah dasar bagi pemerinrahan yang bersih di Indonesia ialah kanker korupsi yang kronis, Akarnya berada dalam kehidupan politik dan birokrasi serta sistem ekonomi dan tata nilai masyarakat Indonesia, baik di masa kolonial maupun di era Demokrasi terpimpin (Orla), Demokrasi Pancasila (Orba), OIeh karena itu, diperlukan reformasi di seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan dipelopori gerakan mahasiswa pada tahun 1998 terjadilah gerakan reformasi yang menuntut dikembalikannya bentuk pemerintahan yang bersih, melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 yang sebenarnya maka Iangkah pertama yang dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut dilakukannya Amandemen UUD 1945 sebagai dasar pijak pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Dengan mengamandemen UUD 1945 maka selangkah demi selangkali bangsa Indonesia memulai menjalankan demokrasi dengan wujud reformasi di segala bidang. Kegiatan Belajar 1 Pengertian dan Kajian Geografi A. PENGERTIAN GEOGRAFI Sementara yang terkesan oleh sebagian orang tentang materi yang terkandung dalam ilmu geografi kurang jelas. Oleh karena Pelajaran geografi yang diajarkan di sekolah terkesan sebagi ilmu yang hanya dapat dihafalkan oleh para siswa. seperti menghafal nama-nama dalam geografi nama negara. kota, sungai, gunung, dan nama-nama tempat lain di muka bumi. Kondisi pembelajaran seperti ini masih dilakukan dengan cara mempelajari fakta lain seperti jumlah penduduk sebuah kota, nama serta lokasi semua negara baru di Afrika. Gagasan atau pemikiran geografi, seperti “Encyclopedic” yang berisi pengetahuan tentang tempat yang harus digambarkan sebagaimana ketika wartawan salah satu surat kabar meminta bantuan kepada Departemen Geografi di salah satu universitas untuk mendapatkan nama dan lokasi suatu tempat yang berhubungan dengan kasus fenomenal yang beredar di masyarakat umum atau pertanyaan dari kuis salah satu tayangan di Televisi yang menanyakan sungai apakah yang terpanjang di dunia? Sebagian orang juga beranggapan bahwa geografi adalah segala aktivitas dan perbuatan yang berhubungan dengan peta. Orang yang berpendapat demikian karena orang yang mempelajari geografi harus mampu membuat peta, membaca peta, dan harus bekerja sama dengan pihak-pihak yang berwenang dalam pembuatan peta. Pandangan lain berpendapat bahwa ahli-ahli geografi harus mampu menulis dan mendeskripsikan hasil perjalanannya. Orang yang berpendapat demikian karena apa yang dibaca baik dalam cerita fiktif tentang petualang seorang pelayar yang kemudian terdampar di suatu pulau yang tidak dikenal selanjutnya berjuang dan akhirnya menjadi pengusaha perkebunan kopi di Brasil, di mana Ia menceritakan keadaan lokasi pulau, Iingkungan pulau, dan bagaimana Ia menyesuaikan, dan menguasai pulau tersebut untuk dimanfaatkan bagi kehidupannya. Cerita atau petualang dari hasil perjalanan ke wilayah yang belum dikenal memberikan kesan gagasan terhadap geografi adalah ilmu tentang wilayah atau tempat. Nama dan lokasi kota atau tempat adalah merupakan fakta bagi seorang ahli geografi dan diasumsikan kedudukannya sama dengan “tanggal atau bulan atan tahun” bagi ahli Sejarah. Fakta semacam ini merupakan bangunan — blok dasar dari subjek yang dipelajari. tetapi blok dasar bangunan ini bukanlah semata-mata subjek geografi sendiri. Peta yang menggambarkan dari sekumpulan data yang sejenis bagi ahli geografi dipakai sebagai sumber referensi secara khusus Perbedaan tipe peta tematik sangat penting artinya dalam penelitian geografi digabung bersama dengan tabel, diagram, dan tulisan-tulisan laporan. Seni visual dapat dikatakan lebih banyak berhubungan dengan geografi bila dibandingkan dengan kelompok lain baik dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial maupun Ilmu Pengelahuan Alam. Catatan hasil observasi selama dalam perjalanan dan catatan kerja lapangan merupakan data esensial bagi ahli geografi. Pengolahan dan hasil observasi yang cermat merupakan suatu objek yang sangat penting dalam pendidikan geografi. Adanya beberapa kesan tentang kandungan geografi yang dikemukakan di atas dan dilihat perkembangan sejarah geografi dari masa Yunani kuno sampai saat ini maka menurut Broek (I980 hakiikat geografi ada 6, yakni berikut ini. 1. Geografi sebagai ilmu pengetahuan biofisik Pada akhir abad ke-19, ketika ilmu pengetahuan, seperti geologi, meteorologi, dan botani sudah mengalami perkembangan yang sedemikian pesat maka ahli-ahli geografi terpengaruh dan tertarik mengikuti metode-metode disiplin ilmu-ilmu tersebut. Kelemahan setelah geografi masuk ke kelompok Ilmu Pengetahuan Alam murni, di mana mampu merumuskan hukum sebab akibat terhadap gejala-gejala dan proses-proses fisik di permukaan bumi secara general, tetapi tidak memasukkan unsur manusia. Dalam hal ini, banyak ahli-ahii geografi menitik beratkan studinya pada bentang lahan, iklim dan vegetasi. tetapi mereka mengabaikan unsur manusia. Sampai saat ini masih ada kalangan ahli geografi yang masih mempertahankan pandangan ini, khususnya mengenai iklim dan bentang lahan sebagai titik sentral perhatiannya. Atau dapat diringkas geografi sebagai ilmu pengetahuan biofisik, bila yang dipelajari itu hanya geografi fisik dan biotik yang mendasari telaah atas seluk-beluk tanah. 2. Geografi sebagai relasi hubungan timbal-balik antara manusia dengan alam Konsep geografi yang masih berlaku di kalangan orang awam, yakni tujuan geografi adalah menyingkap bagaimana lingkungan alam berpengaruh terhadap kondisi tingkah laku manusia. Gagasan ini berasal dari permulaan akhir abad Ke- 19. ketika gagasan Darwin mampu menawarkan jawaban-jawaban tentang evolusi dan variasi masyarakat umat manusia. Adanya gagasan Darwin ini menyebabkan ahli-ahli ilmu Pengetahuan Sosial mengembangkan pemikiran tersebut lebih luas lagi. Sebagai contoh, bagaimana iklim tropis menghalangi kemajuan kebudayaan masyarakat setempat, sementara iklim sedang merangsang perkembangan kebudayaan masyarakat yang mendiaminya Pemikiran-p emikiran semacam ini sebenarnya bukanlah hal yang baru (pemikiran ini sudah ada pada zaman Yunani Kuno), tetapi pandangan bahwa lingkungan alam mempengaruhi kondisi tingkah laku manusia di suatu wilayah merupakan persoalan ini di kalangan para ahli geografi. Bentuk pandangan geografi ini masib berurat berakar di Amerika Serikat hingga tahun 1920-an. Walaupun hampir semua ahli-ahli geografi Amerika sudah meninggalkan pandangan ini setelah tahun 1920-an, tetapi pandangan kaum envorinmentalisme ini maih dapat dijumpai dalam berbagai buku pelajaran di sekolah-sekolah. 3. Geografi sebagai ilmu ekologi manusia Keanekaragaman di kalangan pengikut paham determinisme environmentalis mendefinisikan geografi sebagai studi pengetahuan yang mempelajari hubungan manusia dengan tempat tinggalnya. Pandangan ini mengakui bahwa manusia bukan semata-mata hanya bagian dari Iingkungan alam yang ada di sekelilingnya. tetapi di dalam diri manusia terdapat kekuatan-kekuatan yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia sendiri. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri yang diwarisi dan nenek moyang mereka, mempunyai teknologi dan peralatan, mempunyai cara-cara atau pandangan hidup untuk mempertahankan dirinya dan kekuatan-kekuatan alam. Paham ekologi manusia ini merupakan perbaikan dari paham determinisme environmental. Titik pandang paham ekologi manusia ini konsentrasinya pada hubungan timbal-balik suatu masyarakat tertentu dengan habitatnya pada wilayah setempat dan mengabaikan interaksi antarwilayah. 4. Geografi sebagai studi bentang lahan Paham ini bertentangan dengan pendapat kaum environmentalisme yang mengatakan bahwa Iingkungan alam Iebih bersifat pasif dan masyarakat manusia berperan lebih aktif. Suatu masyarakat mengembangkan tempat tinggalnya dengan cara mengubah bentang alammenjadi bentang budaya. Jenis dan kualitas perubahan ini tergantung dan tingkat kebudayaannya. Topik bentang lahan yang diajarkan di sekolah-sekolah bertujuan memberi penjelasan tentang di skripsi kenampakan-kenampakan yang bersifat nyata dan pemakaian lahan atau tanah sebagai wujud pencerminan aktivitas manusia. Pendekatan geografi sebagai studi bentang lahan ini sebagai mana pendekatan lain mempunyai beberapa kelemahan. Oleh sebab itu, dalam tradisi-tradisi geografi selalu harus memperbalikan pada tipe-tipe ekonomi dan susunan sosial dan politik pada wilayah-wilayah yang berbeda-beda, Hal yang harus diperhatikan dalam paham ini bahwa jangan terlalu melebih-lebihkan dalam mendeskripsikan bentang lahan. Tetapi hendaklah Iebih banyak ke geografisnya. khususnya dalam kaitannya dengan keruangan. 5. Geografi sebagai studi penyebaran gejala di permukaan bumi Pertanyaan yang pertama kali muncul dari seorang ahli geografi bila bertanya tentang suatu apa pun adalah Di manakah sesuatu itu berada? Penempatan lokasi suatu benda atau penduduk di dalam peta dinyatakan dengan pola-pola penyebarannya. Tidak dapat diragukan cara ini adalah Iebih efisien untuk mengungkapkan hubungan timbal-balik antara dua wilayah atau lebih. Akan tetapi, cara ini lebih berarti untuk mengetahui hubungan dari dua variabel atau Iebih. Geografi dapat didefinisikan sebagai studi penyebaran/distribusi gejala di permukaan bumi, yaitu di mana letak sesuatu benda itu berada. Apakah itu batu-batuan. Tumbuh-tumbuhan, rumah, penduduk atau segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Apakah ahli-ahli geografi memperkirakan bagaimana menempatkan pola-pola penyebaran benda-benda tersebut, apakah sebagian ataukah semuanya? Bagaimana batas-batasnya dan metode apa yang digunakan? Hal yang penting di sini adalah objektivitas lokasinya. Lokasi suatu objek adalah suatu atribut dari objek itu sendiri dan bagaimana legimitasinya berkaitan dengan disiplin ilmu pengetahuan tertentu. Sebagai perbandingan bagaimana objek yang sama dipelajari oleh seorang ahli Zoologi dengan seorang ahli geografi. Seorang ahli zoologi dalam mempelajari seekor harimau akan mengabaikan prosedur-prosedur bagaimana penyebaran harimau. mengapa menggerombol di daerah tertentu. sedangkan ahli geografi mempelajari harimau dalam hal bagaimana pola penyebarannya di suatu wilayah tertentu dan bagaimana hubungannya dengan wilayah lainnya. Menempatkan penyebaran sesuatu gejala di permukaan bumi merupakan salah satu prosedur yang penting dalam geografi walaupun hal ini bukan tujuan geografi semata-mata. 6. Geografi sebagai teori keruangan bumi Dalam perjalanan perkembangan pemikiran geografi dari waktu ke waktu muncullah gagasan-gagasan agar ilmu geografi untuk menjadi semakin bersifat ilmiah. Ahli-ahli rasionalis pada abad ke-18 dan akhir abad ke-19 ahli environmentalis memempunyai gagasan agar geografi membentuk dan memasukkan hukum-hukum atau dalil-dalil secara universal sehingga geografi dapat diakui secara ilmiah. Saat ini ada gerakan-gerakan Neo-rasionalis di kalangan ahli geografi yang menginginkan agar geografi dimasukkan ke dalam kelompok Ilmu Pengetahuan Alam. di mana metode analisisnya dibantu dengan menggunakan metode kuantitatif dan peralatan komputer yang sangat canggih serta ditumpang oleh yayasan-yayasan baik yang bersifat nasional maupun regional yang mendanai guna pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat eksakta. Geografi selalu menggabungkan deskripsi tempat-tempat tertentu dengan formulasi konsep-konsep serta prinsip-prinsip umum. Diperkuat oleh fondasi-fondasi teoretik. Oleh karena itu, dengan adanya perkembangan teknik analisis matematik dan komputer yang digunakan untuk menganalisis penyebaran dan interaksi keruangan yang semakin berkembang dengan pesat telah terjaring pada konsep-konsep interelasi. Walaupun arah perkembangan ini memunculkan kekhawatiran di kalangan ahli geografi yakni akan membatasi cakrawala geografi pada abstraksi ilmu pengetahuan relasi keruangan saja. Pencarian hukum-hukum atau dalil-dalil yang bersifat umum pada suatu tingkatan abstraksi tinggi akan segera berhadapan dengan akar geografi. yakni akan menghilangkan atau mengabaikan ruang dan waktu yang merupakan unsur pokok dalam geografi. Geografi tidak berkaitan dengan hukum universal keadaan sosial-ekonomi manusia yang bertempat tinggal di suatu planet yang gersang. Geografi bila diteliti dengan saksama telah memasuki realita lokalisasi pola-pola akumulasi dan pluralistik sejarah umat manusia yang nampak beraneka ragam yang tersebar di permukaan bumi. Distribusi tidaklah sesederhana yang ditentukan oleh susunan dalam suatu sistem fungsional. seperti posisi permata dalam arloji. Penyebarannya terutama ditentukan oleh hasil proses-proses sejarah masa lampau dan masa kini. Dengan demikian teori-teon model keruangan kota-kota atau zone-zone pertanian sangat jelas merupakan desain dari hasil pemikiran yang logis. Selanjutnya, dengan semakin banyaknya data kuantitatif yang berkaitan dengan tingkah laku manusia, terutama yang tersedia di negara-negara maju sekurang-kurangnya satu abad terakhir maka ahli-ahli teoretik cenderung akanmengembangkan model-model yang berasal dari fakta-fakta “here and now”, yang nampaknya mengabaikan aspek waktu lampau dan aspek kebudayaan lain. Jelas model-model seperti ini bertentangan dengan akar studi geografi, di mana ruang dan waktu merupakan salah satu unsur pokok dalam geografi. B. KAJIAN MATERI GEOGRAFI Kajian materi suatu ilmu kadang-kadang dipelajari oleh ilmu-ilmu yang lain (objek material). Sebagai contoh, antara geografi sosial dengan sosiologi, sama-sama mempelajari kelompok manusia pada suatu tempat. Antara geomorfologi dengan geografi fisik mempelajari bentuk lahan. antara geografi ekonomi dengan ekonomi yang sama-sama membahas kebutuhan manusia di dalam suatu lokasi tertentu. Hal yang membedakan antara satu dengan ilmu yang lain dalam hal memecahkan masalahnya, yaitu sudut pandang Suatu ilmu dalam memecahkan masalah atau dalam memberikan sejumlah alternatif pemecahan masalah (objek formal). Objek kajian geografi sangat luas (objek material) mencakup aspek fisik (lingkungan), aspek manusia serta aspek hubungan manusia dengan lingkungan. Objek material geografi dapat mengenai: Permukiman. desa, kota, tempat pariwisata, daerah aliran sungai, bentuk lahan. bentang darat, sumber daya. industri,kependudukan, wilayah atau region, iklim., tanah, air. dan masih banyak lagi.Secara ringkas objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terdapat dan terjadi di permukaan bumi. Objek formal geografi adalah cara memandang dan cara berpikir terhadap objek material tersebut dan segi geograf, yaitu segi keruangan, ke lingkungan dan kompleks wilayah. Oleh sebab itu, geografi sebagai ilmu lebih dicirikan oleh objek formalnya, metode pendekatan dari pada objek materialnya. Kegiatan Belajar 2 Pendekatan Materi Geografi Selanjutnya. Anda dapat melanjutkan pemahaman materi kegiatan berikutnya yang sebetulnya Anda sudah memahami sejarah perkembangan baik ilmu geografi itu sendiri maupun hakikatnya. Kedua topik tersebut merupakan modal utama untuk memahami konsep pendekatan geografi. Pada pokok bahasan pendekatan geografi ini Anda akan diajak mengkaji secara saksama tentang jenis pendekatan geografi yang disepakati oleh ahli-ahli geografi. Pada Pendekatan itu akan dibahas contoh penerapannya. Cermatilah tiap alinea pokok-pokok bahasan tersebut sehingga Anda dapat memahami konsep, analisis dan contoh-contoh yang dipaparkannya. Sebagaimana telah disinggung pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa dalam perkembangannya, geografi cenderung akan kabur kehilangan “jati diri”: iya, karena beberapa tokoh geografi terlena dan tertarik memasuki ilmu-ilmu lain yang berfungsi sebagai penunjang. Mereka dalam membahas dan memecahkan persoalan geografis cenderung menggunakan pendekatan topical, seperti “Welfare approach”, “Behavioral approach”, “Marxist approach”, “Conflict management approach” (Yunus, H. Sabari, 1997). Sebaliknya Broek (1980) mengemukakan beberapa pendekatan yang digunakan oleh beberapa ahil seperti “Humanistic Approach”, “Sosial- cultural approach”, dun Historical Approach”. Adanya berbagai macam pendekatan yang dikemukakan oleh berbagai ahli ini dan bisa mengaburkan jati diri geografi maka disadari oleh ahli-ahli geografi untuk menggunakan pendekatan geografi yang sama dan berfungsi sebagai pembeda dengan ilmu-ilmu yang lain. Untuk kepentingan tersebut dan di antara kepentingan lain maka di Indonesia diadakan Seminar dan Lokakarya yang diselenggarakan di Semarang 1989 dan 1990 telah disepakati pendekatan geografi ada tiga macam, yakni: Pendekatan keruangan, pendekatan ekologikal, dan pendekatan kompleks wilayah. Ketiga pendekatan ini akan kita bahas sesuai dengan pendapat Hagett (1975) dan dirujuk oleh Bintarto dan Surastopo (1979). A. PENDEKATAN KERUANGAN Agar pemahaman tentang materi geografi sebagai bagian yang penting dan merupakan lanjutan yang Anda perlu ketahui. Pendekatan ini merupakan kerangka analisis yang menekankan eksistensi (keberadaan) ruang sebagai penekanannya. Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau serangkaian sifat-sifat penting (Hagget, 1975). Ahli geografi akan bertanya faktor-faktor apa yang menguasai pola penyebaran dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lehib wajar. Dengan kata lain dapat diutarakan bahwa dalam analisis keruangan harus diperhatikan adalah: pertama, penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua, penyediaan ruang yang akan digunakan untuk pelbagal kegunaan yang dirancang. Dalam analisis keruangan ini dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari data titik (point data). Data yang digolongkan ke dalam data titik adalah ketinggian tempat, data sampel batuan, data sampel tanah, sedangkan data yang digolongkan ke dalam data bidang adalah data luas hutan, data luas daerah pertanian. data luas padang alang-alang. Meskipun demikian dari data titik ini diperoleh data bidang. Data dan beberapa sampel tanah dan hasil pengeboran tanah dapat dipetakan dan ditentukan batas-batasnya hingga diperoleh data bidang, yaitu data tentang penyebaran jenis tanah tertentu. Selanjutnya Anda dapat memahami pengertian dan fungsi tempat yang dikaji dan kehidupan sosial, ekonomi. dan budaya. hal ini perlu diketahui karena konsep tempat sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia di permukaan bumi. Para ahli geografi menjelaskan bahwa tempat merupakan suatu ruang di permukaan bumi yang mempunyai karakteristik secara fisik dan manusia yang menempatinya. Setiap tempat di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang khusus di mana dapat dibedakan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. oleh karena itu konsep tempat dinamakan wilayah (region). Dalam geografi ada dua pengertian wilayah, yaitu wilayah formal (formal region) dan wilayah fungsional (fungtional region). Wilayah formal dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu: pertama pengertian Internasional, yakni wilayah dapat meliputi beberapa negara yang mempunyai kesatuan alam dan kesanian manusia, sebagai contoh wilayah Asia Tenggara, Eropa Barat, dan Amerika Latin, dan wilayah lainnya di dunia yang menjadi satu kesatuan wilayah kedua Pengertian nasional yakni wilayah merupakan bagian dari negara. tetapi bagian tersebut mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia, sebagai contoh wilayah Timur Sumatra, wilayah Utara Jawa, dan sebagainya. Sedangkan wilayah fungsional adalah bagian dari permukaan bumi, di mana terdapat beberapa keadaan alam yang berlawanan memungki nkan timbulnya bermacam-macani kegiatan yang saling mengisi dalam kegiatan penduduknya Kadang-kadang wilayah tersebut sering disebut wilayah organik, sebagai contoh penduduk yang hidup di puncak gunung sumber kehidupannya adalah dari hasil hutan, penduduk yang hidup di lereng gunung sumber kehidupan penduduknya dari hasil pertanian. Sedangkan penduduk yang hidup di daerah dataran rendah sumber kehidupan penduduknya dan bermacam-macam aktivitas, seperti Kegiatan industri, perdagangan, jasa dan lain sebaginya. Konsep tempat dalam pengertian wilayah dapat digunakan sebagai pendekatan geografi. klasifikasinya adalah sebagai berikut. 1. Uniform Region Suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah geografi disebabkan adanya keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, misalnya beberapa daerah pertanian yang memiliki kesamaan iklim luas, hidrologi, dan budaya. Contoh lain wilayah perikanan tambak di pantai Utara Jawa antartempat yang satu dengan yang lain memeliki banyak kesamaan. 2. Nodal Region Suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang dihubungkan melalui garis melingkar misalnya: Jakarta sebagai Ibukota Indonesia memiliki beberapa pusat kegiatan penduduk maka untuk menghubungkan antarpusat kegiatan tersebut digunakan jaring-jaring yang ada. 3. Generik Region Wilayah yang diklasifikasikan berdasarkan jenisnya sehingga fungsi wilayah yang bersangkutan diabaikan, misalnya wilayah iklim tropik, wilayah iklim sedang. atau contoh lain wilayah vegetasi, wilayah hutan daun jarum, wilayah hutan patai, dan wilayah perkebunan teh. 4. Specific Region Wilayah berdasarkan kekhususan sehingga merupakan daerah tunggal yang mempunyai ciri-ciri tersendiri misalnya wilayah waktu. waktu Indonesia barat, waktu Indonesia Tengah, dan wilayah waktu Indonesia Timur, contoh lain wilayah fisiografi jawa menurut Van Bemmelen dibagi menjadi 3 zone Utara. zone Tengah, dan zone Selatan. Dari uraian di atas kita dapat memberi simpulan, bahwa fungsi tempat bagi mamisia adalah sebagai ruang hidup. Ruang dalam hal ini ditafsirkan menurut tiga pendekatan yaitu pertama pendekatan ekologis, ruang sebagai milieu yang berisi sumber alam. kedua pendekatan spatial (keruangan) ruang sebagai Space, yakni ajang kegiatan manusia dan tiga pendekatan regional sebagai region, yakni daerah atau kesatuan politis. Selanjutnya Haggett (1983) memberi satu contoh pemakaian pendekatan keruangan dalam penelitian geografi atau pengajaran geografi seperti paparan di bawah ini. Menurut Haggett. untuk memberikan gambaran tentang keadaan suatu wilayah foto udara dapat digunakan sebagai alat utama dalam pekerjaan di lapangan bagi seorang ahli geografi yang merekam objek atau gejala geosfer di permukaan bumi. Dalam foto udara dalam ruang dan waktu yang berbeda dapat digunakan untuk menunjukkan kepadatan penduduk di wilayah tertentu dari waktu ke waktu. Studi wilayah dapat dipersempit dengan menggunakan skala tertentu untuk memudahkan pekerjaan seorang ahli geografi. Sebaliknya, bagi ahli ilmu pengetahuan lain lebih memperbalikan objeknya sedekat mungkin agar bisa dipelajari. Tetap bagi ahli geografi lebih suka memilih dengan cara memperkecil skala fenomena yang kompleks melalui foto udara agar bisa dipelajari. Untuk menunjukkan misalnya suatu wilayah sebagai tempat penduduk untuk melakukan aktivitas. Analisis pola-pola geografi memerlukan: a. memahami peta, proyeksi, skala dan bagaimana foto itu direkam; b. mengetahui metode statistik yang digunakan untuk memilah-milahkan faktor yang dipakai untuk menjelaskan pola-pola geografi yang diamati; c. memahami teknik-teknik penilaian yang mampu menjelaskan perubahan-perubahan pola-pola geografis yang dinamis. Pentingnya peta dalam memperoleh informasi seperti cepatnya pertumbuhan penduduk di permukaan bumi ini dan berkembangnya kehidupan modern yang serba kompleks, untuk mendapat sumber-sumber yang tersedia. Hal ini mendorong kita berpikir perlunya studi yang detail tentang lingkungan fisikal dan sosial, mulai dari masalah kependudukan sampai ke masalah lingkungan, dan polusi serta produk bahan makanan sampai ke sumber-sumber energi. Pakar geografi, pakar geologi, sejarawan. pakar ekonomi. dan pakar-pakar ilmu lain telah menyadari bahwa suatu peta merupakan alat bantu yang tidak dapat ditinggalkan dan sangat diperlukan, Suatu peta berskaia besar yang menggambarkan detail suatu daerah sempit, dapat mencerminkan bentuk lahan. aliran sungai. vegetasi, pola pemukiman, jalan-jalan, keadaan geologi dan banyak detail-detail lainnya. yang kesemuanya ini memungkinkan kita melihat saling ada hubungan, yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan secara ilmiah. Studi suatu lingkungan yang kompleks memerlukan peta untuk mempelajarinya. Pembangunan suatu jaringan jalan, rencana suatu perumahan, suatu sistem pengontrol banjir, hampir setiap pekerjaan dan konstruksi memerlukan pemetaan sebelumnya. Peta yang lebih kecil skalanya menggambarkan daerah yang Iuas, hal tersebut dapat menunjukkan daerah bahaya banjir, erosi tanah, penggunaan lahan, penyebaran penduduk, iklim, dan sebaginya.. kesemuanya itu sangat penting untuk memahami masalah-masalah dan potensi sesuatu daerah. Beberapa contoh fungsi peta sebagai berikut: Fungsi peta untuk perencanaan regional a. Untuk memberikan informasi pokok dan aspek keruangan tentang karakter dari suatu daerah. b. Sebagai suatu alat menganalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. c. Sebagi alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian yang dilakukan. d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan. Peta dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya. skala, dan kenampakan dari peta. Klasitikasi peta ada tiga kelompok. yaitu: pertama peta topograti memberikan gambaran umum mengenai permukaan lahan (termasuk peta perencanaan dan peta geografi) kedua chait dan peta jalan disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam navigasi (untuk navigasi dan orientasi) dan ketiga peta-peta tematik pada akhir-akhir ini semakin penting dalam kaitannya dengan menunjukkan tema-tema tertentu (menampilkan satu tema khusus atau lebih) Untuk membaca peta kita perlu memahami skala dari peta yang dapat diartikan sebagai perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horizontal kedua titik itu di permukaan bumi (dengan satu ukuran yang sama), adapun macam-macam peta adalah sebagai berikut: a. Skala angka/skala pecahan skala yang dinyatakan dengan angka dan pecahan contoh: 1) skala angka (numeric scalae) —----- 1 : 50.000 hal ini menunjukkan bahwa satu satuan jarak pada peta mewakili 50.000 satuan jarak horizontal di permukaan bumi. Jadi 1 cm di peta mewakili 50.000 cm di medan (500 m) atau ½ km. 2) skala pecahan (respresentative fraction) = RF — 1 : 50.000 1 inchi mewakili 50.000 atau 50.000/63.360 mile b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat pada peta-peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran metrik (misalnya pete-pete di Inggris), pernyataan skala dengan kalimat sering dilakukan 1 inchi to one mile = 1:63.660 1 inchi to two miles = 1 : 126.720 tetapi cara ini biasanya sebagai tambahan disamping cara-cara yang lain c. Skala grafis (graphical scale line) dari skala angka 1: 50,000, menjadi skala grafis adalah sebagai berikut. Untuk menentukan panjang dan skala grafis, dapat digunakan rumus sederhana sebagai berikut. S=MD/GD s = , di mana S = skala. sebagai suatu pecahan, misalnya 1:25.000 MD =jarak padapeta GD = jarak di lapangan B. PENDEKATAN EKOLOGI Pendekatan ini lebih menekankan keterikatan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang ada hukan eksistensi keruangan. Pengertian analisis ekologi hendaknya tidak diartikan secara sempit, sebagai suatu bentuk hubungan antara makhluk hidup dengan “natural environment” saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan (1) “phenomenal environment” yang di dalamnya terliput “natural phenomena” beserta “phycical relics of human actions” dan (2)“behavioural environment” yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Pembagian lingkungan geografi menurut Kirk, (1963). Dalam bukunya yang berjudul “Geography: Its History and Consepts”, Holt-Jensen (1982) menganggap bahwa analisis ekologi dalam geografi indentik dengan “a regonal geography based on homogeneous region”. Oleh karena studi ini lebih menekankan mengenai interelasi antara fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel Iingkungan inilah yang kemudian dianggap sebagai ciri khas dari pada pendekatan ekologi. Berasal dari beberapa hasil penelitian dan tulisan tentang persepsi dan aspirasi penduduk korban bencana gunung Merapi, seperti Alip Sontosudarmo (1996). Hadi Sabari Yunus (1996), Subiyakto (1996), Lukas Sasongko Prayoga (1991) dan Marhadi S.K (1999) maka akan di rangkum dalam suatu bagan yang menggambarkan suatu contoh pendekatan ekologi yang digunakan sebagai model penelitian geografi dan pengajaran geografi. Dalam pendekatan ini digunakan unsur-unsur lingkungan yang berpengaruh terhadap persepsi dan aspirasi penduduk. Secara garis besar tergambar dalam Gambar 5.2. Berdasarkan bagan tersebut ada dua unsur Iingkungan geografik yang mempengaruhi persepsi dan aspirasi penduduk mengapa mereka tetap bertahan di tanah kelahirannya. 1. Lingkungan fenomena/Gejala Fisik Lingkungan ini meliputi (a) iklim yang menguntungkan sehingga mampu mendukung bagi usaha pertanian dan peternakan. (b) Tanah yang subur tercermin dari berbagai macam jenis tanaman yang tumbuh di kawasan ini. (c) Pola pengairan yang cukup baik di mana diketemukan sumber-sumber mata air yang mampu mencukupi kebutuhan penduduk. (d) Flora pegunungan yang terdiri dari hutan, semak belukar dan tanaman-tanaman budi daya masyarakat. (e) Lokasi bencana alam hanya terbatas pada daerah aliran awan panas dan lahar dingin, dan bantaran sungal. (f) Tipe bencana alam dianggap oleh penduduk tidak selalu terjadi sepanjang tahun, hanya kadang—kadang saja, dan (g) Pola penyebaran penduduk menggerombol menyesuaikan dengan bentuk lahan dan jalan. 2. Iingkungan Tingkah Iaku Lingkungan ini terdiri dan (a) Kepercayaan masyarakat setempat, bahwa Gunung Merapi merupakan kerajaan yang diperintah oleh makhluk-makhluk halus, yakni Empu Romo dan Permadi’ Kerajaan gunung Merapi ini masih ada kaitannya dengan Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Sultan Hamengku Buwono di Yogyakarta dan keraton Laut Pantai Selatan, yang dipimpin Ratu Kidul. Penduduk menganggap mereka bagian dari kerajaan tersebut, masyarakat percaya penguasa keraton ini akan memberitahukan bila ada bencana akan melanda daerah mereka sehingga penduduk dapat mengungsi ke tempat aman. (b) Organisasi sosial penduduk di kawasan ini biasanya mengikat pada kehidupan bersama. baik dalam keluarga inti maupun dalam keluarga luas. ikatan organisasi ini berdasarkan geneologi. Adanya organisasi sosial, seperti Rukun Warga, Rukun Tetangga atau kelompok tani mengikat mereka pada kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya kerja bakti. upacara ritual, perkawinan. (C) Agama yang dianut oleh penduduk setempat pada umumnya beragama Islam, tetapi mereka lebih percaya pada makhluk-makhluk halus yang memerintah Gunung Merapi dan mereka sangat hormat dan patuh pada kepercayaan tersebut sehingga Iarangan yang berkaitan dengan penghuni gunung api ini mereka tak berani melanggar. (d) Aktivitas pekerjaan penduduk, pada umumnya mereka sebagian besar sebagai petani dan merangkap memelihara kambing dan sapi. Dengan adanya rerumputan hutan dan daun-daun yang berasal dari pepohonan hutan, mereka memelihara binatang ternak. sedangkan sawah mereka ditanami sayur-sayuran.(e) Ikatan kekerabatan, kehidupan penduduk di daerah ini sangat kuat tali kekerabatannya., sesuai dengan pepatah Jawa “mangan tidak mangan kumpul”. Jalinan hidup kekerabatan ini menjadi dasar-dasar kehidupan baik sosial maupun keyakinan/kepercayaan mereka. Kekerabatan merupakan organisasi kehidupan pokok terutama terlihat dalam kegiatan-kegiatan. seperti perkawinan. kelahiran, kematian dan juga dalam pembagian pekerjaan antara pria dan wanita. (f) Penyuluhan transmigrasi yang kurang tepat, keengganan penduduk meninggalkan desa tempat tinggalnya melalui program transmigrasi disebabkan ketidak tahuan mereka tentang kondisi daerah tujuan, yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan mereka harapkan dan apabila mereka meninggalkan daerah kelahirannya maka mereka khawatir kehilangan ikatan kekerabatan dan keramah-tamahan alam Gunung Merapi yang menyenangkan bagi kehidupan mereka. 3. Persepsi dan Aspirasi Penduduk terhadap Bencana AIam Gunung Merapi Persepsi dan aspirasi terhadap bencana alam Gunung Merapi bagi mereka adalah tidak merugikan dan tidak membahayakan karena dianggap sebagai takdir dan malah memberikan berkah bagi mereka karena akan menyuburkan tanah pertanian mereka. letusan Gunung Merapi ini dianggap bukan bencana, tetapi merupakan alat pembersih bagi mereka/warga desa yang melanggar tata aturan peradatan yang diyakini penduduk. Bagi mereka yang patuh, tunduk dan menghormati kepercayaan terhadap penguasa Gunung Merapi akan selamat, sebaliknya bagi mereka yang melanggar atau menentang kepercayaan tersebut akan diambil sebagai tumbal penguasa Merapi. Di samping kuatnya unsur kepercayaan tersebut, secara nyata disadari atau tidak disadari Gunung Merapi telah menyediakan sumber-sumber daya alam yang bersifat ekonomi menyebabkan penduduk setempat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk dalam investasi dalam pendidikan anak-anaknya. Keadaan semacam ini mengakibatkan semakin mantap kehidupan mereka karena adanya keterkaitan antara penduduk setempat dengan lingkungan tempat tinggalnya ditambah dengan ikatan kekerabatan dan kegotong-royongan antarwarga, Keengganan mereka meninggalkan tempat tinggai mereka dan tidak ingin bertransmigrasi, di samping kurang jelasnya program trasmigrasi yang disampaikan oleh aparat pemerintah, Juga banyaknya informasi yang negatif yang berasal dari lokasi penempatan trasmigrasi sehingga mereka khawatir akan masa depan mereka yang baru karena tidak seenak/senyaman di tempat tinggal lama yang dirasakan makmur, aman, ramah dan damai meskipun kadang-kadang ada cobaan yang mereka terima. C. PENDEKATAN KOMPLEKS WILAYAH DAN PRESENTASI PETA Kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi disebut analisis kompleks wilayah. Pada analisis ini wilayah-wilayah akan dihampiri dengan pengertian areal differentiation. yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakikatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain, oleh karena itu terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Pada analisis ini diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu (analisis keruangan) dan interaksi antara variabel manusia dengan lingkungannya untuk kemudian dipelajari kaitannya (analisis ekologi). Dalam hubungannya dengan analisis kompleks wilayah ini ramalan wilayah (regional forescasting) dan perencanaan wilayah (regional planning) merupakan aspek-aspek dalam analisis tersebut. Di bawah ini akan diberikan contoh tentang analisis kompleks wilayah sebagai model penelitian geografi dan pengajaran geografi mengenai perancangan wilayah dalam rangka penyiapan pemukiman trasmigrasi yang dilakukan oleh Ruslan Diwiryo (dalam Bintarto, Surastopo, 1979), salah satu contoh perancangan wilayah untuk trasmigrasi adalah sebagai berikut. Dalam perencanaan ini dibedakan beberapa tahap. yaitu sebagai berikut. 1. Identifikasi wilayah potensial di daerah-daerah luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum tingkat kesuburan tanahnya dengan kemiringan permukaan bumi maksimum 8%. 2. Identifikasi bagian-bagian wilayah menurut tingkat aksebilitas berdasarkan (a) hasil (1) dan (b) analisis tingkat aksebilitas. 3. Perumusan untuk perancangan umum untuk 20 tahun berdasarkan; (a) Hasil (2), yang dikelompokkan menurut konsep Struktur Pengembangan Wilayah/Satuan wilayah Pembangunan. (b) optimasi program 20 tahun-tahap 1 koordinasi dengan sektor lain. 4. Perumusan program lima tahun berdasarkan (a) Hasil (3) dan (b) sasaran program trasmigrasi lima tahun-tahap II koordinasi dengan sektor lain. 5. Penyesuaian foto udara skala 1: 20.000 berdasarkan hasil (4). 6. Perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman berdasarkan (a) hasil (5), dan (b) standar tata pemukiman I- tahap III koordinasi dengan sektor lain. 7. Penyediaan peta topografi detail berskala 1; 2000 hingga 1:5000 berdasarkan hasil (6). 8. Penyelesaian rencana tata pemukiman detail berdasarkan: (a) hasil (7) dan (6) serta (b) standar tata pemukiman II Tabap IV koordinasi dengan sektor lain. Luas wilayah (8) lebih kurang hanya 30% dari luas wilayah (4) Pada rancangan penyiapan pemukiman trasmigrasi di atas tampak, antara lain adanya 2 aspek, yaitu penyebaran fenomena dalam ruang dan kemungkinan adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang sebaik mungkin. Selain dari itu dapat pula diadakan peramalan wilayah untuk suatu daerah pengaliran sungai (watershed). Pada hakiikatnya suatu daerah pengaliran sungai merupakan suatu ekosistem di mana komponen-komponen dalam daerah pengaliran sungai ini, seperti organisme hidup, hidrosfer, litosfer dan atmosfer saling mengadakan interaksi. Untuk ini dapat diadakan peramalan periode waktu tertentu dan dicari cara yang sebaik-baiknya agar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Suatu contoh lain adalah peramalan untuk suaru kota sebagai modal region. Untuk ini dapat diadakan peramalan untuk periode tertentu, misalnya tentang jumlah penduduk yang akan terjadi pada periode tertentu sehingga perlu dipikirkan agar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara. Berdasarkan ketiga pendekatan geografi yang dikemukakan oleh Haggett dalam kenyataan praktik di lapangan, khususnya dalam penelitian geografi terutama dengan menggunakan model pendekatan ketiga yakni kompleks wilayah sulit dilaksanakan. Oleh sebab itu, Weichhat (1975) mencoba membuat perencanaan organisasi kajian geografi agar supaya geografi sebagai ilmu sintesis dapat dipraktikkan sebagaimana yang dimaksudkan oleh Haggett. Weichhat menolak bahwa geografi sebagai Ekologi manusia atau anaIisis ekologi dapat berbentuk sebagai konsep utama bagi keseluruhan penelitian geografi. Pertanyaan yang berkaitan dengan manusia dan lingkungannya hanyalah merupakan sebagian dan lapangan penelitian geografi, tetapi dalam analisis ekologi menjadi bagian yang lebih penting dari unsur Iainnya. Ahli geografi lain, yakni Ublig (1971) membuat perencanaan organisasi kajian geografi yang dikutip oleh Weichhat (1975) mengklasifikasikan geofaktor merupakan elemen penting dalam geosfer. dibagi dalam 3 kelompok. yaitu abiotik. biotik, dan penyebab manusia. Faktor abiotik, meliputi geologi, tanah, iklim. arus samudra. Sebaliknya. faktor biotik. meliputi vegetasi, kehidupan binatang, dan faktor penyebab manusia, antara lain pemukiman. transportasi, industri, struktur sosial, dsb. Didasarkan pada kategori masalah ini kemungkinan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian geografi bisa dikelompokkan. Pada geografi sistematik nampaknya menempati stadia kategori paling rendah karena kita hanya mampu mendeskripsikan, menjelaskan, kemungkinan-kemungkinan yang terjadi berdasarkan teori-teori keruangan atau hukum-hukum, variasi keruangan dan aspek “geofaktor tunggal” apakah termasuk kelompok abiotik, biotik ataukah penyebab manusia. Dalam kaitan menjelaskan atau mendeskripsikan suatu kejadian juga dipertimbangkan geofaktor lain, tetapi pada derajat di mana geofaktor ini berpengaruh terhadap variasi keruangan. berbeda dengan kategori lain masalah-masalah geografi yang berkaitan dengan beberapa geofaktor harus dipertimbangkan pada saat bersamaan. Selanjutnya, kita akan melihat pada sisiem hubungan kompleks yang berada di antara beberapa geofaktor. Pembagian pekerjaan di dalam disiplin ilmu geografi diperhatikan, oleh sebab itu Weichhat menggambarkan ke dalam 3 kelompok. Kelompok pertama mempelajari sistem hubungan di antara semua atau sejumlah geofaktor abiotik dengan geofaktor biotik. Pada kelompok ini geografi sebagai ilmu sintesis geografi fisik, yakni benang merahnya meliputi suatu “nomothetic-oriented” tipologi bentang alam fisik atau suatu “process oriented” deskripsi evolusi bentang alam dalam suatu wilayah tertentu. Pada sisi manusia, kita barangkali mempelajari sistem relasi antara semua atau sejumlah faktor yang disebabkan oleh penyebab manusia.Meskipun daftar masalah-masalah yang nampaknya relevan, tetapi tidak akan sempurna tanpa kita mempertimbangkan antara relasi di antara faktor abiotik, biotik dan penyebab manusia yang membentuk sistem manusia dan Iingkungan. Weichhat mengakui tidak mudah untuk menyatukan keseluruhan geofaktor yang harus ditetapkan sebagai pertimbangan. Dalam penelitian dan pengajaran geografi menunjukkan bahwa parameter abiotik dan biotik dibutuhkan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola alam, tetapi tidak identik untuk menjelaskan hubungan yang kompleks di antara faktor manusia dan alam. Struktur relief yang mengalami kemunduran atau berkurang sangat berkaitan dengan latar belakang unsur tanah. vegetasi dan hidrologi nampaknya lebih menjadi faktor dominan. Faktor penyebab manusia menjadi faktor dominan apabila kita ingin memahami struktur geografi sosial dan dikatakan kurang penting peranannya relasi antara manusia dengan alam. Studi sistem manusia dan lingkungan alam selanjutnya dikatakan tidak sama sebagai sintesis secara keseluruhan dari semua geofaktor. Geografi bentang lahan nampaknya terletak di antara geografi sistematik dan geografi regional. Dalam kehidupan nyata Weichhat mengamati bahwa geografi sistematik dan geognafi regional tidak bisa dipisahkan. Presentasi Peta Presentasi peta Dalam konteks pemahaman tentang wilayah Anda dapat mengetahui dan menyebarkan informasi yang berguna, manusia telah mengenbangkan beberapa metode dan keterampilan tertentu untuk dapat melakukannya. Beberapa metode komunikasi adalah bahasa tulis menulis (literacy), bahasa lisan (articulasi), dan penggunaan angka-angka (numeracy). Sedangkan yang digunakan untuk komunikasi yang menggunakan cara grafis disebut grahpycacy. Grahpycacy terdiri dari berbagai teknik mulai dari penggunaan fotografi, sampai ke peta, grafik dan diagram. Semua cara grafis tersebut mempunyai satu hal yang umum yang membedakan dengan metode lain yaitu penggunaan bentuk dua dimensi untuk menyampaikan dan menyajikan konsep-konsep dan ide-ide. Hubungan keruangan dapat saja dsajikan dalam bentuk kata-kata atau angka-angka, tetapi hal itu kurang efisien, seperti pernah disebutkan oleh suatu ungkapan: “suatu gambar dapat berarti seribu kata-kata” (a picture is worth a thousand word). Peta menggunakan simbol-simbol dua dimensi untuk mencerminkan fenomena geografikal atau dengan sesuatu cara yang sistematis, dan hal ini memerlukan kecakapan untuk membuatnya dan membacanya. Peta merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara grafis, dan untuk efisiensinya kita harus mempelajari dengan baik atribut-atribut/elemen-elemen dasarnya, seperti juga pada cara-cara komunikasi yang lain. Kita harus mempelajari bagaimana fungsi dari peta itu? Suatu sistem komunikasi, dengan cara apapun mempunyai hal yang sama, komunikasi mempunyai jaringan yang sama, yaitu secara sederhana terdiri dari: a. sumber (source of information); b. saluran yang menyalurkan informasi tersebut (chanel): c. orang yang menerima informasi itu (recipient). Untuk kepentingan di atas perlu data. sehingga untuk mencerminkan berbagai data atau fenomena geografi ke dalam suatu peta terlebih dahulu dibicarakan (1) peta dasar. (2) simbol, (3) penulisan nama-nama geografi. Peta dasar merupakan kerangka yang diperlukan dalam penyusunan dan penempatan unsur-unsur, atau objek yang dipetakan. Peta dasar ini memuat berbagai macam unsur geografi. seperti: grid dan graticul, pola aliran relief, komunikasi; seperti: jalan, jalan kereta api, unit administrasi. nama-nama geografi. Unsur-unsur ini tidak secara bersama-sama termuat dalam satu peta dasar untuk pemetaan data tertentu, tetapi unsur yang terkait saja dengan tema yang digambarkan. Oleh karena itu elemen-elemen topografi alami seperti pola aliran, garis kontur lebih erat hubungannya dengan tema peta fisik/geologi. Sedangkan untuk peta-peta yang bertema sosial ekonomi misalnya: industri, pendidikan, pertanian lebih erat hubungannya dengan kenampakan topografi buatan manusia, sehingga unsur-unsur itu dimasukkan dalam peta dasar. Dengan demikian peta dasar yang baik untuk suatu tema tertentu tidak pasti baik untuk suatu tema tertentu tidak pasti baik untuk tema yang lain. Peta dasar dapat diturunkan dari peta topograti, peta dunia, peta navigasi udara, dan peta dunia lain dengan berbagai variasi skala. Dokumen lain yang dapat dipakai sebagai peta dasar adalah foto udara dan peta-foto. Untuk yang disebut terakhir ini apabila tidak ada peta lain yang tersedia. Simbol merupakan media komunikasi grafis yang digunakan dalam peta yang berarti informasikan yang diberikan dalam peta berupa gambar atau simbol. Dengan demikian simbol dalam peta memegang peranan yang sangat penting. Bahkan dalam peta-peta khusus atau tematik, simbol merupakan informasi nama untuk menunjukkan tema suatu peta. Secara sederhana simbol dapat diartikan suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti. Menurut bentuknya simbol dapat dikelompokkan menjadi simbol titik, simbol garis dan simbol bidang. Sedangkan wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan abstrak, setengah abstrak, dan nyata atau piktorial. Simbol piktorial adalah suatu simbol yang dalam kenampakan wujudnya ada kemiripan dengan unsur yang digambarkan. Kegiatan Belajar 3 Materi Pelajaran Geografi di SD/MI/Paket A A. MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SD/MI I. Kedudukan Geografi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Berdasarkan kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) kedudukan mata pelajaran geografi di tingkat SD/MI dan Paket A Geografi termasuk bagian dari ilmu Pengeahuan Sosial. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari Sosiologi, Geografi, Ekonomi, dan Sejarah. Terintegrasi atau tergabung dalam IPS, mata pelajaran Geografi. Dalam kurikulum ini dikatakan ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran berfungsi menjadi wahana dan alat bagi siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. antara lain Siapa dirinya di tengah dan dihadapkan orang lain serta masyarakat?. Masyarakat apakah yang saya miliki? Persyaratan-persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa? Apakah artinya menjadi anggota masyarakat dan bangsa dan dunia? Bagaimana kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu berikutnya? Pertanyaan-pertanyaan di atas akan terjawab apabila mempelajari mata pelajaran IPS karena dalam IPS secara sistematik dan komprehensif telah menyediakan bahan yang diajarkan untuk menjawab pertanyann tersebut. Dengan demikian, ilmu Pengetahuan Sosial diperlukan bagi keberhasilan transisi kehidupan kanak-kanak menuju kehidupan dewasa dan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan prinsip dari semangat kebangsaan. Timbullah pertanyaan bagi kita bagaimanakah sumbangan geografi dalam pengejaran IPS ini?. Sumbangan yang terbesar geografi adalah “tempat” atau “bumi sebagai tempat tinggal manusia’. Di mana manusia dengan lingkungannya berinteraksi dan membentuk karakteristik tempat tertentu berbeda dengan Iainnya. Untuk memahami interaksi sistem manusia dan lingkungannya diperlukan baik ilmu Pengetahuan Sosial maupun Ilmu Pengetahuan Alam, dengan demikian geografi adalah ilmu pengetahuan “sintesis”, bukan ilmu pengetahuan “sistematik”, seperti Sejarah. Sosiologi, Ekonomi dan Antropologi. Inilah keunggulan Geografi dibandingkan dengan ilmu-ilmu sosial lain yang tergabung dalam IPS untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. 2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, MI, dan Paket A mempunyai tujuan sebagai berikut. a. Mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian. kegeografian. keekonomian, kesejarahan dan kewarganegaraan. b. Mengembangkan kemampuan berpikir, inkuiri, pemecahan masalah dan keterampilan sosial. c. Membangun komitmen dan kesadaran tentang nilai-niiai kemanusiaan. d. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dan bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk. baik dalam skala nasional maupun skala internasional. Tujuan pembelajaran IPS geografi adalah “Mengembangkan pengetahuan dasar ke geografian” di samping ketiga tujuan di atas. Dalam kaitan pengembangan pengetahuan dasar geografi harus dijelaskan setidak-tidaknya ada 3 esensi kompetensi dasar pengajaran geografi. yakni berikut a. Kemampuan membuat peta dan membaca peta. b. Penilaian terhadap penyusunan pengelompokan fakta baik yang bersifat fisik maupun kemanusiaan yang signifikan untuk mendapatkan keseimbangan terhadap konsep kerumahtanggaan dan latar belakang negara kelahirannya, dan keanekaragaman lingkungan alam utama dan aktivitas manusia di dunia. c. Kemampuan memahami hubungan aktivitas manusia dengan lingkungan sekitarnya. 3. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Geografi Ruang Iingkup pembelajaran IPS Geografi adalah sebagai berikut ‘Aspek manusia, ruang dan lingkungan” yang terbagi ke dalam subaspek, yakni (a) Sistem Informasi Geografi, (b) Interaksi gejala fisik dan sosial; (c) Struktur internal suatu wilayah, (d) Interaksi keruangan. dan (e) Persepsi lingkungan dan kewilayahan. 4. Kompetensi Dasar Geografi Dalam IPS SD/MI/Paket A Standar kompetensi mata pelajaran IPS Geografi di SD, MI dan Paket A adalah sebagai berikut. a. Kemampuan memahami perubahan unsur-unsur fisik muka bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di bumi. b. Kemampuan memahami kondisi geografis, permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup di Indonesia dan konteks pembangunan berkelanjutan. c. Kemampuan memahami kondisi fisik dan sosial negara berkembang serta negara maju. B. MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SD/MI Pengertian geografi Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pengertian Geografi dijelaskan “Geografi mengkaji tentang aspek ruang dan tempat pada berbagai skala di bumi”. Penekanan bahan kajiannya adalah gejala-gejala alam dan kehidupan yang membentuk Iingkungan dunia dan tempat-tempat. Gejala alam dan kehidupan itu dapat dipandang sebaga hasil dan proses alam yang terjadi di bumi atau sebagai kegiatan yang dapat memberi dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas permukaan bumi. Untuk menjelaskan pola-pola gejala geografi yang terbentuk dan mempertajam maknanya, disajikan dalam bentuk deskripsi. peta. dan tampilan geografis lainnya. Mata pelajaran geografi mengembangkan pemahaman siswa terhadap organisasi spasial masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi. karakterisik dan persebaran spesial ekologi di muka bumi sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan wilayah (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain itu siswa dimotivasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan demikian, siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan memiliki kepedulian kepada keadilan sosial, proses-proses demokrasi dan kelestarian ekologis, yang gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan di lingkungannya pada masa kini dan masa depan. Mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa Menurut “Geografi Dunia”. Menurut Haggett (1996) di dalam pelajaran Geografi Dunia siswa akan mampu menjawab 7 kecenderungan masalah geografi di masa mendatang. yaitu sebagai berikut. a Jumlah penduduk dunia akan terus-menerus bertambah, tetapi jumlah penduduk terbesar tersusun dari penduduk yang berumur tua. Pertambahan penduduk ini terjadi terutama di Negara-negara Ketiga, di mana terjadi pertambahan penduduk di perkotaan terus meningkat secara eksplosif. b. Jika rata-rara kebutuhan energi dan sumber daya alam lain di Negara Ketiga semakin meningkat dan melebihi rata-rata kebutuhan energi dan sumber daya alam di Negara Industrii maka kebutuhan sumber daya alam secara global barangkali akan meningkat menjadi tiga kali lipat pada tahun 2025. c. Dampak gabungan dari No. 1 dan No. 2 di atas akan cenderung terjadinya peningkatan tekanan terhadap Iingkungan alam baik secara lokal maupun global. d. Adanya usaha terus-menerus pencarian penambangan sumber daya alam ke wilayah lepas pantai semakin meluas. dengan demikian akan tercipta tipe masalah-masalah gangguan internasional baru. e. Dunia akan bertambah semakin “mengecil”, dengan semakin berkurangnya waktu untuk perjalanan karena kemajuan transportasi dan komunikasi maka kesempatan-kesempatan melakukan perjalanan jauh dapat mudah dilakukan serta didukung adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. f. Revolusi elektronika baru saja dimulai, tetapi kekuatan dan pengaruhnya semakin bertambah kuat melalui penguasaan pengaksesan jaringan dan struktur hierarki jaringan lama akan diganti dengan struktur lingkaran baru. g. Melemahnya struktur hierarki lama barangkali menimbulkan implikasi melemahnya kekuatan geopolitik. Revolusi elektronika dan globalisasi ekonomi mampu melemahkan kekuatan negara bangsa adidaya. Bekas negara adidaya UniSoviet telah tumbang dan akhirnya menghilang dalam sejarah politik dan Amerika Serikat menjadi semakin melemah kedudukannya apabila dibandingkan dengan kekuasaan perusahaan multinasional “microsoft” yang menguasai jaringan komunikasi global. Apakah dunia ini akan diperintah oleh konsorsium multinasional raksasa yang mampu menyediakan pelayanan informasi dan kebutuhan lain ataukah dengan munculnya kekuatan baru lain (misalnya Uni Eropa, Cina. India) masih kita nantikan. Kegiatan Belajar 1 Permasalahan Ekonomi A. PENGERTIAN ILMU EKONOMI Anda pasti sering mendengar kata ekonomi, baik lewat televisi, radio, maupun membaca surat kabar, tetapi tahukah kalian arti dari kata ekonomi itu? Menurut etimologinya atau asal usul katanya, istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani. yaitu oikonomia. istilah oikonomia merupakan kata majemuk (perpaduan) dari 2 kata, yaitu oikos dan nomos. Oikos, artinya rumah, dan nomos artinya aturan. Jadi, secara etimologi ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu mengatur rumah tangga. Hal yang dimaksud dengan rumah tangga pada pengertian di atas tidak hanya terbatas untuk rumah tangga keluarga. tetapi mencakup semua bentuk rumah tangga. seperti rumah tangga negara. rumah tangga sekolah, rumah tangga organisasi, rumah tangga perusahaan. dan rumah tangga koperasi. Dalam rumah tangga keluarga, setiap manusia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhanya. Dengan demikian, menurut pengetian sehari-hari ekonomi adalah kegiatan manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan. Ilmu ekonomi termasuk kelompok ilmu sosial. Di sisi lain manusia itu sendiri adalah makhluk sosial, sebab dalam kenyataannya manusia tidak bisa hidup sendiri karena selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain, Hidup manusia selalu berhubungan antara yang satu dengan yang lain yang disebut masyarakat. Sedangkan ilmu ekonomi mempelajari kegiatan manusia dalam hubungannya dengan kepentingan masyarakat tersebut dalam memenuhi kebutuhanya. Para ekonom memberikan batasan yang berbeda-beda tentang pengertian ilmu ekonomi. Meskipun definisi atau batasan yang mereka berikan berbeda-beda. tetapi pada dasarnya mengandung makna yang sama. Berikut ini adalah definisi atau batasan ilmu ekonomi yang paling sering digunakan. “ilmu ekonomi ialah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran”. Berdasarkan definisi tersebut dapal diambil kesimpulan bahwa kemakmuran hidup seseorang akan tercapai apabila semua kebutuhan hidupnya terpenuhi atau tercukupi. Untuk itu. orang harus melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan, baik berupa tenaga. waktu, maupun materi (uang). Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan makan orang harus memperoleh beras, dan beras hanya bisa diperoleh dengan cara melakukan kegiatan pertanian atau membelinya dengan mengorbankan sejumlah uang. Dengan kata lain, dapat Anda disimpulkan bahwa tanpa melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan, seseorang tidak akan dapat mencukupi kebutuhan serta mencapai kemakmuran hidup. Hidup makmur merupakan dambaan setiap manusia. Orang giat bekerja dengan pengorbanan waktu dan tenaga agar penghasilannya meningkat sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran. Orang akan dikatakan makmur apabila sebagian besar dari kebutuhannya dapat terpenuhi. Setiap suatu kebutuhan terpenuhi akan tercapai kepuasan, dan kepuasan sifatnya hanya sementara karena akan muncul kebutuhan baru yang menghendaki pemenuhan. Maka. tanpa pengendalian diri manusia akan menjadi serakah selalu ingin memuaskan kebutuhan dirinya sendirii tanpa memikirkan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak. Untuk mengendalikan diri diperlukan pemahaman ajaran agama dan moral sehingga manusia tidak selalu berpikir ekonomi, tetapi berpikir untuk orang lain, lingkungannya, bangsa dan negara. Ajaran agama mengajarkan kita selalu bersyukur, mensyukuri apa yang telah diterima. Selalu memandang ke yang lebih rendah sehingga akan merasa cukup, merasa sejahtera. Sejahtera artinya kebutuhan jasmani dan rohani terpenuhi secara seimbang dan diukur dengan kemampuan dirinya. Berikut ini diberikan skema pembagian ilmu pengetahuan yang perlu dicermati, agar Anda memiliki gambaran yang lebih jelas tentang kedudukan ilmu ekonomi dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lainnya B. KELANGKAAN/KETERBATASAN Sudah Anda ketahui bahwa kemakmuran manusia akan tercapai manakala semua kebutuhan hidup yang bermacam-macam dan beraneka ragam terpenuhi atau tercukupi. Untuk memenuhinya. orang harus melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan. Tanpa melakukan tindakan dan pengorbanan. apa yang diinginkannya tidak akan terpenuhi. Hal ini disebabkan adanya faktor kelangkaan dan keterbatasan dari alat pemuas kebutuhan yang berupa barang dan jasa, Kebutuhan manusia bermacam-macam dan selalu bertambah. Apabila kebutuhan yang satu terpenuhi muncul kebutuhan yang lain dan seterusnya sehingga jumlahnya tidak terbatas. Sedangkan di sisi lain, alat pemuas kebutuhan yang berupa barang dan jasa jumlahnya sangat terbatas dan langka. Dengan begitu, jumlah kebutuhan Iebih banyak dari pada alat pemuas kebutuhan. Kelangkaan dan keterbatasan alat pemuas mengakibatkan hidup manusia selalu serba kurang, seperti yang dirasakan setiap orang, setiap keluarga, bahkan tiap bangsa Terbatasnya atau langkanya alat pemuas kebutuhan yang dihadapkan dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas merupakan pokok permasalahan dari semua masalah ekonomi. Dan kenyataan itulah yang mendorong munculnya Ilmu Ekonomi. Kehidupan manusia yang dirasakan serba kurang sangat dirasakan masyarakat terutama di negara-negara berkembang. Coba kalian amati kehidupan masyarakat di sekiran kalian tinggal. Masih banyak bukan, beberapa keluarga yang tinggal berjejal-jejal dalam satu rumah dan makan seadanya. Bahkan, ada keluarga yang untuk makan nanti, sekarang baru mencari pakaian sangat minim dan pendidikan anak-anak terlantar. Jadi, betapa banyak kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, seperti makan, minum, pakaian. tempat tinggal (rumah), transportasi. pendidikan, kesehatan. hiburan. Sementara itu penghasilannya terbatas. sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas adanya. Berikut ini akan dibahas tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dan alat pemuas kebutuhan berupa barang dan jasa secara Iebih terperinci. Dengan demikian, kalian dapat memahami permasalahan ekonomi dan kegiatan ekonomi untuk menghadapi berbagai kenyataan hidup sehari-hari yang terjadi di sekitar tempat tinggal kalian. C. KEBUTUHAN MANUSIA Hidup makmur merupakan tujuan setiap manusia .Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan hidup makmur? Hidup manusia dikatakan makmur apabila sebagian besar kebutuhanya sudah terpenuhi. Mengapa hanya sebagian besar? Mengapa tidak seluruh kebutuhannya terpenuhi? Kalian tahu bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas jumlahnya apabila kebutuhan yang satu terpenuhi, muncul kebutuhan lain dan akhirnya semuanya ingin dipenuhi. Akan tetapi, tidak mungkin kebutuhan manusia dapat dipenuhi. Sebagian besar saja kebutuhan terpenuhi sudah dapat dikatakan hidup manusia itu makmur. 1. Kebutuhan Manusia Secara alamiah manusia tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan baik kebutuhan lahir maupun kebutuhan batin. manusia membutuhkan makan agar dapat mempertahankan hidupnya. manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi diri dari sengatan matahari atau udara dingin, untuk menutup aurat dan untuk kepantasan atau keindahan manusia membutuhkan tempat tinggal untuk berlindung. berteduh. dan hidup sebagaimana manusia yang berbudaya. Kebutuhan manusia sangat banyak ragamnya dan tidak terbatas jumlahnya dan akan terus bertambah sesuai dengan peradaban atau kebudayaannya. Makin tinggi peradaban makin tinggi pula tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi. Alat-alat pemenuh kebutuhan akan mengalami perubahan seiring dengan kemajuan peradabannya. Dahulu kita tidak memerlukan telepon untuk komunikasi, setelah diketemukan telekomunikasi maka telepon merupakan kebutuhan. Dahulu telepon sangat sederhana sekarang diketemukan telepon genggam dengan berbagai kecanggihannya. Berbagai jenis kendaraan makin lama makin baik dan makin modern dan canggih. Selama manusia hidup kebutuhan selalu bertambah dan tidak terbatas, walaupun setiap manusia jenis kebutuhannya berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya faktor usia, jenis kelamin. jenis pekerjaan. tingkat pendidikan sehingga perbedaan tingkat kebutuhan disebabkan oleh: a. status sosial (misalnya buruh tani dengan pemilik tanah. pekerja pabrik berbeda dengan guru); b. tingkat pendidikan (orang yang berpendidikan rendah berbeda kebutuhannya dengan yang berpendidikan tinggi); c. kemajuan kebudayaan (kebutuhan orang zaman dulu dengan kebutuhan jaman sekarang). Hal ini berarti semakin tinggi status sosialnya, makin tinggi pendidikannya serta makin tinggi peradabannya maka makin beragam kebutuhannya. Oleh karena kebutuhan tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas adanya. manusia akan berusaha untuk memperbanyak alat pemuas kebutuhan tersebut baik berupa barang atau jasa. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan manusia adalah segala sesuatu keinginan yang dirasa perlu untuk dipenuhi manusia. Dengan adanya tuntutan kebutuhan yang terus-menerus manusia terdorong untuk terus-menerus pula melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi adalah tindakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya Tindakan ekonomi adalah tindakan untuk dapat memenuhi kebutuhan yaitu dengan jalan bekerja karena dengan bekerja orang akan mendapatkan alat pemenuh kebutuhan. Pada masyarakat primitif orang bekerja secara langsung akan mendapatkan suatu yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya makanan. Sedangkan pada masyarakat modern orang bekerja akan mendapatkan upah yang berupa uang, dengan uang dapat digunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang menjadi kebutuhannya. 2. Macam-macam Kebutuhan Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk tuntutan untuk memperoleh pemenuhannya. Semua kegiatan manusia dan masyarakat akan selalu bertolak dari adanya kebutuhan yang hendak dipenuhi atau dipuaskan. Hal yang menjadi pokok permasalahan dalam ekonomi adalah kebutuhan ekonomi yang akan melahirkan berbagai tindakan ekonomi. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang (yang disebut dengan harga). Di samping itu. terdapat juga kebutuhan yang lain yang tidak dapat dinilai dengan uang karena tidak dapat dinilai dengan uang maka kebutuhan tersebut tidak termasuk ke dalam kategori kebutuhan ekonomi. Misalnya, kebutuhan akan cinta kasih, kebutuhan akan seni dan keindahan, kebutuhan akan kemerdekaan dan kebebasan dan sebagainya. Kebutuhan ekonomi pada prinsipnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a. setiap orang kebutuhan berbeda. misalnya menurut golongan, suku, agama dan kelompok masyarakat; b. tidak sama sepanjang waktu dan generasi akan berbeda d. jumlah dan mutunya akan selalu berkembang; e. kebutuhan dapat saling melengkapi atau bahkan saling berlawanan. Menurut kepentingannya, kebutuhan dapat dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. a. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang mutlak harus dipenuhi karena untuk mempertahankan hidupnya. misalnya makan dan minum. pakaian, perumahan. b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi supaya dapat hidup Iebih baik sebagai makhluk yang berbudaya. Kebutuhan ini kemajuannya sesuai dengan tingkat budayanya di mana makin tinggi tingkat budaya semakin tinggi pula tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan sekunder menjadi pelengkap dari kebutuhan primer. Tidak terpenuhinya kebutuhan sekunder tidak akan mengganggu kelangsungan hidup manusia jika kebutuhan primer telah terpenuhi. Contoh kebutuhan sekunder, misalnya pakaian yang bagus, buku-buku bacaan. sepatu, radio sabun mandi, pasta gigi. c. Kebutuhan tersier atau kebutuhan mewah adalah kebutuhan tingkat lanjut setelah kebutuhan sekunder. Kebutuhan akan barang mewah hanya dapat dipenuhi jika memiliki dana berlebih dan hanya dapat dipenuhi oleh sebagian kecil dari masyarakat. Tingkat kebutuhan ini bertujuan untuk meningkatkan harga diri karena dengan dapat memenuhi kebutuhan tersier akan dipandang harga dirinya lebih tinggi dan masyarakat sekitarnya karena hanya sebagian kecil saja orang yang dapat memenuhi kebutuhan jenis ini. Contoh kebutuhan tersier adalah; mobil mewah, rumah mewah. Pada saat ini sulit menegaskan mana saja yang merupakan barang mewah dan mana yang tidak, ukurannya relatif artinya antara orang yang satu dengan yang Iainnya tidak sama, tergantung tingkat kekayaan masing-masing. Bagi seseorang mungkin mobil merupakan barang mewah, sedangkan yang lain menganggap bahwa mobil merupakan kebutuhan sekunder saja. Menurut tujuan pemakainya. barang ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi barang konsumsi dan barang produksi. a. Barang konsumen adalah barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan secara langsung (makanan, pakaian, sepatu. rokok dan sebagainya). b. Barang produksi adalah barang-barang yang merupakan alat pembantu dalam pmses produksi (mesin-mesin. mobil. Batu bara, tenaga listrik dan seterusnya Menurut sifat pemakaiannya. barang ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi barang substitusi dan komplementer. a. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakaiannya (mentega dengan minyak, beras dengan jagung). b. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya harus bersama-sama (gula dengan kopi, mobil dengan bensin). Menurut sifatnya, barang ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi barang konkret dan barang abstrak. a. Barang konkret adalah barang-barang yang dapat dilihat (meja. rumah. beras. ) b. Barang abstrak atau yang biasa disebut jasa atau pelayanan adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat, tetapi dapat memenuhi kebutuhan (nasihat dokter, hiburan, nasihat hukum). Jasa bersifat habis saat dihasilkan. Klasifikasi barang konkret dikategorikan sebagai barang, sedangkan barang abstrak dikategorikan sebagai jasa. Perlu diberi penekanan bahwa barang dan jasa dalam ekonomi merupakan satu kesatuan, artinya istilah barang dimaksudkan sebagai barang dan jasa, barang dan jasa tersebut seolah-olah serupa, tetapi tidak sama. Serupa artinya barang dan jasa sama-sama berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia, Tidak sama artinya barang dan jasa memiliki dua perbedaan pokok, yaitu: a. barang adalah segala sesuatu yang berwujud, sedangkan jasa adalah segala sesuatu yang tidak berwujud; b. untuk barang ada tenggang waktu antara produksi dengan konsumsi, sedangkan untuk jasa tidak mungkin ada tenggang waktu antara produksi dan konsumsi, keduanya bersamaan. Istilah sumber produksi meliputi apa saja yang dapat dipakai untuk menghasilkan alat-alat pemenuhan kebutuhan atau yang disebut barang. Jadi yang termasuk sumber produksi adalah sumber daya alam (air, udara, kekayaan di dalam bumi, kesuburan tanah dan seterusnya) dan sumber daya manusia (waktu, tenaga, dan pikiran). Sumber daya alam terdiri dari barang-barang hasil alam yang menurut sifatnya ada yang dapat menjadi habis (batu bara, minyak bumi dan seterusnya) di samping ada yang dapat diganti atau dapat diperbabarui (kesuburan tanah, kayu, biogas dan seterusnya) apabila sumber produksi itu dipakai di dalam proses menghasilkan barang. Dalam memakai sumber produksi tersebut kita dihadapkan kepada pilihan yang bersifat alternatif; apabila sudah memilih untuk yang satu tidak dapat untuk yang lain dan seterusnya. Bahkan adanya sumber tersebut tidak akan memberi arti dalam kehidupan sebelum dikerjakan karena masih bersifat potensial. Kebutuhan manusia menurut sifatnya dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. a. Kebutuhan jasmani atau kebutuhan lahir; adalah kebutuhan manusia yang pemenuhannya semata-mata ditujukan untuk memberi kepuasan kepada badan atau jasmani. Kebutuhan jasmani bersifat materi. Misalnya, makanan, pakaian, rumah, kendaraan kebutuhan yang bersifat kebendaan. b. Kebutuhan rohani atau kebutuhan batin adalah kebutuhan manusia yang pemenuhannya ditujukan untuk memberikan kepuasan batiniah. Kebutuhan rohani bersifat material. Misalnya. kebutuhan akan seni. pendidikan, agama, rekreasi kebutuhan yang berupa jasa. D. ALAT PEMUAS KEBUTUHAN MANUSIA I. Pengertian Alat Pemuas Kebutuhan Manusia Kebutuhan manusia terus-menerus meningkat dan berkembang dan tidak pernah habis sejalan dengan perkembangan dan kemajuan peradaban manusia. Agar tetap dapat melangsungkan kehidupannya dan memperoleh kemakmuran, setiap manusia harus dapat mengimbangi kebutuhan dengan alat pemuas kebutuhan yang juga harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus-menerus sejalan dengan perkembangan kebutuhannya. Alat pemuas kebutuhan manusia banyak sekali macamnya. ada yang berwujud dan ada yang tidak berwujud dan untuk mendapatkannya ada yang memerlukan pengorbanan dan ada pula yang sudah disediakan oleh alam sehingga manusia tinggal mengambil saja. Ada yang habis sekali pakai dan ada yang dapat dipakai secara berulang-ulang sehingga habisnya lama. Jadi. yang menjadi alat pemuas kebutuhan manusia itu adalah barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi benda-benda yang berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut barang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan barang adalah setiap benda yang dapat berguna atau bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia. 2. Nilai Ekonomi dan Nilai Kegunaan Barang Suatu barang hanya akan berguna secara ekonomi bagi kehidupan manusia, apabila barang-barang tersebut memiliki nilai ekonomi atau nilai kegunaan. Nilai ekonomi atau niiai kegunaan barang, antara lain didasarkan pada: a. bentuknya disebut kegunaan karena bentuk, b. tempatnya disebut kegunaan tempat; c. waktunya disebut kegunaan waktu; d. pemilikannya disebut kegunaan pemilikan; e. mutunya disebut kegiatan mutu; f. unsur yang terkandung di dalamnya disebut kegunaan unsur. a. Kegunaan bentuk (Utility of Form) Artinya suatu barang memiliki nilai ekonomi atau nilai kegunaan karena bentuknya sesuai dengan kebutuhan, atau lebih mempunyai nilai karena telah diubah sesuai dengan kebutuhan Contoh: bambu menjadi anyaman bilik, tanah liat menjadi gerabah atan keramik b. Kegunaan tempat: (Utility of Place) Artinya suatu barang memiliki nilai guna tinggi karena tempatnya yang tepat atau barang itu telah dipindah tempatnya dan tempat di mana barang itu tidak dapat digunakan ke tempat lain di mana barang itu dapat digunakan Contoh: pasir dan batu di kota-kota lebih berguna dari pada di sungai atau di gunung, singkong di tempat petani kurang nilai ekonomi rendah dan akan bernilai tinggi setelah dibawa ke pabrik untuk membuat kue c. Kegunaan waktu (Utility of Time) Suatu barang akan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi apabila digunakan pada waktu yang tepat Contoh: payung berguna pada musim hujan, baju hangat pada musim dingin. d. Kegunaan pemilikan (Utility of Ownership) Suatu barang lebih memiliki nilai ekonomi atau nilai kegunaan karena tepat pemilikannya. Contoh: SIM, KTP hanya berguna bagi pemiliknya, mobil mewah hanya berguna bagi pemiliknya, stetoskop hanya berguna bagi perawat atau dokter dan seterusnya. e. Kegunaan mutu (Utility of Quality) Suatu barang akan memiliki nilai ekonomi yang lebih baik karena mutu atau kualitasnya sehingga barang yang bermutu akan berguna dari pada barang yang tidak bermutu. Contoh: tekstil dengan alat modern lebih bermutu dan harganya lebih tinggi dari pada hasil tenun biasa, sepatu dengan mutu baik harganya akan lebih tinggi, mobil dengan merek terkenal memiliki mutu tinggi dan harganya mahal. f.Kegunaan unsur (Utility of Element) Suatu barang lebih memiliki nilai ekonomi karena unsur yang terkandung di dalamnya Contoh: obat paten lebih mahal karena unsur yang terkandung Iebih baik dari pada obat generik. tanah yang subur memiliki nilai sewa yang lebih tinggi dari pada tanah yang tandus, sawah tadah hujan lebih rendah nilainya dari pada sawah dengan irigasi yang teratur dan baik. 3. Kegiatan Ekonomi Dalam kehidupan sehari-hari orang tidak akan pernah lepas dari kegiatan ekonomi. Kegiatan sebagai buruh pabrik, pegawai negeri, pedagang, polisi, tentara, sekolah di mana siswa sedang belajar. Semua itu merupakan kegiatan ekonomi secara langsung maupun tidak langsung karena kegiatan itu terkait dengan kegiatan produksi, distribusi, atau konsumsi, yang ketiganya merupakan tindakan ekonomi di dalamnya manusia akan melakukan pilihan tindakan yang paling ekonomis. 4. Tindakan Ekonomi Setiap orang pada kenyataannya menginginkan hidupnya makmur, walaupun pendapatannya terbatas, setiap orang selalu menginginkan kebutuhannya terpenuhi. Oleh karena itu. setiap orang harus pandai-pandai mengatur antara pendapatan yang diterima dengan pengeluaran belanjanya. Tindakan yang harus dilakukan adalah mengatur dan mengendalikan agar pendapatan yang diterima dapat memenuhi semua kebutuhan sesuai dengan derajat kepuasan masing-masing. Perlu diketahui bahwa perbedaan pendapatan seseorang akan membedakan pula tingkat derajat kepuasannya Misalnya. seorang guru SLTP dengan gaji Rp 2.000.000,00 akan berbeda derajat kepuasannya dengan seorang manajer perusahaan yang gajinya di atas Rp 5.000.000,00 Dari uraian tersebut Anda memahami apa yang dimaksud dengan tindakan atau perbuatan ekonomi? Tindakan atau perbuatan ekonomi adalah setiap perbuatan manusia untuk memenuhi semua kebutuhanya dengan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas. Bagaimana caranya agar orang selalu dapat berbuat ekonomis? Cara yang terbaik yang harus dilakukan adalah menyusun perencanaan pengeluaran yang disesuaikan dengan pendapatannya. Pengeluaran yang tidak direncanakan orang akan menyesal setelah melakukannya, contohnya bila Anda tidak ada rencana belanja. Akan tetapi, Anda diajak teman untuk jalan-jalan ke pasar, Anda saat itu timbul keinginan untuk membeli sesuatu dan langsung membeli setelah sampai di rumah akan timbul penyesalan karena ada kebutuhan lain yang lebih penting akan menjadi korban. Jadi, dalam melakukan pengeluaran diperlukan pengendalian diri agar tidak boros, pengeluaran untuk sesuatu barang hendaknya berdasarkan fungsinya bukan atas dasar emosi atau gengsi. Pada masyarakat dikenal sebagai masyarakat konsumtif karena selalu ingin belanja untuk menghahiskan pendapatannya bahkan memaksakan diri untuk konsumsi padahal pendapatan kurang memadai, terpaksa dengan berutang atau membeli dengan mencicil yang kenyataannya akan menjadi Iebih mahal. 5. Perbuatan Pilihan (Alternatif ) Pendapatan adalah terbatas sehingga setiap orang tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus memikirkan kebutuhan mana yang harus diutamakan (kebutuhan primer dan kebutuhan sekarang) dan kebutuhan mana yang dapat ditangguhkan (kebutuhan sekunder dan kebutuhan masa yang akan datang). Untuk itu. manusia selalu dihadapkan pada masalah pilihan sesuai dengan tingkat kepentingan kebutuhan tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perbuatan pilihan merupakan perbuatan ekonomis. Dengan perbuatan pilihan: a. manusia dapat memenuhi kebutuhannya dalam upaya mencapai kemakmuran dengan pendapatan yang terhatas: b. manusia dapat menetapkan pilihan sesuai intensitas kebutuhan setepat-tepatnya. Perbuatan pilihan merupakan tindakan ekonomi, dan tindakan ekonomi dilakukan manusia dalam setiap kegiatan ekonomi. Apa yang dimaksud dengan, tindakan ekonomi? Anda telah ketahui bahwa kebutuhan manusia terus selalu bertambah dan berkembang terus tanpa henti seiring dengan perkembangan kebudayaan. Agar manusia dapat memperoleh kemakmuran, manusia harus terus-menerus melakukan kegiatan untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan hidup. Kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik lahir maupun batin disebut kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan setiap hari untuk mendapatkan nafkah untuk kehidupan dirinya maupun keluarganya merupakan mata pencaharian. Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi 3 macam kegiatan ekonomi yang utama, yaitu kegiatan produksi, kegiatan distribusi. dan kegiatan konsumsi. a. Kegiatan produksi Anda sebagai guru setiap hari pergi ke sekolah untuk mengajar. dari kegiatan mengajar sebagai mata pencaharian Anda akan mendapatkan penghasilan berupa gaji, di samping ini banyak rekan-rekan guru yang mempunyai kegiatan lain selain mengajar, ada yang menjadi peternak ayam,berdagang atau mempunyai usaha lain sebagai usaha sampingan yang akan meningkatkan pendapatannya. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan produksi. Tidak semua barang yang ada di sekitar kita merupakan barang jadi yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Sebagian masih berupa barang mentah yang harus diolah terlebih dahulu menjadi barang jadi dan siap digunakan sebagai pemenuh kebutuhan. Setiap kegiatan menghasilkan barang dan jasa atau menambah daya guna atau nilai guna barang untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegiatan produksi. Jadi produksi bukan hanya petani menghasilkan padi, tetapi kegiatan usaha penggilingan padi. penyosohan beras, pengangkutan beras serta penyimpanan beras termasuk kegiatan produksi. Disebut demikian karena penggilingan, penyosohan. angkutan. dan pergudangan melakukan kegiatan menambah daya guna atau menambah nilai walaupun yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan itu berupa jasa giling, jasa penyocohan, jasa angkutan, jasa gudang. Orang atau perusahaan melakukan kegiatan produksi disebut produsen sehingga barang dan jasa yang dihasilkan disebut hasil produksi atau produk Contoh: I) perusahaan tahu dan tempe. hasil produksinya tahu dan tempe; 2) perusahaan pemintalan, hasil produksinya benang: 3) perusahaan garmen, hasil produksinya pakaian jadi; 4) perusahaan farmasi, hasil produksinya berbagai jenis obat; 5) perusahaan angkutan, hasil produksinyaIah jasa angkutan. b. Kegiatan distribusi Setelah suatu barang dihasilkan menjadi barang jadi atau barang setengah jadi, barang tersebut harus segera disalurkan kepada konsumen atau pihak yang membutuhkan, Dengan demikian. barang hasil produksi tersebut segera dinikmati dan tidak terlalu lama menumpuk di gudang sehingga menyebabkan kerusakan atau kerugian. Setiap kegiatan menyalurkan barang-barang hasil produksi yang berupa barang atau jasa dari produsen kepada pihak yang membutuhkan atau konsumen disebut kegiatan distribusi, orang atau perusahaan yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor. Kegiatan distribusi merupakan penghubung antara produsen selaku pembuat dan penambah nilai guna atau daya guna barang dengan konsumen selaku pengguna barang atau jasa hasil produksi. Contoh: 1) kegiatan agen atau dealer mobil atau motor merek tertentu, menyalurkan produknya kepada pelanggan; 2) kegiatan agen bus, pesawat udara.. kapal laut, menyalurkan produk jasa angkutan kepada konsumen: 3) kegiatan pasar induk, menampung produk dari daerah untuk disalurkan ke pasar-pasar di seluruh kota. c. Kegiatan konsumsi Anda setiap hari makan tiga kali, minum, memakai pakaian, menggunakan kendaraan bermotor, mengeluarkan berbagai biaya untuk telepon. listrik, air, gas. Pendapatan yang Anda peroleh akan Anda habiskan untuk berbagai kebutuhan tersebut, kegiatan yang telah Anda lakukan merupakan kegiatan konsumsi. Kegiatan konsumsi adalah kegiatan memakai, menggunakan atau menghabiskan barang dan jasa hasil produksi secara Iangsung untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan memakai barang, seperti, pakaian, perhiasan. Kegiatan penggunaan. seperti menggunakan komputer, motor, mobil. kegiatan menghabiskan, seperti makan minum, Orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen dan barang yang dikonsumsi disebut barang konsumsi. Barang konsumsi ada yang habis sekali pakai ada yang dapat digunakan secara berulang-ulang sehingga tidak habisnya secara berangsur-angsur. Contoh: kegiatan membeli minuman, kemudian minuman diminum akan menghilangkan rasa haus, kegiatan makan pagi sebelum berangkat kerja agar dapat melaksanakan kegiatan kerja dengan baik. Kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi saling bergantung dan saling mempengaruhi. Tidak mungkin ada konsumsi kalau tidak ada kegiatan produksi. Ada produksi diperlukan distribusi agar terjadi kegiatan konsumsi. Jadi, terganggunya salah satu kegiatan ekonomi akan mengganggu kegiatan ekonomi yang lain . 6. Motif Ikonoini Perhatikan tingkah laku kehidupan orang-orang di sekitar Anda. a. Anda kuliah di Universitas Terbuka alasannya Anda dapat sekolah sambil tetap bekerja, biaya murah dapat mencapai gelar yang Anda inginkan. b. Pak Karim adalah petani yang rajin, tekun menggarap sawah, berhemat selalu berusaha meningkatkan hasil panennya agar dapat menyekolahkan putra putrinya. c. Pak Mustofa adalah guru dengan pendapatan yang terbatas berusaha menyisihkan pendapatan dengan menabung agar bisa pergi berhaji. Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkah laku atau perbuatan setiap manusia selalu didorong keinginan untuk memperoleh sesuatu keinginan atau alasan yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu perbuatan disebut motif Sekarang tahukah Anda apa yang dimaksud dengan motif ekonomi? Motif ekonomi adalah keinginan atau alasan yang mendorong manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi. Keinginan atau motif yang mendorong manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi ada bermacam-macam, namun secara garis besar dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu: a. memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran; b. memperoleh kekuasaan; c. memperoleh penghargaan; d. motif kemanusiaan (sosial). a. Motif Memenuhi Kebutuhan untuk Mencapai Kemakmuran; Motif paling hakiki yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan ekonomi ialah keinginan memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Dengan melakukan kegiatan ekonomi, Ia berharap memperoleh penghasilan sehingga penghasilan itu dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Jika penghasilan belum dapat memenuhi kebutuhan. seseorang akan mencari tambahan penghasilan lagi dengan melakukan kegiatan ekonomi lain. Dengan kerja keras, penghasilan akan bertambah. Akhirnya kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi sehingga kemakmuran akan dapat tercapai. b. Motif Memperoleh Kekuasaan; Keinginan untuk memperoleh kekuasaan. yaitu kekuasaan untuk dirinya sendiri sehingga tidak diperintah oleh orang lain. Dengan kemampuan dan kekayaan yang dimiliki, seseorang dapat memerintah dan menggaji orang lain. Oleh karena itu, banyak orang yang kaya harta masih mau bekerja keras memperluas usaha dan menambah tenaga kerja agar mampu bersaing dan menguasai kegiatan usaha Contohnya, pengusaha yang sudah sukses akan selalu memperluas usaha dan bahkan dengan kekayaannya ia dapat menjadi pejahat pemerintah, misalnya menjadi menteri, mencalonkan menjadi presiden. c. Motif Memperoleh Penghargaan: Penghargaan dalam hal ini adalah berupa sejumlah pendapatan sebagai imbalan atas segala kegiatan ekonomi yang dilakukan, dengan pendapatan yang lebih baik akan mendapatkan status sosial yang lebih baik pada masyarakat di sekitarnya. Seseorang yang berpendapatan tinggi akan dapat beramal dengan banyak beramal akan makin dihargai oleh masyarakat di sekitarnya. Sampai sekarang sebagian besar masyarakat masih berpandangan bahwa memiliki harta yang banyak dengan kekayaan yang melimpah akan Iebih terpandang di masyarakat dan lebih dihargai. d. Motif Kemanusiaan/Sosial: Orang melakukan kegiatan ekonomi karena didorong keinginan untuk dapat menolong orang lain atau membantu sesama manusia. Contoh seorang dokter yang buka praktik di lingkungan miskin didorong keinginan untuk dapat menolong pasien yang kurang mampu. Seorang kiai mendirikan pesantren menerima peserta didik untuk membayar bagi yang mampu dan bagi yang tidak mampu diberikan kebebasan, yang penting mau belajar dengan baik. 7. Prinsip Ekonomi Prinsip artinya asas atau dasar. mengandung pengertian asas yang mendasari atau yang dijadikan dasar manusia untuk berpikir dan bertindak. Prinsip ekonomi diartikan sebagai asas yang dijadikan dasar atau pegangan dalam setiap melakukan kegiatan atau tindakan ekonomi. Anda tahu apa yang dimaksud dengan prinsip ekonomi” Prinsip ekonomi adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Sebenarnya prinsip tersebut tidak logis karena pengorbanan sekecil-kecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya ini tidak akan dapat tercapai dalam tindakan ekonomi, dalam tindakan ekonomi apa yang dapat dicapai sudah terukur dan dapat diprediksi jadi prinsip yang lebih baik adalah “dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya”. Dalam aktivitas usaha. prinsip ekonomi dikenal dengan istilah efisiensi dan efektifitas (berdaya guna dan berhasil guna). Efisiensi, artinya selalu berpikir untung rugi di mana hasil harus lebih besar dari pengorbanan, dan efektif, artinya apa yang dilakukan harus berguna atau bermanfaat dengan tujuan tertentu. Prinsip ekonomi harus diterapkan dalam semua kegiatan ekonomi, baik kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Orang yang dapat menerapkan prinsip ekonomi dalam kegiatan sehari-hari dalam kegiatan ekonomi disebut orang yang dapat bekerja secara ekonomis. Artinya, dapat bekerja dengan pertimbangan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan produksi bertujuan sebagai berikut: a. menekan biaya produksi; b. meningkatkan hasil produksi: c. meningkatkan mutu hasil produksi; d. memperoleh laba yang optimal; e. menjaga kelangsungan usaha. Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan distribusi bertujuan: a. menekan pemborosan dana, waktu, ruang dan tenaga kerja; b. menyalurkan barang kepada konsumen tepat waktu; c. memperoleh laba yang optimal; d. memperbalikan kelangsunga usaha, Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan konsumsi bertujuan: a. mendapatkan barang-barang konsumsi jenis dan jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan maksimal; b. memperoleh barang dengan harga murah dan kualitasnya bagus; c. dengan dana yang terbatas dapat diperoleh barang kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan yang optimal. Di era perdagangan bebas, di mana barang-barang hasil produksi bebas masuk dari luar negeri ke dalam negeri (impor) maupun bebas Keluar dari dalam negen ke luar negeri (ekspor) maka barang hasil produksi harus mampu bersaing baik kualitasnya maupun harganya. Sebab konsumen akan bebas memilih barang yang akan dikonsumsi baik barang impor maupun barang produk dalam negeri yang kualitasnya baik dengan harga murah. Konsumen melakukan pemilihan untuk memenuhi prinsip efisiensi dan efektif atau kegiatan ekonomi yang berpedoman pada prinsip ekonomi. Dengan demikian produsen harus mampu menghasilkan produk yang harga pokoknya rendah dan kualitasnya tinggi sehingga mampu bersaing dengan barang impor. 8. Kegiatan Produksi Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan barang ekonomi, orang harus menghasilkan terlebih dahulu. Kegiatan menghasilkan barang dan jasa itulah yang disebut produksi sehingga produksi mempunyai dua pengertian. Dalam pengertian sehari-hari, produksi adalah setiap kegiatan menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam pengertian ekonomi, produksi adalah setiap kegiatan manusia untuk menciptakan atau menambah daya guna atau nilai barang (to ended value). Proses produksi dapat dilakukan apabila didukung adanya sumber daya. Terdapat dua macam sumber daya, yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. a. Sumber daya alam (SDA) adalah seluruh bahan atau materi yang disediakan oleh alam dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. b. Sumber daya manusia (SDM) adalah segala daya dan upaya manusia lahir maupun batin yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya, meliputi penggunaan tenaga fisik. pikiran, keahlian alat teknologi, perasaan. Sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) pada dasarnya merupakan sumber daya potensial atau terpendam yang akan memberi manfaat apabila dikelola secara benar. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dikelola untuk melakukan kegiatan produksi disebut sumber daya ekonomi atau sumber daya produksi atau faktor-faktor produksi 9. Faktor-faktor Produksi Faktor produksi adalah hal-hal yang harus ada agar proses produksi dapat berjalan. Produksi tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya unsur atau faktor yang memungkinkan dilakukannya proses produksi. Faktor-faktor produksi atau sumber daya produkst dapat dihedakan menjadi empat macam, yaitu (aktor produksl alam, faktor produksi tenaga kerja, faktor produksi modal, dan faktor produksi keahlian atau kewirausahaan. Faktor produksi alam dan faktor produksi tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan faktor produksi modal dan faktor produksi keahlian disebut faktor produksi turunan. Disebut faktor produksi asli karena kedua faktor produksi alam dan tenaga kerja kegiatan produksi sudah bisa dilakukan. misalnya, pada masyarakat primitif dengan mata pencaharian berkebun dan berburu, mereka tanpa menggunakan alat sudah dapat menangkap buruan atau dengan mencari makanan berupa umbi-umbian mereka dapat mendapatkan makanan untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Sedangkan faktor produksi turunan karena faktor modal dan keahlian atau kewirausahaan adalah sebagai akibat dari faktor produksi asli. Modal adalah alat produksi, dengan alat produksi akan menjadi lebih mudah, lebih cepat dan lebih baik produk yang dihasilkan. Misalnya orang mencari ikan tanpa alat dapat dilakukan. tetapi hasilnya sangat sedikit, tetapi dengan alat akan lebih mudah, lebih cepat dan lebih banyak hasilnya. Modal pada masyarakat modern dibentuk dari uang. Orang dengan pendapatannya sebagian disisihkan untuk dikumpulkan setelah terkumpul banyak akan digunakan untuk membeli alat untuk produksi yang lebih baik. Jadi, alat-alat produksi dalam ekonomi disebut modal. Faktor produksi modal merupakan kombinasi antara faktor alam dengan faktor tenaga kerja karena bahannya diambil dari alam dan dibuat oleh tenaga manusia. Oleh karena jumlah manusia terus bertambah, perlu pengaturan dan pengorganisasian oleh faktor produksi keahlian atau kewirausahaan agar ketiga faktor produksi, yaitu alam tenaga dan modal dapat lebih efisien dan efektif faktor kewirausahaan merupakan kombinasi antara faktor produksi alam. tenaga kerja dan modal. a. Faktor produksi alam Faktor produksi alam adalah faktor produksi yang asli disediakan alam, disebut bahan baku produksi. Faktor produksi alam, meliputi semua bahan baku produksi yang berasal dari alam dan bukan berasal dari kegiatan manusia. Contoh: 1) Air. merupakan faktor produksi alam atau bahan baku bagi kegiatan produksi pertanian, pembangkit tenaga listrik, perikanan. 2) Bahan tambang merupakan faktor produksi alam atau bahan baku bagi kegiatan pertambangan. Misalnya, biji besi, nikel, minyak mentah dan timah. 3) Tanah, merupakan faktor alam bagi kegiatan pertanian, perumahan, perkebunan. 4) Tenaga alam, merupakan faktor produksi alam sebagai tenaga penggerak turbin dalam pembangkit listrik. Misalnya, gas bumi, uap, dan sinar matahari. 5) Hewan merupakan faktor produksi alam bagi industri peternakan. 6) Keadaan alam, seperti udara, cuaca, iklim, curah hujan, letak geografis, merupakan faktor produksi alam bagi kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan dan jasa.. Misalnya, jaca penyeberangan, jasa angkutan, dan jasa prakiraan cuaca. b. Faktor Produksi Tenaga Kerja Faktor produksi tenaga kerja ialah semua kemampuan manusia baik jasmani maupun rohani dapat disumbangkan untuk melakukan produksi barang dan jasa. Contoh: 1) Karyawan pabrik yang bekerja di pabrik tekstil. 2) Dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit untuk menghasilkan jasa kesehatan. 3) Tukang kayu yang bekerja untuk menghasilkan peralatan rumah tangga. 4) Tukang batu dan arsitek bangunan yang bekerja untuk menghasilkan produk property/perumahan, Tenaga kerja dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu tenaga kerja jasmani dan tenaga kerja rohani dalam usaha meningkatkan produksi. 1) Tenaga kerpa jasmani terdiri atas tiga macam, yaitu tenaga terdidik, tenaga kerja terlatih. dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. (a) Tenaga kerja terdidiki (Skill labour) adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan sebelum memasuki lapangan kerja. Contohnya dokter, insinyur, guru, hakim, pengacara. (b) Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan atau pengalaman sebelum memasuki lapangan kerja. Misalnya; sopir, penjahit, tukang kayu. tukang batu, pelayan, kasir. (c) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskill labour), yaitu tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan secara khusus sebelum melaksanakan tugas. Contoh: tukang kebun, pesuruh, kuli bangunan. 2) Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menghasilkan segala kegiatan pikiran untuk meningkatkan produksi. Misalnya para pakar di bidang kedokteran mengadakan penelitian di laboratorium untuk menemukan obat tertentu. Pakar bangunan melakukan penelitian di laboratorium uji material. c. Faktor produksi modal Pengertlan faktor produksi modal meliputi modal uang dan modal barang. Sedangkan dalam pengertian ekonomi. faktor produksi modal adalah setiap hasil kerja manusia yang dapat menghasilkan berang lebih lanjut. Modal berfungsi mempermudah dan mempercepat proses produksi. Contoh, mesin jahit adalah hasil kerja manusia. Dengan mesin jahit itu orang dapat membuat pakaian dengan lebih baik dan lebih cepat. Menurut fungsinya faktor produksi modal dibedakan menurut sifatnya dan menarut sumber asalnya. 1) Faktor produksi modal menurut fungsinya dibedakan menjadi 2, yaitu modal perseorangan dan modal masyarakat. (a) Modal perseorangan atau modal privat adalah modal yang dimiliki oleh perseorangan dan menjadi sumber penghasilan tanpa orang itu harus bekerpa. Contoh: saham, deposito, sewa rumah, sewa alat pesta. (b) Modal masyarakat atau modal sosial adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat dan digunakan secara bersama-sama untuk berbagai kegiatan produksi yang terdapat di masyarakat. 2) Faktor produksi modal menurut sifatnya .dibedakan menjadi 2, yaitu modal tetap dan modal lancar, (a) Modal tetap adaiah modal yang berupa alat-alat produksi yang tahan lama dan dapat dipergunakan lebih dari satu kali proses produksl.Misalnya, tanah, bangunan, mesin pabrik dan berbagai peralatan. (b) Modal lancar adalah barang modal yang habis dipakai dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan baku, bahan bakar, bahan pembantu. 3) Faktor produksi modal menurut wujudnya, dibedakan menjadi 2, yaitu modal nyata dan modal tidak nyata. (a) Modal nyata, yaitu barang modal yang berwujud, yang digunakan dalam proses produksi, Misalnya, mesin-mesin, bangunan,peralatan. bahan baku, bahan tambahan dan bahan bantu. (b) Modal tidak nyata adalah modal tidak berwujud tetapi dapat menunjang proses produksi. Misalnya, nama baik atau citra perusahaan (Goowili), kepercayaan. keunggulan, profesionalisme karyawan. efisiensi, dan efektifitas pekerjaan 4) Faktor Produksi modal menurut asalnya atau sumbernya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu modal sendiri dan modal pinjaman (a) Modal sendiri, yaitu modal yang berasal dan kekayaan sendiri. Misalnya, simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan (untuk koperasi), modal pemilik perusahaan, modal saham (untuk PT). (b) Modal pinjaman (kredit), yaitu modal yang berasal dari pinjaman pihak lain atau penyertaan modal dari orang lain. Misalnya, hutang bank berupa pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang. E. FAKTOR PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN Faktor Faktor produksi kewirausahaan(entrepreneurship) adaLah FAktor produksi berupa kemampuan seseorang atau beberapa orang yang menghimpun semua faktor produksi guna menghasilkan barang tententu. Faktor produksi kewirausahaan dapat diartikan sebagai pengusaha produksi pengusaha atau kewirusahaan merupakan faktor produksi yang paling menentukan dalam suatu kegiatan produksi. Meskipun faktor produksi yang lain sudah tersedia apabila tidak dikelola dengan baik oleh seseorang atau beberapa orang yang memiliki kemampuan kewirausahaan. faktor produksi yang lain tidak akan terwujud menjadi suatu hasil produksi, Kemampuan mengelola yang harus dimiliki seorang wirausaha meliputi kemampuan merencanakan (planning), penggerakan (actuating), mengorganisasi (organizing), mengkoordinir (coordinating), dan kemampuan mengawasi (Controlling). Tiga macam kemampuan atau keahllan (skill) yang harus ada pada faktor produksi kewirausahaan, yaitu keahlian mengatur, keahlian di bidang teknis ekonomis, dan keahlian mengorganisasi. 1. Keahlian mengatur (managerial skill) adalah Ke mampuan memimpin usaha yang penting. kemampuan menciptakan cara kerja baru yang Iebih efisien dan Iebih produktif, serta kemampuan mengadakan inovasi (penemuan barang baru). 2. Keahlian bidan teknis ekonomis (technological skill) adalah kemampuan mengkombinasikan faktor-faktor produksi sehingga dapa menghasilkan produk yang Iebih efektif dan Iebih efisien. 3. Keahlian mengorganisasi (organizational skill) adalah kemampuan mengorganisasi berbagai usaha. baik dalam perusahaan maupun dalam lembaga masyarakat. Kegiatan Belajar 2 Bentuk-bentuk Badan Usaha Apakah Anda pernah berpikir kapan Anda akan mempunyai perusahaan? Bayangan Anda bahwa perusahaan adalah pabrik bear dengan mesin-mesin, gedung dan jumlah pegawai? Tentunya tidak harus demikian. Perusahaan dapat berupa kegiatan usaha dengan dilakukan sendiri beserta keluarga. Usaha yang kecil pun kalau ditekuni akan menjadi perusabaan yang besar. Dan perusahaan yang besar biasanya dimulai dari usaha kecil karena dikelola dengan baik akan tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan besar, bahkan menjadi perusahaan nasional atau multinasional. Kesemuanya itu karena adanya pengelolaan yang baik, dan usaha akan tumhuh dan berkembang. Dalam kehidupan ekonomi kita mengenal istilah perusahaan dan badan usaha. Kedua istilah tersebut berbeda, tetapi diberi pengertian sama. Artinya, sebagai suatu organisasi yang di dalamnya diselenggarakan kerja sama antara faktor produksi untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat melayani kepentingan umum sekaligus laba atau keuntungan untuk kelangsungan usaha. Pemilihan bentuk perusahaan merupakan masalah yang timbul pada saat perusahaan dibentuk atau didirikan. Pemilihan bentuk perusahaan perlu dilakukan pertimbangan yang matang untuk mencegah terjadinya hal-ha] yang tidak diinginkan di kemudian hari. Dengan bentuk yang jelas menurut hukum dapat diharapkan bahwa perusahaan akan dapat dengan tegas menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan demi mencapai tujuan yang akan dicapai. Batasan secara resmi mengenal perusahaan atau badan usaha dirumuskan dalam Pasal 1 huruf (b) undang-undang No. 3 tentang Wajib Daftar Perusahaan (UWDP). Perusahaan menurut UWDP adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan. bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara Indonesia dan bertujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. A. JENIS PERERUSAHAAN MENURUT LAPANGAN USAHANYA Menurut lapangan usahanya jenis perusahaan dibedakan menjadi 5 macam. yaitu. perusahaan ekstraktif, perusahaan agraris, perusahaan industri, perusahaan perdagangan, dan perusahaan jasa. 1. Perusabaan ekstraktif adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dengan melepaskan benda dari ikatan alam, jadi mengambil benda yang telah disediakan oleh alam. Misalnya, usaha pertambangan, perikanan laut, mengambil kekayaan hutan. 2. Perusahaan agraris, adalah perusahaan yang melakukan usaha atau kegiatan dengan memanfaatkan tanah atas kesuburannya. Misalnya. perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan. 3. Perusahaan Industri, adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Barang jadi adalah barang yang sudah dapat dikonsumsi, sedangkan barang setengah jadi adalah barang yang masih menjadi bahan baku industri selanjutnya. 4. Perusahaan Perdagangan adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang jual beli barang, membeli dari produsen dan menjual ke konsumen tanpa merubah bentuk. maupun mutu barang yang diperjualbelikan. Misalnya. perusahaan pertokoan, swalayan. perusahaan ekspor impor. 5. Perusahaan Jasa, adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pemberian pelayanan kepada konsumen dengan tujuan memperoleh pendapatan berupa imbalan jasa. Contohnya. perusahaan jasa informasi. Perusahaan jasa telekomunikasi. perusahaan jasa perhotelan, dan perusahaan jasa perbankan. B. PFRUSAHAAN MENURUT TANGGUNG JAWAB PEMILIKNYA Berdasarkan tanggung jawab pemiliknya dibedakan menjadi 5 macam, yaitu perusahaan perseorangan, firma, persekutuan komanditer (CV), Perseroan terbatas (PT), Perusahaan Negara dan Koperasi. 1. Perusahaan Perseorangan Perusahaan Pereorangan (Po) adalah perusahaan yang didirikan, dimiliki, dipimpin, dan dipertanggungjawabkan oleh perseorangan. Perusahaan perseorangan bisanya bermodal kecil dengan atau tanpa dibantu pegawai. Tanggung jawab pemilik atas kerugian perusahaan adalah penuh atau tanggung jawab tak terbatas. Artinya. apabila perusahaan menderita kerugian pemilik akan bertanggung jawab atas utang-utang perusahaan sampai dengan harta pribadinya karena tidak ada pemisahan antara harta pemilik dengan harta perusahaan. Kebaikan dan kelemahan perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut. Kebaikannya, yaitu sebagai berikut. a. Mudah cara mendirikannya. b. Seluruh keuntungan menjadi milik sendiri. c. L.ebih efisien karena segala keputusan dapat diambil sendiri. d. Pemilik perusahaan dapat memimpin sendiri perusahaannya. e. Mudah cara mengontrolnya jika terjadi kesalahan. Kelemahannya, yaitu sebagai berikut. a. Sulit berkembang karena modalnya kecil. b. Jika perusahaan rugi atau bangkrut akan ditanggung sendiri oleh pemiliknya. c. Maju mundurnya perusahaan tergantung kepada pemiliknya jika pemiliknya meninggal ahli waris yang harus melanjutkannya. 2. Firma atau Kongsi Firma (Fa) adalah persekutuan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menjalankan perusahaan dengan menggunakan nama bersama, masing-masing anggota firma (firmant) ikut aktif menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab penuh terhadap semua utang piutang perusahaan atau tanggung jawab tak terbatas. Kebaikan dan kelemahannya adalah sebagai berikut. Kebaikan, yaitu sebagai berikut. a. Kepemimpinan firma didasarkan pada keahlian. b. Modal menjadi lebih besar karena sumbernya Iebih dari satu orang c. Dalam mendapatkan kredit Iebih mudah karena bank Iebih percaya. d. Kerugian akan ditanggung anggota. e. Kelangsungan perusahaan lebih terjamin karena tidak tergantung pada satu orang. f. Dalam mengambil keputusan berdasarkan musyawarah bersama. Keburukannya, yaitu sebagai berikut. a. Tanggung jawab masing-masing sekutu tidak terbatas. kekayaan perusahaan tidak terpisah dengan kekayaan pribadi masing-masing anggota. b. Mudah terjadi perselisihan antar anggota sekutu. c. Kesalahan salah seorang sekutu menjadi tanggung jawab sekutu yang lain. d. Dalam mengambil keputusan sering tidak cepat karena harus persetujuan bersama. e. Anggota yang ingin keluar sulit menarik modal yang telah ditanamkan Firma berarti nama bersama. penggunaan nama firma bisa mengambil nama salah satu pemiliknya atau sepakat menggabungkan nama-nama pemiliknya. Pembagian keuntungan firma disesuaikan dengan perbandingan modal yang di tanamkan masing-masing sekutu. Semakin besar modal yang distop semakin besar pula bagian keuntungan yang diterima. Perbedaan penyertaan modal juga berpengaruh pada pembagian kerja. biasanya jabatan tertinggi akan dipegang oleh anggota yang menyertakan modal terbesar. 3. Persekutuan Komanditer (CV) Persekutuan Komanditer atau commanditaire Vennotschap (CV) adalah persekutuan firma yang mempunyai sekutu yang hanya menyertakan modal saja yang disebut sekutu komanditer atau sekutu pasif. yaitu sekutu yang tidak ikut campur dalam pengurusan atau penguasaan persekutuan. Sekutu pasif hanya memperoleh keuntungan dari keuntungan perusahaan dan tanggung jawab hanya sebesar modal yang disertakan. jadi, dalam persekutuan komanditer keanggotaannya digolongkan menjadi 2 macam, yaitu: a. sekutu aktif atau sekutu komplementer, yaitu sekutu yang ikut aktif menjalankan persekutuan; b. sekutu pasif atau sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dan tidak boleh ikut campur dalam pengurusan perusahaan. Apabila persekutuan menderita kerugian sekutu aktif bertanggung jawab atas seluruh utang-utang perusahaan sampai pada kekayaan pribadi ikut dipertaruhkan. sedangkan sekutu pasif banya sebesar modal yang disertakan. Keuntungannya akan dibagi kepada sekutu aktif dan sekutu pasif sesuai dengan perpanjian yang tertulis dalam anggaran dasar CV. Sekutu aktif bekerja dan memimpin perusahaan sehingga disebut sekutu pengusaha. Sedangkan sekutu pasif atau sekutu komanditer tidak ikut memampin perusahaan, seolah-olah hanya mempercayakan atau menitipkan modalnya kepada sekutu aktif saja. Kebaikan dan kelemahan CV, antara lain sebagai berikut. Beberapa kekurangan perseroan komanditer adalah sebagai berikut. a. Kebutuhan modal dapat mudah dipenuhi dengan menambah sekutu komanditer. b. Mudah pendiriannya. c. Pembagian tugas dapat diatur dengan baik. d. Tanggung jawab sekutu komanditer terbatas pada modal yang disetor. e. Mudah mendapatkan kredit. f. Manajemen lebih baik dan kesempatan untuk berkembang lebih besar. Sedangkan kekurangan perseroan komanditer adalah sebagai berikut. a. Bagi sekutu aktif tanggung jawab tidak terbatas. b. Bagi sekutu komanditer seolah-olah hanya mempercayakan modal kepada sekutu aktif. c. Penarikan modal sulit apabila anggota ingin keluar. d. Kelangsungan hidup perusahaan mudah terganggu. 4. Perseroan Terbatas (PT) Pengertian dasar dari perseroan terbatas adalah suatu badan hukum yang mempunyai kekayaan, hak. serta kewajiban sendiri, terpisah dari yang mendirikan. dan terpisah pula dari yang memiliki. Berbeda dengan beberapa bentuk badan usaha di atas, perseroan terbatas mempunyai kelangsungan hidup yang panjang karena perseroan ini akan tetap berjalan meskipun pendiri atau pemiliknya meninggal dunia. Tanda keikutsertaan seseorang sebagai pemilik adalah saham yang dimilikinya. Artinya, makin besar jumlah saham yang dimiliki maka makin besar pula andil dan kedudukannya sebagai pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Selanjutnya tanggung jawab seorang pemegang saham terhadap pihak ketiga atas terbatas pada modal sahamnya. Dengan kata lain tanggung jawab pemilik terhadap kewajiban-kewajiban keuangan perusahaan ditentukan oleh besarnya modal yang diikutsertakan pada perseroan. Berbeda dengan bentuk-bentuk yang terdahulu, pada perseroan terbatas ini kekayaan pribadi, baik milik para pemegang saham maupun para pemimpin perusahaan itu tidak dipertanggungjawabkan sebagai jaminan terhadap utang-utang perusahaan. Sesuai dengan namanya, sebagai perseroan terbatas, yaitu terbatasnya keterlibatan dan tanggung pawab para pemilik atau para pemegang saham. Beberapa kelebihan dari perseroan terbatas adalah sebagai berikut. a. kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin meskipun pemilik atau pendiri meninggal dunia b. tanggung jawab terbatas artinya pemilik bertanggung jawab sebesar modal yang disertakan sehingga tidak menimbulkan resiko bagi kekayaan pribadi atau keluarga; c. saham atau andil atau sero sebagai tanda kepemilikan dapat diperjualbelikan. d. apabila memerlukan tambahan modal akan mudah dipenuhi sehingga memungkinkan perusahaan untuk diperluas e. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh manajer yang memiliki keahlian di bidangnya. Di saniping kelebihan-kelebihan, terdapat pula kekurangan pada perseroan terbatas, di antaranya: a. biaya pendiriannya relatif mahal; b. aktivitas perusahaan lebih bersifat terbuka sehingga kerahasiaan sulik dijaga; c. hubungan yang kurang dekat antara pemegang saham dengan perusahaan sehingga menjadikan perusahaan tidak efektif; d. bentuk PT kadang-kadang digunakan untuk usaha spekulasi (Anda pernah dengar rekanan fiktif, PT tiktif yang digunakan untuk rekayasa penipuan atau manipulasi); e. saham dapat diperjualbelikan maka akan timbul usaha spekulasi, yaitu: 1) spekulasi turunnya harga (spekulasi ala baisse), yaitu akan menjual saham yang dimiliki dengan harapan akan dapatmembeli lagi pada saat kurs turun. 2) spekulasi kenaikan harga (spekulasi ala hausse) yaitu membeli saham dengan harapan agar dapat menjual kembali apabila kurs naik. Kurs naik atau turun disebabkan oleh naik turunnya prestasi perusahaan atau situasi permintaan dan penawaran saham di pasar, pihak yang melakukan kegiatan jual beli saham di bursa efek dinamakan pialang. Anda dapat menjadi pialang dengan syarat Anda memiliki sejumlah dana dan keahilan menganalisis naik turunnya saham, tetapi di bursa efek juga ada pihak yang dapat membantu Anda untuk melakukan transaksi. Perseroan terbatas merupakan perusahaan persekutuan berhadan hukum, hal ini tampak unsur-unsur badan hukum pada perseroan terbatas sebagai berikut: a. organisasi yang teratur karena dipimpin oleh pengurus yang dipilih oleh pengurus yang diangkat oleh rapat pemegang saham: b. memiliki harta kekayaan sendiri yang terpisah dengan harta kekayaan anggotanya, tanggung jawab anggota terbatas sebesar saham yang dimiliki; c. melakukan hubungan hukum sendiri artinya apabila terjadi sengketa hukum perseroan akan diwakili oleh direksi, sebagaimana diatur dalam Pasal 45 Ayat (1) KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang). Para pengurus PT tidak bertanggung jawab Iebih dari pelaksanaan tugas yang diberikan kepadanya. Mereka tidak terikat secara pribadi dengan pihak ketiga berdasarkan perikatan yang dibuat oleh perseroan. PT itu sendirilah yang terikat dalam memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga sehingga PT disebut berbadan hukum; d. mempunyai tujuan sendiri, di mana PT didirikan dengan akte pendirian yang memuat anggaran dasar PT, di dalamnya tercantum tujuan PT, yang pada intinya bertujuan mencari keuntungan dengan cara mengoperasikan perusahaannya dalam bidang usaha tertentu. a. Jenis-jenis perseroan terbatas a. PT terbuka adalah PT yang menjual belikan sahamnya dengan bebas di bursa saham (bursa efek) sehingga setiap orang dapat menjadi pemiliknya. Bentuk saham PT terbuka adalah saham atas sewa atau saham atas tunjuk, artinya siapa saja yang menunjukkan atau membawa saham adalah pemiliknya. b. PT tertutup adalah PT yang saham-sahamnya hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu saja dan tidak setiap orang dapat memiliki, yang dapat memiliki. misalnya anggota keluarga, anggota organisasi. Saham PT tertutup adalah saham atas nama di mana pemilik tertulis pada lembaran saham sehingga sulit untuk diperjualbelikan c. PT kosong adalah PT yang sudah tidak ada aktivitasnya. tetapi badan usahanya masih ada atau belum dibubarkan. PT kosong ini bisa diperjualbelikan, alasan pembeli karena untuk menghemat biaya pendirian dan PT segera dapat beroperasi. d. PT perseorangan adalah PT yang seluruh sahamnya dimiliki oleh perseorangan, seluruh saham dimiliki oleh perseorangan sehingga menjadi pemilik tunggal b. Badan perlengkapan perseroan terbatas PT merupakan organisasi sehingga PT harus memiliki alat perlengkapan yang mempunyai wewenang untuk bertindak atas nama PT, alat perlengkapan PT sebagai berikut. a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), mempunyai kekuasaan tertinggi PT karena berwenang mengangkat atau memberhentikan direksi dan dewan komisaris. b. Pengurus atau direksi yang terdiri dari orang-orang yang diberi kuasa oleh RUPS untuk memimpin jalannya perusahaan, Pengurus atau direksi dipimpin oleh seorang kepala disebut direktur utama. c. Dewan Komisaris; yang bertugas mengawasi jalannya perusahaan dan diangkat atau diberhentikan oleh RUPS. biasanya yang menjadi komisaris adalah orang yang memiliki saham terbanyak. 5. Perusahaan Negara Perusahaan negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apa pun dan bergerak pada bidang apa saja yang sebagian besar modal atau seluruhnya merupakan kekayaan negara. kecuali dengan ketentuan lain berdasarkan undang-undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960, perusahaan negara (PN) adalah suatu bentuk badan hukum yang tunduk pada segala macam hukum Indonesia. Selanjutnya, perusahaan negara adalah kesatuan produksi yang menghasilkan sesuatu untuk memupuk pendapatan tanpa meninggalkan sifat pengabdian kepada umum (pubilk service). Tujuan utama adalah membangun ekonomi nasional menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur . Beberapa bentuk perusahaan negara baik milik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. yaitu perseroan, perusahaan umum (perum), perusahaan jawatan (Perjan), perusahaan daerah (PD). Persero pada prinsipnya adalah perseroan terbatas (PT) milik pemerintah tujuan utamanya adalah mencari laba untuk mengisi kas negara. Negara sebagai pemegang saham sebagai tanda bukti ikut serta dalam memiliki perusahaan. Jadi, harus berprinsip ekonomi jangan sampai merugikan negara. Perusahaan umum dan perusahaan jawatan bukan sebagai organisasi usaha yang semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, apabila pendapatannya Iebih rendah dari biaya operasinya maka kerugian akan menjadi tanggungan negara yang berupa subsidi negara. lnstruki Presiden RI No. 17 Tahun 1967 yang disebut perusahaan umum adalah sebagai berikut. a. Tujuan utama adalah melayani kepentingan umum, sekaligus mencari keuntungan dengan prinsip efisiensi dan efektivitas usaha. b. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan undang-undang. c. Bergerak di bidang usaha vital, d. Mempunyai nama dan kekayaan serta mempunyai kebebasan bergerak seperti halnya perusahaan swasta untuk mengikat suatu perjanjian, kontrak, serta hubungan-hubungan dengan pihak lain. e. Dapat dituntut dan menuntut. dalam hubungan hukum diatur dalam hukum perdata. f. Seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan kekayaan negara yang dipisahkan, serta dapat memperoleh dana pinjaman dari dalam dan luar atau dari masyarakat dalam bentuk obligasi. g. secara finansial pada prinsipnya harus dapat berdiri sendiri, kecuali ada kebijakan pemerintah mengenai tarif dan harga yang tidak mengizinkan tercapainya tujuan ini. h. Dipimpin oleh seorang direksi, pegawainya adalah pegawai perusahaan negara yang diatur tersendiri di luar ketentuan yang berlaku bagi pegawai negeri atau perusahaan swasta. i. Setiap tahun diwajibkan menyusun laporan tahunan yang berupa neraca, laporan rugi laba dan perubahan modal Perusahaan Jawatan (Perjan) ciri-cirinya adalah sebagai berikut. a. Tujuan utama adalah pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat secara efisien. b. Merupakan bagian dari suatu Departemen/Direktorat Jenderal Direktorat/Pemerintah Daerah. Perjan mempunyai hubungan hukum publik. Apabila dituntut dan menuntut maka kedudukannya adalah sebagai pemerintah atau seizin pemerintah. c. Dipimpin oleh seorang kepala yang merupakan bawahan suatu bagian dari Departemen/Direktorat Jenderal/Direktorat/Pemerintah Daerah. d. Pegawainya berstatus pegawai negeri Instruksi Presiden No. 17 Tahun 1967, ciri utama persero adalah sebagai berikut. a. Bertujuan untuk mencari keuntungan. dengan status hukum perseroan terbatas. b. Sebagian atau seluruh modalnya merupakan milik negara dan kekayaan negara yang dipisahkan sehingga memungkinkan untuk kerja sama dengan pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, serta melakukan penjualan saham-saham milik negara. c. Negara tidak memberikan fasilitas. d. Dipimpin oleh direksi. e. Pegawainya berstatus sebagai pegawai perusahaan swasta biasa. 6. Koperasi Anda sebagai guru, tentu Anda sebagai angta koperasi bukan? Apakah koperasi yang ada di sekolah dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemenuhan kebutuhan anggota? Memang keberadaan koperasi sudah sangat banyak dan di lingkungan kita banyak koperasi. Hal yang menjadi persoalan bagaimana perkembangan dan pertumbuhannya. apakah loyalitas anggotanya sudah baik. bagaimana kepengurusannya. itulah yang menjadi masalah bagaimana agar perkoperasian di Indonesiai dapat berperan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembangunan pada umumnya. Koperasi (Inggris: cooperation; Belanda: cooperative, yang artinya usaha bersama) adalah suatu bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi merupakan badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang atau beberapa badan hukum koperasi sebagai anggota yang bekerja sama atas dasar suka rela dengan tujuan memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan anggota. Batasan koperasi menurut Undang-undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan badan usaha yang berbadan hukum. Unsur-unsur badan hukum koperasi diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Di antaranya koperasi mempunyai organisasi yang teratur, memiliki harta kekayaan sendiri, melakukan hubungan hukum sendiri yang diwakili oleh pengurus koperasi, dan mempunyai tujuan sendiri. Perangkat organisasi koperasi hampir sama dengan PT, yaitu terdiri dari Rapat Anggola (RA) dilakukan setahun sekali sehingga disebut RAT (Rapat Anggola Tahunan). pengurus, dan pengawas. Tanggung jawab anggota koperasi juga merupakan tanggung jawab terbatas dan telah diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi. a. Modal koperasi Permodalan terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. 1) Modal sendiri; adalah modal yang berasal dari anggota (Pasal 41 ayat (2) UU No.25 Tahun 1992) terdiri dari: (a) Simpanan pokok. adakah sejumlah uang yang harus diserahkan oleh anggota pada saat pendaftaran menjadi anggota, dan tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi. (b) Simpanan wajib. adalah sejumlah uang yang harus diserahkan kepada koperasi setiap bulan. digunakan sebagai modal untuk meningkatkan usaha koperasi Simpanan ini tidak dapat diambil selama masih menjadi anggota koperasi. (c) Dana cadangan. adalah dana yang tidak dibagikan kepada anggota, tetapi disisihkan untuk menambah modal usaha koperasi. (d) Simpanan suka rela adalah simpanan anggota atas dasar kerelaan anggota untuk menambah modal koperasi. (e) Hibah adalah bantuan dari donatur dan pihak luar. 2) Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pinjaman baik dari anggota koperasi lain, bank. penjualan surat berharga dan sumber lain yang sah b. Jenis-jenis koperasi Berdasarkan aktivitas dan kepentingan anggotanya koperasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan koperasi jasa. 1) Koperasi produksi adalah koperasi yang para anggotanya melakukan kegiatan produksi yang kegiatannya menyediakan barang-barang produksi yang diperlukan anggotanya. Misalnya, koperasi batik, koperasi sepatu, koperasi pertanian, koperasi kerajinan; 2) Koperasi konsumsi adalah koperasi yang anggotanya para konsumen sehingga kegiatan koperasi menyediakan barang-barang konsumsi bagi anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Misalnya, koperasi karyawan, koperasi pegawai negeri. koperasi guru dan karyawan sekolah. 3) Koperasi jasa adalah koperasi yang kegiatannya memberikan pelayanan jasa kepada anggotanya dan masyarakat sekitarnya. Misalnya, koperasi angkutan, koperasi simpan pinjam, koperasi asuransi. Koperasi yang melakukan satu jenis usaha disebut koperasi single purpose, sedangkan yang melakukan kegiatan lebih dan satu usaha disebut multi purpose. seperti koperasi serba usaha, koperasi unit desa. koperasi guru dan karyawan di mana melakukan kegiatan konsumsi, produksi dan simpan pinjam. Menurut tingkatannya koperasi dibongkan menjadi 4, yaitu koperasi primer, koperasi pusat, koperasi gabungan dan koperasi induk. 1) Koperasi primer adalah koperasi sebagai satuan terkecil dengan wilayah kerja tingkat kelurahan kecamatan, beranggota minimal 20 orang. 2) Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan minimal 5 koperasi primer yang sudah berbadan hukum dengan daerah kerja antara kecamatan atau kabupaten. 3) Koperasi gabungan adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3 koperasi pusat dan berkedudukan pada daerah provinsi. 4) Koperasi induk adalah koperasi yang beranggotakan minimal 3 koperasi gabungan dan berkedudukan di ibu kota negara. Badan perlengkapan koperasi terdiri dari tiga unsur, yaitu rapat anggota. badan pemeriksa dan pengurus koperasi. 1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Rapat anggota diadakan minimal satu kali dalam satu tahun, dalam rapat anggota dilakukan perencanaan kerja satu tahun yang akan datang serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan. 2) Badan Pemeriksa adalah anggota koperasi yang dipilih dalam rapat anggota untuk bertugas mengawasi kinerja pengurus koperasi. 3) Pengurus Koperasi adalah anggota koperasi yang dipilih dalam rapat anggota untuk menjalankan kegiatan koperasi. Untuk koperasi yang sudah besar kegiatan koperasi akan dilakukan oleh pegawai atau manajer koperasi, yaitu orang-orang yang mempunyai keahlian dalam bidang perkoperasian, manajemen, dan bisnis untuk menjalankan usaha koperasi. Mereka bertanggung jawab kepada pengurus koperasi untuk dipertanggungjawabkan dalam rapat anggota koperasi. Seperti juga bentuk badan usaha yang lain, koperasi juga memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. antara lain sebagai berikut. Kelebihan: 1) tujuan utama adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya. bukan semata-mata mencari laba. Apabila terdapat kelebihan adalah sebagai akibat dalam upaya menyejahterakan anggotanya. keuntungan pada koperasi merupakan sisa hasil usaha yang akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa anggota terhadap koperasi: 2) mengutamakan pelayanan kepada anggotanya dan masyarakat di sekitar koperasi berada; 3) keanggotaannya bersifat terbuka dan sukarela artinya anggota bebas keluar masuk sebagai anggota, dan menjadi anggota koperasi atas dasar kepentingannya: 4) setiap anggota harus membayar simpanan pokok pada saat menjadi anggota dan simpanan wajib setiap bulan yang besarnya ditentukan dalam rapat anggota; 5) setiap anggota mendapatkan kedudukan dan perlakuan yang sama; 6) pembagian SHU berdasarkan jasa masing-masing anggota terhadap koperasi; 7) tanggung jawab anggota terbatas; 8) koperasi sebagai wujud ekonomi kerakyatan dan demokrasi ekonomi; 9) berasaskan kekeluargaan. Kekurangan dari koperasi: 1) tingkat kesadaran anggota masih rendah sehingga loyalitas pada koperasi menjadi kurang; 2) kesulitan memilih anggota yang profesional. saling curiga antara anggota dengan pengurus masih tinggi; 3) manajemen koperasi masih lemah; 4) koperasi masih belum mampu bersaing dengan badan usaha bukan koperasi. Dari kelemahan tersebut maka peranan guru sangat menentukan dalam mengajarkan koperasi di sekolah maupun di masyarakat. Agar koperasi maju dan berkembang menjadi soko guru perekonomian nasional maka jadikanlah koperasi sebagai alat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Coba Anda perhatikan kondisi koperasi yang ada di sekitar kita, loyalitas anggota koperasi masih sangat rendah. Misalnya. koperasi simpan pinjam anggota hanya mau meminjam saja. sedangkan menabung tidak pada koperasi. Anggota koperasi konsumsi tidak memanfaatkan jasa koperasi, tidak berbelanja pada koperasi, tetapi anggota sering belanja ke pasar, swalayan, tetapi kalau mau berutang baru ke koperasi. Kondisi semacam inilah membuktikan loyalitas anggota yang masih rendah. Marilah kita, sebagai guru untuk memajukan koperasi dari tingkat yang paling rendah dengan memajukan koperasi sekolah, koperasi yang ada di sekitar tempat tinggal kita adalah tanggung jawab kita semua. Kegiatan Belajar 1 konsep Individu, Ketompok, dan Masyarakat A. KONSEP INDIVIDU Apa itu Itidividu? Individu dalam hal ini merupakan konsep sosiologik yang berarti bahwa konsep individu tidak boleh diartikan sama dengan konsep sosial. Dalambahasa sehari-hari konsep individu menunjuk pada orang pribadi tertentu,seperti misal si Rhini adalah seorang individu; demikian pula si Wawan.Sebagai konsep sosiologik.. individu im mempunyai arti yang agak berlainan. Kalau dalam kehidupan sehari-hari individu menunjuk pada pribadi orangsedangkan dalam sosiologi, individu menunjuk pada subjek yang ,n.e1akiknncesuatu, yang inmpun val piki ran, yang inempun val kehendak, yang mempunyaikebebasan, yang memberi arti (meaning) pada sesuatu, yang mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya sendiri. Dengan kata lain,individu adalah subjek yang bertindak (aktor). Jika kita mendengar konsep subjek, mungkin Anda berpikir bahwa pasti ada hubungannya dengan konsep objek. Pada pengertian individu sebagai konsep sosiologi, pengertian subjek menunjuk pada semua keadaan yangberhubungan dengan dunia intertuil manusia. Sedangkan konsep objek tidakterlalu berbeda jauh artinya dan yang diartikan dalam ilmu-ilmu alam, sepertibam, air dan semua benda alam umumnya. Nah, semua benda ini dalambanyak hal berlawanan dengan subjek. Jadi, objek ini tidak mempunyaiperasaan, tidak mempunyai pikiran. tidak mempunyai kehendak, tidakmempunyai kebebasan, dan tidak mempunyai kemampuan retleksi. Kalausubjek menunjuk dunia intemal manusia maka objek menunjuk pada duniaeks:emal, arti objek itu ada di luar individu. Masyarakat dengan semua artiyang diberikan di atas adalah dunia yang berada di luar individu, duniae)ema1, yang dalam banyak hal memiliki sifat-sifat yang sama denganobjek alamiah, seperti bam atau benda alam lainnya. Mungkin masih sulit bagi Anda untuk mengerti kedua hal tersebut di atasyang nampaknya bertolak belakang sam sama lain. Mengapa sistem interaksimasyarakat itu merupakan suatu kenyataan atau dunia yang ekstemal liii., sifatnya? Salah sam contob sistem interaksi adalah kebiasaan. Anak kecilyang bam lahir mengliadapi kenyataan itu sebagai sesuatu yang berada diluar dirinya sendiri. Anak kecil itu tidak menciptakan peraturan ataukebiasaan agama. Dia nìalah diperkenalkan dengan kebiasaan-kebiasaanseperti itu, dan dibesarkan dengan kebiasaan-kebiasaan itu pula. Malahsesudah dia mati, lcebiasaan ini tetap ada. Jadi, memang sangat jelas, individuholeh mati, tetapi kebiasaan ini tetap ada. Akan tetapi, mereka yang mempertahankan kenyataan subjektif akan mengatakan bahwa boleh ada macam-macam peraturan, tetapi kalau individu tidak memberikan mi, lalu peraturan atau kebiasaan itu tidak berarti sama sekali. Kedua argumen ini tentu sama benarnya. Argumen ketiga mungkin juga benar, yakni kedua kenyataan ini saling menentukan atau saling berhubungan. Jika manusia diartikan dalam pengertian individu, beberapa pendapatmengartikan bahwa manusia menurut kodratnya adalah di samping manusia sebagai makhluk Tuhan yang mulia; manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus sebagai makhluk sosial; dan manusia merupakan sam kesatuan antar jasmani dan rohani. Di samping itu beberapa sarjana yang lain pula mengartikan manusia;seperti pendapat Aristoteles menyatakan, bahwa manusia adalah ZoonPolitico,:, yaitu makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. Sedangkan Ibnu Khaldun menyatakan bahwa manusia ini harus hidup di masyarakat. Dan beberapa pengertian tentang manusia itu, dapat dikatakan bahwa manusia ini adalah makhuk Tuhan yang mulia, kemuliaan ini dikarenakan manusia dikaruniai akal pikiran, dan dengan akal pikiran tindakan-tindakandan tingkah laku manusia berbeda dengan binatang yang hanya dikaruniai insting dan naluri. Maka, dengan akan dan pikirannyalah yang dikatakan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang mulia. Manusia yang sehat secara rohani dan jasmani adalah manusia yang benar-benar menyadari kedudukan dirinya sebagai nìakhluk pribadi sekaligussebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk pribaditentu saja manusia dituntut untuk selalu memperhatikan apa yang menjadi kepentingan pribadiriya, akan tetapi dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial,manusia dituntut juga untuk selalu memperhatikan kepentingan-kepentingan orang di sekitarnya. Manusia juga dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial, harus mau bergaul dengan orang lain di masyarakatnya. Individu berasal dan kata fn-dividere, artinya tidak dapat dibagi-bagikan(Gerungan, 1981) atau sebagai sebutan bagi manusia yang berdiri sendiri,manusia perorangan (Lysen, 1981). Individu yang dimaksud adalah insane (manusia Anistoteles berpendapat bahwa manusia nienipakan penjumlahandan pada kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja sendiri sepertikemampuan-kemampuan vegetatif, yaitu nmlcan dan berkembang biak,kemampuan sensitif, yaitu kemampuan bergerak mengamat-ngamati,bemafcu dan perasaan, dan kemampuan intelektif, yaitu berkemampuanberkecerdasan. Lain halnya dengan pendapat Descartes, bahwa manusiaterdiri atas zat rohaniab ditambah zat materiil. Akan tetapi, Wilihem Wunttmenegaskan bahwa jiwa manusia ifli materiil merupakan suatu kesatuan jiwaraga yang berkegiatan sebagai iceselunihan. Jika manusia mengamati sesuatumaka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan alat mata kita, melainkan jugadengan seluruh minat dan minat perhatian akan kita curahkan kepada objekyang kita amati dipengaruhi oleh niat dan kebutuhan. Jika manusia dibelah maka akan menjadi 2 bagian, yaitu satu bagianbelahan fisik (konkret) atau disebut juga raga atau jasmani, dan safa bagianlagi belahan nonfisik (abstralc) atau disebut jiwa flau rohani. Jasmanimembutuhkan sandang, pangan dan papan, sedangkan rohani membutuhkansesuatu yang tidak dibutuhkan oleh jasmani, seperti keamanan dan raca takut,perlindungan dan rasa ketidakadilan, dan kepercayaan atan keyakinanterhadap sang pencipta apalagi lagi ketika berada dalani kesulitan. Contohnyaketika seorang dokter ditanya oleb seorang keluarga pasiennya, bagaimanaDok! ayah saya yang sedang dioperasi dapat ditolong? Dokter menjawab,kami sudah berusaha dengan optimal, namun Tuhan menghendaki lain. Daridialog antara Dokter dengan seorang keluarga pacien menunjukkan adanyakeyakinan bahwa manusia ada yang mengatumya di samping adanya upayamanusia. B. KELOMPOK DAN MASYARAKAT Detinisi masyarakat: Masyarakat adalah golongan besar atan kecil terdiriidan beberapa manusia, yang dengan atau karena sendiriinya bertalian secaragolongan dan pengaruh mempengaruhi satu sama lain (Hassan Shadily,1984;47 1. Individu scbagai Makhluk Sosial Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri danhubungan dengan sesama manusia lain di dalam menjalani kehidupannya.Berbeda dengan makhluk lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusialainnya. manusia akan mati. Sejak dilahirkan manusia merupakan individuyang membutuhkan individu lainnya untuk dapat bertahan danmelangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang baru dilahirkan,membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya makan, melatih berjalan.bermain dan sebagainya. Selain ini, berbeda dengan hewan yang mempunyaikelengkapan fisik untuk dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia tidak. Fredman (1962: 112) menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yangtidak dilahirkan dengan kecakapan untuk “immediate adaptation toenvironment” atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan segeraterhadap Iingkungannya. Namun iebih dan itu, manusia dibeni alat yangmelebihi kekuatan tisik, yaltu akal, pikiran dan perasaan yang tidak dimilikimaichiuk tain. Melalui pikiran dan akal manusia dapat menciptakan kreasiuntuk memenuhi kebutuhannya.. balk berupa alat-alat materill maupunnonmateriil. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa manusia sejak dilahirkan telahmembutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika la hidupsendirian akan mengalami gangguan kejiwaan. Dengan bergaul bersamamanusia lainnya, ia akan merasakan kepuasan dalam jiwanya. Naluri manusiauntuk selalu berhubungan dengan sesamanya ini dilandasi oleh alasan-alasansebagal benikut: a. keinginan manusia untuk menjadi sam dengan manusia lain disekelilingnya (niasyarakat); b. keinginan untuk menjadi sam dengan alam sekelilingnya. Keinginan-keinginan tersebut inendorong manusia untuk berinteraksi,beradaptasi dengan lingkungannya dengan menggunakan pikiran, akal, danperasaannya sehingga ia bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Naluni manusia untuk selalu hidup dengan yang lainnya disebut sebagai“gregariousness”. Oleh karena 1m manusia juga disebut sebagai “sockilanimal”, yaitu “hewan sosial” yang mempunyai naluni untuk senantiasa hidupbersama. Dalam mengembangkan keinginannya, manusia akan saling berinteralcsisecara komplementer dan timbal balik. Sebagai akibat dan hubungan-hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia) inimákalahirlah kelompok-kelompok sosial (social groups) yang dilandasi olehkesamaan-kesamaan kepentingan bersama, dîmulai dan kelompok social terkeci], yaitu keluarga, masyarakat hingga suatu bangsa. 2. Kelompok Sosial Kebutuhan manusia untuk saling berhubungan akan melahirkanIcelompok-kelompok sosial dalam kehidupan. Namun demikian, tidak semuahinipunan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Untukdikatakan sebagai kelompok sosial, terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.seperti yang dikemukakan oleh Soekamo (1982:111) sebagai berikut: a. adanya kesadaran dan anggota kelompok tersebut bahwa ¡a merupakanbagian dan kelompok yang bersangkutan; b. adanya hubungan timbal balik antara annota yang satu dengan lainnyadalam kelompok itu; c. adanya suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yangbersangkutan yang merupakan unsur pengikat atau pemersatu. Faktortersebut dapat berupa nasib yang sanj kepentingan bersama, tujuanyang sama ataupun ideologi yang sama; d. berstrulctur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku. Dengan demikian, kelompok terbentuk me]alui proses interaksi danproses sosial, di mana manusia terhimpun dan bersatu dalam kehidupanbersama berdasarkan hubungan yang timbal balik, saling mempengaruhi danmemiliki kesamaan untuk tolong-menolong, sebagaimana dikemuka]can olehMac Iver (1961:213). Di dalam kelompok, manusia menyesuaikan diri sam sama lainnya.Usaba penyesuaian diri ini akan tenus-menerus dilakukan selama kelompokitu “bemilai” bagi dirinya dan selama kelompok diperlukan bagi kemajuandan perkembangannya. Proses penyesuaian diri ini lama-kelamaan menjuruskepada proses sosialisasi, yaitu proses yang menurut Buhler (1968:172)disebut sebagai: “Proses yang membanm individu-individu melalui belajardan penyesuaian diri-bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar iadapat berperan serta benfungsi bagi ke]ompoknya”. Proses ini terjadi melaluiinteraksi sosial di mana anggota kelompok ini dapat berhubungan secara serasi atau dapat pula terjadi pertentangan. Namun, selama manusia sebagaianggota kelompok merasa memerlulcan kelompoknya la akan bersedia melakukan beberapa kompromi terhadap mnmtan kelompok. Berdasarkanpengalaman dalam kelompok, manusia mempunyai sistem tingkah laku(behavior-system) yang dipengaruhi oleh watak pribadiriya. Sistem perilalcuiniakan menentukan dan membentuk sikap (attitude) terhadap sesuatu.Selanjutnya nìarilah kita lihat macam-macam kelompok sosial. 3. Macam-macam Kelompok Sosial a. Kiasifikasi tipe-tipe kelompok sosial Mac Iver dan Page (1957:124) meng,goiongkan kelompok sosial dalambeberapa sudut pandang dengan berdasarkan pada berbagai kriteria (ukuran).Sementara Simmel dalam “Sysmatic Society” mendasarkan pengelompokannya pada besar keci]nya jumlah anggota cara individu mempengaruhikelompoknya pada besar kecilnya jumlah anggota, cara individumempengamhi kelompoknya seda interaksi sosial dalam kelompok tersebut. Simmel memu]ainya dengan bentuk terkecil yang terdiri dan satu orangindividu sebagai fokus hubungan sosial yang diriamakan “monad”, lalu duaatau tiga orang, yaitu “dyad” dan “triad”. Sebagai perbandirigan diteiaah pulakelompok-kelompok yang lebih besar. Ukuran lain dalam kiasifikasikelompok sosial adalah berdasarkan derajat interaksi sosial pada kelompokyang bersangkutan. Dalam pendekatan (pi para sosiolog mendasarkanpengelompokkannya pada derajat saling mengenal pada anggota-anggotanya(Jàce ro face gropings). Contohnyæ keluarga, mkun tetangga, desa. kota,koperasi dan negara. Ukuran kepentingan dan wi]ayah merupakan salah sam penge]ompokkandi samping besar kecilnya jumlah anggota dan derajat interaksi sosial. Pengelompokkan ini berdasarkan pada kepentingan dan wilayah yang tidakmempunyai kepentingan khusus atau tertentu, contohnya suatu komunitas(community) masyarakat setempat. Selain ifs, beriangsungnya kepentingan merupakan suatu u]curan lainbagi kiasitikasi tipe-tipe ke]ompok sosial, contohnya suatu kemmunan yangterbentuk oleh kepentingan yang tidak berlangsung lama. Hal ini berbedadengan komunitas yang kepentingannya relatif bersifat tetap (permanent). Kiasifikasi selanjutnya adaiah berdasarkan ukuran derajat organisasi.Da]am kiasifikasi ini kelompok-kelompok sosial terdiri dan kelompok yangterorganisir, seperri kerumunan. Dengan demikian, da.sar yang dapat diambilsebaoai altematif untuk mengadakan klasifikasi tipe-tipe ke]ompok sosial tersebut adalah ulcuran jumlah, derajat interaksi sosial atau kepentingankelompok serta derajat organisasi. Maupun kombinasi dan ukuran-ulcurantersebut. Sistematika dan Mac ¡ver dan Page (1957:215) di bawah inimenggambarkan tipe-tipe terpenting dan kelompok-kelompok sosial di atassebagai salah satu altematif khusu.snya yang berdasarkan pada kepentingandan derajat organisasi. b. Kelompok sosia! dipandang darE sudul individu. Pembagian kelompok sosial dipandang dan sudut individu dapat dilihatdan keterlibatan individu dengan kelompok sosial di mana ia tinggal, apalcabdalam masyarakat yang masih sederhana atau da]am struictur masyarakatyang sudah kompleks. Kenyataan bahwa individu biasanya lebih tertanik padakelompok-kelompok sosial yang dekat dengan kehidupan keluarga, rukuntetangga, kekerabatan, daripada dengan perusahaan besar atau negana,merupakan indikator yang menunjukkan geja]a ko]ektivitas dalam konsepdan sikap individu terhadap kelompok sosial. Keanggotaan individu dalam kelompok sosial tidak sela]u bersifatsukarela baik da]am struictur masyarakat sederhana maupun yang sudahkompleks. Dalam susunan masyarakat sederhana seorang individu sebagaianggota masyarakat secara relatif men.rflkan anggota pu]a dan kelompoickelompok kecil secara terbatas. Kelompok-kelompok sosial tersebut biasanyadidasari oleh kekerabatan, usia, jenis kelamin, dan pekerjaan atau kedudukanyang akan menempatkan individu pada prestige tertentu sesuai adat dankebiasaan masyarakat di sekitamya.. Sementara dalam susunan masyarakat yang sudah kompleks, individumenj adi anggota beberapa ke]ompok sosial sekaligus. Kelompok-kelompoktersebut biasanya berdasarkan pada jenis kelamin dan ras. Pada hal-hal ]ainkeanggotaannya bersifat sukarela, seperti pada bidang pekerjaan, rekreasi. Hal-ha] di atas memperlihatkan bahwa ada derajat dan arti tertentu bagiindividu-individu sehubungan dengan keanggotaannya dalam kelompoksosial. Sehubungan dengan im maka akan timbul dorongan-dorongan atau motifbagi individu sebagai anggota kelompok sosial. c. In Gruop dan out group Konsep in group dan out group mempakan pencerminan dan adanyakecenderungan sikap “etnocentrisme” dan individu-individu dalam proses sosialisasi sehubungan dengan keanggotaannya patta kelompok-kelompoksosial, yaitu suatu sikap dalam menilai kebudayaan lain denganmenggunakan ukuran-ukuran sendiri (Plaic, 1966:166). Sikap iniseringdisamakan dengan sikap mempercayai sesuatu (beliefs) yang diajarkankepada anggota-anggota kelompok melalui proses sosialisasi balk secarasadar maupun tidak sadar seiring dengan nilai-nilai kebudayaan sehinggasering kali sukar untuk diubah. Sikap-sikap tersebut cenderung membuatperbedaan yang dibuat oleh individu dalam mewujudkan kelompokkelompok social Sikap in group biasanya didasari oleh perasaan simpati. Sementara outgroup didasarkan suatu kelainan dengan wujud antagonisme atau antipati.Dalam “in group” sering kali dipergunakan stereor)pen (Soekanto: 1984:120) yakni gambaran-gambaran atau anggapan-anggapan yang bersifat mengejekterhadap suatu objek tertentu. Keadaan tersebut sering terciapat pada suatu“etnic group” terhadap etnic group lainnya. Misalnya, golongan kulit putihterhadap kulit hitam (Negro) di Amerika Serikat. in Group dan Out group dapat ditemui pada seluruh masyarakat, baikyang susunannya sederhana maupun yang kompleks. Meskipun demikian,pada masyarakat sederhana jumlahnya tidak terlampau banyak jikadibandirigkan dengan masyarakat yang kompleks. ) d. Primary Group dan Secondary Group 1) Primary Group Charles Horton Cooley dalam “Social Organization” yang dikutip olehSoekanto (1984: 120) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang luasdan thndamental dalam kiasifikasi kelompok-kelompok sosial bilamenyangkut perbedaan antara kelompok-kelompok kecil dengankelompok-kelompok yang lebih besar. Perbeclaan tersebut ditandaidengan hubungan di antara anggotanya. Berkenaan tersebut Coorleymenyatakan: “Primary Groups adaLah keLompok-kelompok yang ditandai ciri-cirikenaL-mengenat antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yangbersifat pribadi” Hasil dari hubungan timbal balik antan anggota-anggota kelompoktersebut secara psikologis berupa peleburan individu dengan kelompoksehingga tujuan individu menjadi tujuan kelompoknya. Pendapat S&o Soemarjan dan Soemardi dalam “Setangkai bungaSos iologi” (1964:401) menyatakan baliwa primary group merupakankelompok-kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenalsecara pribadi di antara anggotanya. Perludigarisbawahi bahwakehidupan dalam keharmonisan awal kehidupan kelompok kecil tidaklahmutlak sifatnya. Mesh terjadi pertentangan-pertentangan semuanyabertujuan bagi kepentingan kelompok. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa primary group merupakan kelompok-kelompok kecil yang agalclanggeng (permanen) dan berlandaskan sifat sating kenal-mengenalsecara pribadi antan anggota-anggotanya. Konsep Davis (1960:290)tentang primary group Iebih memperjelas pendapat Cooley denganmenggarisbawabi ciri-ciri utama sebagai terdiri dan kondisi-kondisifisik, sifat hubungan primer dan kelompok-kelompok yang konkret danhubungan primer 2) Secondar Group Co&ey belum pemah secara tegas menggunakan istilab secondarygroup. Istilah tersebut dalam sosiologi biasanya digunakan untukmenggambarkan buah pikiran Cooley, apa yang menja kebalikan danprimary group berlalcu bagi secondary group. Rou&4k dan Warrendalam “Sosiology, an Instroduction (1962:4.6) membatasi pengertiansecondary group sebagai kelompok-kelompok besar yang terdiri banyalcorang antara siapa hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenalsecara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng.Batasan tersebut kurang meniuaskan. sebab bagaimana pun suatukelompok sosial pasti mempunyai suatu tujuan bersania yang ingindicapainya seperti halnya primary group. Begitu pula dengankelanggengan mesti dalam batas-batas tertentu, Sebagai contob, suatubangsa yang mempakan gambaran konkret dan Secondary Group, dalamkenyataannya memiliki ciri-ciri primary group, yaitu tujuan yang samadan faktor derajat kelanggengan tertentu. e. Gemeinschaft dan Gesselschaft Hubungan-hubungan positif antar manusia menurut Ferdiriand Tonnies,selalu bersifat gemeinschaft dan gesselschat. Dalam “Readirig in Sociology”(1960:82) Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa Gemeinschafl adalalibentuk kehidupan bersama di maria anggota diikat okh hubungan batin yangbersitat alamiab dan dasan dan hubungan tersebut adalah rasa cinta dankesatuan batin yang telah dikodralkan. Bentuk utama dan gemeinschaft dapatdijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga dan lain-lain. Sementara gesseLcchaJt merupakan kebalikannya, yaitu bempa ikatanlabir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersijá: itnajinerdan siridaum i hers4fat tnekanLc sebagaimana terdapat dalam sebuab mesin.Gesseishaft terdapat bentuk utama hubungan perjanjian berdasarkan ilcatantimbal balik, sepertinya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatupabrik atau industri. Kehidupan bersama tersebut mempakan penyesuaiandan dua bentuk kemauan yang dikodratkan dengan dasar perasaan dan akanyang merupakan kesatuan dan terikat pada kesatuan hidup yang alamiah danorganis. Sedangkan kurwile adalah bentuk kemauan yang climjukan padatujuan-tujuan tertentu yang sifatnya racional, di mana unsur Iainnya hanyabersifat sebagai alat. Orang menjadi anggota suatu gesselschaft karenamempunyai kepentingan yang bersifat rasional (Soekanto, 1982: 129). Pandangan Tonnies tentang Gemeinschafr dan Gesselschaft dapatdibandirigkan dengan pendapat Emile Durkheim yang mengai1 dasarpembagian kerja dalam masyarakat sebagai pembeda. Pada masyarakat desaperbedaan kepandalan umumnya kurang menonjol sehingga kedudukananggota-anggotanya secara individu tidak menjadi penting, keluamyaseseorang tidaklah begim terasa. Sementara pada masyanakat kota, di manatelab terjadi spesialisasi pada anggota-anggotanya, akan membutuhkankeablian masing-masing sehingga tiap golongan tidak akan bisa hidup secaratersendiri. Hal tersebut menggambarkan suatu organisme yang merupakankesatuan yang tidak dapat dipisabkan di mana jika salah satu bagianmengalami kerusakan, akan mempenganahi keiangsungan organisme secarakeseluruhan. Struktur tersebut oleh Tonnies disebut sebagai struktur organis. Tonnies mengemukakan beberapa ciri dan Getneinschaft sebagai: Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra sekali. Private : hubungan yang bersifat pribadi khusus untuk beberapa orangsaja. Exiusive : bahwa hubungan yang terjadi hanya untuk “kita” saja dan tidakuntuk orang-orang di luar “kita” (Soekanto, 1982; 130). Selanjutnya, Tonnies menyatakan ada 3 üpe Gemeinschaft, yaitu sebagalberikut. Getneinschaft by blood : ilcatan berdasarkan pada keturunan ikatan darah,contob: keluarga, kelompok dan kekerabatan. Getneinschaf t of place : ikatan yang berasal dan kedekatan tempattinggal contoh: RT dan RW. GetneinschaJi of mind : ikatan yang mendasarkan diri pada jiwa danpikiran yang sama berdasarkan kesamaanideologi. Bentuk-bentuk kehidupan bersama yang dikemukakan oleh Tonnies,menupakan bentuk yang dicita-citakan oleb manusia yang oleh Weber disebutsebagal “ideal npus” dalam kenyataan sehani-hari masyarakat selalumemperlihatkan bentuk campuran antara gemeinschaft dan gesselschaft. Doom dan Lammers dalam Modem Sacthlogie (1964:78) memberikanpendapat bahwa ditinjau dan sudut sejarab, Gemeinschaft selalu timbul lebihdahulu dan pada Gesselschaft. f.Formal group dan injòrmal group. Formal group merupakan kelomok-kelityok yang mempunyaiperaturan-peraturan tegas yang sengaja diciptakan untuk mengatur hubunganhubungan di antara anggotanya. Formal group disebut juga sebagaiassociation di mana anggotanya mempunyai kedudukan yang disertai denganpembagian tugas dan wewenang. Contohnya, perkumpulan pelajar, himpunanwanita, persatuan sarjana. Adapun Informal group tidak mempunyai struictur dan organisasi yangpasti. Informal group berbentuk biasanya oleh pertemuan yang berulangkaliantan orang-orang yang mempertáhankan kepentingan dan pengalamanbersama. Contohnya: klik (clique) yang merupakan hentuk kelompok keel)tanpa struktur formil. g. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur Selain kelompok sosial yang teratur, terdapat wilayah sosial yang secararelatif tidak teratur, yaitu kerumunan, politik. Bentuk-bentuk kelompok sosia)yang tidak teratur dapat digolongkan ke dalam dun golongan besar, yaltu kerumunan dan politik. 1) Kemmunan (Crowd). Kemmunan merupakan suatu kelompok manusia yang bersifat sementara(temporer), tidak terorganisir dan tidak mempunyai seorang pimpinan. Ciri-ciri dan kerumunan: a) interalcsi di dalam kerumunan bersifat spontan; b) orang-orang yang berkumpul mempunyai kedudukan yang sama . Sebagai contoh: dalam kemmunan orang di stasiun, dosen, mahasiswa,bunt, pedagang maupun yang lainnya mempunyai kedudukan yangsama sebagai calon penumpang kereta. Suatu kerumunan mudali sekali untuk beraksi dan meniru tingkah lakusesamanya, mengingat dalam kemmunan itu individu-individumempunyai sam pusat perhatian yang sama. Untuk membubarkankerumunan, diperlukan adanya usaba pengalihan perhatian dengan jalanmengingatkannya agar mereka menyadari kembali kedudukan dan peran yang sesungguhnya. Ada beberapa macam kerumunan: a) kerumunan formal (rmal audiences), yaitu kerumunan yangmempunyai pusat perhatian dan tujuan. Pada umumnya mereka iflipasif Contoh orang yang menonton film di biosko?orang yangmenghadiri pengaj ian/khotbah; b) kerumunan ekspresif (planned expresive group), contohnya orangyang sedang menghadiri pesta; c) kerumunan sementara (casual crowdš, yang bersifat kurangmenyenangkan contohnya pengantri karcis kereta api bagi mereka,orang yang ada di depan dianggap merupakan penghalang; d) kerumunan orang panik (panic crowd); e) kerumunan penonton (spectator crowds); f) kemmunan yang berlawanan dengan hukum (lawless crowds); (1) acting mobs, kumpulan orang yang bertindak emosional dalamdemonstrasi; (2) immoral mobs, kumpulan orang yang mabuk-mabuk. 2) Publik Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Lnteraksiyang terjadi berlangsung melalui alat-alat komunikasi pendukung,seperti pembicaraan berantai secara individual, media massa maupunkelompok. Dengan alat penghubung, dimungkinkan bagi suatu public untuk mendapatkan pengikut. Setiap aksi publik dipengaruhi olehkeinginan individu, jadi tingkàh laku pribadi dan publik pun didasarioleh tingkah laku individu atau perilaku individu. Agar publik terkumpulnilai-nilai sosial niasyarakat digabungkan dengan alat penghubungdengan bentuk penyiaran berita (pesan balk yang bersifat kebenaranmaupun palsu). h. Masyarakat pedesaan (Rural Community) dan ma.ryarakat perkotaan(Urban Community) 1) Masyarakat setempat (Community komunitas) Community dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat” yangdapat menunjukkan warga sebuah kota, desa, subi atau bangsa, Ciriutama masyarakat setempat adalah adanya social relationship antananggota-anggotanya. Dengan demikian, tempat tinggal suatu wilayahgeografis dengan faktor utama interaksi di antara anggotanya menunjukkan kekhasan suatu community. Batasan dan Selo Soemarjan(1962) menyatakan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayahkehidupan sosial yang ditandai oleb suatu derajat hubungan sosial yangtertentu (Soekanto, 1982:182). 2) Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat perkotaan Pada kehidupan masyarakat modem sering dibedakan antara masyarakatpedesaan dan masyarakat perkotaan dalam bentuk “rural community”dan “urban comniunity” Dalam kehidupan flasyarakat pedesaanhubungan yang terjadi antan anggota masyarakat terjalin secara cnt,mendalam dengan sistem kehidupan berkelompok. Pekerjaan intipenduduk biasanya terkonsentrasi pada sektor pertanian. Dalammengelola pertanian cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisionaldan tidak efisien yang lazim disebut sebagai subsistence farming. Padaumumnya golongan orang-orang tua dijadikan sebagal penasihat dalamkehidupan sehingga penman mereka menjadi begitu penting. Masalahyang timbul kemudian adalah sulitnya mengadakan perubahanperubahan. Fiai ini disebabkan panthngan-paridangan mereka yangdidasarkan pada tradisi yang kuat. Oleb kanena itu, sulit sekali untukmengubah pola pikir, sikap maupun perilaku penduduknya. Kelangkaanalat-alat komunika.si turut menunjang terhadap pembahan-perubahantadi. Salab satu komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yangbiasanya negatif sifatnya. Dilihat dan sudut pemerintahan hubungan antan pengua.ca denganrakyat berlangsung secan tidak resmi, di ¡mina segala sesuatu yangmenyangkut kepentingan bersama dìlaksanakan secan musyawarah. Cmilainnya adalah tidak adanya pembagian kerja yang tegas. Hal yangmengakibatkan kesulitan untuk meniisahkan kedudukan dan perananseseorang, misEflnya kedudukan seorang kepala desa, akan tersentralisir padadirinya dengan merangkap peranan baik sebagai orang tua, pemimpinupacana-upacara adat. khususnya di desa terpencil. Pada masyarakat kota (urban connnwzirv) tekanan pengertian terletakpatta sifat-sifat serta cini-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyanakatpedesaan. antara lain perbedaan dalam menilai keperhian hidup. Beberapa ciri lain yang menonjol antan macyarakat pedesaan danperkotaan di antaranya seperti dikemukakan oleb Soekanto (1982: 149). a. Kehidupan keagamaan: kecenderungan bagi masyarakat desa mengarahpada agamis (relegius trend) sedangkan pada kehidupan orang-orangkota mengarah pada keduniawian (seculer trend). b. Kemandirian: masyarakat biasanya tidak terlalu tergantung patta oranglain. Hal terpenting bagi masyarakat perkotaan adalah individu ataumanusia perseorangan. Di desa orang kurang berani menghadapi oranglain dengan hitar belakang yang berbeda. c. Pembagian kerja: Pada masyarakat perkotaan pembagian kerja lebihtegas dan jelas sehingga mempunyai batas-batas yang nyata. d. Jalan pikiran: Pola pikir rasional pack masyarakat perkotaanmemungkinkan terjadiriya interaksi berlandaskan kepentingan dan bukanfalctor pribadi e. Penibahan sosial: masyarakat kota kemungkinan perubahan sosial Iehihberguna dibandirig warga desa kanena mereka lebih terbuka bagi adanyaperubaban Kegiatan Belajar 2 Interaksi Sosial, Pranata, danStruktur Sosiat A. ÏNTERAKSI SOSIAL Interaksi adalah proses di mana orang-orang yang berkomunikasi salingpenganth mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi adaiah yangpenting ada pengaruh timbal balik. Contoh interaksi yang paling jelas adalahkalau A dan B sedang berbicara. A berbicara dan B mendengar; Bmembicarakan reaksi pada apa yang diucapkan A; demikian sebaliknya. Proses saling mempengaruhi 1m mungkin dapat Anda pahami dan katainteraksi itu sendiri. Secara hartiahnya interaksi 1m berarti tindakan (action)yang berbalas-balasan (inter). Nab. tindakan yang saling mempengaruhi ini sering kali diriyatakan dalam bentuk simbol-simbol atau konsep. Dari berbagai definisi masyarakat oleh Soerjono Sukanto menyimpulkanbahwa dalam masyarakat berisi unsur-unsur sebagal berikut. 1. Manusia hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tak ada ukuran mutlaicatau angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harusada, akan tetapi secara teoretis angka minimal adalah dua orang yanghidup bersama karena manusia tersebut berinteraksi, 2. Bercampur untuk waktu yang culcup lama. Kumpulan manusia tidaklabsama dengan kumpulan benda-benda mati, seperti umpamanya kursi,meja. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia akan timbul manusia-manusia bam. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa mengerti,mereka juga mempunyal keinginan-keinginan untuk menyampaikankesan-kesan atau perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itutumbuhlah sistem koniunikasi dan timbu]lah peraturan yang mengantarhubungan antara manusia dalam kelompok tersebut. 3. Mereka sadar bahwa mereka mempakan suatu kesatuan, 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama sistem kehidupanbersama menimbulkan kebudayaan oleh karena setlap anggota kelompokmerasa dirinya terikat satu dengan yang Iainnya. Oeh karena sifatnya yang sangat kompleks dan unsur-unsumya yangsangat luas maka tidak mudah untuk memberi detinisi tentang masyarakat. Dalam pengertian masyarakat menyangkut berbagai faktor sehingga j ¡kadiupayakan untuk memberi batasan yang mencakup keselunihan sering masihterdapat unsur-unsumya yang belum terangkum. Walau demikian, untuk memperoleh pengertian awal tentang masyarakat dan agar persepsi Icita tidakjauh menyimpang perlu dirumuskan pengertian tentang masyarakat yanglebih luas dengan merinci unsur-unsur pokok yang berkaitan denganpengertian dimaksud. Sedangkan unsur-unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Kehidupan bersama yang mempunyai tujuanSecan naluri manusia tidak mungkin hidup seorang diri. Individu manusia dalam hidupnya memerkikan orang lain sehingga sejak adanyamanusia di mana pun di muka bumi mi selalu hidup bersama denganorang lain. Bahkan bukan hanya manusia, tetapi hewan juga hidupbennasyarakat. Contoh masyarakat hewan, misalnya “masyarakatsemut”, “masyarakat kera”, dan “masyarakat gajah”. Kehidupan bersama ini juga mempunyai tujuan tertentu; balk tujuanyang ingin dicari oleh setiap individu anggota kehidupan bersamamaupun tujuan untuk kepentingan bersama. Misalnya.. dengan hidupbersania orang lain seseorang menginginkan hidupn sejahtera danbahagia. Demikian pula orang lain dan dirinya bersama-sama juga punyakebutuhan biologis, seperti nmkan, minum, dan tidur. Hanya denganhidup secara bersama-sama manusia dapat mempunyai anaic untukmelanjutkan keturunan. Jadi, hidup bersama niempakan ciri pokok kehidupan manusia yangdisebut masyarakat. Meskipun ada kehidupan bersama pada hewan danmungkin juga ada patta tumbuhan, (sehingga ada “masyarakat hewan”dan “masyarakat tumbuhan”), tetapi kehidupan bersama yang sedangkita pelajari adalah masyarakat patta kehidupan benama manusia saja. 2. Ada hubungan interaksi, balk interaksi antan sam individu denganindividu lain, interaksi antan individu dengan kelompok, maupuninteraksi antara kelompok manusia yang satu dengan kelompok nianusialainnya. Interaksi di antara manusia juga merupakan kebutuhan yangmendasar. Salah safti tujuan seseorang menginginkan hidup bersamadengan orang lain antara lain disebabkan karena dia perluberkomunikasi, berinteraksi atau bergaul dengan orang lain. Begitu penringnya unsur hubungan dalam masyarakat pada Sosiologiyang objeknya masyarakat sehingga oleh sebagian besar abli sosiologidiartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan atau interaksi antaramanusia, antarkelompok dan antara manusia dengan kelompoknya. ¡nteraksi sosial adalah kunci dan kehidupan dalam masyarakat karenatanpa interaksi tú mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya sekadarbertemunya atau berkumpulnya orang secara badaniah saja dalam satutempat dan waktu yang sama maka tidak menghasilkan hubungan ataupergaulan hidup mereka. Pergaulan hidup bam, akan terjadi jikaindividu-individu atau kelompok-kelompok bekerja sama. 3. Adanya aturan (peraturan) Dalanì masyarakat banus ada aturan yang mengatur cara niereka hidupbersama. Aturan tersebut bisa berupa aturan yang tidak tertulis, sepertinorma, adat-istiadat, kebiasaan sopan santun, tata krama dan sebagainya. Dan bisa juga berupa aturan yang tertulis, seperti Hukum, undangundang, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dalam organisasi. 4. Adanya stmktur, yakni adanya status dan” (embagian ingas. Setiap individu dan atau kelompok dalam hidup bermasyarakat punya status,dan masing-masing status yang disandang oleh seseorang atau kelompoktensehut dituntut untuk melakukan peran dalam kehidupan bersamasesuai dengan statusnya. Peran yang dituntut dalam masyarakat ini jugamerupakan higas yang harus dilakukan danlatau yang dilarang untukdilakukan. Demikian pula dalam kelompok dan kehidupan bersama yang lebih luas. Ada kelompok yang punya status lebih tinggi dan kelompok yang lain.Paling tidak dalam struktur ada pemimpin dan ada yang dipimpin. Statussebagai pemimpin dalam masyarakat dituntut untuk melakukan penanmengayomi, memberi teladan dan membimbing orang lain yangdipimpinnya. B. PRANATA DAN STRUKTUR SOSIAL Para ahil sarjana sosiologi belum menyepakati satu istilah yang pastitentang tenjemahan “social institution”. Sebagian ahi mengartikannyasebagai pranata sosial. Soekanto (1982:191) memberi definisi bahwalembaga kema.syarakatan adalah “sesuatu bentuk dan sekaligus mengandungpengertian-pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi ciii dan lembaga tersebut. Koentjaraningrat (1984:115) memberikan istilab pranata sosial denganasumsi bahwa “sosia) institution” menuju pada adanya unsur-unsur yangmengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi anti sebagai sistem tatakelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aictivitas untukmemenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus clalam kehidupanmasyarakat (Sorjono, 1982:19 1). Membandirigkan pendapat di atas, istikblembaga kemasyarakatan kiranya lebih luas artinya karena tidak hanyamembahas tentang unsur-unsur yang mengatur perilaku, namun Iebih luas¡agi pada bentuk dan norma yang menjadi ciri lembaga tersebut. Lembagakemasyarakatan terdapat dalam setiap masyarakat, pada berbagai tarafbudaya, baik sederhana maupun modem. Mengapa demikian? Hal inidikarenakan setiap masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan pokok yangjika kita kelompokkan akan terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan. Dalam kaitan den gan uraian tersebut, Soekanto (¡982:192) memberi batasanlembaga kemasyarakatan mempakan “himpunan daripada norma-norma dansegala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupanmasyarakat. Sebagai wujud nyatanya adalah sebuah aswociasion (asosiasi)”. Contoh yang dapat kita lihat adalah sebuah Universitas.Lebih lanjut Soekanto menyatakan bahwa lembaga k9pasyarakatanmempunyai fungsi-fungsi tertentu, yaitu: 1. memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang bagaimanabersikap dan bertingkah laim dalam menghathpi masalali-masalah dalamma.syarakat, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yangbersangkutan; 2. menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan; 3. memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian sosial (social controfl, yaitu sistem pengawasan danmasyarakat terhadap tingkah alm anggotanya. Dengan demikian, dalam telaah kebudayaan dan masyarakat tidak dapatmengesampingkan arti dan lembaga-lembaga sosial yang ada padamasyanakat yang bersangkutan. 1. Terbentuknya Lembaga Kemasyarakatan Lembaga-lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui sesuatu prosesyang disebut sebagai institusionalisasi atau kelembagaan nilai-nilai yangdibentuk untuk membantu hubungan antarmanusia di dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yangmempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Denganadanya norma dalam masyarakat diharapkan tingkah laku manusia akan berjalan sesuai dengan pemnjulc hidup dalam masyarakat yang bersangkutan. Kekuatan mengikat dan norma, apakah lemah maupun kuat dipengaruhi olehkekuatan manusia yang ada dalam upaya mentaati norma itu sendiri. Secarasosiologis, kekuatan mengikat dan norma dapat dibedakan atas berikut ini. a. Cara (Ussage) Menunjukkan pada suatu bentuk perbuatan dalam hubunganantanindividu. Kekuatannya terma.suk lemah sehingga penyimpangan dancara tidak akan mengakibatkan sanksi yang berat. b. Kebiasaan (Folkways) Kekuatan mengikatnya ebih besar daripada cara (usage) kebiasaanmerupakan perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Mc ¡verdan Page (1967:19) menyatakan bahwa kebiasaan nŸiupakan “perikelakuanyang diakui dan diterima oleh masyarakat”. c. Tata kelakua,i (Mores) Jika kebiasaan tidak hanya dianggap benbagai cara berperilaku makadisehut sebagai tata kelakuan atau mores. Tata kelalcuan merupakan suatualat yang mengatur perbuatan anggota-anggota masyarakat agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pentingnya tata kelalcuan bagi masyarakatdisebabkan oleh hal-hal berikut. 1) Tata kelakuan membenikan batas-batas pada kelakuan individu. 2) Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya. 3) Tata kelalcuan men jaga solidanitas antara anggota-anggota masyarakat. d. Ada: istiadat (Custom) Suatu tata kelalcuan yang kekal dan kuat integrasinya dengan polakelalcuan masyarakat dapat mengikat kekuatannya menjadi custom atau adatistiadat, custom mempunyai sanksi yang keras bagi anggota masyarakat jikamelanggamya. Contoh yang bisa kita dapatkan pada kehidupan masyarakat diIndonesia adalah yang berlaku pada seluruh etnik budaya dengan beragamcara serta sanksinya, misalnya: 1) adat yang melarang perceraian antara suatui istri di kampung; 2) adat istiadat dalam menjalani tahap-tahap kehidupan tertentu;perkawinan, tujuh bulanan. Proses institusionalisasi adalah tahapan di mana norma kemasyarakatanitu dikenal, diakui dan dihargal. Norma-norma tersebut setelah melalui prosesi nstitusional isasi atau pelembagaan mengembang untuk seterusnya ditaati sebagai pegangan hidup sehari-hari bagi anggota masyarakat. Prosespengembangan suatunorma tidak hanya selesai pada tahap institusionalisasi,tetapi akan berkembang tenis sehingga men jadi “intemalized” atan niendarab daging dalam masyarakat. 2. Ciri-ciri Lembaga Kemasyarakatan Suatu lembaga kemasyarakatan (social institution) memiliki ciri-ciri: a. mempunyal tujuan tertentu; b. untuk mencapai tujuan di atas inemiliki alat perlengkapan; c. memiliki lambang-lambang tertentu dalam bentuk tulisan atau sloganmisalnya pada kesatuan-kesatuan angkatan bersenjata; d. memiliki tradisi usan atau tertulis yang diwujudkan dalain bentuk adatistiadat, norma, tata tertib peraturan atau hukum. Tipe-tipe Lembaga Kemasyarakatan Menurut Gillin and Gillin ada beberapa tipe lembaga kemasyarakatan: a. Berdosarkan Perkembangannva 1) Grecit’e Institutions, yaitu lembaga yang paling pri mer yang tumbuhsecara tak disengaja di dalam masyarakat, misalnya haic milik, system perkawi nan. 2) Enacted histirution, yaitu lembaga yang dihentuk untuic tujuan tertentu,seperti lembaga perdagangan, lenibaga pendidikan, lembaga perbankan,dan koperasi. b. Berdasarkan sLctem nilai 1) Basic Institution, yaitu lembaga yang didirikan untuk memelihara danmempertahankan tatatentu dalam masyarakat, misalnya keluarga,sekolah. 2) Subsidian Institution: lembaga yang dianggap kurang penting, sepertilembaga rekreasi, lembaga hiburan. c. Berdasarkan penerisnaan tnasyarakat 1) Sockil Sanctioned Institutions, yaitu lembaga yang dialcui dan diterimamasyarakat, seperti lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan. 2) Unsanctioned Jnstiturthn: lembaga yang berupa yang tidak diterimamasyarakat, misalnya kelompok penjahat, pemeras. d. Berdasarkan penyebara.nnya 1) General Institution: lembaga inidikenal secam luas penyebarannya danberláku di mana-mana, misalnya agama Isam, agama Hindu, agamaKristen, agama Budha. 2) Restricted Institutions: hanya dikenal oleh masyarakat khusus danberlalcu di daerah tertentu, misalnya kepercayaan yang dianut masyarakatterpencil. e. Berdasarkan Jiængsinva 1) Operative Institutions, yaitu lembaga yang menghimpun pola atau carauntuk mencapai tujuan, misalnya lembaga industrialisasi atau lembagaperdagangan 2) Regulative Institutions, yaitu lembaga yang berrujuan mengawasi adatistiadat atau tata kelalojan yang tidak menjadi bagian mutlak darilembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum yang terdiri atas lembagakepolisian, lembaga kejaksaan dan lembaga pengadilan. f. Struktur masyarakat Indonesia Pada zaman kuno di mana Aristoteles pemah mengatakan bahwa didalam tiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, merekayang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya. Seorang sosiolog terkeniuka Pitirim A. Sorokin pemah mengatakanbahwa sistem berlapis-lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalammasyarakat yang hidup teratur. Sistem berlapis-lapis dalam ma.syarakat tersebut dalam sosiologi dikenaldengan istilah Social Siarrificaxion. Pitim A. Sorokin menyatakan bahwasocial stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat dalamkelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanyakelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah (Soekamo, 1982:220) Bentuk konkret daripada lapisan-lapisan di dalam masyarakat tersebutticlaic sedikit, akan tetapi secara prinsipil bentuk tersebut dapatdiklasifikasikan ke dalam 3 macam kelas, yaitu yang didasarkan ekonomiskelas yang didasarkan praktis dan politis, yang didasarkan pada jabatanjabatan tertentu dalam masyarakat. Umumnya, ketiga bentuk pokok tadimempunyai hubungan yang erat satu dengan Iainnya, di mana terjadi salingpengaruh mempengaruhi, misalnya mereka yang termasuk ke dalam suatulapisan atas dasar ulcuran politis. biasanya juga merupakan orang-orang yangmenduduki suatu lapisan atas dasar ukuran ekonomis; demikian juga merekayang kaya, biasanya menempati jabatan yang senantiasa penting. Akan tetapitidak semua demikian keadaannya, hal itu semuanya terganmng pada sistemnilai-nilai yang berlaku serta berkembang dalam masyarakat yangbersangkutan (Soekamo, 1962; 221). Kehidupan sosial berlangsung di dalam suatu wadah yang disebutmasyarakat. Kehidupan sosial ialah kehidupan bersama manusia ataukesatuan manusia yang hidup bersama dalam pergaulan sehingga kehidupansosial itu ditandai oleh: 1) adanya manusia yang hidup bersama; 2) manusia tersebut bergaul dan bersama dalam waktu yang lama; 3) adanya kesadaran bahwa mereka merupakan kesatuan dan akhimyamenjadi; 4) sistem kehidupan bersama (sistem sosial). Konsep struktur sosial atau struktur masyarakat yang digunakan dalamsosiologi dan antropologi menunjuk kepada kelompok dan lembaga,Salab satu wujud dan struktur sosial ialah kelompok sosial yangmerupakan kumpulan manusia, tetapi bukan sembarang. Suatu kumpulanmanusia dapat dikatakan sebagai kelompok apabila memenuhi kondisitertentu. Kondisi ini ialah: 1) setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia merupakansebagian dan kelompok yang bersangkutan; 2) adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan lainnyadalam kelompok itu; 3) adanya faictor yang dimiliki bersama &eh anggota-anggota kelompoksehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faictor tadi dapatberupa na.sib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,ideologi yang sama. Tentunya faktor mempunyai musuh bersama,misalnya dapat pula menjadi faictor pengikat/pemersatu; 4) berstruktur yakni berkaidah dan mempunyai pola perilaku. Dengan demikian, pengertian struktur masyarakat adalah suatu keadaanyang menyangkut perbedaan status/kedudukan seseorang dalam kelompokdan mempunyai dengan pembagian Digas masing-masing. Struktur masyarakat Indonesia ada yang menjadi petani, pedagang,pegawai negeri, TNI, dalam kaitannya dengan fungsinya. Dalam kekuasaanpolitik ada kelompok penguasa dan ada kelompok rakyat. Stmkturmasyarakat di daeráh kerja khususnya, pada dasamya tidak jauh berbedadengan masyarakat Indonesia pada umumnya. Setiap suku bangsa di manapun dan kapan pun. pasti terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat yanghidup teratur (organized). Barang siapa yang memiliki suatu yang berhargadalam jumlab yang sangat banyalc dianggap oleh masyarakat bahwa merekaberkedudukan dalam lapisan ata& Mereka hanya sedikit atau sama sekalitidak memiliki sesuatu yang berharga tersebut, dalam pandangan masyarakatmereka mempunyai kedudukan yang rendah. Biasanya golongan yang beradadalam lapisan atas itu tidak hanya memiliki rru macam saja daripada apa yang dihargal oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi ifli bersifatkumu1atit artinya merelca yang memiliki uang banyak, misalnya akan mudabsekali me ndapatkan tan ab, kekuasaan besar, mudah menj adj kaya dan mudah mengusahakan ilmu pengetahuan. Bentuk-bentuk daripada stratikasi berbeda dan banyak sekali, namundemikian lapisan-Iapisannya ini tetap ada dalam masyarakat yang sederhanasusunannya, demokrasi. Dengan demikian, berbicara mengenai stratifikasi sosial berarti bahwadalam masyarakat ada sejumlah grup sosial yang mempunyai posisi yangberbeda-beda dalam tata tertib sosial dan masyarakat (social order), di managrup-grup itu mendapatlcan atau menikmati seum1ah gengsi (prestise),mengemukakan bahwa di dalam uraian tentang teori masyarakat yang berlapis-lapis (stratified) senantiasa dijumpat istilah kelas . Kelas dimaksudkan sebagai semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukanmereka itu. Diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Dengan demikian,pengertian kelas adalah pat-ale] dengan pengertian lapisan tanpa membedakan apakahdasar lapisan ini faktor uang, tanah, kekuasaan atau dasar lain. 1) Tipe pertama (type kasta) adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisahan yang tegas dan kaku. Garis pemisahan antara masing-masing lapisan hampir tidak mungkin ditembus. Pada puncak piramida dari tipe pertama biasanya duduk para penguasa yang tertinggi (misalnya maharaja, raja) dengan lingkungannya, yang didukung oleh bangsawan, tentara dan para pendeta. Lapisan kedua terdiri dan para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti lapisan terendah dalam masyarakat, terdiri dari para budak. 2) Tipe kedua (type oligarkhis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas, akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut, terutama dalam hal kesempatan yang diberikannya kepada para varga masyarakat untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan yang tertentu. Bedanya dengan tipe pertama masihdiberi kesempatan untuk naik lapisan. Perbedaan antara sam lapisan dengan lapisan lainnya tidak begitu menyolok. Pada tipe kedua, pada puncak piramida di atas duduk, misalnya raja (penguasa), didukung o]ehpara bangsawan dan macam-macam tingkatan dan diikuti oleh golonganpegawai tinggi (sipil atau militer), kemudicp orang-orang kaya, penguasa. L.apisan berikutnya biasanya terdiri dari para pengacara,kemudian para tukang dan pedagang, baru para petani. Pada lapisan terbawah biasanya terdapat buruh tani dan budak. 3) Tipe ketiga (tipe demokratis) menunjukkan kenyataan-kenyataan akan adanya garis-garis pemisah antar lapisan yang sifatnya mobil sekali.Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang penting adalah partai politik yang thiam suatu masyarakat demokratis dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu melalui partainya. Pada tape ketiga ini,biasanya pada lapisan teratas ditemukan para pemimpin politik,pemimpin partai, orang-orang kaya.. serta para pemimpin organisasi-organisasi besar. Lapisan berikutnya diduduki oleh para pejabat administrasi kelas-kelas atas dasar keahlian. Kemudian, menyusul lapisan terbawah ditemukan parapekerja rendahan serta petani-petani rendahan. Kegiatan Belajar 3 Peran dan Status IndivØu da[amKehidupan Bermasyarakat. Unsur-unsur dalam teori sosiologi tentang sistem stratitikasi sosial,adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Sebagainiana dijelaskanoleh Ralph Linton, bahwa kedudukan dan peranan, kecuali merupakan unsur-unsur baku dalam sistem stratifikasi sosial, juga mempunyai arti penting bagi sistem sosial masyarakat. lebih lanjut dijelaskan bahwa sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu-individu tersebut. Kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting pada hubungan timbal balik tersebut karena langgengnya masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan-kepentingan individu-individu. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kedudukan dan peranan akan dijelaskan pada kegiatan belajar ini. A. KEDUDUKAN (STATUS) Menurut Soerjono Soekanto, kedudukan diartikan sebagai tempat atauposisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar, Menurut Kamus Sosiologi status diartikan sebagai: 1. posisi dalam suatu hierarki 2. suatu wadah bagi hak dan kewajiban; 3. aspek statis dan peranan; 4. prestise yang dikaitkan dengan suatu posisi; 5. jumlah peranan ideal dan seseorang. Status dalam arti objektif dilihat sebagai suatu tatanan (order) hak dankewajiban secam hierarkis dalam struktur formal organisasi. Ditinjau danaspeknya malca status objektif ini agak stabil. Untuk memberikan gambaranyang jelas lihatlah struk-tur dalam susunan suatu organisasi atau organisasidalam suatu perusahaan. Status yang objectif dapat ditinjau terlepas dan individunya. Misalnya,pada suatu perusahaan, kebetulan Bapak Direktur karena alasan kesehatan,tidak dapat memimpin perusahaan. Kepemimpinan perusahaan dipegang olekorang kepercayaannya. Keadaan tersebut bukan diartikan bahwa kedudukansebagai direktur kosong karena status direktur tetap ada sampai perusahaan ini benar-benar menutup kantornya. Contoh lain, misalnya kedudukan A sebagai Dekan dan kedudukan C sebagai Ketua jurusan, yang keduanya mempunyai hak dan kewajiban yang tidak sama. Status Dewan dan Ketua jurusan tetap ada walaupun bukan si A atau si C yang menduduki posisi tersebut. Dan segi subjektif status yang dimiliki seseorang merupakan basil dan penilaian orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa la berkontak atau berhubungan. Ditinjau dan segi aspeknya adalah dinamis. Hal ini dapatdi pahami karena status yang dimiliki individu dapat segera berubahj ika orang lain menilai dengan kriteria yang tidak sama. Contoh 7.1: Pada saat ibu Ani berdiri di muka kelas maka status adalah sebagalseorang guru yang mempunyai tugas utama mengejan mata kuliah tertentu. Setelah dia kembali di rumah. Pak Anton sebagai suatuinya melihat status ibuAni sebagai istninya dan Audi melihat sebabu. Contoh 7.2: Doni bekerja sebagai teknisi di perusahaan VIlAS. Pimpinanperusahaan adalah Gilang. Pada saat di kantor Doni menilai bapaic Gilangberkedudukan sebagai pemimpin. Akan tetapi, setelah di mmab bapak Gilangtak lain adalah pamannya. Dan dua contoh di atas jelas bahwa status seseorang akan bembah ibpenilaian yang dilakukan yang terhadap orang tersebut juga berubah. Simasi,kondisi. tempat dan waktu pun berpengaruh dalam penilaian yang dilakukan oleh orang lain pada status yang dimiliki seorang individu Menurut Takott Parson, dan segi subjectif penilaian status dapatberdasarkan pada 5 kriteria, yakni berikut ini. 1. Kelahiran Status seseorang dapat tinggi atau rendah, atau menempati suatu posisitertentu dalam suatu organisasi hanya karena dia lahir dari suatu keluarga tertentu, keluarga dengan posisi sosial, seorang laki-laki dan perempuan;karena termasuk dalam ras tertentu. 2. Mutu Pribadi Seorang bisa memperoleh penebtian yang baik dan orang lain karena la memiliki kebijaksanaan, usia lanjut, kuat, pandai. Misalnya, untuk melamar pekerjaan harus memenuhi syarat-syarat tententu, seperti berkelakuan baik,berpengalaman, dan pandai bergaul 3. Prestasi Jika orang sukses dalam kariemya atau dalam kedudukannya sebagai direktur misalnya maka statusnya secara subjektif akan naik pula 4. Pemilikan Kriteria ini diartikan sebagai penilaian kita akan statusnya adalah tinggal dengan maksud supaya kita bisa sesuatu yang kita inginkan. Cnntoh 7.3: Kita menilai si A statusnya lebih tinggi dan si C. oleh karena A tinggi diperumahan Real estate dan C di Pemmnas; A memiliki dita mobil dan Chanya mempunyai sepeda motor. 5. Otoritas Otonitas adalah kekuasaan yang sah atau kekuasaan yang diabsahkan karena sahnya maka orang lain mengikuti tanpa perlawanan. Cnntoh 7.4: Pada saat A menjadi pejabat maka dia sangat dihormati atau mempunyai otoritas yang tinggi. Akan tetapi, saat dia tidak lagi menjadi pejabat maka status otoritasnya menjadi lebih rendah dengan bentuk konkretnya dia tidak dapat meminta pegawai yang bukan sama bagiannya menurut perintahnya. Pada kenyataan kelima sumber status di atas tidak selalu konsisten untuk penilaian seseorang, seperti tampak pada gambar di bawab ini. Dan uraian di atas tenlihat bahwa peranan yang diambil orang dalammasyarakatnya ditentukan situasi kelompok, seperti contob ¡bu Mi situasi disekolah dan di rumah yang membedakan perannya. F. Znaniecki berpendapat bahwa situasi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu segi subjektif maupun segi objektif. Pada umumnya masyarakat mengenal tiga macam kedudukan, yaitu sebagai berikut, a. Ascribed-Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperlihatkan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kemampuan tersebut diperoleb karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan, kedudukan anak laki-laki dalam keluarga;kedudukan ¡bu dalam keluarga. Pada masyarakat-masyarakat dengan sistem berlapis-lapis yang tertutup, ascribed status biasanya berperan dalam menentukan kedudukanseseorang dalam masyarakat Jika dia adalah anak seorang bangsawan dan keturunan Brahmana maka dia pun tergolong ke dalam kasta Brahmana. Kalau dia adalah keturunan Sultan maka dia pun tergolong turunan raja. Contoh 7.6: Oleh karena dia dilahirkan sebagai seorang wanita dan sudah menjadi ibu maka dia pun harus tetap bertanggung jawab terhadap perawatan dan pengasuhan anak, walaupun emansipasi wanita telah menghasilkan persamaan di segala bidang kehidupan masyarakat. b. Achieed-Stazus adalah, kedudukan yang dicapal seseorang denganusaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersikap terbuka bagi siapasaia sesual dengan kemampuan masing-masing dalam individu dalam mengejar serta mencapai tujuannya. Contoh 7.7: Anda ingin menjadi Guru. Untuk mencapai cita-cita tersebut harusbelajar di Fakultas Keguruan dan Il mu Pendidikan dan kemudianmelamar di lingkungan pendidikan. Kedudukan dapat tercapaiterganmng usaha Anda dalam memenuhi syarat-syaratnya. SeandainyaAnda sudah menjadi mahasiswa di lembaga pendidikan, tetapi prestasianda tidak balk malca kedudukan tersebut tentunya akan lebih sulit dicapai. Untuk menjadi guru tidak harus anak guru atau anak omg kaya; siapa pun, dapat mencapai cita-cita tersebut jika berusaha dengansungguh-sungguh.Selain 2 macam kedudukan tersebut, biasanya dikenal juga kedudukanyang diberikan pada seseorang karenajasa-jasanya, yakni berikut ini. c. Assigned-Status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada seseorang yang berjasa. Kedudukan ini biasanya diberikan oleh suatu kelompok kepada seseorang yang telah menerjuangkan sesuatu untukmemenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Misalnya, pemberian penghargaan hadiah piala citra, dan nobel. Namun demikian, kedudukan ini kadangkala diberikan kepada seseorang karena telah lama seseorang menduduki suatu kepangkatan tertentu, misalnya kenaikan pangkat secara otomatis bagi tenaga kerja non-edukatif di lingkungan pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan kedudukan seseorangdapat dilihat dan ciri-ciri yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan dalam sosiologi dinamakan sebagai status-symbol, antara lain: I) cara berpakaian, misalnya mereka yang dan lapisan atas biasanya memilih pakaian yang dibuat oleh desainer terkenal, bahan dari luar dan model pun tidak “pasaran”, tetapi “eksklusif” atau dengan memakai pakaian “uniform” menunjukkan status simbol tertentu,dengan pakaian putih dan bertopi kabaret orang mengatakan bahwa dia adalah tentara. 2) Pergaulan, kadangkala dalam berteman seseorang memilih teman-teman dan kelompok yang sama, misalnya sama-sama jadi dokter;sama-sama sebagai pengusaha. Pemilihan teman bukan diartikanbahwa mereka tidak mau bergaul dengan mereka yang dan lapisanyang lebih bawah atau atas, akan tetapi sebagai teman yangdianggap “dekat” cenderung memìlih mereka yang mempunyai latar belakang yang tidak jauh berbeda, misalnya dan segi pendidikan,pekerjaan. 3) Cara-cara mengisi waktu senggang; pada lapisan sosial tertentu olahraga dipakai sebagai status symbol selain tujuan utamanya untuk menyehatkan badan. Olahraga golf cenderung hanya diikuti oleh mereka yang berasal dan lapisan atas karena olahraga ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mereka yang dan lapisan bawah mungkin hanya mengobrol dein teman atau sekadar jalan-jalan untuk menghabiskan waktu senggangnya. 4) Memilih tempat tinggal; mereka yang termasuk dalam lapisan bawah biasanya tidak memikirkan di mana mereka tinggal yang terpenting adalah dapat berteduh dan panas dan hujan. Pertimbangan yang dipakai biasanya lebih fungsional, misalnyabarga murah, tidakjauh dengan tempat bekerja sehingga menghemattranspor dan dilewati kendaraan umum. Akhimya, tak jarang ditemukan bahwa mereka sebenarnya hidup di sebuah rumah yangtak memenuhi kniteria sebagai rumah sehat. Berbeda dengan merekayang berasal dan lapisan atas, pemilihan tempat tinggal tidak hanya didasarkan pada fungsi, tetapi juga kenyamanan dan lokasi sehingga tak heran jika mereka mau membayan mahal untuk sebuah rumah yang tidak terlalu luas, tetapi nyaman dan lokasinya strategis. Dan berbagai ciri-ciridi atas dapat dipakai untuk mengamati pola kehidupan dewasa ini, di mana mereka tidak lagi melihat pada fungsi/kegunaannya, tetapi sering kali terfrbak pada keinginan-keinginan untuk mendapatkan atau memiliki status simbol. Misalnya, tujuan orang berpakaian adalah menutup aurat dan melindungi badan dan panas, bujan. Akan tetapi,suatu kenyataan bahwa barga pakaian sangat bervaniasi dan Rp5OOOO0 sampai Rp 1 .000.O00,00 atau lebih. Merek-merek mobil yang beraneka ragam dan harga bervaniasi. Tipe-tipe rumab yang beragam dan Perumnas dan Realestate sebagaimana yang dijelaskan oleh Soerjono Soekamo, gejala lain yangmulai tampak dipakai dalam sistem ienhlaian masyarakat Indonesia ad&ahdipalcainya gelar kesarjanaan sebagai “status simbol”. Misalnya. Seseorangyang memiliki gelar MM dianggap memiliki status yang lebih tinggi dibandirigkan dengan hanya gelar Drs. Saja. Atau mereka yang sudah lulus doktor statusnya lebih tinggi dibandirigkan yang baru MSc (Master Sciences). B. PERANAN (ROLE) Peranan merupakan aspek yang dinamis dan kedudukan (status). Apabilaseseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengankedudukannya maim dia menjalankan sua peranan. Dengan demikian,antan peranan dan kedudukan tak dapat dipisah-pisahkan; tak ada peranantan pa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Menurut Ely Chinoy sebagaimana dikutip o]h7 Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa pentingnya peranan adalah bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang dan juga bahwa peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tententu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan yang lainsehingga orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perikelakuan sendiri dengan perikelakuan orang-orang sekelompoknya. Hubungan peranan-peranan individu-individu dalam masyanakat itulah yangmencerminkan adanya hubungan-hubungan sosial dalam masyarakat. Pengertian penanan tidaklah sama dengan posisi seseorang dalammasyarakat (social, position). Posisi atau tempat seseorang dalam masyarakatmerupakan unsun statis yang menunjukkan tempat individu dalam organisasisosial. Sedangkan peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri sebagai proses. Dengan kata lain, seseorang menduduki posisi atantempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu penanan. un Dalam mempelajari tentang peran, Schneider menjeiaskan adanya tigaaspek tentang konsep peran, yakni berikut ini. Pertama, peran menyalurkan tindakan manusia ke arab tertentu.Misa]nya, peran bapak menuntut kewajiban-kewajiban dan hak-hak,hukuman, bahkan sikap dan keyakinan. Demikian pula peran buruh pabrikmengandaikan kewaj iban-kewajiban dan hak-hak tertentu, hubungan tertentudengan manajemen dan para walWnya, dan hubungan sesama buruhnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peran disusun dengan caratertentu untuk menetapkan kewaj iban-kewaj iban, hak-hak, hukuman bahkansikap dan keyakinan. Kedua. ada hubungan antara nilai-nilai dan peran. Hal inidimaksudkanbahwa sebagian besar peran yang terdapat dalam suatu masyarakatdiwariskan dan masa lampau. Dengan kata lain, peran adalah bagian dankebudayaan suatu masyarakat. Di man a, kebudayaan sebagai warisan sos ialkita terdiri dan kebiasaan, gagasan-gagasan, dan di lain pihaic; terdiri danbenda-benda maten. Dengan peran norma-norma dan nilai-nilai dan suatukebudayaan harus diriìainkan. Sebal iknya, peran pun dapat mempengaruhinilai-nilai, bukan menciptakan nilai-nilai. Setiap generasi tidak hanyamewanisi kebudayaan, tetapi ikut seda menciptakannya. Bagaimana penanperan harus dimainkan, seperti juga bagaimana peran-peran salingberhubungan, sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial. Hal inidiartikan bahwa perlukah untuk menciptakan nilai-nilai tertentu untukmemainkan peran. Sebagai contohnya.. dalam 1idupan keluarga setiapanggota keluarga harus mempelajari nilai-nilai kerja sama dan keharmonisan. Dan uraian tersebut yang peru dipahami bahwa hubungan antan perandan nilai-nilai saling tergantung; peran menciptakan atau mempengaruhinilai-nilai, mengubah nilai-nilai. Ketiga, menunjukkan bahwa pelaksanaan peran dipelajani dan dalambeberapa hal menjadi bagian dan kepribadian. Walaupun penan dankepribadian berbeda, namun keduanya saling berhubungan. Bagaimanakepribadian dimotivasi untuk memainkan penan tertentu? Cara-cara yangumumnya dipalcai untuk memotivasi individu untuk memainkan perannyaadalah dengan membuat peran tersebut dan nilai-nilainya sebagai bagian dan kepribadiannya; atau terpaksa memainkan peran ini karena tekanan-tekanan tertentu terhadap dirinya, yaitu imbalan atau hukuman. Proses belajar memainkan suatu peran dimulai sejak awal sekali.Misalnya, kita tidak mungkin belajar sebelum lahir atau sewaktu bayi. Akan tetapi, proses pengambilan peran dimulai pada saat pertama kali anak mulai berinteraksi terhadap orang lain secara sadar, yakni ketika la mulai mengerti arti perbuatannya bagi orang lain, ketika ja dapat melihat dirinya sendiri sebagaimana orang lain melihatnya. ketika ia mulai menyadari dirinya sendiri. Pengambilan peran merupakan saah satu proses penting dalam pembentukan kepribadian dewasa. Walaupun kemampuan mempelajari peran berlangsung seumur hidup, ada bukti yang kuat untuk mengatakan bahwa peran dan nilai-nilai paling awal yang dipelajari mempunyai arti istimewa. Peran-peran yang dipelajari dan diintemalisasikan pada awal kehidupan nampaknya mempunyai kekuatan dan daya tahan luar biasa dalam kepribadian. Selanjutnya, dapat berpengaruh pada cara memainkan peran pada kemudian han, Namun demikian, bukan berarti bahwa orang tidak dapat mengatasi atau sekurang-kurangnya mengubah pelajaran awal ltu (prosespengambilan peran), meskipun hal ini mungkin tidak mudah. Misalnya,seorang yang dididik di desa atau masyarakat non-industri bukan berarti tak dapat berperan sebagai mandor. C. TUJUAN PERAN Dalam meneliti peran-peran yang ada dalam masyarakat, akan ditemukan bahwa untuk setiap peran ada imbalan untuk mereka yang memainkan peran dan memainkan sebagaimana mestinya, dan hukuman bagi mereka yang gagal mempunyal atau memainkan peran. Mungkin Anda bertanya, mengapa seseorang mau melakukan peran tertentu? Apa motivasi? Schneider mencoba memusatkan perhatiannya pada tujuan-tujuan yang di generalisasikan yang disediakan oleh peran sehingga moasi dalam peran menjadi disederhanakan. Ada empat kategori utama Ári tujuan yang digeneralisasikan sebagian atau seluruhnya disediakan oleh peran yang diharapkan dimainkan orang dan bertùngsi sebagai penarik orang kepada peran ini. 1. Tujuan Instrumental, tujuan ini dimaksudkan adalah dengan memainkansuatu peran adalah kesempatan untuk mencapai tujuan lain. Misalnya,seorang mau memainkan peran mahasiswa agar kelak ia bisa memainkan peran pengusaha, guru. Khususnya dalam peran-peran pekerjaan, tujuan yang ingin dicapai sering kali uang; peran tersebut menyediakan sarana untuk mencapai standar hidup tertentu. Dalam hal ini, semakin tinggi gail yang diterima semakin berarti bagi orang yang bersangkutan. Dan segi lain, tujuan instrumental merupakan suatu bentuk paksaan; si pelaku ini harus memainkan peran tertentu jika ingin memperoleh kebutuhan-kebutuhan lain. Misalnya, seorang buruh pabrik yang berpendidikan rendah digaji rendah terus bekerja karena tanpa melakukan pekerjaan itu berarti tak ada penghasilan dan tak dapat makan. 2. Penghargaan. Tujuan yang di generalisasi kedua yang disediakan oleh peran ialah kesempatan dihargai. Penghargaan di smi dimaksudkan dengan suatu perasaan dihormati, “terpandang”, dinilai oleh orang lain sebagai yang penting. Memang ada beberapa orang yang dapat mengembangkan rasa penghargaan diri sendiri (selfe scien) tanpa memperhatikan pendapat orang lain. Akan tetapi, orang semacam ini jarang. Sebab, penghargaan bagi kebanyakan orang meliputi: mendapat perhatian yang menyenangkan dan orang yang dianggap penting dalam situasi ini. Orang yang dianggap “penting” sangat berbeda antara individu satu dan yang Iainnya atau antara kelompok satu dengankelompok lainnya; mungkin “boss”nya, istrinya atau teman-temannya. Banyak orang sangat dimotivasi rasa takut akan kehilangan penghargaan.Jumlah penghargaan yang diberikan oleh pelaksanaan peran penting sekali dalam menentukan moni orang yang memainkan petan itu. 3. Rasa aman. Tujuan yang di generalisasi ketiga aclalah rasa aman, Perandapat memberi rasa aman secara ekonomi, sosial, atau psikologis.Misalnya, peran guru bisa membenikan rasa aman secara ekonomis:peran seorang angkatan bersenjata bisa memberi rasa aman secaraekonomis dan psikologis. 4. Respons. Tujuan yang di generailsasi keempat ialah kesempatan yang diberikan peran-peran tertentu untuk membentuk hubungan sosial yangmemuaskan dimana orang merasa yakin akan kesinambungan respons-respons yang menyenangkan dan orang-orang penting baginya. Peran-peran yang ada di dalam masyarakat berbeda satua sekali karenatidak semua peran mampu memenuhi keempat tujuan yang di generalisasidan peran tersebut. Namun demikian, secara umum dapatlah disimpulkanbahwa semakin banyak tujuan bisa dipenuhi oieh peran, semakin bergairahorang mencarinya dan seniakin keranjingan orang men jalankan. Kegiatan Belajar 1 Diriamika Budaya Indonesia A. DEFINISI KEBUDAYAAN Apabila kita bertanya apakah yang membedakan manusia dengan hewanatau binatang secara fundamental maka jawabannya adalah manusia mampuberbudaya, sedangkan hewan tidak. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan,telab banyak ahli-ahli Antropologi yang mengkaji tentang kebudayaan 1mdan mencoba menerangkannya atau setidak-tidaknya telab menyusundefinisinya. Sebelum kita mengemukakan beberapa definisi atau pengertianyang disatupaikan oleh ahli-ahli tersebut, sebelum kita harus mengetahuiasal-usul kata kebudayaan tersebut. Dilihat dan asal-usul katanya,kebudayaan berasal dan kata Sanskerta, yaitu Buddhayah, yaitu bentukjamak dan buddhi yang beranti “budi atau alta)”. Dalam bahasa LatinfYunanikebudayaan berasal dan kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakanterutama mengolah tanah. Dan arti ini berkembang anti culture sebagai segaladaya dan usaha manusia untuk merubah alam. Setelah mengetahui kebudayaan berclasarkan asal-usul katanya,kemudian kita akan menyampaikan definisi lcebudayaan ini berdacarkanpendapat para ahli. Di antan para abli tersebut ada dua sarj ana Antropologi,yakni A. L Kroeber dan C. Kluckhohn, yang mencoba mengumpulkansebanyak mungkin definisi kebudayaan yang termaktub dalam banyak bukuyang berasal dad berbagai pengarang dan sarjana. Dan hasil penyelidikannyaditerbitkan sebuah buku yang bemama Culture, A Critical Review of Conceptand Definition tahun 1952. Menumt A. L. Kroeber dan C. Kluckhohn,definisi kebudayaan dapat dikiasifakasikan ke dalam beberapa ripe definisi,yaitu kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajani satupai ke tradisitradisi, alat-alat untuk memecahkan masalah, produk atau antefak, ide-idesimbol. Adapun ahli Antropologi yang pertama-tama memmuskan definisi kebudayaan adalah E.B. Tylor (1874), yang menulis dalam bukunya“Primitive Culture”, yaitu: Kebudayaan itu adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Definisi lain tentang kebudayaan dikemukakan oleb R. Linton dalam bukunya “The Culture Background of Personality” (1947), menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur pembentukannya didukung dan diteruskan olehanggota masyarakat tertentu. Selanjutnya, Koentjaraningrat (1990:180),menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat, Selo Soemardjan danSoelaeman Soemardi (19M: 114), mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua basil karya, rasa dan cipta masyarakat. Soekmono dalam bukunya“Pengantar Sejarah Kebudayaan (1973), mengatakan bahwa kebudayaan adalah segala ciptaan manusia dalam usahanya merubah dan memberi bentuk dan susunan bam terhadap pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya. Parsudi Suparlan (1981), mengatakan bahwa kebudayaan merupakankeseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yangdimanipulasikan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan untuk menciptakan serta mendorong terciptanya kelakuan. Menurut Suhandi (1994:6), kebudayaan memiliki ciri-cini umum, yaitusebagai berikut. 1. Kebudayaan dipelajari. 2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan. 3. Kebudayaan hidup dalam masyarakat. 4. Kebudayaan dikembangkan dan berubah. 5. Kebudayaan itu terintegrasi. Ciri umum kebudayaan ini terdapat dalam setiap masyarakat sebagaipendukung kebudayaan sehingga di mana pun juga masyarakat berada akanmemiliki ciri khusus kebudayaannya yang membedakan dengan kebudayaanmasyarakat lain. Walaupun setiap masyarakat memiliki kebudayaan yangberbeda-beda., tetapi memiliki ciri umum yang satua, begitu pula akanmemiliki sifat dan hakikat yang benlaku umum satua pula. Sifat hakikat dankebudayaan ini menumt Williams dalam Soekanto (1986: 1M), sebagai berikut. 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dan perilaku manusia. 2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahimya suatu generasitertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan 3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkahlakunya. 4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan. Kebudayaan ini dapat berwujud ide atau gagasan, norma-norma atau peraturan, dan aktivitas sosial maupun wujud kebendaan. Hal ini sesuai dengan pembagian wujud kebudayaan yang dilakukan oleh Koentjaraningrat(1990: 186-187), yaitu sebagai berikut. 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan. Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak,tak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada didalam kepala-kepala, atau dengan perkataan lain ada dalam alam pikiran dan vanga masyarakat di¡nana kebudayaan yang bersangkutan itti hidup. Kalau warga Negara masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka itu dalam urusan maka lokasi dan kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku bulat hasil karya penulis warga masyarakat yang bersangkutan. Sekarangkebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalam disk, tipe, arsip, koleksi microfilm dan microfisîz, kartu komputer, silinder, dan tape komputer.Ide-ide dan gagasan manusia banyak yang hidup bersatua dalam suatumasyarakat, memberi jiwa kepada masyarakat ini. Gagasan ini tidak berada lepas dan satu dari yang lain, melainkan selalu berkaitan, menjadi suatu sistem. Para ahi Antropologi dan Sosiologi menyebut sistem ini sistem budaya atau cultural system. Dalam bahas Indonesia sering disebut adat, atau adat istiadat untuk bentuk jamaknya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dan kelompok manusia. Wujud kedua dan kebudayaan yang sering disebut sistem sosial. Mengenai kelakuan berpola dan manusia ini sendiri.Sistem sosial ini terdiri dan aktivitas-aktivitas manusia-manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul dengan yang lain, yang dan detik ke detik, dari hari ke hari, dan dan tahun ke tahun, selalu mengikutì pola-pola tertentu yang berdasarkan aclat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat maka,sistem social itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari,bisa di observasi, difoto, dan di dokumentasi. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga dan kebudayaan disebut kebudayaan fisik. Oleh karena merupakan seluruh total dan hasil fisik dan aktivitas, perbuatan dan a semua manusia dalam masyarakat, sifatnya paling korikret, danberupa benda-benda atan hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Ada benda-benda yang amat besar, seperti suatu pabrik baja, ada bendabenda yang amat kompleks dan sophisticated seperti suatu computer berkapasitas tinggi, atau benda-benda yang besar dan bergerak sepertisuatu perahu tangid minyak, ada benda-benda yang besar dan indahseperti suatu candi yang indah atau ada pula henda-benda kecil sepertiIcain batik, atau yang lebih kecil Iagi yaitu kancing baju. B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN Menurut Kluckhon yang dikutip Koentjaraningrat (1990:2003-2(M),terdapat tujuh unsur dan kebudayaan di dunia.. antara lain berikut mi. 1. Bahasa. 2. Sistem pengetahuan. 3. Organisasi social, 4. Sistem peîalatan hidup dan teknologi. 5. Sistem mata pencaharian hidup. 6. Sistem religi. 7. Kesenian. Setiap unsur kebudayaan universal sudah tentu juga menjelma dalamketiga wujud kebudayaan teruraî di atas, yaitu bempa sistem budaya, cisterusocial dan berupa unsur-u.nsur kebudayaan tisik. Dengan deniikian, cistemreligi umpamanya mempunyai wujudnya cebagai cistem keyakinan, dangagasan tentang Tuhan, dewa-dewa, roh-roh halus, surga, neraka dansebagainya, tetapi mempunyai juga wujudnya yang berupa upacara-upacara,baik yang bersifat musiman atan rutin, danjuga cistem religi juga mempunyaiwujud sebagai benda-benda suci dan benda-benda religius. 1. Bahasa Kemampuan berbahasa adalah ciii khas dan makhluk yang namanyamanusia. Kebutuhan akan kemampuan berbahasa sej alan dengan kebutuhanakan interalcsi sosial. lnteraksi sosial di smi tidak hanya interalcsiantañndividu dalam ke]ompok, tetapi juga dengan kelompok lain. Olebkarena itu, bahasa alat komunikasi yang mempunyai kaitan erat denganproses perubahan masyarakat dan kebudayaan. Bangsa Indonesia yang merupakan masyarakat majemuk, terdiri danberbagai suku bangsa yang mendulcung kebudayaan daerahnya masing-masing, serta bahasa daerahnya masing-masing, menunjukkankeanekaragaman, namun juga menunjukkan kekayaan buclaya dan bahasabangsa Indonesia. Di satuping bahasa daerah yang digunakan dalamm lingkungan-lingkungan yang terbatas yakni lingkungan suku bangsa masing-masing maka dalam pergau]an yang lebih ]uas antara orang-orang yang berasal dan suku bangsa yang berlainari, digunakan bahasa Indonesia Bahasa dapat dibedakan atas berikut ini. a. Bahasa isyarat misalnya bunyi keuntungan, gerakan tangan, anggukanatau gelengan kepala da n isyarat flinnya yang diteni ma berdasarkankesepakatan suatu masyarakat. b. Bahasa lisan diucapkan melalui mulut. c. Bahasa tulisan me]alui buku, gambar, swat, koran. 2. Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan merupakan sa]ah satu unsur kebudayaan universalyang dapat ditemukan da]am semua kebudayaan dan semua bangsa yang adadi muka bumi ini. Sistem pengetahuan ini niencakup semua pengetahuanyang dimiliki anggota-anggota suatumasyarakat tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, ruang dan waktu, seria benda-benda yang terdapat disekelì]ing tempat hidup masyarakat, suku bangsa atau bangsa yangbersangkutan Sistem pengetahuan itu timbul akibat kebutuhan-kebutuhan praktis danberdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh manusia di da]amkehidupannya sehari-hari, seria digunakan oleh manusia untuk keper]uankeperluan praktis pula, seperti untuk bercocok tanam, berburu, berlayar,bepergian, dan mengobati berbagal penyakit yang diderita manusia. Sislempengetahuan biasanya eral kaitannya dengan seluruh aktivitas nmnusia da]amkehidupannya. Pengetahuan mengenai fauna umpamanya, mempakan pengetahuandasar, tidak hanya bagi suku bangsa-sulcu bangsa yang hidup dan berburuatau menangkap ikan, tetapi juga bagi suicu bangsa-suicu bangsa yang hidupdan pertanian. Petani juga harus mengetahui tentang kehidupan binatang agarbisa menjaga tumbuhan atau tanamannya dan gangguan binatang-binatangtersehut. Pada suku bangsa-suku bangsa berbunu, mereka mengetahui denganteliti dan binatang-binatang, dalam musim-musim apakah binatang-binatangtertentu berkumpul di suatu tempat tertentu. tahu dengan teliti macam-macam¡kan pindah ke hum dan musim apakah ikan-ikan iii pindah ke huir sungai.Manusia mengetahui cara-cara dan jenis-jenis peralatan yang dapatdigunakan berburu di tanah datar, di hutan, di padang rumput, di pegunungandan di laut. 3. Organisasi Sosial Dalam tiap niasyarakat, kehidupan masyarakat diorganisasi atau diaturolehadat-istiadat dan aturan-aturan mengenal berbagai kesatuan di dalamlingkungan mana ia hidup dan bergaul. Kesatuan sosial yang paling dekat danmesra adalah kesatuan kerabatnya, yaitu keluarga inti yang dekat, dan humkerabat yang lain. Kemudian, ada kesatuan-kesatuan di luar kaum kerabat,tetapi masih dalam lingkungan komunitasnya. Keluarga merupakan unit terkecil dan masyarakat sebagai suatukesatuan. Oeh karena itu, dalam sistem sosial terdapat pengaturan tentangperkawinan, tempat tinggal, dan sistem kekerabatan keluarga mengaturjaningan sosial antarindividu berdasarkan perkawinan (affinity) dan hubunganberdasarkan keturunan darah (consanguinity). Perkawinan akan menghasilkan keluarga batih atau keluarga inti(nuclear family) yang terdiri dan ayah, ibu dan anak mereka yang belummenikah. Pada setiap masyarakat mempunyai aturan tentang dengan siapaanggotanya boleh dan tidak boleb melangsungkan perkawinan. Ada duamacam aturan perkawinan, yaitu endogami dan eksogami. Endogami adalah kebiasaan masyarakat yang mengharuskananggotanya kawin dengan orang yang masih kerabatnya sendiri ataukelompoknya sendiri atau kampungnya sendiri. Kehanusan endogamy biasanya masih dibatasi kepada anggota kerabat yang tidak terlalu dekathubungan darahnya. Pada suku bangsa-suku bangsa di Indonesia ketentuanendogami tidak pemah terjadi dalam lingkungan keluarga, paling dekat dengan lingkungan kerabat. Eksogami adalah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanyakawin dengan orang yang berasal dan luar kerabatnya atau luarkelompoknya.. atau luar kampungnya. Dalam ketentuan endoganii biasanya dihindari ter jadiriya suatuperkawinan antaranggota kerabat yang sangat dekat hubungan atau pertaliandarahnya. Sebab kalau tidak, dapat menimbulkan perkawinan incest atausumbang. Dalam ketenman endogami pada beberapa suku bangsatuembolehkan perkawinan sepupu bersilang atau cross cousin, danperkawinan sepupu sejajar atau paralel cousin. Akan tetapi, ada beberapasuku menghendaki perkawinan antara sepupu bersilang dan melarangperkawinan sepupu sejajar. Keluarga luas (Extended family) adalah gabungan 2 keluarga intl atauIebih. Berarti ada penambahan anggota keluarga orang lain, misalnya adikibu adik ayah, anak yang sudab menikah, tetapi masih tinggal dengan orangtuanya. Beberapa masyarakat ada yang me ntholehkan anggotanya nìelakukanperkawinan ganda atau poligami. Poligami adalah mempunyai istri atausuatui lebih dan satu. Poligami akan membentuk dua keluarga inti atau Jebihtergantung kepada banyaknya istri atau suatui. Apabila suatui mempunyaidua istni atau lebih disebut poligini, dan apabila istni mempunyai dua suatui atau lebih disebut poliandri. Penelusuran untuk nìengetahui kerabat mana yang masih dekat dankerabat mana yang sudah jauh serta untuk melangsungkan hak-hak dankewajiban kelompok kerabat itu erat hubungannya dengan kebia.saan caramenarik garis keturunan. Cara menarik garis keturunan tersebut, antara lain berikut ini. a. Unilinel: keturunan ditelusuri melalui satanis ketumnan saja, melaluiayah atau ibu. 1) Mairilineal: garis keturunan dan pihak istni atau Ibu. Contoh: SukuMinangkabau, Kisar dan Leti. 2) Patrilineal: ganis ketumnan dan pihak suatui atau Bapak Contoh:Suku Batak, Buru. Seram, Kei, Aru dan suku bangsa di Irian. b. Bilineal: garis keturunan ditelusuni melalui garis ibu dan ayah secarabersatua-satua. Contoh: Suku Sunda, Jawa, Bali. Sistem kekerabatan yang bersifat unilineal dan masih dapat ditelusuriikatan darahnya oleh individu (ego) disebut Lineage. Sedangkan mereka yangmasih menganggap satu garis keturunan, tetapi sudah tidak dapat ditelusuri lagi disebut dan (marga). Dalam masyarakat di mana pengaruh industrialisasi sudah berkembang,tampak bahwa fungsi kesatuan kekerabatan yang sebelumnya penting,biasanya mulai berkurang, dan bersatuaan dengan itu adat-istiadat yangmengatur kehidupan kekerabatan sebagai kesatuan mulai mengendur. Dalam membahas organisasi sosial, para antropolog juga banyalcmenaruh perhatian terhadap organisasi dan susunan masyarakat komunitasdesa dan komunitas kecil. Hal-hal yang mendapat banyalc perhatian adalah:pembagian kerja, berbagai aktivitas kerja satua atau gotong-royong,hubungan dan sikap antara pemimpin dan pengikut, cara-cara penggantianpimpinan dan ma.calah wewenang sena kekuasaan pemimpin. 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknnlogi Sistem peralatan hidup adalah segala alat-alat yang digunakan manusiadalam kegiatan sehari-hari dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.Terma.suk ke dalamnya adalah alat-alat yang digunakan dalam kegiatanbercocok tanam, berburu dan menangkap ikan, alat-alat rumab tangga, alatalat angkutan, pertukangan, kerajinan sena perlengkapan Iainnya, sepertipakaian, perhiasan. Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dan adanya teknologi. Artinya,bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara racional mengarabpada ciri etisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Anglin mendetmnisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuanlain secan bersistem dan menyistem untuk memecabkan ma.calah. Ahli lain,Kast & Rosenweig menyatakan Teknologi is ¡he art of utilizing scien:jficknowledge. Sedangkan Iskandar Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebihjelas dan lengkap tentang teknologi: “Teknologi ialah cara melakukansesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akalsehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat Iebihampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia”. Teknologi tradisional mengenal paling sedikit delapan macam sistemperalatan dan unsur kebudayaan fisik yang dipakai oleh manusia yanghidup dalam masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dan pertanian, yaitu (a) alat-alat produktif, (b) senjata,(c) wadah, (4) alat-alat menyelakan api, (e) makanan, minuman, bahanpembangkit gairah, dan jamu-jamuan, (f) pakaian dan perhiasan, (g) tempatberlindung dan perumahan, (h) alat-alat transpor. 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup Perhatian para ahli antropologi terhadap berbagai macam sistem matapencaharian atau sistem ekonomi pada awalnya hanya terbatas pada sisteniyang bersifat tradisional, terutama dalam rangka perhatian mereka terhadapkebudayaan suatu suku bangsa secara holistik. Berbagai sistem tersebutadalah berburu dan meramu, betemaic, bercocok tanam di ladang, menangkapikan, dan bercocok tanam menetap dengan irigasi. Berdasarkan tingkat teknologi yang dipergunakan, sistem ekonomi dapat di bagi atas berikut ini. a. Masyarakat pemburu dan peramu (Food Gathering Economecs) Ciri-cirinya: hidup berpindah-pindah tempat, ketergantungan terhadapalam tinggi, hidup dalam kelompok kecil, peralatan yang dipergunakansederhana, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin dan usia, pemilikanbarang bersatua (komunal), dan biasanya bersifat eksogamuos (perkawinandengan anggota di luar kelompoknya). b. Perankm berpindah-pindah atau berladang (primitife farming) Mereka sudah mengenal pembudidayaan mmbuhan walaupun masihmengandalkan bujan sebagal sumber pengairan, belum mengenal pupuk ataupemilihan benih, lahan pertanian dipilih hutan-hutan ash dekat sumber air,tunibuhan hutan ditebang, ranting dan daunnya dibakar, tanah langsungditanami tanpa diolah lebih dulu, peralatan sederhana, penggunaan lahanrelatif pendek 2 atau 3 kali panen, lalu ditinggalkan mencari lahan hutanbaru, hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri. c. Pertanian intensive (intensive farming) Hidup menetap (sidenrer), sudah mempergunakan alat bantu hewan.sudah mengenal pemehiharaan tanaman, irigasi, usaba peningkatan kesuburan lahan, dan pemilihan benih. d.. Industri (manufácturing) Usaha pengolahan bahan mentah men jadi bahan setengah jadi atau bahanjadi. Industri dicirikan dengan menggunakan mesin-mesin mulai yang sederhana satupai modem. Alokasi tenaga kerja adajenis, yaitu sebagai berikut. 1) Sukarela 2) paksaan atau perbudakan 3) sistem gaji/upab mehilui perjanjian, Pendistribusi hasi produksi ada 3 macam, yaitu sebagai berikut, a. Barter atau mkar menukar barang, terdapat pada niasyarakat pemburudan peramu. Seseorang yang punya singkong dimkar dengan B yangpunya daging. Dalam pertukaran ini tidak melihat nilal barang, yangpenting kebutuhan terpenuhi. Dalam Antropologi disebut jugareciprocity, yaitu pemberian yang mengharapkan balasan dalam bentukbarang yang berbeda atau satua, dalam waktu yang berbeda pula. Reciprocity masih ada pula pada masyarakat modem. Misalnya, Xdiundang oleh temannya Si Y, la datang dan mengirim kado. Denganharapan kalau si X nanti merayakan perkawinan atau perayaan lain, Si Y akan diundang dan mengirim sesuatu pula. b. Redistribusi: barang-barang produksi dikumpulkan oleh seseorang atausekelompok orang berwenang, kemudian dibagikan lagi. Terjadi padamasyarakat dan juga masyarakat modem. Seperti pajak. Uangdikumpulkan oleh hadan tertentu, kemudian disalurkan kembali kemasyarakat dalam bentuk ja]an, pembangunan sekolah dan sebagainya. Zalcat dalam agama Islam termasuk juga dalam sistem redistribusi. c. Sistem pasar, yaitu proses menjual dan membeli barang di suatu tempatdengan mempergunakan alat tukar uang. tem pasar di duga mulaltimbul pada masyarakat bertani menetap. Pertukaran jasa timbul dan adanya keterbatasan manusia untukmemproduksi semua barang yang dibutuhkan. Sejak dikenalnya pertanianmenetap diduga mulai timbul spesialisasi kerja. Pada sant itu kebutuhanakan alat pertanian semakin bertambah, seperti pacul, bajaic, golok, dansebagainya. Padahal tidak semua orang mamnpu membuatnya dan tidak diemun tempat ada bahan mentabnya. Sant itu timbullah permkaran jasa danbarang. Orang yang ahli membuat pacul men jual produksinya ke petani,petani menjual padiriya ke mkang pacul, begitu seterusnya sehingga timbulkerja satua antarindividu yang keahliannya berbeda. Pada saat pertanian menetap, sudah mengenal adanya surplus ataukelebihan produksi. Di suatu tempat ada yang surplus padi, di lain tempatmempunyal surplus ikan, kain, kayu ataupun j e n is barang lainnya. Oleh flex karena perbedaan produksi dan keahlian ini menimbulkan adanya III.perdagangan. Dalam proses perdagangan pun tidak langsung, tetapi sudabdilakukan &eh orang yang punya keahlian dagang sehingga timbullabhubungan dan ketergantungan antara satu masyarakat dengan masyarakatlain. Transportasi dan komunikasi diperlukan, timbul supir, bengkel,pembuat jalan dan pekerjaan lainnya. Jenis usaha semakin bermacam-macamdan saling ketergantungan. Pertukaran dan hubungan antannasyarakat tidak hanya dalam satu tempat, tetapi antarwilayah dan antamegara. 6. Sistem Religi Pada hakikatnya unsur kebudayaan yang disebut religi adalah amatkompleks, dan berkembang di berbagai tenipat di dunia. Bagaimanakahuntuk pertama kali timbul aktivitas religi ifli dalam masyarakat manusia,hanya bisa menjadi objek dan berbagai macam spekulasi yang melahirkanberbagai teoni asal mula dan religi, tetapi mungkin tak pemab akan dapatdiketahui dengan sebenarnya. Sungguhpun demikian, kalau kita tinjausebanyak mungkin bentuk religi dan sebanyak mungkin suku bangsa di duniamaka akan tampaic adanya empat unsur pokok dan religi pada umumnya,ialah berikut ini. a Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan religi. b. Sistem kepercayaan atau bayang-bayangan manusia tentang bentukdunia, alam gaib, hidup, mati, surga, neraka. c. Sistem upacara keaganiaan yang berrujuan mencani hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut. d. Kelompok keagamaan atau kesaruan-kesatuan sosial yangmengkonsepsikan dan mengalctiflcan religi beserta sistem upacara upacana keagamaannya. Para ahli antropologi, terutama yang berasal dari abad ke-19 dan ke-20,satupai kira-kira menjelang zaman Perang Dunia Ice -H, dalam bai membicarakangejala religi sening mengupas berbagai macam bentuk religi, sebagai benikut: 1.Animisme Kepercayaan manusia purba tertiadap roh yang telah meninggal dunia. Menurut nenek moyang selalu mempertiatikan melindungi, tetapi akan menghukum mer nenek moya ngmereka, arwabmereka dan eka juga kalau melakukan hal-hal yang melanggar adat Dengan demikianorang tua yang mengetahui dan menguasai adat nenekmoyang akan nienjadi pemimpin masyarakat. Penghormatan kepada nenek moyang dilakukan denganpimpi nan orang tua (ersebut, yang diterima oleh niasyarakat sebagai ketua adat 2. Dinamisme Kepercayaan bahwa seniua benda mempunyai kekuatangaib, seperti gunung batu, dan api. Bahkan benda-bendabuatan manusia diyakini juga mempunyai kekuatan gaib,seperti patung, keris, tombak, dan jimat. Sesungguhnyaproses pembuatan benda-benda megalitik, seperti menhir,arta, dolmen, punden berundak, kubur peti batu, dolmensemu atau pandhusa, dan sarkofagus dilandasi dengankeyakinan bahwa di luar did manusia ada kekuatan lain.Dilandasi anggapan bahwa menhir atau arta, sebagailambang dan takhta per semayaman rob leluhur, keduajenis peninggalan itu digunakan sebagai sarana pemujaanterhadap rob nenek moyang. Dolmen dan pundenberundak digunakan untuk tempat upacara. Pendudanpunden berundak juga beniasarkan atas arah mata anginyang diyakini memiliki kekuatan gaib atau tempat-tempatyang dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang. 3. Totemisme Kepercayaan atas dasarfleyakinan bahwa binatangbinatang tertentu menipakan nenek moyang suatumasyarakat atau orang-orang tertentu. Binatang-binatangyang dianggap sebagai nenek moyang antara orang yangsatu dengan orang atau masyarakat yang satu denganyang lainnya berbeda-beda. Biasanya binatang-binatangyang dianggap nenek moyang itu, tidak boleh diburu dandimakari, kecuati untuk keperluan upacara tertentu.Bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan akan adanyajiwa dalam benda-benda tertentu, dan yang terdid dadaktivitas-aktivitas keagamaan guna memuja benda-benda berwa. 4.Fetisisme.bentuk religi yg brdsarkan kprcyaan akan adnya jiwa dlm benda’ trtentu 5. Politeisme. Kprcyaan kpda satu sistem yg luas dr dewa’’ 6. Monotheisme.Bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satusistem yang luas dad dewa-dewa, dan terdud dad upacaraupacara guna memuja dewa-dewa tadi. Bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satudewa atau Tuhan, dan terdiri dad upacara-upacara gunamemuja dewa atau Tuhan tadi. 7. Mystic Bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan kepada satuTuhan yang dianggap, meliputi segala hal dalam alam, dansistem religi ini terdid dad upacara-upacara yang bertujuan mencapai kesatuan dengan Tuhan. agama, sebagaimana halnya kebudayaan, terdiri dan pola-polasistemalis dan keyakinan, nilai dan perilalcu yang dipercfleh manusia sebagaianggota masyarakat (Fedyani, 1992: 2). Sunggulipun demikian, agama dankebudayaan itu berbeda. Agama, seperti yang diyakini oleh pendukungnyaberasal dan Tuhan, sedangkan kebudayaan berasal dan sepenuhnya bersandarpada manusia. Koentjaraningrat (1992: 230) niendefinisikan bahwa agama adalah suatu sikap hidup yang menibuat orang manipu mengatasi kesulitan sebagaimanusia, dengan memberikan jawaban yang memberikan kepuasan spiritualpada pemyataan mendasar tentang teka-teki alam semesta dan perananmanusia di dalamnya, dengan memberikan ajaran praktis untuk hidup di alam semesta. Sementara ini Anthony F.C. Wallace (Koentjaraningrat, 1987: 68)mengatakan bahwa agama mempakan seperangkat upacara yang diberimitos-mitos, dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan supranaturaldengan tujuan untuk mencapai sesuatu, atau yang merugikan pada kondisimanusia dan alam. Moenawir Cholil (1970:19), dalam bukunya yang berjudfl”Detinisi danSendi Agama” berpendapat bahwa perkataan again terdiri dan bahasaSansekerta, yang terdirii dan dua kata “A” yang artinya tidak dan “Gama”yang artinya kocan-kacir, kacau, atau berantakan. Artinya satua denganperkataan Gnik, Chaos. Jadi, anti agama itu tidak kacau, tidak kocar-kacin atautidak berantakan, lebih jeiasnya anti agama itu ialah teratur, benes dengantepat dapat dikatakan suatu “peratunan”. Endang Saifuddiri Anshani (1983: 9) memberikan pengentian tentang agama, yaitu sebagai berikut:Agama, retigi, dien (pada umumnya) adalah suatu sistem credo (tatakeyakinan atau tata keimanan) atas adanya suatu yang muttak di Luarmanusia dan suatu sistem ritus (tata peribadatan manusia yangdianggapnya yang mutLak itu, serta sistem norma (tata kaidah) yangmenyatakan hubungan manusia dengan manusia dengan aLam Lainnya,sesuai dan sejaLan tata keimanan dan tata peribadatan termaktub. Dalam ajaran agama mengandung berbagai macam aturan tentangsesuatu yang hans dipatuhi oleh umatnya. iadi, agama benisi pedomanpedoman tentang apa yang haras dan tidak boleb dilakukan. Again bersifatmenuntun umatnya agar mendapat keselamatan di dunia dan di akhinat. Agama berasal dan Bahasa Sanskerta yang artinya tidak, gaina: kacau, jaditidak kacau atau teratur. Agama menjadi identitas setiap individu; memberikan dorongan spiritualbagi individu untuk berperilaku di masyarakat; menjadi arab atau petuiijuktentang malcna hidup. Dengan adanya ketaatan menjalankan agama akantercipta kedisiplinan, ketekunan, rasa kebersatuaan, saling hormatmenghormati, jujur dan tenang. Semua itu sangat diperlukan dalammeningkatkan kualitas diri baik selaku individu dengan Tuhannya, individudengan individu, maupim individu dengan masyarakat. 7. Kesenian Kesenian merupakan unsur kebudayaan universal yang sudah pasti akandidapatkan pada semua kebudayaan semun bangsa yang hidup di muka bumiini, balk bangsa yang hidupnya terpencil, maupun bangsa-bangsa yang sudahmaju. Demikian juga bangsa Indonesia yang merupakan masyarakat yangmajemuk yang terdirii dan berbagai suku bangsa daiendukung kebudayaanyang berbeda-beda itu tampak bahwa setiap suku bangsa im mengembangicanbentuk-bentuk dan jenis-Jenis kesenian yang beraneka ragam. Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan, khususnya dalamkehidupan suku bangsa-sulcu bangsa di Indonesia tidak dapat dipisahkandengan aictivitas kehidupan lainnya, baik kehidupan spiritual, upacara religi dan adat, maupun aktivitas Iainnya, seperti aktivitas bercocok tanam,mendirikan runìah, dan menghormati atau menjamu tamu. Kesenian sering diartikan sebagai sarana atau alat untuk mencurahkanperasaan keindahan manusia. Dipandang dan sudut cara kesenian sebagaiekspresi hasrat manusia akan keindahan itu diriikmati maka dapat dibagimenjadi seni rupa, seni suara, seni tari dan seni drama. Suatu pembagian dankesenian ke dalam bagian-bagian khusus dapat dilihat dalam bagan benikutini: Seni rupa Seni drama Seni suara C. PERKEMBAMN KEBUDAYAAN Oleh karena kebudayaan adalah semua hash pengetahuan dan ciptaanmanusia yang diperoleh dan belajar. Sistem pengetahuan manusia tenisberkembang dan mulai ada di bumi satupal sekarang maka tentu saja segalasesuatu yang dihasilkan manusia 1m sudah sangat banyak. Aspek kebudayaan dapat hilang apabila kurang membkan manfaatbagi kehidupan manusia dan diganti oleh aspek lain yang lebih berdaya guna. Sebaliknya aspek yang lain bisa bertambah sesuai dengan perkembangankebutuhan manusia. Perubahan lcebudayaan ini dapat disebabkan oleh factor dan dalam (intemal) masyarakat 1m sendiri dan dapat pula oleb faktor yangberasal dan luar (ekstemal) masyarakat 1m sendiri. Faktor yang berasal dan dalam, yaltu sebagai berikut. 1. Adanya kejenuhan atau ketidak puasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat. 2. Adanya individu yang menyimpang dan sistem yang berlak-u, apabila penyimpangan ini dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga terjadi perubahan. 3. Adanya penemuan-penemuan bam (inovasi) yang diterima oleh anggota masyarakat dan membawa perubahan kebudayaan. 4. Adanya perubáhan dalamjumlah dan komposisi penduduk. Faktor yang berasal dan luar masyarakat misalnya: 1. bencana alam: gunung meletus, banjir, gempa dan sebagainya 2. peperangan; 3. kontak dengan masyarakat lain yang berbeda budayanya. Penjalaran, penyebaran unsur-unsur budaya dan satu kelompok kekelompok lain; atan dan satu tempat ke tempat lain disebut difu.si. Bersatuaandengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi,turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia yangdisebut proses difusi (difucion). Salab satu hentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh kelompok manusia yang bermigrasi. Bentuk difusi yang lain, yaitupenyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berda.sarkan pertemuan-pertemuanantara individu-individu dalam suatu kelompok manusia dengan individuindividu dalam suatu kelompok yang herbeda. Difusi dapat teradi kalau: 1. adanya kontak atan hubungan yang intensif antara dua kelompok yangberbeda kebudayaannya; 2. tersedianya sarana komunikasi;. 3. adanya rangsangan kedua belah pihak akan kebutuhan unsur bam; 4. adanya kesediaan mental kedua belah pihak untuk nienerima unsur baru; 5. adanya kesiapan keteram pilan untuk menerima unsur bai-u. Ada 3 bentuk dilÙsi 1. Difusi ekspansi: suatu proses di mana informasi atau material menjalardan satu daerah ke daerah lain semakin lama semakin meluas; Contob:urbanisasi, penyebaran sistem uang, berita dan koran atau TV. 2. Difusi relokasi: informasi atau maten pindah meninggalkan daerah asalke suatu daerah bam, Contoh; transmigrasi 3. Difusi cascade atau bertingkat: penjalaran melalui tingkatan, dan atas kebawah disebut top down contoh: KB atau dapat pula dan bawah ke atas(Botton up) contoh: kebutuhan sarana jalan dan masyanakat, diteruskanke kepala desa, ke camat, bupati dan seterusnya. Apabila huhungan antara dua kelompok masyarakat yang berbedakebudayaannya terus-menerus, terjadi saling toleransi, saling menghargai,dan bersifat terbuka antara kedun belah pihak malca lambat laun dna .kebudayaan itu berbaur, saling menerima. dan mengolab kebudayaan acingitu menjadi kebudayaan sendiri, tanpa nìenyebabkan hilangnya kepribadiankebudayaan sendiri maka disebut akulturaci. Akulturasi timbul jika suatu kelompok manusia dengan suatukebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dan suatu kebudayaanacing dengan sedemikian nipa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing ittilambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpamenyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan ini sendiri. Prosesakulturasi ini memang ada sejak dahulu kala dalam sejarah kebudayaanmanusia, tetapi proses akulturaci yang mempunyai sifat yang khusu.s bantimbul ketika kebudayaan bangsa-bangsa di tropa Barat mulai menyebar kesemua daerab lain di muka bumi ¡ni. Seperti yang telah kita ketahui bahwa sejak dahulu kala dalam sejarahkebudayaa.n manu.cia ada gerak migraci, yaitu genl perpindahan dan sukusubi bangsa di muka bumi. Migrasitentu mengakibatkan pertemuanpentemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yangberbeda-beda dan akibatnya ialah bahwa individu-individu dalam kelompok-kelompok ifli dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan acing. Dengandemikian, terjadilah akulturasi budaya di antatijcelompok-ke1ompok ini. Syarat mama unnik terjadiriya akulturasi adalah adanya kontak sosial dankomunikasi antan dim kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaannya. Kebudayaan acing akan relatif mudah diterima apabila: 1. Tidak adanya hambatan geografis, seperti daerah yang bergunung relative sukar dijangkau sehingga kontak dengan masyarakat lun menjadi sukar. 2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat lebih besar apabiladibandirigkan dengan unsur kebudayaan yang ban. 3. Adanya persatuaan dengan unsur kebudayaan lama. 4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan. 5. Kebudayaan yang datang bers ifa! kebendaan. Pertama kali unsur ban datang tidal langsung diterima atau diadopsi,tetapi melalui proses pembelajaran lebih dulu, kemudian dilanjutkan denganmaca penyesuaian (adaptasi), kalau mendatangkan nìanfaat lebih besar banditerima. Peneninìaan mi mungkin saja setelah melalui perubahan(modifikasi) sesuai dengan keperluan, keterampilan dan penyesuaianterhadap struktur masyarakat yang ada. Asimilasi timbul jika ada golongan-golongan manusia dengan latarbelakang kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul Iangsung secaraintensif untuk jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan tau masing-masing berubah sifat khasnya dan juga unsur-unsumya berubab menjadiunsur-unsur kebudayaan campuran. Biasanya golongan-golongan yang tersangkut dalam suatu prosesasimilasi adalah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golongan minoritas itulab yang mengubab sifat khas dan unsur-unsurkebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dan golonganmayoritas sedemikian nipa sehingga lambat laun kehilangan kepribadiankebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayonitas. D. KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA Banyak orang bicara tentang kebudayaan, akan tetapi pengertian yangdipalcai oleh setiap pembicara belum tentu satua. Sementara orangmenggunakan istilah kebudayaan untuk menyatakan basil karya manusiayang indah-indah atau dengan lain perkan terbatas pada kesenian. Di lainpihaic orang menggunakan istilah kebu4raan untuk menyatakan cini-ciriyang nampak pada sekelompok anggota masyarakat tertentu sehingga dapatdipergunakan untuk membedakan dengan kelompok masyarakat yang lain.Ada pula yang menggunakan istilah kebudayaan untuk menyatakan tingkatkemajuan teknologi yang didukung oleh tradisi tertentu untuk meinbedakankebudayaan yang belum banyak menggunakan peralatan mesin danteknologinya masib terbelakang. Timbul pertanyaan apakah sesungguhnyayang dimaksud dengan kebudayaan apabila orang membicarakan tentangkebudayaan Indonesia, tentang nilai-nilai budaya yang perlu “diwariskan’,ataupun tentang kebudayaan yang merupakan daya tank utama gunameningkatkan devisa paniwisata. Satu hal yang pasti, kebudayaan adalah hash karya manusia dalamusahanya mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan danmeningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan kelengkapanja.cmaninya serta sumber- sumber alam yang ada di sekitamya. Kebudayaanboleb dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangantantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka denganlingkungan. Manusia menyumbangkan peralatan dan cara-carapengendaliannya untuk menyambung keterbatasan jasmaninya. Dengan demikian, kehidupan manusia dipermudah dengan kebudayaan yang nierekakembangkan. Akan tetapi, kebudayaan yang mula-mula mereka kembangkanitu pada gilirannya akan menciptakan lingkungan bam dengan segalatantangannya. Akhimya manusia mengembangkan kebudayaan bukansemata-mata terdorong oleh karena tantangan dan kebutuhan yang timbuldan lingkungannya, tetapi juga harus menanggapi tantangan dan lingkunganbuatan yang bersifat kulmral. Tid.aklah mengherankan apabila di dunia iniberkembang beraneka ragam kebudayaan, walaupun pada dasatuyaberagamnya kebudayaan itu berkembang sebagai hasfl upaya manusia dalammempermudah usahanya untuk memenuhi kebutuhan pokok (biologis) yangbersifat universal. Akan tetapi, pemenuhan kebutuhan pokok ifli sendirimenimbulkan berbagai kebutuhan satupingan (denved needs) yang jauh lebihbanyak ragamnya. Oleh karena lingkungan buatan memerlukan perlunyaorganisasi tertentu maupun teknologi yang perk dikembangkan di lingkungan setempat. Keadaan seperti itu tidaklah berarti bahwa di dunia ini ada kebudayaanyang statis seperti apa yang orarig sangkakan terhadap kebudayaan orangAsia, kecuali orang Jepang. Lambat atau cepat, kebudayaan Asia, akanberkembang baik melalui penemuan-penemuan teknologi setempat (localdiscoveries dan ¡m’enlions) maupun lewat diflisi kebudayaan. Lebih-lebihsetelah teknologi di bidang perhubungan maju deng? pesatnya, tukarmenukar dan persebaran unsur-unsur kebudayaan semakin pesat. Apa yanghendak ditekankan pada uraian ini ialah bahwa setiap kelompok sosial ataumasyarakat manusia me nge mbangkan kebudayaan sebagai tanggapanterhadap kebutuhan yang timbul pada individu anggota masyarakat balksebagai makhlulc biologis maupun makhkk budaya. Tanggapan yangberwujud kebudayaan itu merupakan upaya yang untuk sementara palingcocok untuk dilaksanakan sehingga ticlaic ada alasan yang nienyatakan suatukebudayaan lebih rendah atau primitif dan pada kebudayaan yang lain, kecuali kalau kita bicara soal teknologi. Dalam kebudayaan yang maju,kemajuan teknologinya sering kali tidak diimbangi dengan organisasi social atau khususnya pengendalian sosial yang lebih balk daripada apa yangterdapat dalam kebudayaan yang teknologinya masih terbelakang. Falctor lain yang perlu diingat walaupun setiap masyarakatmengembangkan kebudayaan sebagai perwujudan upaya menanggapikebutuhan hidup sesuai dengan tantangan lingkungan serta keterbatasankemanipuan masing-masing, di dunia ini tidak ada kebudayaan yang ash dalam arti belum terkena pengaruh dan luar. Lebih-Iebih setelab kemajuanteknologi pendukung, seperti teknologi komunikasi dan perhubungansemakin tumbuh dengan pesatnya. Tukar- menukar dan penyebarankebudayaan lewat kekerasan, seperti perang dan penindasan atas bangsabangsa lain bukan bal yang luar biasa. Barangkali, seperti apa yang dikatakanRalph Linton (1936), sarjana Antropologi kenamaan, kalau ada bangsa yangingin menghitung keaslian unsur kebudayaan paling banyalc ja akanmenemukan 15 persen bagian kebudayaan yang masih ash, selebihnya adalahhasil pengembangan dan perpaduan unsur-unsur kebudayaan asing dalamsuatu kebudayaan yang secara langsung merubah kebudayaan sebagaikerangka acuan yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Masing-masing masyarakat akan menanggapi menerima, mengolah dan menyerapunsur-unsur kebudayaan asing dalam kerangka acuan yang menguasai mereka selama ini, Kalau demikian, fungsi kebudayaan yang dikembangkan olehmasyarakat pendukungnya 1m merupakan alat penyambung non-jasmaniahyang mempermudah upaya manusia memenuhi kebutuhan pokoic maupundalam usahanya memahami hingkungan di mana nìereka merupakanbagiannya. Tidaklah mengherankan pula kalau suatu masyara pendukungsuatu kebudayaan tertentu dapat menyatakan diri mereka berbeda dengankelompok sosial lainnya, oleh karena mereka dilahirkan dan dibesarkan sertadibiasakan dengan kerangka acuan yang berbeda. Oleh karena itu,kebudayaan dapat dipergunakan sebagai ciri yang membedakan suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial pendukung kebudayaan yang lain. Dalam kaitannya dengan masyarakat bangsa tndonesia yang terdiri atasberams-ratus suku bangsa maka kebudayaan yang berkembang di Indonesiapun beraneka ragam sebagaimana tercermin dalam ungkapan “BhinnekaTungga] Ika”. Masing-masing suku bangsa mengembangkan kerangka acuanyang dapat dipergunakan sebagai ciri pengenal yang membedakan kelompoksosial yang satu dengan yang lainnya. Kerangka acuan itu terwujud dantercermin dalam mjuh unsur kebudayaan yang universal. Adapun unsur-unsurkebudayaan yang universal itu ialah bahasa, organisasi sosial, ekonomi,pengetahuan, teknologi kesenian dan religi. Betapa pun kehidupan suatukelompok manusia, pasti ¡a mengembanglcan bahasa sebagai sistem lambang.Untuk mempermudah sesatua anggota menyampaikan pengalaman, :pemikiran dan perasaan. Oleh karena kemampuan manusia mengembangkan lambang-lambang yang penuh makna imlah malca la dapat menempatkan dirisebagai makhluk yang tertinggi derajatnya. Unsur yang lain ialah sistem organisasi kemasyarakatan. Unsur kebudayaan lainnya ialah sistem religi yang memberikanpedoman pada anggota nìasyarakat dalam memahami Iingkungan semestadan hubungannya dengan kekuatan gaib. Sistem pengetahuan ini sangat penting artinya sebagal pedoman dalani menanggapi tantangan yang tinìbuldan harus dihadapi dalam proses penyesuaian masyarakat terhadaplingkungannya dalam arti mas. Sistem teknologi yang memberikan pedomananggota masyarakat dalam usahanya menyesuaikan diri denganlingkungannya dan cara memanfaatkannya denii kesejahteraan bersatua,merupakan unsur universal yang lain, Sedang sistem kesenian merupakanunsur kebudayaan yang memberikan pedoman bagi anggota ma.syarakat yangbersangkutan untuk menyatakan rasa keindahan yang dapat diriikmati secarabersatua. Betapa pun wujud kebudayaan yang beraneka ragam yangdikembangkan oleh suku-suku bangsa di Indonesia ketujub unsur kebudayaantersebut selalu terkandung di dalamnya. Indonesia yang majemuk ini sangat kaya dengan budayaan. Bahkankebudayaan yang beraneka ragam ifli merupakan modal utama yang dapatdipasarkan lewat pariwisata untuk meningkatkan penghasilan devisa. Namundemikian, tidaklah banyak orang yang mampu menjelaskan dengan jelas danbalk di maria kebinnekaan seria keturiggalan kebudayaan Indonesia yangtersebar dan Sabang satupai Merauke. Sesungguhnya apa yang dibanggakan oleh kebanyakan onang bahwamasyarakat bangsa Indonesia mempunyai aneka ragam kebudayaan yangberkembang di kepulauan Nusantara, memang tidak jauh dan kebenaran.Masyarakat bangsa Indonesia yang terdiri dan suku-suku bangsa yang besarmaupun yang kecil ini masing-niasing mengembangkan kebudayaan sebagaiperwujudan berbangsa aktif niereka terhadap lingkungan pendukungnyamasing-masing. Demikian aneka ragani kebudayaan yang berkenibang dikepulauan Nusantara ifli dihayati sebagai kerangka acuan dalam bersikap danmenentukan tindakan, serta sebagai ciri pengenal yang membedakan diii dankelompok suku bangsa yang lain sebagaimana tercermin dalam hasil sensusyang pertama dan yang terakhir yang meniuat tentang suku bangsa pendudukdi Indonesia, yaitu sensus yang diselenggarakan oleh pemerintah Belandapadatahun 1930. Di dalam Lepas dan kebenaran ataupun tingkat konsistensinyapenggunaan ukuran dalam mengkategorikan penduduk di Endonesia ke dalamsuint bangsa-suku bangsa sebagaimana tercermin dalam sensus 1930,kesadaran akan adanya perbedaan kebudayaan di antara penduduk dikepulauan Nusantara temyata cukup tebal. Setidak-tidaknya menekamenyadari akan adanya perbedaan bahasa suku bangsa maupun beberapaadat istiadat yang menjadi kerangka acuan dalam kegialan sosial merekasehani-hari. Adanya aneka ragam kehudayaan yang didulcung oleh sukubangsa-suku bangsa menyederhanakan beratus-ratus kelompok pendukungkebudayaan yang berbeda itu, ia membaginya ke dalam enam wilayabpersebaran, tidak termasuk Inian Jaya. Sementara Clifford, Geertz (1993), mencoba menyederhanakan anekaragam kebudayaan yang berkembang di indonesia ke dalam dua lApe yangberbeda berdasarkan ekosistemnya, yaitu kebudayaan yang berkembang di‘indonesia dalam” (Jawa. Bali) dan kebudayaan yang berkembang di“Indonesia luar”, yaitu di lun Pulau Jawa dan Bali. Kebudayaan yangberkembang di “indonesia dalam” itu ditandai oleb tingginya intensitaspengolahan tanah secant teramr dan telah menggunakan sistem pengairan danmenghasilkan pangan padi yang ditanam di sawah. Dengan demikian,kebudayaan di Jawa yang menggunakan tenaga kerja manusia dalam juinlabbesar disertai peralatan yang relatif lebih kompleks 1m merupakanperwujudan upaya manusia yang secara lebih berani merubah ekosistemnya untuk kepentingan masyarakat yang bersangkutan. Sementara ifli,kebudayaan di luar Jawa, kecuali di sekitar Danau Toba, dataran tinggiSumatera Barat dan Sulawesi Barat Daya, berkembang atas dasar pertanianperladangan yang ditandai dengan jarangnya penduduk yang pada umumnyabam beranjak dan kebiasaan hidup berburu ke arah hidup bentani. Oleh karena itu, mereka cenderung untuk menyesuaikan diri menekadengan ekosistem yang ada, demi untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat yang bersanglcutan benimigrasi, kebudayaan pantai yang diwamaikebudayaan alam, dan kebudayaan masyarakat peladang seria pemburu yangmasih sering berpindah tempat. Adapun yang dimaksud dengan kebuclayaanmasyarakat petani berpengairan seperti yang berkembang di Pulau Jawa danBali. Satua halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Clifford Geentz,kebudayaan tersebut berkembang atas dasar pertanian yang sifatnya padatkarya di daenab yang paling padat penduduknya. Hildred Geentz (1981)menambahkan bahwa kebudayaan tersebut sangat dipenganihi oleh liii.Hinduisme, di mana masyarakatnya sangat kuat orientasinya pada status disatuping mengembangkan kesenian yang sangat tinggi, terutama di pusatpusat kekuasaan (keraton) yang sekaligus merupakan pusat peradaban padamasa itu. Selanjutnya, kebudayaan di Pulau Jawa mulai mengalamipergeseran terutama sejak masuknya pengaruh kebudayaan Islam dan penjajah Belanda. Kategori kebudayaan di pantai ditandai dengan pengaruh Islam yangkuat seria kegiatan dagang yang menonjol. Kebudayaan tersebut tersebarsepanjang pantai Sumatera dan Kalimantan yang didukung oleb orang-orangMelayu, dan orang-orang Makasar dan Sulawesi Selatan. Oleb karenakegiatan mereka berdagang, mereka menduduki pusat-pusat perdagangansepanjang pantai dan bersatua-satua dengan pedagang yang berdatangan danberbagai penjuru dunia. Mereka mengembangkan kebudayaan yang berorientasi pada perdagangan dan sangat mengutamakan pendidikan againdan hukum, seria mengembangkan bentuk tari, musik, dan kesusastraansebagai unsur pemersatu utamanya. Beberapa pusat perdagangan di luarpulau Jawa berkenibang menjadi pusat-pusat kekuasaan dengan sistempemerintahan yang re’atif modem dan ditunjang oleti meningkatnyakemajemukan penduduk yang berasal dan berbagai suku bangsa maupunmereka yang mempunyai lapangan keahlian yang mengkhusus. Bentuk kebudayaan kategori ke tiga mencakup aneka ragam Ic’,udayaan yang ticlaktermasuk ke dalam dua kategori terdahulu. Kategoni ke tiga ini meliputikebudayaan orang Toraja di Sulawesi Selatan, orang Dayak di pedalamanKalimantan, orang Halmahera, sulcu-suku di pedalaman Seram, di kepulauanNusa Tenggara, orang Gayo di Aceh, onang Rejang di Bengkulu danI.ampung di Sumatra Selatan. Pada umumnya kebudayaan mereka iniberkembang di atas sistem pencahanian perladangan ataupun penanam padiladang, saga, jagung maupun alcar-akanan. Dengan demikian kategori tersebut, sesuai dengan apa yang olehClifford Geertz dapat digolongkan sebagai kebudayaan tipe “Indonesia luar”yang merupakan perwujudan kecerdikan masyarakat menyesuaikan diridengan ekosistemnya. Penduduk di daerah tersebut menduduki tempat yangkunang menguntungkan dalam kontak-kontak kebudayaan dan sejaraliperkembangan kebudayaan apabila dibandirigkan dengan penduduk di‘indonesia dalam”. Sementara ini ikatan kekerabatan masih kuat apabila dibandirigkan dengan ikatan wilayab ataupun ikatan politik yang feodal.Namun demikian, dikatakan oleh Hildred Geertz, bahwa intensifikasi sistem administratif pemerintab mulai mengendorkan kesatuan sosial yangberlandaskan ikatan kekerabatan. Kelnarga bias yang biasanya memilikitanab pusaka, benda-benda upacara yang disucikan maupun gelar-gelarkedudukan sosial sebagai kesatuan sosial yang terpenting mulai hancur. Apabila para aMi yang disebutkan terdabulu lebih banyalc menyorotikeanekaragaman kebudayaan di Indonesia maka tidaklab demikian halnyadengan J.B.P de Josselin de Jong yang besar minatnya terhadap ketunggalankebudayaan Indonesia. Lepas dan setuju atau tidak dengan cara dankesimpulan yang ditanik, Josselin de Jong (1935) satupai pada perumusansociale strukzuur yang menjadi prinsip kebudayaan kuno yang tersebar dikepulauan Nusantara, Pada hakikatnya., menurut Josselin de Jong, kebudayaan yang tersebar di Indonesia itu mempunyai landasan, antara lain berikut ini. I. Bahwa pada masa lampau masyarakat Indonesia 1m terdiri dan beberapapersekutuan yang benlanda.skan ikatan kekerabatan yang menganut garisketurunan secara unilineal, balk mela]ui keibuan maupun kebapakan. 2. Di antara persekutuan kekerabatan 1m terjalin hubungan kawin secaratetap sehingga terjelma tata hubungan yang mendudukkan kelompokkerabat pembeni pengantin wanita Iebih tijgi daripada kedudukan kelompok kerabat yang menerima pengantin tkita. 3. Seluruh kelompok kekerabatan yang ada biasanya terbagi dalam dimpuluh masyarakat yang dikenal dengan istilah antropologis “Moiety”yang satu satua lain ada dalam hubungan sailing bermusuhan maupun dalam berkawan sehingga nampaknya persaingan yang diatur oleh adat. 4. Keanggotaan setiap individu karenanya bersifat ganda dalam anti bahwasetiap orang bukan hanya menjadi anggota kelompok kerabat yangunilineal, melainkan juga anggota kesatuan paruh masyarakat atau moiety. 5. Pembagian masyarakat dalam dua paruh masyarakat 1m mempengaruhipengertian masyarakat terhadap isi semesta ke dalam dua kelompok yangseolah-olah saling mengisi dalam arti serba dua yang dipertentangkandan sebaliknyajuga saling dipenlukan adanya. 6. Akibatnyajuga tercermin dalam sistem penilaian dalam masyarakat yangbersangkutan. Ada pihak yang balk clan sebaliknya ada pula pihak yang j abat atau busuk. 7. Seluruh susunan kemasyanakatan 1m erat dihubungkan dengan sistemkepencayaan masyarakat yang bersangkutan, temtama yang berkaitan dengan kompleks totemisme yang didominasi dengan upacara-upacarakeagamaan dalam bentuk rangkaian upacara inisiasi dan diperkuatdengan dongeng- dongeng suci balk yang berupa kesusastraan ataupun tradisi usan. 8. Sifat serba dua juga tercermin dalam tata susunan dewa-dewa yangmenjadi pujaan masyarakat yang bersangkutan. Walaupun dikenal lebihdan dua dewa, mereka menggolongkan ke dalam dua golongan dewayang balk dan dewa yang buruk. Dewa yang tergolong buruk atau busukbiasanya mempunyai sifat ganda, sebab di saffi pihak la digambarkansebagai anggota masyarakat Dewa yang mewakili golongan atas dan yang dipuja. 9. Tata susunan masyarakat Dewa 1m temyata mempengaruhi tata susunankepemimpinan masyarakat dalam kehidupan politik yang sering kalimerupakan pencerminan tentang kepercayaan yang berpangkal pattakehidupan dewata. Mengingat kenyataan kebudayaan yang berkembang di Indonesia kiniberaneka ragam, walaupun patta dasatuya mempunyai asal usul yangberstruktur sosial satua maka Josselin de Jong satupai pada pendapat bahwakepulauan Melayu (baca Nusantara) ini merupakan “EnthnologischSmdieveldC’ yang ideal untuk melakukan smdi perbandirigan kebudayaan. Sesungguhnya di satuping stmktur sosialyLng dianggap seragam Ifa,temyata bahwa kebudayaan-kebudayaan sukil’ bangsa di Indonesia itumempunyai keseragaman dalam bahasa. Walaupun patta lahimya diIndonesia ini berkembang lebih dan dua ratus lima puluh bahasa yangberbeda, namun mereka 1m masih semmpun, yaitu rumpun bahasa MalayoPolinesia. di satuping mmpun bahasa Halmahera Utara dan rumpun bahasaPapua Melanesian yang tersebar di Irian laya maupun pulau-puhuu di sekitamya. Sementara 1m, rumpun bahasa Malayo-Polinesia yang berkembang dikepulauan Nusantara, dapat diperinci ke dalam sekurang-kurangnya 16kelompok bahasa, sesuai dengan daerah persebarannya. Sementara 1m B.Z,N. Ter Han dalam bukunya yang berjudul Beginselenen Srelsei Van ¡-Jet Adasrechr (1946) menyederhanakan lingkungankebudayaan di Indonesia ke dalam 19 rechssringen yang sesungguhnya dapatdiperinci lebih lanjut. Sesungguhnya apa yang disebut sebagai lingkungan flex a e hukum adat 1m tidak berbeda dengan pengertian lingkungan kebudayaan yang pemah dikembangkan di Amerika Serikat, yaitu kesatuan lingkungankebudayaan yang lebih luts ke dalam blok-blok buatan atas dasar persatuaanorganisasi kemasyarakatan dan khususnya dalam sistem hukum achat yangjuga sejajar dengan daerab persebaran bahasa. Sudah barangtentusebagaimana halnya pembagian wilayah kebudayaan ke dalam lingkunganlingkungan kebudayaan secara dibuat-buat 1m mengandung banyalckelemahan dan dalam hal ini justru lingkungan hukum adatlah yang seolah-olah hanya mengutamakan apa yang seharusnya (ideal) dan mengabaikankenyataan sosial yang berlaku sehari-hari. I) E.B. Tylor (1874), Kebudayaan itu adaiah keseluruhan yang kompleks,yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain, sena kebiasaanyang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat,Koentjaraningrat (1990:180), menyatakan bahwa kebudayaan adalahkeseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan basil karya manusia dalamrangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964:114), mengatakanbahwa kebudayaan adalah semua basil karya, rasa dan cipta masyarakat. 2) Wujud kebudayaan sebagal suatu kompleks dan ide-ide, gagasan, nilainilai, norma-norma, peraruran atau disebut juga sistem budaya. Lokasidan kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku,disk,arsip, 3)unsur kebudayaan ada 7 4)perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam (intemal) dan faktor dari luar (ekstemal) a)adanya kejenuhan atau ketidak puasan individu thd sistem nilai yang berrlaku dalam masyarakat. b)adanya individu yang menyimpang dari sistem yang berlaku, c) Adanya penemuan-penemuan ban (inovasi) yang diterima olehanggota masyarakat dan me mbawa perubaban kebudayaan. d) Adanya pembahan da]amjumlah dan komposisi penduduk. Faktor yang berasal dial lun masyarakat, misalnya: a) bencana alam: gunung meletus, banjir, gempa; b) peperangan; c) kontak dengan masyarakat lain yang berbeda budayanya. 5) Asimilasi adalah proses sosial yang timbul jika ada golongan-golonganmanusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda salingbergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama sehinggakebudayaan tau masing-masing bembab sifat khasnya dan juga unsure unsumya bembah men jadi unsur-unsur kebuflyaan campuran. Biasanyagolongan-golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi adalahsuatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golonganminoritas imlab yang mengubab sifat khas dan unsur-unsurkebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dan golonganmayoritas sedemikian mpa sehingga lambat laun kehilangan kepribadiankebudayaannya, dan masuk ke dalam kebudayaan mayoritas. Kegiatan Belajar 2 Upaya Pelestarian Budaya Ash B angsa Indonesia yang terdiri atas aneka ragam suku bangsa dankebudayaan itu masih banyak memper]ihatkan banyak unsure persatunaan. Keanekaragaman dalam kesatuaan itu seperti juga yang tersiratdalam Bhinneka Tunggal lia, yaitu “b*pda-beda, tetapi satu jua”mencerminkan kekayaan budaya bangsa in&nesia. Di satuping perasaanbangga bagi bangsa kita atas kekayaan kebudayaan bangsa iii, juga kadangkadang timbul masalah yang disebabkan oleh sifat aneka ragam itu, terutamamasalab-masalab yang berhubungan dengan kebudayaan nasional Indonesia. Kebudaya.an lama dan ash yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaandi daerah-daerah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebud.aya.an bangsa. Usaba kebudayaan harus menuju ke arab kemajuan adab budaya danpers.atuan dengan tidak menobk unsur-unsur bai-u dan kebudayaan asingyang dapat mengembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri,serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Proklamasi kemerdekaan negara Repubhik Indonesia sebagai pemyataanpolitik, temyata menimbulkan dampak sosial budaya yang amat besar artinyadalam kehidupan masyarakat Indonesia yang tersebar di kepuhauan Nusantarahidup dalam kelompok-kelompok perkauman, kesukuan, kebahasaan,keagamaan dan ras yang masing-masing berdiri sendiri maki dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mereka meheburkan diri danmembentuk satu kelompok sosial yang hebih besar, yaitu masyarakat bangsa. Wahaupun cita-cita kemerdekaan dan tekad bersatu untuk membentuksatu bangsa yang merdeka dan bebas dan segala bentuk penindasan sudahdiikrarkan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, namun pelalcsanaannyatidak seseilerhana bunyi sumpah pemuda itu sendiri. Dalam kenyataanProkiamasi Kemerdekaan yang telah berhasil mempersatukan segenappenduduk di kepuhauan Nusantara dengan mewujudkan masyanakat majemukdengan hatar belakang kebudayaan yang beraneka ragani. Untukmempersatukan masyarakat sedemikian ifli dipenlukan adanya kesepakatandan pengembangan suatu sistem ideologi yang mengikat seluruh ralcyatIndonesia daham bentuk cita-cita dan nihai budaya tertentu. . , Pada awal perkembangannya., masyarakat Indonesia yang telah berhasilmenumbangkan dominasi kolonial dan menggantikannya dengan sistempolitik yang mewakili rakyat yang dikukuhkan dengan ideologi bam, yaituPancasila. Akan tetapi, dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa,timbu berbagai kebutuhan yang antara lain adalahkebutuhan akan organisasiyang tidak hanya mengikat kelompok-kelompok sosial budaya yang berbeda,melainkan juga harus dapat mematahkan ikatan-ikatan kelompok kecil-kecilyang ada sehingga henar-henar terlibat langsung dalam pengendalian sistempolitik yang lebih luas (Adam, 1946: 6). Kenyataan inisering kali dilupakanorang dalam upaya mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa, khususnyadi negara yang kebetulan inasyaralcatnya majemuk, seperti Indonesia. Kurangnya perhatian terhadap kemajemukan masyarakat upayapembangunan bangsa itu sering kali menimbulkan kesenjanganperkembangan (asymmetry of development) yang justru me nghambattercapainya persatuan dan kesatuan bangsa (G.M. Smith, 1960). Kenyataan tersebut dapat dipahami karena sering kali masyarakat yangbersangkutan dihadapkan pada pilihan dalam melaksanakan pembangunanbangsa yang bam lahir. Pada umunmya masyarakat yang bam merdekamendahulukan pembangunan dalam bidang politik untuk memperkuatpersatuan dan kesatuan bangsa dan harus nìenghadapi sisa-sisa kekuasaan“asing”. Dalam kaitan ¡ni, orang lebih mengutamakan perhatiannya padausaha meningkatkan peran masyarakat dalam kehidun politik, sertamengembangkan fungsi dan pelayanan penherintah. Sementara im ada pula negara yang lebih mengutamakan pengembangansektor perekonomian yang dianggap sebagai sarana yang akan dapatmemperkokob persatuan dan kesatuan bangsa yang sedang berkembang. Oeh karena itu, nìereka ebih mengutamakan pengembangan sistem matauang dan perbankan, pengembangan perdagangan, pengangkutan danperhubungan pendukung pengembangan bangsa. Sedemikian jauh perhatian terhadap perkembangan perangkat nilai atauethos budaya bangsa yang dapat mengikat dan memperkuat persatuan dankesatuan bangsa sering kali ditunda kalau tidak dilupakan satua sekali. Dalammasyarakat majemuk seperti Indonesia, proses pembangunan bangsa atauintegrasi nasional justru menuntut perubahan, pergeseran, dan penyesuaiannilai-nilai budaya. Perkembangan yang teradi dalam perkembangan social budaya di Indonesia 1m oleh C. Geertz disebut sebagai revolusi integratif itumengandung arti bahwa ikatan kelompok primordial yang dilandasi oleh hubungan kerabat, keagamaan, dan kebahasaan meluas ke arah kelompokyang lebih besar dalam masyarakat bangsa. Dengan demikian, keberhasilanpembangunan bangsa atau integrasi nasional dalam masyarakat majemuk sering kali diartikan sebagai pergeseran ikatan primordial yang tradisionaldan bersifat lokal ke arah identitas nasional yang bam (Deutch, 1961). Anggapan ini tercermin dalam berbagai ungkapan dan pemyataan yangtimbul dalam masyarakat yang mengkhawatirkan pelestarian danperkembangan kebudayaan daerah dalam proses pengembangan kebudayaannasional sebagal kerangka acuan bam yang; berlakti secara nasional,Sesungguhnya dalam rangka pembangunan bangsa di Indonesianampaknya para pendiri negara sejak awal mula telah menyadari akan artipentingnya pengembangan kerangka nilai atau ethos budaya yang dapatmempersatukan masyarakat Indonesia yang majemuk. Kesadaran itudituangkan dalam UUD 1945, Pasa] 32 yang berbunyi: “Pemerintahmemajulcan kebudayaan nasional Indonesia”. Selanjutnya dipertegas UUD 1945 basil amandemen, Pasa] 32 ayat 1 berbunyi: “Negara memajukankebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjaminkebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilaibudayanya”. Ayat 2 berbunyi “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya misional”Sesungguhnya dengan ataupun tanja keikutsertaan pemerintah,kebudayaan suatu bangsa ini akan tetap 2rkembang dengan sendirinya. Pene muan-penemuan dan perekaan setempat yang dirangsang oleh berbagaimacam kebutuhan yang timbul sebagai akibat perkembangan masyarakat,kemajuan teknologi, serta perubahan lingkungan akan menimbulkan berbagaipembaharuan di segala bidang. Pembaharuan itu alchimya akanmemperkembangkan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Dalamproses perkembangan kebudayaan ini tidak terkecuali adanya kemungkinanpenyerapan unsur kebudayaan asing yang bersifat merangsang maupunmelengkapi serta mempercepat proses perkembangan kebudayaan yangbersangkutan. Akan tetapi, jumlah orang yang mampu berpikir secaracemerlang dalani mengembangkan penemuan atau perekaan yang dapatditerima dan dilembagakan dalani kehidupan masyarakat sangat terbatas.Oleh karena itu, cepat atau Iambatnya perkembangan suatu kebudayaan. Iebihbanyak dipacu oleh kontak-kontak lcebudayaan. Melalui kontak-kontakkebudayaan itulah akan terbawa serta pemikiran, pola-pola tingkah laku,serta teknologi yang sesuai dengan nngkat kebutuhan serta minat masyarakatyang bersangkutan. Atas dasar kenyataan tersebut, tidaklah mengherankankalau di kepulauan Nusantara yang amat luas ini terbentang di sepanjangkhatulistiwa itu berkembang aneka ragam kebudayaan daerati sebagaiperwujudan kemampuan masyarakat menanggapi dan menyesuaikan diridengan lingkungannya secara aktit Aneka ragam kebudayaan yangberkembang di daerah-daerah Indonesia itu mencerminkan keberagamanpengaruli kebudayaan asing serta besar kecilnya kontak-kontak kebudayaanyang melanda. Oleh karena itu, kebudayaan daerah berkembang dengan pesatdan mencapai tingkat peradaban. Sebaliknya, ada pula kebudayaankebudayaan yang kurang beruntung dan lambat perkembangannya. Bahkanada kebudayann-kebudayaan daerah yang seolah-olah mandek dan ma.sihbertumpu pada peralatan tekn&ogi zaman batu. Keberaganian kebudayaandaerah secara vertikal maupun horizontal sedemikian imlah yang nampaknyamelandasi tersusunnya Pasal 32 IJUD 1945 yang mengamanatkanperkembangan kebudayaan nacional Indonesia, di satuping kebutuhan akanperangkat pemikiran yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuanBangsa. Sebagai suatu bangsa yang bam lahir, sesungguhnya masyarakatIndonesia belum mempunyal kebudayaan nasional yang berlaku secaraumum dan nnjadi kerangka acuan bagi segenap penduduk melintasilingkungan sosial budaya yang beragam. Sungguhpun sejak KebangkitanNasional di awal abad XX dan Sumpah Pemuda pada tahun 1928 bangsaIndonesia telah mempunyai cita-cita untuk bersatu membentuk masyarakatbangsa yang merdeka. Apa yang dimllik1angsa Indonesia di awalkemerdekaan ialah kebudayaan-kebudayaan Indonesia yang tersebar dikepulauan nusantaraPersatuan dan kesatuan bangsa yang terwujud dan sejumlab suku bangsayang semula merupakan masyarakat yang berdiri sendiri dan mendukungkebudayaan yang beraneka ragam itu perki diperkokoh dengan kerangkaacuan yang bersiftit nasional, yaitu kebudayaan nasional. Suatu kebudayaanyang mampu memberi makna bagi kehidupan berbangsa dan berkepribadian,akan dapat dibanggakan sebagai identitas nasional. Akan tetapi, dalammasyarakat niajemuk dengan keragaman latar belakang kebudayaan, sepertiyang terjadi di Indonesia tidaklah mudah untuk mengembangkan suatukebudayaan nasional hanya dengan mengandalkan pada kemampuan dankemapanan masyarakat seniata-mata. Oleh karena itt], kebudayaan nasional yang hendak dikembangkan 1m telah ditetapkan landasan dan arah tujuannyayang dituangkan dalam penjela.san Pasal 32 IJUD 45 yang berbunyi.“Kebudayaan bangsa iaLah kebudayaan yang timbuL sebagai buah usahabudiriya rakyat Indonesia se[uruhnya. Kebudayaan- kebudayaan Lamadan asti yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerahdaerah di seturuh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya danpersatuan dengan tidak menoLak bahan-bahan baru dan kebudayaanacing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsaIndonesia”. Berdasarkan pen jelasan tersebut, nyatalab bahwa perkembangankebudayaan bangsa yang hendak dimajukan 1m tidak mungkin dibiarkanterselenggara tanpa ketentuan arab serta tanpa memperhatikan keberagamanmasyarakat dengan segala kebutuhan yang timbul dalam prosesperkembangan masyarakat bangsa. Penjelasan Pasa] 32 memberikan empatketentuan arab dan tujuan pengembangan kebudayaan nacional Indonesia.Perta.ma, kebudayaan nacional yang hendak dikembangkan itu harus henarbenar merupakan perwujudan basil upaya dan tanggapan aktif masyarakatIndonesia dalam proses adaptasi terhadap hngkungannya dalam arti luas. Kedwi, kebudayaan nasional itu merupakan perpaduan puncak-puncakkebudayaan daerah sehingga mewujudkan konW)rasi budaya bangsa. Ketiga, pengembangan kebudayaan nasional 1m harus menuju ke arabkemajuan adab yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Keempa:, tidak menutup kemungkinan untuk menyerap unsur-unsurkebudayaan acing yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaannacional, serta mempertinggi kemanusiaan bangsa Indonesia. Ketentuan pertama menunjukkan betapa dalam pengembangankebudayaan nasional harus diperhatikan oleh masyarakat pendukungnya yangmempunyai îatar belakang aneka ragam kebudayaan daerah. Hal yangdihayati sebagai kerangka acuan menjadi penting bukan hanya bagi parapendukungnya melainkan juga sebagai sumber landasan pengembangankebudayaan nasional dengan pendukung yang satua. Oleh karena fungsiganda tersebut maka pelestarian kebudayaan daerah tidak dapat diabaikan. Usaba pengembangan kebudayaan nacional Indonesia bersifat ganda.Pengembangan tersebut, bukan semata-mata diselenggarakan untuk menggalipuncak-puncak kebudayaan daerah untuk memperkaya dan memberikancorak kepribadian kebudayaan nastonal, tetapi juga melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah. Dengan cara demikian, kebudayaannacional tidak hanya akan kuat berakar pada kebudayaan lama dan ashmelainkan juga terjamin kelestariannya karena menjadi milik para pendukung kebudayaan daerah yang merasa ikut mengembangkan dengan sumbanganunsur-un sur kebudayaan daerah mas ing-masi ng. Ketentuan kedua mengandung pengertian bahwa di dalam upayamemajukan kebudayaan nasional Indonesia harus dapat mewujudkankonfigurasi budaya yang merupakan perpaduan antarpuncak-puncak kebudayaan di daerah. Kontigurasi budaya 1m amat penting artinya sebagai inti penggerak yang akan menjiwal, memberi makna serta mengarahkankehidupan berbangsa dan bemegara di kalangan masyarakat Indonesia yangmajemuic. Dalam masyarakat sedemikian im diperlukan suatu kerangka acuan, yaitu kebudayaan yang dapat menjembatani pergaulan antarsuku dangolongan secara nasional. Namun demikian, kebudayaan “pasar”sebagaimana pemah berkembang dan berfungsi sebagai kerangka acuanhintas suku bangsa dan daerah di mana sebelum kemerdelcaan tidak cukup. Selain keterbata.san arena social yang terliput (khususnya arena pemiagaan)kebudayaan “pasar” tersebut tidak mempunyai daya pengikat yang ¡mat untukmempersatukan mereka yang terlibat dalam pergaulan pa.sar dengan tujuanterbatas. Kerangka acuan yang dapat bertahan dan dapat memperolehdukungan aktif dan masyarakat secara nacional ialah kebuthyaan yang tidakhanya berfungsi dalam simasi dan lokasi serta keterbatasan jangkauan sosial,melainkan kerangka acuan yang dapat memberS makna dan arab kehidupan berbangsa serta memberi kebanggaan bagi para pendukungnya. Itulah sebabnya sejak awal muha, para pendiri negara telah menyatakanperlunya pemerintah memajukan kebudayaan nacional Indonesia yang dapatmemenuhi fungsi dan memperkokoh persatuan dan kesatuan, senamempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Untuk keperluan tersebut makaperlu dikembangkan konfigura.si budaya sebagai perpaduan puncak-puncaickebudayaan daerah sehingga mudah diterinia, dikukuhkan dan dihayatisebagai pengikat kesatuan bangsa. Ketentuan lainnya ialah bahwa kebudayaan nacional Indonesia im harusdikembangkan menuju abad, budaya, dan persatuan bangsa. Hal ini berartibahwa sekalipun kita harus memperhatikan keberadaan kebudayaan lama danash serta puncak-puncak kebudayaan daerah, tidak berarti bahwa kebudayaan1m harus mandek dan mengabaikan mnmtan kemajuan teknohogi, perubahan hingkungan, serta perkembangan masyarakat Indonesia sendiri. Dalampenjelasan Pacal 32 jelas diriyatakan betapa upaya ini hans ditujukan ke arabperadaban, tanpa mengabaikan persatuan dan kesatuan bangsa. Oleb karenani, selain hans memperhatikan puncak-puncak kebudayaan daerah, dalam pengembangan kebudayaan nacional Indonesia tidak tertutup kemungkinanusaba pembaharuan yang mengandalkan pada penemuan-penemuan senaperekaan setempat maupun melalui tukar-menukar dan pinjam mentinjamunsur-unsur kebudayaan acing. Apa yang perlu diperhatikan dalam upayapembaruan ifli ialab kepentingan nacional, yang cialam kaitan ini perludipegang teguh wawa.san Nusantara untuk menghindarkan kesenjangan social yang dapat memperlentab persatuan dan kesatuan bangsa yang mungkintimbul sebagai akibat kesenjangan pemahaman dan penghayatan kebudayaannacional di daerah-daerah. Hal 1m berarti bahwa dalam upayamemperkembangkan kebudayaan nacional yang sesuai dengan perkembanganzaman perlu pula diperhatikan kenyataan adanya kesenjangan perkembangandaerah yang masih berfungsi sebagai acuan lokal. Sementara ini, pengaruh kebudayaan acing tidak boleh diabaikan dalamupaya pengembangan kebuclayaan nacional. Kenyataan di dunia ini hamper tidak ada suatu kebudayaan yang bebas dan pengaruh kebudayaan asing. Bahkan boleh dikatakan kontak-kontak kebudayaan ini merupakan salah satu unsur pendukung yang dapat mempercepat perkembangan suatu kebuclayaankarena keterbatasan penemuan dan perekaan setempat. Apa yang perludiperhatikan adalah kemampuan masyarakat untuk menyerap kebudayaanasing yang diperlukan dan tidak bertentangan denh nilai inti Pancasila. Kenyataan tersehut disadari sepenuhnya oleh para pendiri negara RepublikIndonesia sebagaimana tercermin dalam penjelasan Pacal 32 khususnyaketentuan yang keempat. Upaya pengembangan kebudayaan nasionalIndonesia tidak tertump kemungkinan untuk menyerap unsur-unsurkebudayaan acing yang dapat memperkaya dan memperkembangkankebudayaan bangsa. Dalam menyerap unsur-unsur kebudayaan asing, perludiperhatikan patokan-patokan untuk niemilah- ntilah unsur-unsur mana yangsepatutnya diambil alih, yaitu unsur-unsur yang dapat mempertinggi derajatkemanusiaan bangsa. Tanpa disadari kebudayaan nasional Indonesia telah berkembang sejalandengan diriamika macyarakat Indonesia dalam menanggapi tantangan zaman. Di satuping ideologi Pancasila sebagai landasan filsafat negara yangdikembangkan untuk menntuhkan sisa-sisa kekuatan kolonial, macyarakatIndonesia juga mengembangkan sisteni politik dan pemerintahan yang disesuaikan dengan kebumhan masyarakat yang majemuk. Berbagaiperaturan yang menata kehidupan sosial politik di Indonesia yang dìterbitkanoleh pemerintah sejak makiumat No. X Tahun 1945, menunjukkan betapadiriamika dalam masyarakat majemuk 1m menunnit kemantapan organisasisosial yang niantap dalam kebudayaan nasional. Demikian pula sistempemerintahan yang dikembangkan di Indonesia senantiasa mengalamiperkembangan untuk menampung persepsi dan aspirad yang hidup dalammasyarakat. Secara lambat, tetapi pasti sistem pemerintahan dalam kerangkaorganisasi sosial di Indonesia berkembang dan melembaga sebagai salah satuunsur kebudayaan nasional. Di satuping sflem politik dan pemerintahan, di Indonesia juga te]ahberkembang sistem perekonomian nasional. Sekurang-kurangnya sistem matauang sebagai alat penukar dan satuan nilai yang memperlancar distribusibarang dan jasa, telah berlaku secara nasional. Demikian pula sistemperbankan dan perdagangan yang telah dapat dikendalikan melintasi batas-batas wilayah kesukuan dan kedaerahan. Semuanya ifli mempakan unsure kebudayaan nasional yang amat penting, artinya sebagai sarana pembinaanpersatuan dan kesatuan bangsa. dan melembaga sebagai sa]ah satu unsure kebudayaan nacional. Sementara itu, bidang pertahanan dan keamanan te]ahberkembang nilai-nilai dan pranata sosial yang menjadi pedoman danpegangan dalam mengatur ketertiban bermasyarakat dan bemegara, terutamaapabila dihadapkan parla ancaman yang datang dan luar. Sistem pertahanandan keannnan yang sejak awal perang kemerdekaan dikembangkanpenduduk secara lokal dan spontan, secara lambat laun kini te]ahdisempumakan dalam sistem pertahanan dan keamanan nasiona]. Berbagaipranata sosial dikembangkan secam nasional untuk membina ketahanannacional dalam sistem be]a negara. Demikian pula kesatuan-kesatuanperlawanan rakyat setempat ataupun kelompok-kelompok sosial tertentutelah dikembangkan dalam keterpaduan Tentara Nasional Indonesia (TNI)dan Kepolisian. Semuanya im mempakan perwujudan perkembangankebudayaan nacional di bidang pertahanan dan keamanan. Di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, perkembangan kebudayaannacional Indonesia tidak kalah pesat Iajunya. Tanpa mengabaikan tradisi yangada, masyarakat Indonesia te]ah mengembangkan teknologi dan ilmupengetahuan yang memang dipenlukan untuk meningkatkan derajatkemanusiaan bangsa sesuai dengan amanat UUD 1945, Sesungguhnyapengembangan i]mu pengetahuan dan teknologi da]am rangka pengembangankebudayaan nasional tidak dapat mengabaikan kemajuan ilmu pengetahuandan teknoiogi yang bersifat universal. Oleh karena itu, tidaklah mudah bagibangsa Indonesia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknoiogisecara mandiri, meiainkan penerapannya yang disesuaikan dengan nilai-nilaibudaya norma-norma sosial dan pandangan hidup yang Pancasilais. Sebagaimana diketahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoiogi dimana pun sangat erat kaitannya dengan industrialisasi atau proses produksimassai yang ditujukan untuk niemenuhi kebutuhan pasar. Akibat satupinganpenerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam indi.istriaiisasi ialahperkembangan masyarakat industri dengan perangkat nilai budayanya.Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknoiogi yang sedemikian itutidak mungkin tercapai tanpa pengembangan sistem pendidikan nasionalyang mendukungnya, Oieh karena itu, pengembangan kebudayaan nasionalsenantiasa dibarengi dengan pengembangan sistem pendidikan nasional. Artipentingnya pendidikan nasional di Indonesia bukan semata-mata sebagaisarana pembinaan naJar yang menjadi dasar pengembangan keterampilan dan keahlian, melainkan juga sebagai sarana pembinaan kepribadian yang amatdiperiukan dalam pembangunan bangsa. Di satuping im, pengembangansi stem pendidikan nasional dalam rangka pengembangan kebudayaannasional sangat penting artinya sebagai sarana integrasi. Di sekolah generasi muda diperkenalkan dengan lambang negara bendera pusaka dan iaguKebangsaan sebagai sarana persatuan dan kesatuan bangsa. Di sekolab pulagenerasi muda diperkenaikan dengan wilayah negara Republik Indonesia dankemajemukan masyarakat dan keaneka ragam kebudayaandonesia. Bahkan di sekolah pula generasi muda sebagai penerus diajarkan Pancasiia danWawasan Nusantara sebagai pandangan hidup yang dilandasi kepribadianmereka. Sistem pendidikan nasionai tidak terbatas menata kegiatan pendidikan disekolah, melainkan lebih meluas mencakup pendidikan dalam iingkungankeluarga, lingkungan kerja dan di lingkungan masyarakat luas. Oleh karenaitu, pengembangan sistem pendidikan nasional boleh dikatakan sebagaikeberhasilan masyarakat dan pemerintah mengembangkan sistem reproduksisosial dalam sistem organisasi sosial sebagai unsur kebudayaan nacional. Sesungguhnya tanpa disadari masyarakat Indonesia telah berhasilmengembangkan kesenian nasional walaupun perkembangan kesenian daerahatau suku bangsa tertentu sering kali Iebih menonjol. Beberapa bentukkesenian daerah yang merupakan puncak-puncak kebudayaan, telah diterima sebagai kebudayaan nasional dan menjadi kebanggaan dan bahkan identitasdi lun negeri. Di satuping ifli, berbagal bentuk kesenian yang menggunakanlambang-lambang yang sangat komunikatif dengan mudab berkembang melintasi batas-batas lingkungan kebudayaan daerah maupun suku bangsa. Seni sastra, seni lulcis, seni musik. dan beberapa bentuk seni tari telabmewujudkan dan menyatakan perasaan keindahan yang berlaku secaranacional. Berbagai ungkapan dan pemyataan keindahan lainnya sedangberkembang dan mencari bentuknya yang dapat diterima secara Nacional. Perlu disadari bahwa ungkapan dan pemyataan rasa keindahan ini tidakbebas dan pengaruh unsur-unsur kebudayaan lainnya. Oleh karena itu,keberadaan dan kemandirian kebudayaan-kebudayaan daerah dialcui olehUUD 1945 maka keberadaan dan perkembangan bentuk-bentuk keseniandaerah pun banus diperhatikan. Dengan lain perkataan walaupun kini telabberkembang bentuk-bentuk kesenian nasional, kelestarian kesenian daerabperlu diperhatikan. Dalam sistem religi, kebudayaan nacional Indonesia telab berhacilmembina semangat dan kebesaran jiwa masyarakat Indonesia yangberpedoman pada prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Jiwa dan semangat Ketuhanan Yang Maha Esa ifli tercermin dalam sikap dan pola tingkah talaiyang berkembang dalam masyanakat yang memuliakan kebesaran Tuban dantenggang rasa dalam pergaulan antara sesatua umat beragama, maupunpenghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di satupingperkembangan pesat agama dan Penghayat keperc©aan terhadap TuhanYang Maha Esa, di Indonesia juga berkembang kebudayaan agama dankepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka perkembangan kebudayaan nacional. Akhimya salah satu unsun kebudayaan nacional yang amat penting akantetapi sering kali dilupakan orang ialah babasa Indonesia. Sejak SumpabPemuda 1928, kehadiran akan bahasa nacional sebagai sarana pemersatusecara tegac telab diungkapkan. Dan sejak itu bahasa Indonesia yangmemang sejak semula merupakan bahasa penghubung dalam pergaulan lintassuku bangsa dan daerah dipergunakan sebagai bahaca pengantar dalampergaulan nacional secara resmi. Perkembangan babasa nacional sebagaiunsur kebudayaan nacional bukan sekadar karena diperlukan sebagai bahasapengantan, melainkan lebih penting lagi sebagai sarana pendidikan dalani artiluac. Bahasa Indonesia yang berkembang sebagai bahasa nacional iti tidakhanya merupakan rangkaian kata sebagai sarana pergaulan, akan tetapi ia juga mencerminkan nilai-nilai budaya, norma-norma sosial dan pandanganhidup yang mempunyai kekuatan memerintah. Oleb karena ifli,pengembangan kebudayaan nacional secan keseluruhan tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan bahaca Indonesia yang lebih demokratis dengansegala diriamikanya. Sungguhpun kebudayaan nacional telali berkembangdalam ketujuh unsumya yang universal, namun perkembangan di daerahdaerah ataupun di lingkungan masyarakat suku bangsa belum seluruhnya merata. Ada sementara masyarakat daerah dan subi bangsa yang lebih cepatmenyerap unsur-unsur universal di bidang religi, ataupun ekonomi,sebaliknya ada pula yang lebih kuat menyerap unsur-unsur universal dibidang organisasi sosial ataupun teknologî. Penyerapan dan penghayatankebudayaan nacional itu tergantung pada intensitas pergaulan nacionalmaupun minat dan kebutuhan1asyarakat. Oleb karena ini, di satupingkesenjangan dalam penyerapad’ an penghayatan kebudayaan nasional dikalangan masyarakat teracing, nampak pula adanya kesenjangan antaramacyarakat kota dan pedesaan. Kesenjangan penyerapan dan penghayatan kebudayaan nasional dalammacyarakat majemuk itu sering kali menimbulkan ketegangan danpertentangan sosial sebagai akibat salah pengertian budaya. Oleh karena itu pendidikan kebudayaan sangat penting dalam rangka pemerataan penyerapandan penghayatan di camping pengembangan kebudayaan nasional yangberlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Berbagai sarana dan kegiatanpendidikan dalam arti luac, termasuk pendidikan dalam lingkungan keluargaperlu digalakkan untuk menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai Pancasilayang akan menjadi perangkat acuan dalam pengembangan kebudayaannacional selanjutnya. Kegiatan Belajar 1 Konsep Dasar Politik dan Pemerintahan TATA ATURAN PERUNDAN(;AN Dl INDONESIA 1. Indonesia mcrupakan Negara Hukuni Sebelum membahas aturan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita, ada baiknya kita ungkap sepintas tentang konsep negara hukumIndonesia. Pertanyaan awal yang perlu kita jawab adalah apa yang dimaksudnegara hukum? Rumusan negara hukum yang dikemukakan para ahli berbeda-beda, balini disebabkan perbedaan asas negara hukum yang dianut maupun karenakondisi masyarakat dan zaman pada waktu perumusan negara hukum ituditampilkan. Menurut BR. Saragih negara hukum ialah negara di manatindakan pemerintah maupun rakyatnya didasarkan atas hukum untukmencegab adanya tindakan sewenang-wenang dan pihak pemerintah(penguasa) dan tindakan ralcyat yang dilakukan menurut kehendalcnyasendiri. Datant negara hukum, pemerintah dan rakyar te ri/ca: o/eh hukum,untuk tnencegah agar pemerintah tidak benindak .cewenang-wenong danrakva: think bertindak inenurw kehendaknya .cendiri.untuk mencegah kesewenang-wenangan penguasa, dan mencegah rakyatbertindak main baim sendiri. Tindakan penguasa dikatakan sewenangwenang j ika tindakannya iti melampaui batas-batas kewenangannya yangtelab ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Demikian pula rakyat tidak memiliki kewenangan untuk menghukumsendiri terhadap orang yang melakukan pelanggaran hukum. Misalnya,seseorang atau sekdompok orang melakukan penganiayaan atau membunuhpencuri yang tertangkap. Perbuatan orang tersebut merupakan pelanggananhukum yang akan mendapat sanksi berupa hukuman pen jara. Mengapa rakyattidak boleh menghukum sendirii? Oleh karena yang berwenang menjatuhkanhukuman adalah hakim di pengadilan. Seorang a:au kelompok orang yang mengania-va aiau membunuhpencuri yang ferian gkap basah, akan inendapas sanksi hukwnan karenatelah berthidak main hakim .cendiri. Pertanyaan selanjutnya, apakah negara kita mempakan negara hukum? Para pendiri negara (the fmmdirig fathers) temyata sudah memikirkaiigagasan konsep negara hulcum sebelum kemerdekaan, yang kemudiandimmuskan dengan tegas dalam Konstitusi RIS 1949 dan UUDS 1950. Apakah dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnyadisingkat UUD 1945) terdapat mmusan yang menegaskan bahwa negara kitamerupakan negara hukum? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kitakaji beberapa ketentuan dalam pasal-pasal UUUD 1945, antara lain sebagaiberikut. 1. Negara Indonesia adalah negara hakum fPasaI I ayaz (3)j. 2. Segala warga negara bersainaan kedudukannya di dalam haku dan pemerintahan dan wqfib menjunjung hukutn dan pemerintahwzitu dengan tidak ada kecwilinya (Pa.cal 27 aya: (I)). 3. Presiden Republik Indonesia memegang k uasaan pemerintahanmenurut UUD (l’axaI 4 aya! (I)). Berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa negara kita merupakannegara hukum yang berarti segala tindakan pemerintah dan rakyat harusberdasarkan hukum. Pemerintab sebagal pemegang kekuasaan, dalammenjalankan tugasnya tidak boleh bertindak sewenang-wenang ataumenyimpang dan peramran perundang-undangan yang berlaku dalam negara. Di dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang ada dibawahnya telah diatur dengan tegas tentang batas-batas tugas yang harusdijalankan oleb lembaga-lembaga negara. Para ahli hukum menggunakan istilah negara hukum yang berbeda-beda. Para ahli hukum Eropa Kontinental (antara lain Jerman) menggunakan istilahRechissian:, sedangkan cli negara Anglo Saxon (antara lain Inggris)menggunakan istilah The Rule of Law. Istilali rechtssraat mulai populer diEropa sejak abad XiX; sedangkan istilah the rule of law mu1ai popular dengan terbitnya sebuah bulcu Introduction to the study of the law of theconstitution yang ditulis A.V.Dicey (1885). •• Para ahli hukum Eropa Kontinental dan Anglo Saxon memandang bahwasuatu negara dapat dikatakan negara hulcum apabila memenuhi persyaratanatau unsur-unsur tertentu. Unsur-unsur negara hukum (recht.cstaat) menurutpendapat Fi. Stahl ((Eropa Kontinental) adalah a) adanya jaminan hak asasi manusiæ b) adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, c) pemerintahanberdasarkan peraturarl-peraturan; dan d) aclanya peradilan administrasi. Unsur-unsur negara hukum menurut Stahl tidak satua dengan pendapatDicey. Menurut Dicey negara yang berdasarkan The rule of law harusmemenuhi 3 unsur. yaitu (a) Supremasi aturan hukum (supremacy of thelaw), (b) Kedudukan yang satua di depan hukum (equality before the law),dan (c) Terjaminnya HAM dalam undang-undang atau UUD. Un.sur-unsur Negara hakum Menuru: Stahl: I. adanya jaminan hak asasi manusia; 2. adanya pemisahan atan pembagian kekwjsaan; 3. pemerinfahan berdasarkan peraturan-peraturan; dan 4 adanya peradilan adiriinistrasi Sedan gkan unsur Negara hakam ?enurur Dice y: 1. supremasi asuran hukam; / 2. kedudakan yang satua di depan hukum; dan 3. rerjamiiznva HAM dalam UU atau UUD. Dalam perkembangan selanjutnya, komisi para ahli hukum Intemasional(Intemational Commission of Jurist.c) dalam konferensinya di Bangkok 1965,bahwa pemerintah yang demokratis di bawah rule f law harus memenuhi 6syarat yaitu adanya perlindungan konstitusional, adanya pemilihan umumyang bebas, adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak, adanyakebebasan untuk menyatakan pendapat, adanya kebebasan untuk berserikatfberorganisasi dan beroposisi, dan adanya pendidikan kewarganegaraan (civic education). 2. Hierarki Peraturan Perundang-undangan Di negara kita peraturan perundang-undangan yang tertinggi adalahU1iD 1945. Dalam kedudukannya sebagai peraturan perundang-undanganyang tertinggi, IJUD 1945 dikatakan sebagai hulciam dasar, yaitu hukum dasaryang tertulis. Dikatakan hukum dasar tertulis karena di satupingnya adahulcum dasar yang tidak tertulis yang blasa disebut konvensi. Apa yang dimáksud konvensi? Menumt Kaelan (2001) Konvensi adalah aturan-aturandasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyeenggaraan Negara meskipun tidak tertulis. Salah satu contoh konvensi ketatanegaraan di Negara kita, yaitu pidato kenegaraan Presiden RI setiap tanggal 16 Agustus di depansidang DPR. Baiklah! Mari kita bahas tentang hierarki (tata urutari) peraturanperundang-undangan yang berlaku di negara kita. Dalam membahas hierarkiperaturan perundang-undangan yang mcsti dijadikan rujukan adalahundang-undang RI No.10 Tahun 2004 tentang “Pembentukan peraturanperundang-undangan”. Penegasan harus memjuk kepada UU tersebut karenaproduk hukum yang mengatur hierarki peraturan pemndang-undangan yangsekarang berlaku adalah UU RI No. 10 Tahun 2004. Seperti kita ketahui bahwa di negara kita pemah berlaku beberapaproduk hukum yang mengamr tata urutan perundang-undangan, yaitu Ketetapan MPRS nomor XXIMPRS/1966 mengenai “Memorandum DPRGR tentang Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia”, Kemudian, di erareformasi, MPR telah mengeluarkan produknya yang berupa Ketetapan MPMomor IIIIMPRJ2000 tentang “Sumber Hulcum dan Tata Urutan PeraturanPerundang-undangan”. Tata urutan peraturan perundang-undangan yangsekarang berlaku diamr dalam Pasal 7 Undang-undang Nomor 10 Tahun2004, Perhatikan dengan salcsatua rumusan 1engkšPasa1 7 di bawah ini. & Jenis dan hierarki peramran pemndang-undangan adalah sebagai berikut: 1) UUÐNKRI 1945. 2) UU/PERPU. 3) Peraturan Pemerintah. 4) Peraturan Presiden. 5) Peraturan Daerah. b. Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, meliputi: 1) Perda Provinsi dibuat oleh DPRD Provinsi bersatua dengangubemur. 2) Perda KabupatenfKota dibuat oleh DPRD Kab/Kota bersatua bupati/walikota. 3) Peraturan Desa/peramran yang setingkat, dibuat oleh badanpenvakilan desa atau nama lainnya bersatua dengan kepala desa ataunama lainnya. c. Ketentuan mengenai tata cara pembuatan Peraturan Desa/peraturan yangsetingkat diatur oleh peraturan daerah Kabupaten/kota yang bersangkutan. d. Jenis Perati.iran Pemndang-undangan selain sebagaimana dimaksud padaayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hokum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. e. Kekuatan hukum Peraturan pemndang-undangan adalah sesuai denganhierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Jenis peramran perundang-undangan sebagaimana diatur dalam UUNo. I () Tahun 2004 di atas nìerupakan suatu tata urutan atau susunan yangbersifat hierarkis yang berarti urutan tersebut bersifat berenjang dan tidakbisa dipindab tempatkan. Dengan kata lain peraturan perundang-undanganyang ada di bawah tidak boleh dan tidak dibenarkan bertentangan denganPeraturan Pemndang-undangan yang lebih tinggi (di atasnya), Tata urutanyang berjenang tersebut oleh Han Kelsen disebut Stufen theorie atau teoriberjenjang. l.Jrutan norma hukum tersebut menurut Kelsen berbentuk piramid Kelsen dalam teorinya itu menyatakan bahwa tertib hulcum merupakansuatu system of nortn.c yang berlapis-lapis dan berjenjang-jenjang dalam suatususunan (hierarki) yang berbentuk seperti tangga-tangga piramid. Pada tiaptiap tangga terdapat kaidah-kaidah (norms), dan di puncak piramid terdapatsuatu norma atau kaidah tertinggi yang tidak dapat ditelusuri Iebih lanjutyang disebut Norma dasar (Grundnorm). Gmndnorm ini tidak berdasar dantidak bersumber pada norma yang Iebih tlnggl lagi sehingga Grundnorm iniberlaku sebagai Presupposed dalam arti mesti diterima dengan tidak permdiperdebarkan lagi (bersitat aksiomatis). Di negara kita, norma tertinggitersebut, yaitu Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam teori berjenjang tersebut, norma yang satu berlaku atas dasar danbersumber pada norma lain yang lebih tinggi sehingga norma yang berada dibawah tidak boleh bertentangan dengan norma yang ada di atasnya, demikianseterusnya ke atas satupai pada suatu norma yang disebut norma dasar(Grundnorm), Misalnya. Peraturan Daerah harus bersuniber dan tidakbertentangan dengan Peraturan Pemerintah; Peramran Pemerintab harusbersumber dan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang/Perpu,sedangkan UUfPerpu mesti bersumber dan tidak bomeh bertentangan denganUUD 1945, dan terakhir UUD 1945 harus bersumber dan tidak bolehbertentangan dengan Pancasila. Semanjutnya Nawiasky sebagai murid Hans Kelsen mengembangkan teoriberjenjang dengan menyebut Theorie stufenauf bou de Rechtsordnung denganmengelompoklcan 4 norma hukum. a. Sraatsfundamental Norm, yang oleh Notonagoro diartikan pokok kaidahnegara fundamentallBasic Norm: Staare’ndamenral Norm merupakannorma yang tertinggi yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut sumbemya.Dalam tata urutan pemndang-undangan di negara kita yangdikategorikan sebagai .craaisfisndamental norm adalah Pembukaan UUD1945 yang di dalamnya memuat Pancasila. b. Sraatsgrundgeserze, yaitu aturan-aturan dasar negara atau aturan-aturannegara yang masih bersifat pokok., masih bersifat umum dan beluinmengandung suatu sanksi, serta merupakan landasan bagi peraturanpemndang-undangan lainnya yaitu berlaku dalam negara itu. Dalam tataurutan perundang-undangan negara kita yang dijadikanstaarsgrungesetze adalah pasal-pasal U1JD 1945. c. Formelle Gesetze, yaitu merupakan undang-undang dalam arti formalyang sudah ada sanksi dan pemaksa. Termasuk Formelle Geseize dalamtata urutan pemndang-undangan negara kita adalah undang-undangPerpu. Pada UU/Perpu biasanya terdapat ketentuan memaksa balkberupa paksaan pelaksanaan maupun berupa hukuman (strafe). d. Ve ro rdswn gen & Autonome Sa:zungen, yaitu peraturan pelaksanaan danperaturan-peraturan otonom yang sifatnya delegosian. Termasuk normaini dalam tata urutan perunclang-undangan negara kita adalah PeraturanPemerintah dan ke bawahnya. Jika teori berjenjang dan Hans Kelsen dan Nawiasky tersebutdihubungkan dengan hierarki peraturan perundang-undangan negara kitasebagaimana diatur dalam Undang-undang Nonìor 10 Tahun 2004, secarasederhana dapat digambarkan seperti di bawah ini. Thon lierjeujang • Cerminnva di Indonesia 1 Pencerminan Teori Berjenjang dalam Tata UrutanPerundang-undangan di Indonesia (UU No.10/2004) 3. Undang-Undang Dasar 1945 Dalam tata peraturan perundang-undangan di negara Indonesia. NienurutMiriam Budiardjo (1981:106-107) Undang-Undang Dasar 1945 mempunyaikedudukan yang istimewa dibandirigkan dengan undang-undang lainnya, halinidikarenakan: a. UUD dibentuk menurut suatu cara istimewa yang berbeda denganpembentukan UU biasa. b. UUD dibuat secara istimewa untuic im dianggap sesuatu yang luhur. c. UUD adalah piagam yang menyatakan cita-cita bangsa Indonesia danmerupakan dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. d. UUD memuat garis besar tentang dasar dan tujuan negara, 4. Undang-undangfPcrpu a. Undang-un&mg Undang-undang mempakan peraturan yang dibentuk untuk mengaturlebih lanjut ketentuan UUD 1945 dan meaksanakan perintah undang-undanglainnya. Lembaga yang memegang kekuasaan membentuk undang-undangadalah DPR (UUD 1945 Pasal 20 ayat (1)), namun dalam Pasal 5 ayat (1)ditegaskan bahwa Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undangkepada DPR. Dengan demikian, membentuk undang-undang merupakankewenangan DPR dan Presiden. Pada Pasal 8 undang-undang No. 10 Tahun 2004 ditegaskan bahwamateñ muatan yang harus diatur dengan undang-undang berisi hal-hal yang: 1) mengatur lebih lanjut ketentuan UUt) 1945, yang meliputi: (a) haic asasi manusia; (b) hak dan kewaj iban warga negara; (c) pelalcsanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta pembagianKekuasaan Negara, (d) wilayah negara dan pembagian daerah; (e) kewarganegaraan dan kependudukan; (t) keuangan Negara 2) Dïperintahkan oleh suatu undang-undang untuk diatur dengan undangundang. Tugas: Tuliskan masing-masing satu contoh nomor undang-undangbeserta judulnya yang mengatur tentang HAM, kewarganegaraan,dan pendidikan. b. Peraruran Petner&uah Penggann Unthing-undang (Perpu)Maten muatan PERPU satua dengan maten muatan IJndang-Undang. Perpu dibentuk oleh presiden tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan DPR, Hal ini dikarenakan PERPU dibuat dalam keadaan “damrat” dalam artipersoalan yang muncul harus segera ditindalcianiuti. Namun demikian, padaakhimya PERPU tersebut harus diajukan ke DPR untuk mendapaticanLrsetujuan. Sebagai lembaga legislatilÇ DPR dapat menerima atau menolaicPERPU yang diajukan Presiden tersebut, konsekuensinya kalau PERPUtersebut ditolak maka harus dicabut, dengan kata lain harus diriyatakan tidakberlaicu lagi. Tugas: Tuliskan diut contoh Perpu yang meliputi nomor, judul, danlatar belakang lahimya Perpu tersebut. Untuk melaksanakan suatu undang-undang maka dikeluarkanlahPeraturan Pemerintah. ladi peraturan pemerintah tersebut merupakan bentukpeiaksanaan dan suatu undang-undang. Dengan demikian, maten muatanPeraturan Penìerintah berisi maten untuk menjalankan undang-undangsebagaimana mestinya. Adapun kriteria untuk dikeluarkannya Peraturanpemerintah adalah sebagai berikut. 1) Pp tidak dapat dibentuk tanpa adanya UU induknya. 2) pp tidak dapat mencantumkan sanksi pidana, jika UU induknya tidakmencantumkan sanksi pidana. 3) Pp tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan UU induknya. 4) Pp dapat dibentuk meskipun UU yang bbjangkutan tidak menyebutkansecara tegas, asal PP tersebut untuk melaksanakan UU. 5) Tidak ada PP untuk melaksanakan UUD 1945 atau TAP MPR.Tugas: Tuliskan tiga contoh PP yang mengatur tentang pendidikandan/atau pembehìjaran, yang meliputi nomor dan judulnya. Sertajehiskan PP tersebut untuk melaksanakan UU yang mana! c. Peraniran Presiden Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat oleh Presiden dalammenyelenggarakan pemerintahan negara sebagai atribusi dan Pasal 4 ayat (1)UUD 1945. Maten muatan Peraturan Presiden benisi maten yangdiperintahkan oleh undang-undang atau maten untuk nìelaksanakanPeraturan Pemerintáh. d Peraruran Daerah Peraturan Daerah adalah peraturan yang dibentuk dleh Pemerintahandaerah (DPRD bersatua pemerintah Daerah) Provinsi atau daerah Kabupatendaniatau Daerali Kota. Maten muatan Peraturan Daerah adalah seluruh matenmuatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugaspembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebihlanjut peraturan pemndang-undangan yang lebih tinggi. Jika Peraturan Daerab tersebut dibuat sesuai kebutuhan daerah maka dimungkinkan Perdayang berlaku di suatu daerah KabupatenfKota belum tentu cocokdiberthkukan di daerah kabupatenlkota lain. Hal lain yang Anda pahami bahwa dalam pembentukan peraturanpemndang-undangan ada beberapa prinsip yang biasanya dijadikan landasan,yaitu sebagai berikut. 1) Dasar peraturan perundang-undangan sdalu peraturan perundangundangan. Penyusunan peraturan perundang-undangan harus mempunyaithndasan yuridis yang jelas, sebab tanpa landasan wridis yang jela.s,peraturan perundang-undangan yang disusun tersebut bisa batal demihukum Contoh: UU Rl No.20/2(X)3 tentang Sisdikna.s merupakan landasan yuridis UU Rl No.14/2005 tentang guru dan dosen. 2) Hanya peraturan pemndang-undangan tertentu saja yang dapat dijadikanlandasan yuridis. Artinya, tidak semua peraturan perundang-undangantersebut dapat dijadikan landasan yuridis. Adapun yang dapat dijadikanandasan yuridis dalam pembentukan suatu peraturan perundangundangan, yaitu peraturan yang seilerajat atau lebih tinggi dan terkaitlangsung dengan peraturan perundang-undanganjang akan dibuat. Misalnya, Undang-undang No. 20 Tahun 200iZ 1ijadikan landasanyuridis dalam pembentukan peraturan pemerintah No. 19 Tahun 20(15tentang standar nasional Pendidikan. 3) Peraturan Pemndang-undangan yang masih berlaku hanya dapat dihapus,dicabut atau diubah oleh peramnan perundang-undangan yang sederaj atatau yang lebih tinggi. 4) Peraturan Perundang-undangan ban mengesatupingkan peramranperundang-undangan lama (lex posteriori derogat lex priori). 5) Peraturan perundang-undangan yang ebih tinggi mengesatupingkanpenaturan perundang-undangan yang lebih rendah, misalnya PeraturanPemenintah (PP) dapat mengesatupingkan Peraturan Menteri, demikianpula undang-undang dapat mengesatupingkan UUD 1945 —* Tap MPR — UIJ -* Perpu — Peraturan Pemeríntah —*Kepres —* Perda. 4) Kelsen dalam teorinya itu menyatakan bahwa tertib hukum menapakansuatu system of norms yang berlapis-lapis dan berjeiijang-jenjang dalamsuatu susunan (hierarki) yang berbentuk seperti tangga-tangga piramid. 5) Dalam kerangka tata untan perundang-undangan; undang-undangberftingsi untuk mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 danmengatur ketentuan lain yang diperintabkan oleb undang-undang. Kegiatan Belajar 2 Prinsip-prinsip Dasar Pemerintahan p ada bagian ini kita akan membicarakan maten tentang kewenanganlembaga-lembaga negara dan prinsip otonomi daerah. Kedua maten inisangat penting Anda pahami karena setelah perubahan UUD 1945 terdapatbeberapa perubahan kewenangan embaga negara dan kebijakan tentangotonomi daerah. Namun, sebelum membahas kedua maten tersebut akandiawali dahulu mengupas sepintas tentang prinsip-pninsip dasarpenyelenggaraan negara. A. PRINSIP-PRINSIP PENYELENG(;ARAAN NE(;ARA Untuic menjalankan sebuah organisasi besar seperti negara dipenlukanpninsip-prinsip tertentu agar para penyelenggara negara dapat menjalankanroda pemenintahan negara sesuai dengan amanah yang dibenikan rakyat. Menurut pandangan Jimly Asshidiqie (2OO6terdapat sembilan pninsippenyelenggaraan negara, yaitu prinsip Ketuhanan Yang Maba Esa, citanegara hulcum atau nomokrasi, paham kedaulatan rakyat atau demokra.si,demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan. pemisahan kekuasaan danChecks and Balances, sistem pemerintahan presidensial, persatuan dankeragaman dalam negara kesatuan, demokrasi ekonomi dan ekonomi pasar,dan cita masyarakat madani. Kesembilan prinsip tersebut sejalan dan terkait erat dengan lima dasardalam Pancasila, dan harus menjiwai kebijakan-kebijaican kenegaraan danpemerintahan, balk di tingkat pusat maupun daerah. Baik1ah Mari kita simakuraian kesembilan pninsip penyelenggaraan negara tersebut: 1. Prinsip Ketuha.nan Yang Maha Esa Sekalipun negara kita bukan negara yang dijalankan berdasarkan agama,namun setiap manusia Indonesia sebagai rakyat dan warga negara Indonesiadiakui sebagai insan beragama berdasarkan Ketuhanan YME. DalamKetuhanan Yang Maha Esa tersebut nìerupakan pandangan dasar dan bersifatprimer yang secara substansial menjiwal keseluruhan wawasan kenegaraanbangsa Indonesia. Dalam kehidupan bemegara prinsip Ketuhanan YME tersebutdiwujudkan dalam paham kedaulatan rakyat dan sekaligus dalam kedaulatanhukum yang saling berjalin satii satua lain, Keduanya diwujudkan dalam pelembagaan sistem demokrasi yang berdasarkan atas hukum dan prinsipnegara hukum yang demokratis (democrarische rechrss:aat). 2. Prinsip Cita Negara Hukum dan The Rule of Law Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. Pengakuan sebagai negara hukum di dalamnya terkandungpengertian adanya pengalcuan terhadap supremasi hukun’i dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kek’uasaan menurut sistemkonstitusional yang diatur dalam UUD, adanya jaminan hak asasi manusiadalam UUD, adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak, sertamenjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaanwewenang oleh pihak yang berkuasa. Dalam paham negara hukum, hukumlah yang memegang komandotertinggi dalam penyelenggaraan negara. Artinya, yang sesungguhnyamemimpin dalam penyelenggaraan negara itu adalah hukum itu sendiriselesai dengan prinsip the rule of law, and no: of man, yang sejalan denganpengertian nomokrasì, yaitu kekuasaan ya, dijalankan oleh hukum. Dalamnegara hukum yang demokratis, hukum tidak boleh dibuat; ditetapkan,ditafsirkan dan ditetapkan dengan tangan besi berdasarkan kelcuasaan belaka (Machzsstaa:), tetapi hukum harus dibuat dengan memperhatikan danmendasarkan pada demokrasi, yaltu aspirasi dan kepentingan rakyat. Tugas Anda sebagai guru Iebih-Iebih guru SD adalah menanamkan danmembina siswa memiliki kesadaran hukum dan membiasakan siswa tant padahukum sesuai dengan kemampuan dan perkembangan siswa. Misalnya,membiasakan siswa disiplin dan mentaati aturan sekolah dan taat pada norma-norma masyarakat sekitamya. 3. Prinsip Paham Kedaulatan Rakyat Selain nìenganut paham negara hukum, negara kita juga menganutpaham kedaulatan rakyat atan demokrasi, yaitu demokrasi Pancasila. Pemilikkekuasann tertinggi yang sesungguhnya dalam negara kita adalah rakyatsehingga kekuasann negara hendakriya diselenggarakan bersatua-satuadengan rakyat. Ðemokrasi bukan hanya menyangkut pele mbagaan gagasan-gagasanluhur tentang kehidupan negara yang ideal, melainkan juga merupakanpersoalan tradisi dan budaya politik yang egaliter dalam realita.s pergauianhidup yang berkeragaman dengan saling menghargai perbedaan satu satualain. Sebagai guru tentu Anda memiliki mengemban amanah untukmenanamkan sikap dan perilalcu demokrasi siswa baik di sekolàh maupun dirumah dan Iingkungan masyarakat. Sebab sikap dan perilaku demokrasi tidakbisa diwariskan tetapi mesti ditanamkan dan dibiasakan sejak dirii. 4. Prinsip Dcmokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilan Kedua jenis demokrasi tersebut diterapkan dalam penyelenggaraannegara di negara kita. Demokrasi perwakilan dijalankan lembaga perwakilanrakyat, yaitu DPR, DPD, dan DPRD di daerah Provinsi atau Kabupaten/Kotauntuk mewakili rakyat dalam melaksanakan fungsi legislasi, fungsipengawasan, dan tùngsi angganan, sefla menjalankan kewenangan lain yangberkaitan atau menyangkut kepentingan rakyat yang diwakilinya. Sedangkan demokrasi langsung dilakukan melalui pemilihan umum, danpemilihan pasangan Presiden dan wakil Presiden. Selain itu, kedaulatanralcyat dapat pula disalurkan setiap saat melalui pelaksanaan hak ataskebebasan berpendapat, kebebasan berorganisasifberserikat, dan kebebasanpers sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Prinsip PeiuLsahan Kckuasaau dengan sistcm Check and BalancesSebelum perubahan UUD 1945, di negara kita menganut prinsippembagian kekunsaan (distribution oj,ower) yang bermmpu pada supremasi MPR sebagai lembaga tertinggi Nara dan pemegang kedaulatan rakyatsepenuhnya. Namun, setelab perubahan UUD 1945, MPR bukanlabpemegang kedaulatan rakyat sepenuhnya dan bukan pilla lembaga tertinggiNegara karena kedudukan MPR sejajar dengan lembaga Negara lainnya,seperti DPR. Presiden, MK, MA, dan BPK. Oleh karena itu, me nurut UUD 1945 kedaulatan ralcyat itu dibagikansecara horizontal dengan cara nìemisahkannya (separation of power) menjadikekuasaan-kekuasaan yang dijalankan lembaga-lembaga negara yangsederajat dan saling mengendalikan satu satua lain berdasarkan prinsip salingmengawasi dan mengimbangi (checks and halancess), Uraian Iebih lanjuttentang kewenangan lembaga-lembaga Negara yang dipisahkan tersebut akankita bahas pada sant membicarakan kewenangan lembaga-lembaga Negara 6. Prinsip Sisteiu Pcmcrintahan Presidcnsiai Sistem pemerintahan presidensial mengandung makna bahwa yangmemegang kekuasaan menja]ankan pemerintahan berada di tangan presiden(concentrarion of power and responsibility upon the President). Dalamsistem ini presiden tidak bertanggung jawab kepada par]emen, tetapibertanggung jawab langsung kepada rakyat yang memilihnya. Salah satukeuntungan sistem presidensial ini adalah lebih menjamin stabilitaspemerintahan. Bagaimanakah sistem presidensial yang diterapkan di Negara kita? Jimly Asshidiqie menjelaskan sebagai herikut. Pcrtaiua, dalam sistem pemerintahan presidensial iniPresiden dan wakilPresiden merupakan satu institusi penyelenggara kekuasaan eksekutif Negara tertinggi di bawah UUD. Kedua. Presiden dan Wakil Presiden dipilih olehrakyat secara langsung dan karena itu secara politik tidak bertanggung jawabkepada MPR atau parlemen melainkan bertanggung jawab langsung kepadarakyat yang memilihnya.Ketiga, Presiden danlatau Wakil Presiden dapat dimintakanpertanggungjawabannya secara hukum apabi]a melakukan pelanggaranhukum dan konstitusi. Keempat. dalam hal terjadi kekosongan dalam jabatanPresiden atau Wakil Presiden, pengisnya dapat dilakukan melaluipemilihan dalam sidang MPR. Kelima. para menteri merupakan pembantupresiden dan wakil presiden. Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, dan karena itu bertanggung jawab kepada. Presiden bukan kepadaparlemen. Keenam. masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden dibatasihanya lima tabun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yangsatua hanya untuk satu ka] ¡ masa j abatan. 7. Prinsip Pcrsatuan dan Kcragamau Di negara kita yang memi]iki berbagai keragaman suku bangsa, agama,dan budaya dibumhkan prinsip persatuan dengan bersatu seerat-eratnyadalam keragaman tersebut. Keragaman itu mempakan suatu kekayaan yangmesti dipersatukan, tetapi tidak boleh diseragamkan yang mengarah kepadamenafikan (tidak mengakui) keragaman. Negara kesatuan Republik Indonesiamerupakan negara persatuan dalam arti sebagai negara yang warga negaranyaerat bersatu, yang mengatasi segala paham perseorangan atau golongan, yangmenjamin persatuaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan tanpakecuali. 8. Prinsip Dcmokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar Sosial Dengan adanya doktrin demokrasi politik dan demokrasi ekonomi,sistem sosial di Indonesia dapat dikembangkan menurut prinsip-prinsipdemokrasi yang seimbang sehingga menumbuhkan kultur demokrasi social yang kokob dan menjadi basis sosia) bagi kemajuan bangsa dan negara dimasa depan. Dalam pemahaman demokrasi sosia), negara, bertùngsi sebagaialla kesejahteraan (welfare state). Paham demokrasi ekonomi dan ekonomi pasar sosia) di negara kittercermin dalam Bab XIV yang meliputi Pasal 33 dan 34 UUD 1945 tentangperekonomian nasional dan kesejahteraan sosia). Pada Pasal 33 ayat (1)ditegaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaba bersatua berdasaratas asas kekeluargaan. Kemudian, pada ayat (4) disebutkan bahwaPerekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomidengan prinsip kebersatuaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,berwawasan lingkungan, kemandirian, sefta dengan menjaga keseimbangankemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Selanjutnya Pasa) 34 ayat (2)menegaskan negara mengembangkan sistem jaminan flsial bagi selurubat dan memberdayakan masyarakat yang lenìah dan tidak mampu sesuaidengan martabat kemanusiaan. 9. Prinsip Cita Masyarakat Madani Prinsip cita masyarakat madani atau civil society yang berkembangmenjelang berakhimya abad ke-20 membawa misi pemberdayaanmasyarakat. Prinsip ini memandang bahwa; ketiga wilayah (domain), yaitu negara, masyarakat, dan pasar harus satua-satua dikembangkankeberadaannya dalam hubungan yang fungsional, sinergis clan seimbang.Institusi negara dibentuk bukan untuk mengambil alih fungsi-fungsi yang secara alaniah dapat dikerjakan sendiri secam Iebih efektif dan etisien olehinstitusi masyarakat, melainkan justm untuk makin mendorong tumbuh danberkembangnya peradaban bangsa Indonesia sesuai dengan cita-citamasyarakat madam yang maju, mandiri, sejahtera, demokratis danberkeadilan. B. KEDUDUKAN, FUN(;SI., DAN KEWENAN(;AN LEMBA(;A-LEMBAGA NECARA Perubaban UUD 1945 membawa perubahan terhadap stmkturkelembagaan negara, kedudukan dan kewenangan embaga-Iembaga Negara sena cara atau sistem pemilihannya. Sethin lui, dengan pembahan UUD 1945ada lembaga negara yang dihilangkan (yaitu DPA) dan ada pula lembaganegara ban yang salah satu di antaranya adalah komisi yudisial. Sebelum perubahan UUD 1945, lembaga-lembaga negara terbagi ataslembaga tertinggi negara (MPR) dan lembaga tinggi negara, yaitu Presiden,DPR, MA, BPK, dan DPA. Namun,, setelab perubahan UUD 1945, tidak adalembaga negara yang berkedudukan sebagai lembaga tertinggi dan tingginegara. lJntuk mengganti istilah lembaga tertinggi dan tinggi negara sekarangini banyak digu.nakan dengan menyebut lembaga-lembaga llegara.Lalu, apa lembaga saja yang termasuk lembaga negara’? Pada buku baban tayangan Sosialisa.si UUD 1945 disebutkan tentang “Lembaga-lembagadalam sistem Ketatanegaraan”, . dapat disimpulkan bahwa lembaga-lembagadalam sistem ketatanegaraan kita ada lembaga tingkat pusat dan ada lembagatingkat daerah. Lembaga-lembaga yang berkedudukan di tinglcat pusat adayang memegang kekuasaan yang diatur atau ditegaskan dalam UUD 1945,seperti DPR. Presiden, MPR, BPK. DPD, MA, dan MK. dan ada lembagayang kewenangannya tidak diatur langsung dalam UUD 1945, misalnyakementrian negara, KPU, dan bank sentral. Pada bagian ini kita akan membicarakan lembaga-lembaga negara yangmemiliki kewenangan yang diamr dalam UUD 1945, di antaranya DPR,MPR, DPD, Presiden, MA dan MK, serta BPK. Untuk lebih memahami bahasan ini, sebaiknya sertakan buku UUD 1945 pada sant Anda mengkajibahasan ini. 1. Kedudukan dan IVewenang MPR Apakah Anda masih ingat teori pemisahan kekuasaan dan Montesquieu?Montesquieu berpendapat bahwa kekuasaan dalam negara terbagi atas tigakekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutit dan yudikatif. Ketigakekuasaan ita harus terpisah baik organ maupun fungsinya. Jika dikaitican dengan Trias polirika-nya Montesquieu. MPR bukanpemegang kekuasaan legislatit tetapi memiliki fungsi “legislatif khusus danterbatas”, yaitu yang berkaitan dengan menetapkan dan mengubah UUD. Sebelum perubahan UUD 1945 MPR berkedudukan sebagai lembagatertinggi negara dan sebagai pelaksana kedai.tan rakyat sepenuhnya. Ingatbunyi Pasa] 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum perubahan) bahwa “Kedaulatanadalah di tangan rakyat, dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Namun,setelah perubahan UUD 1945, MPR bukan lembaga tertinggi negara danbukan pula pelaksana kedaulatan rakyat sepenuhnya. Perhatikan rumusan Pasa] I ayat (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakanmenurut ¡UD”. Dengan demikian; kedudukan MPR setelah pembahan UUD1945 merupakan lembaga negara yang sejajar dengan lembaga-lembaganegara lainnya, seperti Presiden, DPR, MK, MA, DPD, dan BPK. Dengan perubahan UUD 1945 maka terjadi perubahan yang fundamentaldalam sistem ketatanegaraan kim., yaitu dan sistem yang vcrtikal-fungsionaldengan prinsip supremasi MPR menjadi sistem yang horizontal-fungsionaldengan prinsip saling mengimbangi dan saling mengawasi (check andbalances) antarlembaga negara. Hal ini berdampaic pada pengurangankewenangan yang sebelumnya dimiliki lembaga MPR. Adapun kewenangan MPR sebagaimana diatur dalam CUD 1945, yaitu: a. menambah dan menetapkan UUD (Pasa] 3 ayat (I) }; b. melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden {Pasal 3 ayat (2)); c. memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masajabatannya menumt CUD (Pasa] 3 ayat (3)); d. memllih Waki] Presiden dan dna calon yang diusulkan oleb Presidenapabila terjadi kekosongan jabatan Wail Presiden dalam masajabatannya {Pasal 8 ayat (2)); e. memi]ih Presiden dan Wakil Presiden apabi]a keduanya berhenti secarabersatuaan dalam nfla jabatannya dan dua pasangan calon Presiden dancalon Wail Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabunganpartai politik yang pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presidennyameraib suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umumsebelumnya, satupai berakhir masa jabatannya (Pasa] 8 ayat (3)). 2. Kcdudukan, Fungsi, dan Wewcn»ng DPR DPR niempakan lembaga penibentuk undang-undang flcekuasaanlegislatif). Pada Pasa] 20 ayat (1) ditegaskan bahwa “Dewan PerwakilanRakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang”. PadabaLsebelum perubahan UCD 1945, pemegang kekuasaan membentuk undangundang berada di tangan Presiden (lihat naskah ash UUD 1945 Pasal 5ayat (I)). Dengan demikian, telah terjadi penguatan kedudukan dan FungsiDPR sebagai lembaga legislatif. Sebagai lembaga negara yang mempakan perwakilan (representation)dad rakyat, DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan(control) jalannya pemerintahan negara. Perhatikan mmusan Pasa] 20Aayat (1) bahwa “DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fiingsipengawasan”. Fungsi legislasi mempertegas kedudukan DPR sebagallembaga legislatif yang menjalankan kekuasaan membentuk undang-undang. Fungsi anggaran mempertegas kedudukan DPR untuk niembahas RAPBNdan menetapkan APBN perhatikan Pasal 23 ayat (3) UCD 1945. Sedangkanfùngsi pengawasan yaitu fungsi DPR dalam melakukan pengawasan terhadapkebijakan dan pe]alcsanaan pemerintahan dan pembangunan oleh Presiden(pemenintah). Baiklah! Mari kita bahas kewenangan yang dimiliki DPR sebagaimana diatur dalam CUD 1945, Kewenangan DPR diatur pada Pasa] 20 ayat (I) UUD ¡945 yang menyatakan bahwa “DPR memegang kekuasaan memhenmk undang-undang”. Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan “SetiapRancangan tindang-Undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat danPresiden untuk mendapat persetujuan bersania”. Berdasarkan rumusantersebut maka DPR-lah sebagai pemegang kekuasaan membentuk undangundang. Setiap undang-undang, balk yang rancangan undang-undangnyaberasal dan DPR maupun dan Presiden hans dibahas bersatua kedua embaga tersebut untuk mendapat persetujuan bersatua. Sethnjutnya perhatikan Pasal 20 ayat (3) IJUD 1945: “Jika rancangan nundang-undang 1m tidak mendapat persetujuan bersatua, RUI.J im tidak bolebdiajukan lagi dalam persidangan DPR masa ini Namun jika RUU ini telahmendapat persenijuan bersatua maka Presiden dapat mengesahkan RUUtersebut menjadi undang-undang. (lihat Pasa] 20 ayat (4)). Berdasarkan rumusan Pasal 20 ayat (4) maka yang mengesahkanundang-undang adalah Presiden. Pertanyaannya, bagaimana nasib RUUseandainya RUU tersebut sudab disetujui bersatua tetapi tidak disahkanPresiden? Untuk mengantisipasi terjadiriya bal tersebut, UUD 1945 Pasa] 20ayat (5) menegaskan bahwa “Dalam bal RUU yang telah disemjui bersatuatersebut tidak disahkan &eh Presiden dalam waktu 30 han semenjak RUUtersebut disetujui, RUU tersebut sab menjadi undanundang dan wajib diundangkan”. Ketentuan tersebut merupakan upS ja menean solusikonstitusional apabila Presiden tidak melakukan pengesahan terhadap suatuRUU yang telah disetujui bersatua antara DPR dengan Presiden. Persetujuan bersatua antara Dewan Perwakilan Rakyat dengan Presidententunya sangat penting dilakukan. Mekanisme tersebut niencerminkanbahwa VU itti sebagai produk bersatua antara DPR dan Presiden. Undangundang dibentuk oleh DPR bersatua Presiden, bukan dibentuk oleh Presidendengan persetujuan DPR atau sebaliknya. Berdasarkan ketentuan dalam UUD 1945, DPR memiliki kewenangan, di antaranya: a. membentuk undang-undang; b. membahas setiap RULE bersatua Presiden untuk mendapat persetujuanbersatua; c. membahas dan memberikan persetujuan terhadap peramran pemerintahpengganti undang-undang yang telah dikeluarkan Presiden; d. menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yangberkaitan dengan bidang tertentu; e. memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undangAPBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,pendidikan. dan agama; f. menetapkan APBN bersatua Presiden dengan memperhatikanpertimbangan DPD; g. memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikanpertimbangan DPD; yang kemudian diresmikan oleh Presiden, h. memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan danpemberhentian anggota Komisi Yudisial; i. memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan KomisiYudisial untuic ditetapkan sebagai hakim agung; j. mengajukan tiga orang calon anggota hakim konstitusi kepada Presidenuntuk ditetapkan; k. memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta,menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangandalam pemberian amnesti dan abolisi; 1. memberikan persetujuan kepada Presiden untuk fnyatakan perang,membuat perdamaian dan peri anj ian dengan negara lain, serta membualperjanjian intemasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas danmendasar bagi kehidupan ralcyat yang terkait dengan beban keuangannegara danlatau pembentukan undang-undang. 3. Kcdudukau, Fungsi, dan Wewenang DPD Anda pasti paham bahwa sebelum perubahan UUD 1945 dalamketatanegaraan kita tidak dikenal lembaga DPD. Lembaga ini menetapkanlembaga negara bam yang lahir setelah perubahan U1JD 1945. Pertanyaannyamengapa lahir lembaga DPD? Keberadaan DPD dalam struicturketatanegaraan kita antara lain dimaksudkan untuk: a. memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadab negara KesatuanRepublik Indonesia dan memperteguh persatuan kebangsaan selumhdaerah; b. meningkatkan agregasi dan akomodasi aspirasi dan kepentingan daerahdaerah dalam perumusan kebijakan nasional berkaitan dengan Negara dan daerah; c. mendorong percepatan demokrasi, pembangunan dan kemajuan daerahsecara serasi dan seimbang (Setjen MPR, 241)5). : , Apalcah DPD mempunyai fungsi yang satua dengan DPR? DilihatIingkupnya, tentu saja fungsi DPD berbeda dengan DPR karena DPDmerupakan perwakilan dan tiap daerah (provinsi), sedangkan DPR merupakali perwakilan dan partai-partai politik yang bersifat nasional. Olehkarena ifli, DPD memiliki lùngsi yang terbatas di bidang legislasi, anggaran,pen gawasan, dan pertimbangan.Kewenangan DPD sebagaimana diamr ULJD 1945 di antaranya; a. dapat mengajukan RUU kepada DPR yang berkaitan dengan otonomidaerah, hubungan pusat dan daerah; pembentukan dan pemakaran sertapenggabungan daerab, pengelolaan sumber daya alam dan sumber dayaekonomi Iainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuanganpusat dan daerab {Pasal 22D ayat (l)}; b. ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubunganpusat dan daerah; pembentukan peniekaran, dan penggabungan daerahpengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi iainnya, sertaperimbangan keuangan pusat dan daerab; serta membenikanpertimbangan kepada. DPR atas RUU APBN dan RUU yang berkaitandengan paalc pendidikan dan agama {Pasal 22D ayat (2)}; c. memberikan pertimbangan kepada DPR atas Ri APBN. (Pasal 23 ayat (2)} d. memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan anggota BadanPemeriksa Keuangan {Pasal 23F ayat (1)). 4. Kedudukan dan Wcwenang Presiden Kedudukan presiden adalah sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan(Pisa] 4 ayat (1)1 atau lembaga eksekutif mempunyai kekuasaan untukmenetapkan peraturan pemerintah (pouvoir reglemen:). kewenangan Presidenbukan hanya dalam bidang eksekutif, tetapi juga memiliki kewenangantertentu dalani bidang legislatif dan yudikatif. Kewenangan yang dimilikidalam bidang legislatif dan yudikatif tersebut tentu saia harus bekerja satuadengan lembaga pemegang kekuasaan dalam bidang tersebut. Sebelum perubahan UUD 1945, kekuasaan yang dimiliki Presiden sangatluis sehingga dikenal dengan istilah heavy eksekuzif Namun, setelahperubahan UUD 1945, kewenangan Presiden dalam hal-hal tertentu dikurangiatau dialihkan kepada lembaga ]ain yang meniang secara teori ketatanegaraanumumnya bukan kewenangan Presiden. Contoh: Pasal 5 aya] (I) IUD 1945sebe]um penubahan disebutkan bahwa “Presiden memegang kekuasaan membentuk undarig-undang dengan persetujuan DPR”. Berdasarkan rumusanpasal tersebut.. jelaslah bahwa pemegang kekuasann membentuk undangundang berada di tangan Presiden. Seharusnya, yang memegang kekuasaanmembentuic UI.) adalah lembaga legislatif (DPR). OIeh karena itu, rumusanPacal 5 ayat (1) setelah perubahan U1JD 1945 adalah “Presiden berhakmengajukan rancangan undang-undang kepada DPR”. Artinya., DPR-lahsebagai pemegang keku.asaan menthentuk undang-undang sebagaimanadiamr dalam Pasal 20 aya! (I) UUD 1945. Jika demikian, apa saja yang menjadi kewenangan Presiden? MenurutUUD 1945 Presiden memiliki wewenang di antaranyæ a. ¡ne megang kekuasaan pemerintahan menurut UUD (Pasal 14 ayat (I)); b. mengaitkan rancangan undang-undang ke-DPR (Pasa] 5 ayat (1)1; c. menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undangsebagaimana mestinya (Paca] 5 ayat (2)1; d. memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, danAngkatan Udara (Pasal I 0) e. dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian danperjanjian intenmsional dengan negara lain {Pasal il aya! (I)); f. Presiden dapat menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); g. Presiden mengangkat data dan konsul serta menerima data dan Negara lain dengan memperhatikan pertimhang DPR (Pasal 13 ayat (1,2,3)); h. Presiden memberi grasi dan reha1i1itasi dengan memperhatikanpertimbanganMA (Pacal 14 ayat (1)); i. Presiden memberikan amnesti dan abolisi dengan memperhatikanpertimbangan DPR Pasal 14 aya! (2)); j. memberikan gelar, tanda jasa. dan lain-lain tanda kehormatan yangdiamr dengan undang-undang, (Pasa] 15); k. mengesahkan RUU yang telah disetujui bersatua DPR menjadi UU(Pasa] 20 aya! (5)). Hal lain yang menarik berkaitan dengan embaga kepresidenan setelabpembahan UIJD 1945: a. tentang pemilihan pasangan Presiden dan Wakil Presiden secara)angsung oleh ralcyat (Pasa] 6A); b. adanya pembatasan masa jabatan Presiden (Pasal 7); c. adanya penegasan mekanisme pemberhentian Presiden pada masajabatannya dengan melibalkan beberapa lembaga yaitu DPR. MK, danMPR (Pasa] 7A dan 7B). Hal-hal tersebut di atas, mungkin telah dibahas pada modul atau mataku]iah lain sehingga tidak akan dibabas dalam modul ¡ni. 5. Kedudukan dan Vewenang Lembaga Vudikatif Pertama kali yang perlu Anda pahami dalam membahas wewenanglembaga yudikatif (kehakiman) adalah lembaga negara apa saja yangmelakukan kekuasaan kehakiman? Pertanyaan ini penting diajukan dandijawab karena sering kali salah penafsiran tentang hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat rumusan UUD1945 Pasa] 24 ayat (2) yang menyatakan “Kekuasaan kehakiman dilakukanoleh sebuah Mahkamah Agung dan hadan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,lingkungan peradilan militer, Iingkungan peradilan tata usaba negara dan olehsebuah Mabkamah Konstitusi”. Kemudian, pada ayat (3) ditegaskan “Badanbadan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur undang-undang”. lJntuk menjabarkan lebih lanju mengenai MahkamahAgung diatur dalam Undang-Undang Nomor abun 2004 tentangMahkamah Agung. Berdasarkan ketentuan tersebut, jelas bahwa lembaga negara yangmelakulcan kekuasaan kehakiman adalah Mahkamah Agung (selanjutnyadisingkat MA) dan Mahkamab Konstitusi (MK). Di satuping itu, ada badanbadan lain yang lùngsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman yaituantan lain jaksa., advokat, dan polisi. Atas dasar penjelasan tersebut malcayang akan dibahas dalam bagian ini hanya kedudukan dan wewenang MAdan MK. Mahkamah Agung memiliki kedudukan sebagai pelaksana kekuasaankehalciman bersatua-satua dengan MK. Mahkamah Agung adalah Pengadilannegara tertinggi dan semua lingkungan peradilan yang thlam melaksanakantugasnya hans bebas terlepas dan pengaruh pemenintab maupun pengaruhpengarub lainnya. Dalam kedudukannya sebagai pelaku kekuasaankehakiman, MA memiliki kewenangan mengadili pada tingkat kasasi,menguj i peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang; dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan undangundang {UUD 1945 Pasal 24A ayat (I)). Pada uralan di atas dikemukakan bahwa s&ain MA ada lembaga Negara bara yang juga sebagai pelaku kekuasaan kehakiman, yaitu MahkamahKonstitusi. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 24C ayat (1), MK memilikiwewenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannyabersikt final untuk: a. menguji undang-undang terhadap lJndang-Undang Dasar; b. memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yangkewenangannya diberikan oleh undang-undang dasar; c. memutus pembubaran partai politik;& memiitus perselisihan hash pemìlu Selanjutnya, dalam Pasa] 24C ayat (2). MK wajib memberikan putusanalas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden danlatau wakil presiden menurut Undang-Undang Dasar. Apalcab hanya MA dan MK saja yang mgasnya berkaitan dengan kehakiman? Sebenarnya selain kedua lembaga tersebut (MA dan MK)terdapat sara lembaga bam yang berkaitan dengan kekuasaan kehakimanyaitu Komisi Yudisial (KY). Namun, Komisi Yudisial bukan merapakanpelaksana kekuasaan kehakiman sebagaimana telah kita lihat dalam Pa.sal 24ayat (2) UUD 1945, Kewenangan KY yaitu mengusulkan pengangkatanhakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga danmenegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim (Pasa] 24B ayat 1)”. Dengan demikian, KY tidak memiliki kewenangan untukmemumskan perkara dalam peradilan sehingga KY tidak dikategorikansebagai pelaksana kekuasaan kehalciman. 6. Kedudukan dan Wewenang Badirii Pciucriksa Kcuangan BPK diatur dalam Bah tersendiri, yaitu Bah VillA, yang meliputi Pasal23E, 23F, dan 23G. BPK berkedudukan sebagal lembaga negara yangberfangsi memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yangbebas dan mandiri. Fungsi penìeriksaan keuangan iniberhubungan eratdengan fiingsi pengawasan yang dilakukan oleh parlemen. Karena itu,kedudukan kelembagaan BPK sesungguhnya berada dalam ranah kekuasaanlegislatif atau sekurang-kurangnya berhimpitan dengan fungsi pengawasanyang dijalankan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Adapun wewenang BPK menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut.& memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23Eayat I); b. menyerahkan hasil pemeriksaan keuangan negara kepada DPR, DPD,dan DPRD sesuai dengan kewenangannya (Pasal 23E ayat 2); C. KONSEP ()TONOMI DAERAH 1. Kebijakan Pemberian Otonomi Daerah Dalam undang-undang nomor 32 Tahun 2004 ditegaskan bahwa otonomidaerah adalah hak, wewenang, dan kewaj iban daerah otonomi untukmengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentinganmasyarakat setempat sesuai dengan peramran pemndang-undangan. Berdasarkan pengertian tersebut. tersirat konsep desentralisasi. Desentralisasiyaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah (pusat) kepadadaerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalamsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (Pasal 1 ayat (7) UIT No. 32 Tahun 2004), Litvack dan Seddon (1999) dalam Wasistiono (2002)menjelaskan bahwa desentralisasi adalah ¡he transfrr of authority andresponsibility for public function from central govemment to subordiriate orquasi-independent govemment organization or he private sector. Bagi bangsa Indonesia, desentralisasi merupakan suatu cotdÇtio sine quanon sesuai dengan diriamika masyarakat dan tunmtan zaman. Oleh karena itta,sejak awal, the foundirig jàther negara Indonesia sudah menyadari bahwanegara Indonesia yang memiliki wilayab ribuan pulau dan penduduk yangserba beragam tidak memungkinkan untuk dikelola secara sentralistikBowman & Hampton (1983) menyatakan bahwa tidak ada suatupemerintabdan suatunegara yang tuas akan mampu secan efektif membuat public policies di segala bidang dan mampu melaksanakan policy tersebut secaraefektif dan cfi sien di seluruh wilayah negara tersebut. Namun, realitasnya dalam sejarah pemerintahan daerah Indonesia,pelaksanaan otonomi daerah (desentralisasi) seperti sebuah pendulum yangbergerak di antara kutub sentralisasi di sant sisi dan kutub otonomi(desentralisasi) di sisi lain. Pergerakan pendulum tersebut tergantung padasituasi dan kondisi politik yang berlaku pada zamannya. Idealnya, baginegara kesatuan, seperti Indonesia, pendulum sentralisasi dan desentralisasiberada pada titik keseimbangan. Perlunya keseimbangan tersebut ditegaskan ,pula Hoessein (2001) bahwa negara dan bangsa tidak mungkin memilih salabsaw altematif sentralisasi atau desentralisasi karena akan terjadi anarki. Dalam melaksanakan otonomi daerah, UUD 1945 memberikan acuan(landasan) yang diatur dalam Bah VI yang meliputi Pasal 18, ISA, dan I SB.Untuk mengetahui rumusan ketiga nasal tersebut, dipersilakan untukmembuka dan mempelajari UUD 1945. Berdasarkan Pasal 18 UUD 1945 (meliputi 7 ayat), dapat kita sarikansebagai berikut; a. adanya pembagian daerab otonom yang bersifat berjenjang (Provinsi danKabupaten/Kota; b. daerah otonom mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurutasas otonomi dan tugas pembanruan; c. secara elcsplisit tidak disinggung mengenai asas dekonsentrasi; d. pemerintah daerah otonom memiliki DPRD yang anggota-anggotanyadipilih secara demokratis; e. kepala daerah dipilib secan demoicratis; f. pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali umsanpemerintahan yang olehundang-undang ditentukan sebagai urusanpemerintab pusat. Se]anjutnya, Pasa] I SA ayat (I) UUD 1945 menegaskan adanyahubungan wewenang antara pemerintab sat dan pemerintahan daerahprovinsi, kabupaten, dan kota, atau antan fkvinsi dan kahupaten dan kota diatur dengan Wi dengan memperhatikan kekbususan dan keragamandaerah, Sedangkan ayat (2) menegaskan hubungan keuangan, pelayananumum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antarapemerintah pusat dan pemerintahan daerah yang diatur dan dilaksanakansecara adil dan selaras berdasarkan undang-undang. Sedangkan Pasal 1 SB nienegaskan bahwa negara mengakui danmenghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus ataubersifat istimewa (ayat 1). Contoh daerah istimewa, yaitu Daerah tstimewaYogyalcarta. Sedangkan daerah yang bersifat khusus (otonomi khusus) yaituprovinsi Papua dan Provinsi NAD. Diskusikan mengapa ketiga daerah itudikategorikan daerah khusus atau istimewa? Kemudian, pada ayat (2)ditegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuanmasyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masib hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara kesatuan RI. Sebagai implementasi dan pelaksanaan Pasal I X, ISA, dan I SB UndangUndang Dasar 1945, Pemerintah Republik Indonesia melaksanakanpembagian daerah-daerah dengan henni susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang pemerintahan daerah. Oleh karena imlah,sejak proklamasi kemerdekaan satupai sekarang inipemerintah telahbeberapa kali menibentuk dan mengubah undang-undang tentangpemerintahan daerah. Perubahan yang cukup me ndasar te rl ihat da] am Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999 yang kemudian digantidengan UU Rl 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, dan UU RlNomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahpusat dan pemerintab daerah. Pertanyaannya, apa yang diatur dalam undang-undang tersebut? Salahsatu hal penting yang diatumya adalah prinsip penyelenggaraan otonomidaerah, yaitu prinsip otonomi seluas-luasnya, nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi seluas-luasnya mengandung makna bahwa daerah diberikankewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luaryang menjadi ui-usan pemerintab (Pusat). Ui-usan yang men jadi kewenanganpemerintah pusat tersebut, yaitu kewenangan di bidang politik lun negeri,pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan tiskal nasional, dan agama. Prinsip otonomi nyata memiliki makna batiwa untuk menangani urusanpemerintahan dilaksanakan berdasarkan mga(Pwewenang, dan kewaj ibanyang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup danberkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Hal inimengandungarti bahwa isi dan jenis otonomi bagi setiap daerah tidak selalu satua dengandaerah Iainnya. Sedangkan prinsip bertanggung jawab adalah otonomi yangdalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan danmaksud pemberian otonomi yang pada dasatuya untuk meniberdayakandaerah termasuic meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagianutama dan tujuan nacional. Hal penting yang mesti diperhatikan daerah, sebagaimana ditegaskandalam pen jelacan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwapenyelenggaraan otonomi daerah haras selalu berorientasi pada peningkatankesejahteraan masyarakat, menjamin hubungan keserasian antar daerahdengan daerah lainnya, dan haras niampu menjamin hubungan yang saisiantara daerah dengan pemerintah. Oleh karena itt, agar otonomi daerah dapat dilalcsanakan sea1an dengan tujuan yang hendak dicapai maka pemerintah wajib melakukan pembinaan yang bempa pemberian pedoman (seperti dalampenelitian, pengembangan, perencanaan, dan pengawasan), memberikanstandar, arahan, bi mbingan, pelatihan. supervisi, pengendalian, koordiriasi,pemantauan, dan evaluaci. 2. Asas-asas Pcnyeknggaraan Pemerintahan Dacrah Pada unían di atas telab dikemukakan hahwa asas yang digunakandalam penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana ditegaskan dalamUUÐ 1945 dan UU Nomor 32 Tahun 2004 adalah asas otonomi dan higas pcmbautuau. Maksud Asas otonomi dan tugas pembantuan tersebut adalahbahwa pehìksanaan urusan pemerintahan oleh daerah dapat diselenggarakansecara Iangsung oleh pemerintahan daerah itu sendiri (otonomi), dan dapatpula berupa penugasan oleh pemerintah provinsi ke pemerintahkabupaten/kota dan desa atau penugasan dan pemerintah kabupaten/kota kedesa (mgas pembantuan atau inedebewind). a. Asas otonomi (Desentralisasi) Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemenintahan olehpemerintah kepada daerah otonom untuk menMmr dan mengurus urusanpemerintahan dalam sistem negara kesatuan th4,ublik Indonesia (Pasal 1ayat (7) UU Nomor 32 Tahun 2004). Secara teoretis, terdapat berbagaipenaisiran yang diberikan terhadap istllah desentralisasi. I.eemans (1970:52),misalnya, membedakan desentralisasi atas 2 macam, yaitu refresenrativelocal govermen: dan field adtninstration. Sedangkan Rondirielli (1981)membedakan empat jenis desentralisasi, yaitu deconcenrration, delegation,devoluzion, dan privatisation. Menumtnya.. desentralisasi sering kaliditujukan sebagai salah satu cara untuic mengelola pembangunan ekonomi nasional secara lebih efektif dan efisien. Pandangan lain dikemukakan Maddick (1963) bahwa desentralisasimencalcup proses deconcentration dan devolutthn. Menurutnya, devoluriondirumuskan sebagai penyerahan wewenang untuk melaksanakan fungsifungsi tertentu kepada pemerintah daerah. Desentralisasi sebagai istilah yang luas, dapat diuraikan dalam bentukdevolusi pada satu sisi dan dekonsentrasi pada sisi lain. Secam struktural,konsekuensi dan otonomi tersebut adalah diciptakannya pemerintah daerah(local goverment) sebagai manifestasi dan devolusi dan pemerintah wilayahsebagai manifestasi dan dekonsentrasi. Persoalannyaadalah kebijakan mana yang akan dipilih, yang kira-kira dapat mengurangibeban pemerintah pusat, efisiensi, dan akan menyejahterakan rakyat. Apakahpilihan akan dijamhkan pack desentrahsasi atau pada dekonsentrasi? Berbagal argumen diberikan untuk mendukung pilihan-pilihan tersebut.Jika pilihan diberikan pada pemenintah atas dasar dekonsentrasi, apakabaparat-aparat dekonsentrasi tersebut dapat berperan seefektif pemerintahdaerah dalam membantu meringankan beban pemerintah pusat dan mampumenyejahterakan masyarakat di wilayah-wilayah tersebut! Sebaliknya,apabila pilihan dijatuhkan pada pemerintah daerah, mampukah merekamembenikan pelayanan-pelayanan untuk menjawab kebutuhan dan tunmtantuntutan daerah, masalah-masalah daerah dan tingkat pertanggungjawabannya. b. Asas fugas peinbaîuuan Salab satu asas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang diaturdalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah tugas pembantuan. Dalam Pasa] 1 ayat (9) undang-undang tersebut ditegaskan bahwa TugasPembanman adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oieh pemerintabkepada Gubemur sebagai walci] pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu. Penugasan tersebut dapat dilakukan oleh pemerintahkepada pemerintab daerah danlatau pemerintahan desa atau dan pemerintabprovinsi ke pemerintah kabupaten/kota d desa atau penugasan danpemerintah kabupatenikota ke desa.Hakikat tugas pembantuan menurut Wasistiono (2002) adalah sebagaiberikut. 1) Tugas Pembantuan adalah tugas membantu menjalankan urusanpemerintahan dalam tahap implementasi kebijakan yang bersifatoperasional. 2) Urusan pemerintah yang dapat ditugaspembantukan adalah yang menjadikewenangan dan institusi yang menugaskannya. 3) Kewenangan yang dapat ditugaspembantukan adalah kewenangan yangbersifat atributif, sedangkan kewenangan yang bersifat delegatif tidakdapat ditugaspembantukan pada institusi lain. 4) Urusan pemerintahan yang dimgaspembantukan tetap menjadikewenangan dan institusi yang menugaskannya; 5) Kehijakan, strategi, pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber dayamanusia disediakan oleb institusi yang nìenugaskannya. 6) Kegiatan operasional diserahkan sepenuhnya pada institusi yang diberipenugasan sesuai dengan situasi, kondisi sena kemampuannya. 7) Institusi yang ruenerima penugasan diwajibkan melaporkan danmempertanggungjawabkan mengenai urusan pemerintahan yangdikerjakannya kepada institusi yang menugaskan. Selain asas otonomi dan tugas pembantuan. dalam penyelenggaraanpemerintahan dikenal asas dekonsentrasi. Apa yang dimaksud dekonsentrasi? Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintaban oleh Pemerintahkepada Gubemur sebagal wakil pemerintab dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu (UU RI No. 3212004 Pacal 1 ayat (g)). Dekonsentrasimerupakan hal yang umum dilaksanakan terutama di negara-negaraberkembang. Ada beberapa argumen perlunya asas dekonsentrasi pemerintahan, antara lain: I) pemerintab pusat akan meiOtahui bahwa kebijakan-kebijakanpemerintah pusat dalam bidang-bidang tertentu dapat dîlaksanakansesuai dengan kehendak pemerintah pusat; 2) dekonsentrasi dianggap sebagai alit pemerintah untuk nienjaminkesatuan nacional, 3) memungkinkan pejabat-pejabat pemerintah mengambil tindakantindakan dengan memperhatikan kondisi daerah dan sesuai dengankebijakan pemerintah pusat; 4) memungkinkan pemerintah untuk memperoleh informasi yang Iebihaktual mengenai keadaan wilayah untuk menyusun strategipengembangan lebih lanjut; 5) masyarakat daerah akan dapat menjalin komunikasi dengan aparat-aparatdekonsentrasi lebih cepat, praktis dan mudah dimengerti; 6) secara ekonomis, aparat dekonsentrasi dapat membanm pemerintahdalam perumusan perencanaan dan pelalcsanaan melalui aliran informasiyang intensif yang disatupaikan dan daerah ke pusat; 7) memungkinkan terjadiriya kontak secan langsung antara pemerintahdengan yang diperintab/rakyat dalam rangka mewujudkan kesatuannasional. 3. Pembentukan Daerah Akhir-akhir ini di negra kita banyak bermunculan daerali (pemerintahandaerah) bru baik dalam pada tingkatan pemerintahan provinsi maupun pemerintahan kabupaten/kota. Hal ini menunjukkan adanya perkembangan dan diriamika tuntutan masyarakat terhadap layanan pemerintahan daerah. Bagaimana cara pembentukan daerah? Pembentukan daerah dapatdilakukan melalui 2 cara, yaitu penggabungan beberapa daerah atau bagiandaeràh yang bersandirigan, dan melalui pemekaran dan satu daerah menjadibeberapa daerah (UU RL No. 32 Tahun 2004). Pertanyaan selanjutnya,mengapa terjadi penggabungan daerah? Pertanyaan tersebut berkaitan dengan kemampuan daerah bersangkutandalani menyelenggarakan otonomi daerah. Pada Pasal 6 UIJ Rl No. 32 Tahun2004 disebutkan bahwa daerah dapat dihapus dan digabung dengan daerahlain apabila daerab yang bersangkutan tidak mampu menyelenggarakanotonomi daerah. Penghapusan dan penggabungan daerah otonom dilakukansetelah melalui proses evaluasi terhadap penyelenggaraan pemeri ntahandaerah. Penghapusan atau penggabungan daerah di negra kita jarang terjadi. Sedangkan pemekaran daerah balk, daerah provinsi maupun kabupaten kotasening terjadi. Contoh pemekaran provinsi: Provinsi Banten merupakanpemekaran dari provinsi Jawa Brat; dan Sulawesi Brat merupakanpemekaran dan provinsi Sulawesi Selatan. Contoh pemekaranKabupaten/Kota: Kota Ban jar nieruflan pemekaran dan Kabupaten CiamisJawa Brat Perlu diingat bahwa pembentukan suatu daerah memerlukan perjuangan,waktu, dan persyaratan tertentu. Persyaratan yang harus dipenuhi dalampembentukan daerab meliputi persyaratan administratif, teknis, dan fisikkewilayahan. A. HAK ATAS KEDUDUKAN YAN(; SATUA DALAM HUKUM DAN PEMERINTAHAN flak tersebut diatur dalam Pasal 27 ayat (1) yang berbunyi: “Segalawarga negara bersatuaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya”. Pasal 27 ayat (1) merupakan pengakuan dan jaminan hak yangsatua se mua warga negara dalam hukum dan pemerintahan. Hal ini berartisemua warga negra., balk pejabat maupun bukan pejabat, flk kaya maupunmiskin, bai-us mendapat perlakuan yang satua dalam hulcum, Misalnya, setiappelaku kejahatan tanpa memandang jabatan atau status sosial harus diberisanksi hukum. Demikian pula dalam bidang pemerintahan, di mana setiaporang berhak menjabat suatu jabatan pemerintahan asalkan memenuhipersyaratan untuk j abatan itu. B. HAK ATAS PEKERJAAN DAN PENCHIDUPAN YANG LAYAK Pasal 27 ayat (2) berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak ataspekerjaan dan pengbidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal ¡nimerupakan pengakuan bahwa setiap warga negara yang teah memenuhipersyaratan tertentu tanpa memandang suku, ras, dan agama berhaicmemperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.Semangat dan ¡si Pasal 27 ini merupakan pengamalan sua kedua, keempat,dan kelima dan Pancasila. C. HAK ATAS KEMERDEKAAN BERSERIKATDAN BERKUMPUL Hak ini diatur dalam Pasal 28 yang berbunyi: “kemerdekaan berserikatdan berkumpul, mengeuarkan pikiran dengan usan dan tulisan dansebagainya clitetapkan dengan undang-undang”. Pasal ini merupakanpengakuan dan j aminan hak kemerdekaan untuk menyatakan pikiran ataupendapat dan hak niendirikan perkumpulan dan berserikat. D. HAK ATAS KEBEBASAN MEMELUK BERA(AMADAN BERIBAIAT Hak ini diatur dalam Pasal 29 ayat 2 yang berbunyi: “Negara menjaminkemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masingdan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Pasal inimemberikan kebebasan kepada setiap penduduk termasuk di da]amnya warganegara untuk inemeluk agama dan beribadat menurut agama dankepercayaannya masing-masing. Berdasarkan Pasa] 29, jelaslah bahwa negara Indonesia merupakannegara yang berketuhanan Yang Maha Esa (negara yang religius), tetapibukan negara teokrasi (berdasarkan satu agama). Kebebasan memeluk agama merupakan salah satu hak yang paling asasidi antara haic-hak asa.si manusia karena kebebasan beragama itu Iangsungbersumber pada martabat manusia sebagai m]uk ciptaan Tuhan. Kebebasan beragama bukan pemberian negara atau golongan karenaberagama berdasarkan pada keyakinan sehingga tidak dapat dipaksakan. E. HAK IKUT SERTA DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARADAN PERTAHANAN DAN KEA1ANAN Hak ikut serta dalam upaya membela negara diatur dalam UUD 1945Pasa] 27 ayat (3) yang berbunyi: “setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya pembelaan negara”. Pasa] ini merupakan pengakuan danjaminan hak dan sekaligus jaminan terhadap setiap warga negara untuk ikutserta dalam usaha membela negara. Selain haic ikut serta dalam upaya pembelaan negara.. setiap warga tinegara berhak ikut serta dalam usaba pertahanan dan keamanan negara (Pasal 30 ayat (1)). Contoh partisipasi warga negra dalam usaba pertahanan dankeamanan negra, misalnya menjaga Iingkungan sekitar bersatua-satuadengan petugas keamanan. F. HAK MENDAVAT PENGAJARAN Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menegaskan baliwa: ‘7iap-tiap warganegara berhak mendapat Pengajaran”. Pacal ini merupakan pengakuanterhadap setiap warga negara untuk mendapat pengajaran. Dalani ha] inisetiap warga negra diberi kebebasan untuk memilih jalur dan jenispendidikan yang disukainya sesuai dengan bakat, minal, dan kemampuanmasing-masing. Untuk menampung bakat dan minat varga negra dalampengajaran/pendidikan, pemerintah dan nonpemerintah telah mendirikansekolah dan embaga-1embaga pendidikan mar sekolah.Iintuk mengatur lebih lanjut Pasal 31 ayat (I) ini, pemerintah telahmengeluarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional yang kemudian diatur lebih lanjut dalam PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nacional Pendidikan. G. HAK DIPELIHARA OLEH NEGARÁ Pacal 34 IJUD 1945 menegaskan bahwa: “Fakir miskin dan anak-anakyang terlantr dipelihara oleh negra”. Pasa] mi merupakan hak khusus bagiftkir miskin dan anak-anak terlantr untuk dipelihara1eh negra. Untukmemelihara fakir miskin dan anak terlantar, perñth-intah dan pihakperseorangan ¿tutu swasta telah mendirikan panti-panti asuhan. Di satuping hak, setiap warga negra mempunyai kewajiban-kewajibantertentu yang harus dipenuhi sebelum atau bersatuaan dengan hak yangdimilikinya Hak sangat berkaitan dengan kewaj iban, di niana hampir setiappelaksanaan hak warga negara/penduduk selalu didahului atau harus dipenuhidahulu kewajiban-kewajibannya. Misalnya, hak untuk memperoleh pekerjaan(Pacal 27 ayat (2) UUD 1945). Setiap wrga negara yang akan menuntut hakmemperoleh pekerjaan wajib mengikuti prosedur atau memenuhi persyaratanyang telah ditentukan untuk mendapat pekerjaan tersebut. Demikian pulatentang kebebasan mengeluarkan pikiran (Pasal 2ß) bahwa setiap warganegara berhak untuic menyampaikan pikiran baik lisan maupun tulisan, tetapiprosedur dan tata cara penyampaian pikiran atau pendapat tersebut harus mengikuti aturan atau kebiasaan tertentu. Dengan demikian dalam setiap hak warga negara yang diatur dalamUUD 1945 dan undang-undang seperti diuraikan di atas, terdapat kewaj ibankewajiban warga negara. Kewajiban-kewajiban warga negara pendudukIndonesia yang secara tegas disebutkan dalam (UD 1945 adalah: 1. Kewajiban Menjunjung Hukum dan Pemerintahan Dalani Pasal 27 ayat (I) disebutkan bahwa segala warga Negara bersatuaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintáhan dan wajibmenjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Berdasarkan pasa] ini, setiap warga negara wajib untuk mentaati peraturantapa kecuali. Semua peraturan yang dikeluarkan oleh negara wajib ditaatioleh setiap warga negara agar terwujud masyarakat, bangsa dan negara yangaman dan terrib. Kewaj iban untuk patuh pada hukum bersifat memaksa,artinya barang siapa yang melanggar hukum akan mendapat sanksi sesuaidengan jenis pelanggaranlkejáhatannya. Di satuping hifi, setiap warga negara berkewajiban untuk menjunjungpemerintahan dan patuh terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah balkpemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta pemerintah setempat. Misa]nya, Kewajiban bagi setiap penduduk untuk memiliki KW. Kewajibanuntuk memakai helm bagi pengendara dan penumpang sepeda motor. 2. Kewajiban Ikut Serta dalam Upaya MibcIa Negara Berdasarkan Pasal 27 ayat (3) UUD 1945, 11cm serta dalam upayapembelaan negara merupakan kewajiban di satuping hak setiap warga negara. Apabila negara memandang perlu, setiap warga negara mau tidak mau harusikut serta membela negara baik terhadap gangguan dan dalam maupun danluar. Misalnya, keharusan ikut serta dalam wajib militer. Demikian pulawarga negara berkewaj iban untuk ikut serta dalam usaba pertabanan dankeamanan negara. Di satuping kewajiban-kewajiban tersebut, masih banyak kewaj ibankewajiban lain wa.rga negara/penduduk yang diatur dalam peraturanpemndang-undangan. Misalnya, kewajiban memiliki Surat Izin MendirikanBangunan (1MB) bagi yang akan mendirikan bangunan; kewajiban niemilikiSEM bagi yang akan mengemudikan kendaraan bermotor; kewajiban membavar rialak. Pada ui-ajan di atas, telah dikemukakan beberapa jaminan hukum atashak dan kewaj iban warga negara yang diatur dalam UUÐ 1945 dan peraturanperundang-undangan lainnya. Untuk lebih memahami contoh-contohpenerapan jaminan hukum tersebut, Anda diharapkan untuk mempelajariuraian di bawah ini dengan saksatua. a. Penerapan hak dan kewajibaîi dalain hukum 1-lak dan kewajiban warga negara dalam hukum diatur dalam Pasal 27ayat I UUD 1945 yang kemudian diamr Iebih lanjut dalam peraturanperundang-undangan yang ada di bawahnya. Berdasarkan peraturan yangberlalcu di negara kita, dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara danorang lain yang terikat hukum mempunyai haic dan kewajiban dalam hukum. Misalnya, (I) Setiap orang berhak mendapat perlakuan yang satua dalamhukum, yang berarti setiap pelalcu pelanggaran atau kejahatan harus diadilidan diberi sanksi yang tegas tanpa pilih kasih. (2) dalam KUHAP ditegaskanbahwa (a) tersangka atau terdalcwa berhak mendapat bantuan hukum danseorang atau Iebih penasihat hukum; (b) setiap orang yang diadili mempunyaihaic membela diri baik dilakukan oleh tertuduh sendirii maupun dilakukanolehpembela; (c) terdakwa berhaic menghubungi dan menenima kunjungandan rohaniwan. Demikian pula dalam kewajiban hukum, bahwa setiap warganegara nìempunyai kewajiban yang satua dalam hulcum. Misalnya. (1) setiapwarga negara wajib mematuhi aturan hulcum tanpa kecuali; (2) setiap orangyang memiliki Tanah dan atan Bangunan berkewajiban untuk membayarPajak; (3) setiap tersangka atau terdakw(an juga saksi wajib meniberikanketerangan yang benar dan jelas di muka Pengadilan, b. Penerapan hak dan kewajiban dakiin polilik Dalam kehidupan sehari-hani mungkin Anda pemah melihat ataumenggunakan hak dan menunaikan kewajiban politik yang Anda miliki. Misalnya, (1) hak memiliki dan dipilih dalam Pemilihan Umum, Haicmemllih dan dipilih dalam pemilihan umum diatur dalam Undang-undangNomon 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan umum. Berdasarkan undangundang tersebut, setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhipersyaratan tertentu berhak secara bebas memilih talon anggota-anggotahadan pemusyawaratan/perwakilan ralcyat dan herhak untuk dipilih menjadianggota badan permusyawaratan/perwakilan rakyat. (2) hak menyampaikanpendapat atau pikiran balk tertulis maupun usan; (3) hak memasuki ataumenjadi anggota sesuatu organisasi sosial politik dan organisasi massa,seperti KNPI, AMS, 1-IMI, Pemuda Pancasila. Selain memiliki hal politik, setiap warga negara mempunyai kewajibandalam bidang politik yang mesti diindahkan dalam kehidupan berpolitik.Misalnya, kewajiban untuk mentaati aturan main yang berlaku dalammenyampaikan pendapat atau pikiran. Seka] ipun menyampaikan pendapatatau pikiran merupakan hak politik setiap warga negara, namun mekanismedan tata cara penyampaian pendapat atau pilciran tersebut harus mengikutiaturan main yang berlaku di negra kita. c. Penerapan dan kewajiban dalam pendklikan Dalanì bidang pendic1i1can setiap warga negara memiliki hak untukmemperoleh pengajaran sesuai dengan bakat, minat serta kemampuannya. Misalnya, seorang ulusan sekolah dasar baik negeri maupun swasta herbaluntuk mdanjutkan ke SLTP yang disenanginya asal telah memenuhipersyaratan-persyaratan tertentu. Contoh lain, seorang siswa herbalmendapat pengajaran dari gurunya di sekolah, asal telah memenuhipersyaratan untuk mengikuti pelajaran, misalnya berpakaian rapi, berperilakusopan. mentaati peraturan (tata tertib. cl. Penerapan hak dan kewajiban aras pekerjaun Memperoleh pekerjaan merupakan hak warga negra yang dijamin olehhukum. Untuk terpenuhinya hal tersebut, pemerintah fmberi kebebasankepada setiap warga negara untuk memilih jenis pekerjaan balk negerimaupun swasta. Dalam hal ini pemerintah tidal pemah memaksa warganegara untuk menjadi pegawai negeri. Namun,. apabila sudah diterima, setiappegawai berkewajiban untuk mematuhi aturan yang berlaku, misalnya patuhterhadap waktu, terhadap pimpinan, dan terhadap bidang pekerjaannya. e. Penerapan hak dan kewajiban beragama Setiap penduduk mempunyai hal dan kewaj iban dalam kehidupanberagama atau Berketuhanan Yang Maha Esa. Misalnya, Hal memilih agamaatau kepercayaan yang diyakininya; hal tidal diganggu orang lain dalammenjalankan agamanya, hal menggunakan tempat ibadah. dan sebagainya. hal-hal tersebut dibarengi dengan kewaj iban yang harus dipenuhi dalammenjalankan ajaran agama.. misalnya kewajiban untuk beribadah sesuaidengan agama yang dianumya; dan kewaj iban bertoleransi. kewajiban terhadap hak yang dapat dituntut. Kedua-duanya merupakandua sisi dan mata yang satua Hak dan kewaìiban tidak dapat dipisahican dan harus selalu “diagendakan”, dengan maksud untuk memeliharaketertiban, keamanan, dan keharmonisan dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bemegara. Kegiatan Belajar 1 Informasi, Perubahan Sikap,dan Perubahan Sosial, A. INFORMASI DAN PEMBENTUKAN SIKAP Informasi merupakan stimulus bagi pembentukan sikap seseorang dalam kehidupannya. Informasi yang disampaikan oleh berbagai alat atau media yang ada, seperti informasi melalui media cetak (buku, majalah, jurnal,tabloid, brosur, liflet surat kabar; media elektronik; radio, TV, telepon,telegraf, internet) dapat merubah sikap seseorang. David Krech, Richard Schrutchfield, dan Egerton L Ballachey (1962) menyatakan babwa “Informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok dapat membentuk atau menentukan sikap orang atau kelompoknya. Informasi yang menyebabkan terbentuknya sikap adalah yang berhubungan dengan sikap-sikap lain”. Seorang petani yang tergolong dalam kelompok tani di Desa Jatisari,memperoleh informasi dan para penyuluh pertanian, bahwa usaha tani harus bervariasi, tidak hanya menanam padi, tetapi divariasikan dengan yang lain,seperti menanam ikan atau palawija. Mereka meneritua dan mengubah polataninya karena adanya kesepaharnan antara informasi dan penyuluh denganpara petani, yaitu dengan menanam ikan setelah panen. Sawah dipenuhi airdan ditanarn bibit induk ikan mas, dari beberapa waktu, ikan menetaskan telurdan selama 15 hari satupai 20 hari anak ikan mas sudah siap dipanen dan dijual para petani ikan yang membesarkan. Perubahan perilaku petani karenainformasi yang disatupaikan oleh penyuluh pertanian Anak baru gede (ABG) malas belajar, jarang membaca buku. Suatuketika melihat tabloid suratkabar tentang peluang kerja, dan tantaragannya dituasa datang di Negara Amanta., lalu hatinya tergugah, terkait dirinya tidaklulus. Jika tidak lulus, dia akan malu pada dirinya., keluarga dan di kelasnya. Melihat juga siswa SMA yang lulus ujian mereka bersama pawai kelilingkota merayakan kelulusannya dan alangkah bahagianya. Dia berusaha untuk belajar. Membaca buku, bertanya pada temannya, bahkan ikut bitubinganbelajar (bitubel) agar mempermudah nanti jika ujian atau tes masukperguruan tinggi di kotanya. Proses pembentukan sikap oleh informasi disebabkan karena adanya sinkronisasi antara informasi dan sikap sebelumnya.Seorang petani meneritua informasi itu karena dia memiliki sikap bertani(mengurus air di sawah, mengolah tanah, dan kebersamaan dengan petanilainnya untuk sama-sama pada perubahan pola tani baru dengan menanamikan). Demikian juga seorang pelajar yang malas, mencoba merubahsikapnya menjadi rajin membaca karena takut tidak lulus ujian karenapengaruh bacaan di tabloid surat kabar. Dalam mengubah sikap yang baru seseorang atau kelompok makainformanlpemberi informasi diharuskan menggunakan informasi yangsinkron dengan sikap sebelumnya. 1. Fakta Objektif Terbentuknya sikap oleh informasi terutama disebabkan karena responsyang sejalan dengan komponen kognisi (pengetahuan) sebelumnya. Terdapatkecocokan dengan pengalarnan belajar sebelumnya, Seorang petani memilikipengetahuan/persepsi tentang menanam ikan di kolam dan di sawah yangmenyenangkan, dan kata orang lain menanarn ikan itu menguntungkan,satubil menunggu waktu menggarap, dan selang waktu itu memperolehkeuntungan menanam ikan. Ada kecocokan dengan fakta mengenai objekcikap, yaitu keuntungan. Demikian juga seorang pelajar yang tidak mau gagaldalam belajarnya sekalipun dia malas, menurut pengetahuannya jika berhasildia akan senang dan bersama-sama dengan teman yang lain akan pawaikeliling kota seperti tahun yang lalu dilakukan oleh kakak-kakak kelasnya. Ketidakbenaran fakta objek sikap, akan menitubulkan sikap negatif padaseseorang atau kelompok. Ketika alat kontrasepsi (pil, HJD, dan spiral) yang menitubulkan ekses sementara pada ibu usia subur peserta program KeluargaBerencana maka banyak peserta KB yang drop out (tidak ikut) lagi. Hal ini bertentangan dengan informasi yang disatupaikan oleh para petugas KB danbidan yang mengatakan alat kontrasepsi ini aman. Memang ekses (gejalaperdarahari itu hanya sernentara, beberapa hari saja) setelah itu aman. Namun karena itu, menurut pendapat peserta KB waktu itu dianggap bertentangandengan informasi sebelumnya maka berdampak negatif terhadap programKB. Oleh karena ini., secara berkali-kali diinformasikan pada para peserta KB agar tidak kaget jika terdapat gejala negatif dan segera datang ke dokter Puskesmas terdekat. Kelompok belajar dalam bitubingan belajar (bitubel) merasa yakin bahwa mereka akan berhasil jika mengikuti pada program bitubel “Arjuna” dikotanya. Berdasarkan angka kelulusan tes masuk perguruan tinggi negeri,tahun lalu mencapai 70 — 80%. Ada yang masuk Bitubel dan kelompok itutidak mencantumkan perolehari hasil tes masuk perguruan tinggi negeri makapengikutnya relatif sedikit pesertanya. 2. Sumber Fakta Di disamping kebenaran fakta yang erat kaitannya dengan respons kognisi,juga tergantung pada sumber fakta. Jika orang petani lebih percaya padainsinyur pertanian dan pada penyuluh pertanian lapangan (PPL) atau pesertaKB lebih yakin pada dokter dan bidan dan pada petugas lapangan KB(PLKB). Kelompok tani dan kelompok KB meyakini informasi yang disatupaikan ini tergantung pada sumber informasi. Dokter medis yangmenguasai kesehatan, dan insinyur pertanian menguasai bidangnya maka diamemiliki otoritas pada bidangnya. Kita ingin tahu bagaimanakah cara mendidik tanya pada ahli pendidikan (guru), ingin tahu banyak sedikitkecelakaan di jalan maka tanya pada kantor kepolisian setempat. Menurut para ahli psikologi sosial sumber fakta dapat diklasitikasikanpada 3 jenis, yaitu sebagai beriikut. a. Otoritas. b. Diciptakan, ditemukan atau distorsi fakta. c. Penampilan dan realita. a. Otoritas sebagai sumber data Pada umumnya sulit diperoleh fakta yang penting langsung dansumbernya karena berbagai hal,karena kesempatan, biaya, dan keahlian memperoleh fakta. Data diperoleh dan berbagai sumber, seperti para ahli,orang tua anak, guru serta warga masyarakat dengan cara tertentu. Para ahlituenemukan dan hasil penelitiannya sebagai berikut. I) Jumlah informasi yang dituiliki seseorang sangat berhubungan denganpendidikan dan pendapatannya. 2) Orang yang berpendidikan dan berpenghasilan di atas rata-ratacenderung berlangganan majalah sebagai sumber informasi yangdipercaya. 3) Orang yang berpenghasilan kurang dan rata-rata cenderungmempercayai radio sebagai sumber informasi. 4) Radio dipercaya karena menyiarkan berita secara cepat, sedangkanmajalah melaporkan secara mendetil. Jika diperhatikan mungkin anda setuju dengan temuan itu atau tidak.Terserah yang penting orang yang memiliki berita itu adalah orang yang telahmemiliki otoritas (kekuasaan) informasi, yaitu pada ahli di bidangnya. b. Penciptaan, penemuan dan distorsi fäkta Ketidakseitubangan sistem kognisi seseorang cenderung untukmengubah arah harmoni atau keserasian dan kesesuaiannya. Kurangnya faktayang relevan dan adanya fakta yang bertentangan rnenyebabkan seseorangmenciptakan, menemukan atau mengubah fakta, tetapi menunjang danidentik dengan sikap yang telah ada. Petani yang tidak berhasil dalammengubah pola taninya yang baru maka dia akan kembali pada pola lamanya. Atau dia akan menciptakan sendiri bercocok tanam yang Iebihmenguntungkan. Guru yang merasa kurang berhasil dengan metode barunyamaka dia akan kembali pada metode lama atau dia berusaha dengan caranyasendiri agar hasil belajar siswa Iebih baik dan sebelumnya, Jadi, sumber fakta objektif apabila diperoleh dari diri sendiri, orang lain atau kelompok yang melakukan, menciptakan atau yang rnenghilangkan dan membantah fakta itu. c. Penampilan dan realita Adanya otoritas yang kurang dipercaya. rnenyebabkan orang yang meneritua informasi lebih-mempercayaiapa yang dilihat/diamatinya tentangpenampilan dan pihak yang punya otoritas. Seorang peserta KB akan lebihpercaya tentang keberhasilan tentang penggunaan alat kontrasepsi denganmemberikan contoh bagaimana rnenggunakan alat itu. Misalnya, seorangdokter di Puskesmas memperagakan dan memberikan contoh penggunaan pil,dan kondom, dan keberhasilannya dalam keluarga. Seorang ajengan/Kiayi memberikan contoh bagaimanakah membaca Alquran yang baik dan benar,memberikan contoh dengan teladan bersalat yang khusyuk, memberikan sedekah, zakat pada fakir miskin. Teladan seorang guru yang taat dan disipiln ketika dia rnengaar di sekolah, akan memberi kepercayaan berarti bagi anak didiknya. Guru itu akan disegani, dipercayai segala inforrnasinya dan diikuti oleh para anak didiknya. Ajakannya pada keluarga dan masyarakat akan diikuti dan dianggap terpercaya dalam perilaku sehari-harinya. Banyak para pejabat/tokob masyarakat/pemuka agama yang kurang dipercaya dan tidak dituruti ajakannya karena ucapannya tidak sesuai dengan realita/kenyataannya(perilaunya) dalam kehidupan sehari-hari. 3. Afiliasi Kelompok Anggota kelompok memiliki sikap kelompok yang sejenis danberpengaruh terhadap individu dalam pembentukan sikapnya. Individu yangberafihiasi pada suatu kelompok merupakan golongan minoritas yang dapatdipengaruhi oleh anggota-anggota lainnya sebagai golongan mayoritas. Peranan afiliasi kelompok dan individu daiam perkembangan sikapnya dapat diperiksa dengan memulai pengamatan bahwa anggota kelompok cenderung memiliki sikap yang sejenis. Seseorang siswa kelas satu SMP ikut dalam kelompok OSIS pertama dia merasa asing untuk mengikutinya. Anak yang belajar menari pada kelompok tari merasa kurang percaya dan dalam latihan,takut salah dan kurang berani tampil. Ada beberapa hal yang penting dalam perkembangan sikap seseorang dalam kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Nilai-nilai kelompok Nilai kelompok memainkan peranan penting dalam perkembangan dan organisasi sikap individu. Nilai kelompok ini dapat menjadi dua bagian, yaitu nilai serasi dan nilai berlainan sikap. Nilai sentral adalah nilai kesepakatan, komitmen, yaitu nilai yang mengikat antar anggota-anggota kelompok, seperti visi dan misi suatu organisasi doktrin dalam kelompok. Dalam partai politik terdapat doktrin partai yang ditaati oleh setiap anggotanya, bahkan menjadi pematri di antara perbedaan pandangan antara nggota. Satu nilai berlainan adalah perbedaan pendapat harus dituafhum dan disadari sebagai dinamika organisasisecara demokratis dijunjung tinggi selama tidak rnengganggu keharmonisan organisasi. Oleh karena itu, harus memiliki toleransi terhadap perbedaan satusama lain anggota. b. Norma-norma kelompok Perkembangan sikap ditentukan oleh norma kelompok, yakni norma kelompok yang dikembangkan lewat kebudayaan yang beraneka ragam dalam masyarakat. Nilai kelompok tidak hanya menentukan perbuatan,mana yang benar-salah, tetapi menentukan sikap mana yang baik dan buruk. c. Pengaruh kelompok terhadap pembentukan sikap. Para ahli perkembangan sikap menyadari bahwa pembentukan sikap individu dipengaruhi oleh membership group dan reference group. Membership group, yaitu anggota kelompok prituer yang berusaha memberikan keseragaman dan kesamaan sikap individu. Membina kesamaan tindakan kelompok terhadap seseorang dengan berbagai cara. Di antaranya dengan cara memaksakan untuk menyesuaikan diri, memberikan kesempatan memilih sikap kelompok, menampakkan informasi dan seorang anggota kelompok pada anggota kelompok lainnya, seorang anggota kelompok yangbaru dapat diteritua apabila dia dapat meneritua sikap kelompok. Seorang mahasiswa baru berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi di perguruan tinggi yang dipilihnya. Kelompok mahasiswa di jurusan dan fakultas menekan mahasiswa ban agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada. Mahasiswa ban berupaya menyesuaikan diri, cara belajar,menyelesaikan tugas, berkeompok, mengikuti perkuliahan, aktif dalam organisasi, mencari teman. Reference Group, yaitu pembentukan sikap seseorang dengan cara pengidentitïkasian dirinya pada kelompok, dan menggunakannya sebagai acuan. Sikap mabasiswa yang dapat berorasi di depan umum dan berani berdemonstrasi pada pejabat pemerintah, diidentitikasikan sebagai sikap mahasiswa. Sikap berani memecahkan masalah dan bicara lancar di depan umum dianggap sebagai sikap mahasiswa.pimpinan keagamaan lazitunya sebagai acuan yang potensial bagi pembentukan sikap individu. idola remaja terhadappimpinan agama Islam yang rendah hati menarik ketika berbicara, dan memberikan contoh dalam pemecahan masalah remaja dengan konkret. 4. Sikap Individu Mencerminkan Kepribadian Pembentukan sikap akan membantu membina kepribadian seseorang. Kepribadian yang sering kali muncul dalam diri manusia ada yang secara terbuka, atraktif, banyak omong, banyak tingkah disebut ekstrovert, ada juga orang yang diam dan tidak banyak bicara dalam pergaulannya disebut introvert. Kepribadian dibentuk oleh beberapa komponen sikap seseorang,yaitu sikap keagamaan, kesukuan (ethnocentris) sikap politik, serta sikap internasionalis. Pembentukan kepribadian seseorang merupakan usaha yang secara integral dan berbagai sikap seseorang terhadap agama. suku, sikap politikdan internasionalnya. a. Sikap keagamaan Seseorang yang beragama dengan baik maka akan membentuk sikap kepribadian seseorang yang lembut, halus dan hati-hati dalam bicara,bertindak dan berperilakunya. Dia selalu memperhatikan bukan hanya pada dirinya, tetapi selalu memperhatikan orang lain,keluarga, dan masyarakatnya. Ketaatan pada Tuhan diituplementasikan pada ketaatan dan kedisiplinan dalam kehidupannya bersama-sama dengan warga masyarakat lainnya. b. Sikap sukuisme Suku dan keturunan akan membentuk sikap dan kepribadian seseorang,seperti tata cara berbicara makan minum, berpakaian, bekerja sehingga akan membedakan antara dia dengan yang lainnya. antara suku satu, bangsa satu dengan bangsa lainnya. Keramah-tamahan, kesopanan, keluwesan,keberanian, tanggung jawab yang sering kali dituunculkan dan menggambarkan kepribadian seseorang dan kelompok suku tertentu, atau bangsa tertentu di dunia. Di Indonesia karena suku bangsa banyak,sehingga menjadi lebih kaya dan bervariasi budaya dalam kehidupan sehari-hari. Pendirian kelompok atas dasar kesukuan atau berbagai suku sekaligus menjalin individu dalam bentuk pola (patron) yang lebih luas dan lebar akan dapat membentuk kepribadian seseorang dan kelompoknya. c. Sikap politik Sikap politik membina kepribadian seseorang untuk dapat menguasai diri dan orang lain dengan cara tertentu dalam kelompok untuk mencapai tujuan. Pola hubungan dan keterkaitan dengan tujuan yang mengekspresikan sesuatu sikap. Kebijakan, siasat, kepentingan keompok merupakan dasar utama dalam sikap seseorang. d. Sikap internasional Sikap internasional dipengaruhi oleh wawasan kognitif, dinamika kehidupan seseorang yang membentuk kepribadiannya. Seseorang senang dan tidak senang pada negara lain ditentukan oleh pengetahuan dan wawasan dia tentang negara itu. Hubungan antar negara satu dengan negara lain,memberikan warna terhadap negara itu, tata cara hubungan politik, ekonomi,sosial budaya yang saling nìenguntungkan kedua negara. B. PERUBAHAN SIKAP Perubahan sikap seseorang akan terjadi sepanjang hidupnya. Perubahan sikap bisa terjadi dalam jenis dan kecenderungan perbuatan, model kognitif,serta kesanggupan untuk berubah. Jenis perubahan sikap seseorang menurut para ahli bervariasi, demikian juga kesanggupan serta pengaruh informasi terhadap perubahan sikap ini. 1. Jenis Perubahan Sikap Jenis perubahan sikap seseorang bisa berupa (a)incongruent charige,yaitu perubahan sikap yang bertentangan, seperti ditandai dengan valensi yang berlawanan dengan sikap semula. Misalnya, tadinya tidak setuju menjadi setuju atau tadinya tidak mendukung sekarang mendukung. Positif menjadi negatif, dan seterusnya. (b) Congruent charige, yaitu perubahan sikap yang ditandai arah perubahan valensi yang sejalan dengan sikap semula. Sikap yang menguatkan sikap semula. Berubah Iebih yakin tadinya kurang yakin. Tadinya kurang percaya pada dukun sekarang lebih tidak percaya pada dukun. 2. Kesauggupan Berubahnya Sikap Kesanggupan perubahan sikap tergantung pada karakteristik system sikap, kepribadian dan afiliasi kelompok. Adapun karakteristik sistem sikap adalah extremeness, muItiplexity, consistency, interconnectedness consonance, strength aid number of wants served. a. Sikap yang ekstrem Iebih sukar untuk berubah dibandirigkan dengan sikap yang kurang extreme. b. Multiplexity, yaitu kesanggupan berubah sikapnya bervariasi sesuai dengan tingkat muitiplexcity sistern sikap seseorang. Consistency ialah sistem sikap seseorang yang consistmenghasilkansikap yang stabil. c. Interconnectedness ialah saling keterkaitan antara sikap yang satu dengan sikap lainnya dalam suatu Master. Mudah tidaknya terjadi perubahan sikap dipengaruhi oleh kadar keterkaitan ini d. Consonance ialah kerapatan hubungan yang baik dapat mempermudah berubahnya sikap seseorang. e. Strength and number of wants served, ialah berubahnya sikap seseorang tergantung pada kekuatan keinginan dan banyaknya keinginan. Kesanggupan berubahnya sikap tergantung pada kepribadian seseorang,yaitu intelegensi, general persuasibility, self defensiveness dan cognitiveneeds and styles. a. Intelegensi seseorang yang rendah lebih mudah menyesuaikan diri kepada tekanan-tekanan dan sikap kelompoknya. b. General Persuasibility ialah kesiapan untuk meneritua pengaruh social tanpa memperdulikan komunikatornya, topik, isi, media, dan keadaan komunikasinya. c. Self-defensiveness ialah sikap yang kokoh pada sikapnya yang menopang harga dirinya sehingga sangat sulit diubah. Dalam dunia politik orang demikian disebut konservatif. d. Cognitive needs and styles ialah orang yang selalu ingin menuntut pemahaman yang jelas akan bereaksi keras terhadap informasi baru yang bertentangan dengan sikapnya. 3. Perubahan Sikap Dihasilkan oleh Informasi, Perubahan Afiliasi Kelompok, dan Dorongan Modifikasi Tingkah Laku Perubahan sikap karena penambahan informasi, situasi dan sumber informasi, media, bentuk, dan isi informasi. Komunikasi adalah proses tingkah laku antar personal. Keefektifan suatu komunikasi adalah perubahan sikap tergantung pada banyaknya komunikasi yang diteritua oleh pendengar. a. Faktor situasional komunikasi, yaitu pengaruh pendengar yang berkelompok. dan keputusan kelompok. Situasi dan kondisi pendengar amat berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang. Demikian juga kondisi pengambilan keputusan kelompok amat berpengaruh terhadapsikap seseorang dalam kelompoknya. b. Sumber informasi, Komunikasi amat tergantung pada berbagai ciri dan komunikatornya terhadap perubahan sikap seseorang pendengar(comunican) atau audient. Seperti yang diungkapkan oleh Everett MRogers (1969) derajat kepercayaan (credibility = kredibilitas) seseorangakan berpengaruh terhadap perubahan sikap para pendengarnya. Masyarakat percaya pada orang yang memberikan ceramah itu benar perkataannya maka segala informasinya selalu di ikuti dengan baik. Kedua adalah attractiveness, yaitu penampilan pemberi informasi itu menarik disenangi oleh para pendengar/audient sehingga informasinya banyak diteritua., ajakannya diikuti oleh para pendengar. Oleh karena itu,mengapa seorang guru harus berpenampilan menanik dan disenangi anak.Tidak lain agar semua ajakan, bitubingan danarahanguru dapat diterirna dan dipahami oleh para siswanya. c. Media adalah alat untuk berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang atau kelompok. Media yang menarik, seperti gambar atau ajakan di televisi banyak merangsang para pernirsa untuk mengikutinya. Keberhasilan media mempengaruhi dalam kampanye presiden,pimpinan daerah. Media ini dianggap lebih cepat dan akurat sesuai pada pendengarnya. Walaupun dan segi kontrol keberhasilannya masih lemah sehingga masih kalah dengan pengaruh komunikasi personal yang dianggap lebih efektif keberhasilannya. d. Bentuk dan isi infòrmasi, nilai informasi dan bentuk serta penyajiannya amat berpengaruh terhadap perubahan sikap seseorang atau kelompok. Pesan-pesan yang disesuaikan oleh para komunikator banyak yang ditunggu dan berpengaruh pada sikap seseorang. Orang mengikuti pesan tentang kesehatan atau pendidikan, mereka bukan karena orangnya yang menyampaikan, tetapi karena pesannya dianggap penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, amat penting tentang isi pesan (apa yang dibicarakan, guna dan manfaatnya pesan itu) untuk para pendengar. Pembentukan sikap dan perubahan sikap seseorang dan kelompok cukup unik dan menarik, banyak variasi dan bentuk. C. PERUBAHAN SOSIAL 1. Makna Perubahan Dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, perubahan social dikatakan sebagai never ending cycles yang tidak pernah selesai demikiandikatakan oleh Eya Etzioni dan Halevy (1977:9). Kehidupan masyarakatselalu berubah dan generasi ke generasi, masa ke masa, dalam rangka meningkatkan kehidupan manusia yang Iebih baik. Bahkan semua kehidupan dalam dunia ini tidak ada yang tetap, semua berubah. Ada perubahan yang lambat yang disebut evolusi dan perubahan yang cepat disebut revolusi. Seperti perubahan masyarakat dan kehidupan tradisional campai modern mengalami proses yang panjang dan lama maka disebut evolusi. Sedangkan perubahan pemerintahan yang tadinya negara jajahan kemudian berubah dalam beberapa waktu tertentu dengan cepat negara ini merdeka maka peralihari kondisi itu disebut revolusi. Berbagai pemikiran manusia yang semakin maju dan dibantu dengan temuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang bertujuan memuaskan keinginan manusia dengan lebih cepat. Hal ini sangat menonjol setelah memasuki abad ke-20 sehingga kadang menitubulkan masalah bagi manusia itu sendiri. Titubul keputusasaan., frustasi, depresi, ingin cepat selesai,kecemburuan. Kecerdasan manusia berpikir yang melahirkan berbagai alat komunikasi, senjata, obat kesehatan, mengakibatkan kesulitan manusia menyesuaikan diri dengan temuan itu. Manusia lebih senang sendiri, lepas dan akan budaya sebagai mahluk sosial. Manusia menjadi saingan bahkan menjadi serigala bagi manusia lainnya. Sikap manusia dapat berkembang sebagaimana manusia ita berkembang, walaupun setiap orang berbeda dalam . Hal ini disebabkan karena memiliki sikap dengan temannya, famili dan masyarakatnya. Perkembangan informasi yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dapat membentuk dan menentukan sikap orang atau kelompoknya. Proses pembentukan sikap setelah adanya sinkronisasi antara informasi dan sikap sebelumnya. Sikap akan terbentuk apabila menggunakan informasi yang sinkron dengan sikap sebelumnya dalam membentuk sikap yang baru. Sinkronisasi sikap oleh kognisi yang signifikan dengan fakta mengenai objek sikap tersebut. Ketidak benaran fakta dapat menitubulkan sikap negatif. Kebenaran fakta sangat erat hubungannya dengan sumber data. 2. Perubahan Sosial dan Perubahan Sikap a. Auguste Comte Coba kita perhatikan pemikiran August Comte (Etzioni, Etzione; 1964:3)yang terkenal dalam pemikiran manusia ke arah perubahan sosial ada 3 ketetapan pemikiran manusia: 1) teologis (theological); 2) metafisik (metaphysical); 3) positif (positivism). Teologi (teo = tuhan) perubahan sikap dan masyarakat ditentukan oleh kekuatan Tuhan. Nilai kebenaran dan kekuatan untuk perubahan berasal dankekuasaan Tuhan semata, Pada masa ini manusia seolah tidak berdaya,semuanya tergantung pada Tuhan. Perkembangan sosial berikutnya bahwaperubahan sosial dan pemikiran manusia terus berkembang, tidak hanya berlandaskan pada nilai dan keyakinan pada Tuhan, tetapi manusia memilikikeyakinan bahwa alam itu sendiri memiliki kekuatan yang dapat memberikaninspirasi. Alam itu bebas, oleh karena itu kemajuan masyarakat akan cepat terwujud bilamana ada kebebasan pada warga masyarakatnya. Pada tahap berikutnya perkembangan masyarakat dan pemikiranmanusia dilandasi oleh pemikiran dirinya yang nasional, logis, dan empirik. Artinya, pola pikir manusia yakin pada dirinya dapat mengatasi masalah, bukan dan mar (alam atau tuhan), tetapi kreativitas dirinya. Pada masa ini bermunculan pemikiranyang cemerlang, seolah lepas dan belenggu, masyarakat yang maju disebabkan karena manusianya kreatif, inovatif, dan masa depan dapat diformulasikan dan dihitung dan sekarang. Hasil pemikiran dan kerjanya yang kuat manusia menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang canggih, dapat memberikan segala kemudahan hidup manusia. b. Herbert Spencer Dasar pemikiran Spencer pada masa pra-modern dan masyarakat modern, yang menekankan bahwa perubahan sosial itu identik dengan perkembangan organisme biologis. Diawali dengan tumbuh dan berkembang dan masyarakat yang sederhana. yang menganggap bahwa kehidupan itu merupakan warisan dan tatanan yang harus dipertahankan dan generasi kegenerasi. Hal yang harus diperhatikan dalam masa ini sikap militan yangmengusahakan kemakmuran eksternal dan internal coercion. Dengan perkembangan berikutnya adalah masa yang dicita-citakan, yaitu masyarakatindustri (industrial society). Pada masa ini hubungan individu dengan individu lain, berdasarkan kesepakatan, berinisiatif dan kemauan keras, kerja sama berdasarkan sukarela, saling men jaga hak asasi seseorang, pengekangan diri, dan perdamaian, terbuka. dan pergerakan secara dinamis antar posisi. c. Karl Marx Perubahan sosial menurut marx agak berbeda dengan Comte danSpencer, dia berbasis pada teori kemajuan progress. Perubahan social diawali dan masyarakat prituitif, kemudian slavery, feudal, kapitalis danakhirnya sosialis. Perjuangan sikap teori Marx adalah perjuangan kelas melalui konflik dialektis dialectical conflicts. Koordinasi dan pengaturan dilakukan oleh pemerintah ruling class terhadap warga masyarakatnya. Sikap warga masyarakat memiliki hak yang sama diatur oleh pemerintah(komando). Kecenderungan sikap terbelenggu., dan sumber informasi lebih didominasi oleh penguasa. Sikap individu adalah sikap kelompok hampir sama dengan politik penguasa. d. Ferdinand Tonnies Pemikiran perubahan sosial menurut Tonnies secara sederhana dan gemainschafi (community) pada gesellschaft (society). Pada masyarakat gemain schaft sikap masyarakat masih tertutup, informasi masih amat terbatas, ikatan kelompok didasarkan karena emosi kekerabatan, keluarga,suku. solidaritas, harmoni, saling mempercayai antar warga masyarakat. Sikap yang lugu sederhana tidak terlalu banyak tuntutan, relatif homogen karena satu keturunan dan suku yang sama. Dalam bahasa kita disebut masyarakat desa ‘kampung’ yang kental dengan kebiasaan yang dibangun dan hubungan kekeluargaan prituary group. Akrab dan saling mengenal gotong-royong tanpa pamrih. Nilai kelompok memegang peranan dalam perkembangan dan organisasi sikap individu. Dalam realita kehidupan terdapat keseragaman sikap dalam kelompok prituer. Perkembangan berikutnya karena masyarakat bercampur saling berkomunikasi, tukar menukar dalam rangka pemenuhan kebutuhan masing-masing masyarakat maka jadilah masyarakat ‘gesellschaft’ (society) masyarakat kota. Ikatan kelompok berdasarkan kepentingan,itupersonal, hubungan komersial, ikatan sesaat, bersifat individual. Danmaterialistik. Kehidupannya modern, terbuka dan berdituensi penguasaanpengetahuan dan teknologi maju. Kehidupan industdidasari oleh pemikiran rasional, logis, empirik dalam interaksi kesehariian. 3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Perubahan sosial yang begitu cepat sebagai akibat dan kecepatan informasi yang merasuk pada seluruh aspek kehidupan manusia. Satu kali sentuhan saja pada alat komunikasi, manusia sudah dapat berhubungan dengan berbagai pihak, di tempat yang jauh, suasana tempat dan waktu yang berbeda. Dengan komunikasi dunia semakin sempit, orang cepat berhubungan, yang serasi dengan sikap dan keyakinannya orang akan berubah pula sikapnya. Seolah penyekat antar daerah, antar negara dan bangsa sudah tidak ada lagi. Dengan komunikasi semua orang dapat berhubungan dengan cepat dan murah. Alat komunikasi yang semakin canggih dengan hitungan detik orang Indonesia dapat berhubungan dengan orang yang ada dibelahari dunia lain; Amerika, Eropa, Afrika, dan tempat lain. Seolah tidak adatempat di dunia ini yang tidak tersentuh oleh komunikasi, Bahkan komunikasi merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap manusia. Berbagai alat komunikasi yang ditemukan manusia yang semakin canggih, dan memberikan kemudahan hidup setiap manusia semakin cepatnya perubahan sikap baik individual maupun kelompok. Tata cara peradaban dan kebudayaan suatu daerah dengan cepat menyebar ke daerah lain. Hal ini seiring dengan semakin majunya ilmu pengetahuan yang mendorong ditemukan berbagai alat komunikasi, metode dan pendekatan komunikasi, saluran dan pesan-pesan yang menarik. Temuan telepon telegraf,radio, televisi, komputer dan internet, memberikan kemudahan bukan semata-mata penyebaran informasi. Akan tetapi, alat ini dijadikan alatkarnpanye politik, propaganda, dagang, penyebar luasan gaya hidup,penyaluran aspirasi, dan adu strategi. Kesemuanya menggunakan komunikasi yang berpacu dengan waktu, mengadu kecepatan, ketepatan, dalam mempengaruhi komunikannya/oudensinya. Kemajuan dan perkembangan suatu negara dan masyarakat ditandai dengan majunya komunikasi, coba kita perhatikan negara maju, sepertiJepang, Amerika Serikat, Inggris, Jerman. Negara-negara maju ini dalam bidang komunikasi informasi merajai dunia. Mulai dan informasi masa cetak dan elektronik alat komunikasi antar daerah antarnegara, antar benua yang menjadi panduan pada negara-negara lainnya. Berbagai produk alat komunikasi informasi disebarkan ke seluruh pelosok dunia. Tidak heran jika ada yang mengatakan jika ingin menaklukkan dunia maka Anda harus menguasai komunikasi informasi’. 4. Hakikat Perubahan Sosial dan Perubahan Sikap Inti dan perubahan sosial adalah perubahan skap manusia, sebagai dirinya dan kelompoknya, mulai dari kelompok keluarga, organisasi setiamasyarakatnya. Seperti yang diganibarkan olehpara ahlii psikologi sosial dan ahli sosiologi. Perubahan perilaku manusia mulai dan pemikiran (kognisi)sikap dan penilaku sehingga menemukan sesuatu yang baru (innovation)untuk penyernpurnaan kesejahteraan hidupnya. Sejarah urnat manusiamenunjukkan perkembangan masyarakat, yang pada dasarnya adalah perkembangan pemikiran manusia. Selanjutnya, mereka saling bertukar pengalaman melalui belajar, berkomunikasi, berinteraksi dan saling mempengaruhi. Terjadilah perubahan perilaku manusia secara individual,selanjutnya mempengaruhi perubahan dalam kelompok yang berpengaruh terhadap norma, aturan, tata cara, yang pada akhirnya perubahan itu merupakan bagian dan kehidupan masyarakat. Dalam memahami pertumbuhan, perkembangan dan perubahan otonom dalam masyarakat, Nisbet (1969: 166-168) menyusun dan mempertanyakanbeberapa asumsi yang dibuatnya sebagai berikut. a. Perubahan itu adalah alami — keajegan adalah abnormal atau menampakkan yang mengecohkan. b. Perubahan itu berarah — menuju ke suatu tujuan yang dapat dipahami. c. Perubahan itu itumanen dalam suatu yang diselidiki. d. Perubahan itu berkesinambungan ‘alam tidak pernah membuat lompatan. e. Perubahan berangkat dan hal-hal yang seragam. f Perubahan itu niscaya- ‘keniscayaan’ ini memberikan pembenaran moral bagi mereka yang sebaiknya tidak bermoral jika mempercepat jalannya perubahan itu. Perubahan sosial merupakan suatu dinamika kehidupan yang tidak pernah berhenti, seperti digambarkan oleh Gerald Zaltman (1972) perubahan sosial sebagai perubahan pada ‘personal styles and values, technologicalinnovations, and social institutions’. Secara gratis digambarkan sebagaiberikut. Perubahan sosial yang meliputi individual adalah perubahan sikap dan perilaku yang selanjutnya perubahan norma, aturan, tata cara kehidupan dan pengelolaan kehidupan secara kelompok serta secara makro adanya temuan dan perubahan menyeluruh dalam waktu yang relatif singkat. Dalam jangka panjang perubahan ini membawa pada perubahan kehidupan (life –cyclecharige) bahkan perubahan pada tatanan organisasi/kelembagaan sesuai pada perubahan budaya yang sedikit-sedikit menjadi bagian kehidupannya. Kegiatan Belajar 2 Kontrot SosiaL A. PENGERTIAN KONTROL SOSIAL Kontrol sosial diartikan sebagai suatu pengawasan tentang pelaksanaan kebijakan publik. Hal ini bisa berupa perorang atau suatu kelompok, atau organisasi. ‘Most social contr& is self-control’. Menurut Spencer (1979: 80)kontrol sosial yang paling baik adalah kontrol diri sendiri. Selanjutnya kata Spencer (1979 : 80) ‘the process by which members of a group supportdesired forms of a group support desired forms of behavior and discourageundesired forms’. Yakin suatu proses di mana suatu kelompok mendukung bentuk yang diinginkan dan kelompok, bentuk yang diinginkan dan perilaku dan mengedilkan hati bentuk yang tidak diinginkan. Suatu kelompok organisasi atau pemerintah yang mengeluarkan kebijakan politik, ekonomi,atau sosial budaya, kadang tidak selamanya diterirna oleh masyarakat karena tidak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Banyak perilaku masyarakatyang muncul terhadap kebijakan ini, berupa sikap, ucapan dan tindakan. Pemunculan ketidaksenangan ini disalurkan oleh masing-masing kehendak.Ada yang langsung oleh dirinya atau kelompok terhadap pemerintah atau organisasi itu. Ada juga melalui saluran komunikasi sosial yang ada misalnya melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, brosur, pamflet, selebaran. Melalui radio, televisi, telepon, internet serta media elektronik lainnya.Bahkan menggunakan organisasi sosial yang ada, misalnya organisasi politik(kelompok oposisi) lembaga legislatif atau yang lainnya. Kontrol sosial pada dasarnya sebagai pengawasan tepat atau tidaknya suatu kebijakan publik, mulai dan perencanaan, pelaksanaan, atau ituplementasi program pada masyarakat. Sebab menurut para ahli kebijakan publik hendaknya harus aspiratif akomodatif dan partisipatif. Aspiratif artinya kebijakan publik itu hendaknya dapat mencerminkan keinginan, dan harapan, tujuan, gagasan, cira-cita sebagian besar tnasyarakat. Harapan dankeinginan masyarakat dalam hal sosial politik, ekonomi, dan budaya. Akoniodatif artinya seluruh aspirasi masyarakat itu dapat ditampung dan disalurkan oleh pemerintah, atau lembaga terkait lainnya sesuai dengankeinginan masyarakat tersebut. Partisipat, artinya kebijakan publik harusmelibatkan warga masyarakar, mulai dan proses perencanaan, pelaksanaan,dan pengawasan kebijakan publik. Dengan demikian, kontrol sosial dapat menjadi media untuk membina opini publik dalam membentuk tanggung jawab sosial, membina warga ikut memiliki kebijakan publik ini. Rancangan undang-undang yang dibuat oleh pemerintah Indonesia,misalnya peraturan pemerintah atau pemerintah daerah untuk peraturan daerah,diajukanoleh eksekutif pada legislatif = Dewan Perwakilan Rakyat(DPR — DPRD). DPR — DPD — DPRD dianggap sebagai representasi warga masyarakat dan berbagai kalangan. Terjadilah dialog-diskusi-sidang membicarakan kebijakan publik, diambil kesempatan antara pemerintah dan wakil masyarakat. Rancangan itu pornografi yang diperdebatkan di kalangan DPR, juga mendapat tanggapan dan berbagai ahli, politisi, praktisi, pendidik, agama, antis, pengusaha. Tanggapan mereka ini disalurkan pada berbagai wahana sesuai dengan caranya masing-masing. Ada yang langsung datang ke DPR, ada melalui demonstrasi di jalan-jalan kota-kota besar, melalui mediamasa cetak dan elektronik. Tanggapan tersebut ada yang bersifat mendukung(pro) ada juga yang bersifat menolak (kontra) terhadap kebijakan peraturantersebut. Demikian juga ada yang bersifat perorangan ada yang mengatasnamakan organisasi tertentu menanggapi kebijakan itu. Ada tiga aspek yang dianggap sebagai sumber kontrol sosial, yaitu sosialisasi, grouppressure dan social sanctions. B. SUMBER KONTROL SOSIAL Munculnya kontrol sosial sebagai perwujud kepedulian dan pengawasan terhadap kebijakan publik bersumber dan beberapa sumber,yaitu sosialisasi, group pressure, dan social sanctions. 1. Sosialisasi Sosialisasi merupakan suatu proses belajar tentang pemenuhan kebutuhan seseorang atau kelompok manusia terhadap lingkungannya.Seseorang dapat berhubungan dengan baik,memanfaatkan, dan berperan serta sesuai dengan keahlian dan kemampuannya masing-masing. Melalui sosialisasi orang tidak merasa canggung, bahkan bergabung, bekerja sama,memahami aturan dan norma yang ada Aturan dan norma pada dasarnya membina manusia agar tidak mengganggu kepentingan orang lain, namunsetiap orang harus selamanya belajar menyesuaikan diri sehingga menjadi bagian dan kehidupannya. Dengan sosialisasi orang dan kelompok dapat memahami berbagai aturan dan norma yang ada, demikian juga dengan kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah atau lembaga lainnya. Pengawasan publik akan terjadi apabila sudah terjadi sosialisasi atau pernaharnan terhadap kebijakan publik tersebut sehingga dapat merespons itupilkasi dañ kebijakan publik itu. Apakah kebijakan itu sudah sesuai dengan keinginan masyarakat atau belum jika belum dalam hal apa saja,apakah ekonomi, politis, sosial budaya. Misalnya, pemerintah mengambil kebijakan tentang pembuangan akhir sarnpah. Ternyata ditolak oleh warga masyarakat. Mengapa rnereka menolak? Mungkin hal ini karena tidak disosialisasikan. Atau sosialisasinya masih kurang menyeluruh kepada seluruh warga masyarakat atau kurang komunikasi dan saling pengertian antar warga dengan warga atau warga dengan kelompok pemerintah. Sama halnya dengan anggota kelompok suatu perkurnpulan yang kurang dapat menyetujui suatu keputusan yang telah ditetapkan. Orang tersebut menanyakan dan meminta penjelasanpimpinan organisasi itu. Kelompok mahasiswa dan pelajar mengajukan protes tentang kepemitupinan sekolah,atau rektornya. Demikian juga protes tentang kenaikan harga BBM, mereka ingin minta penjelasan dan keinginannya karena tidak sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat pada umumnya., 2. Group Pressure Setiap organisasi memiliki kemampuan mengontrol anggotanya, atau mengontrol terhadap kebijakan programnya. Ada 3 komponen yang dapat mengawasi dan melayani para anggotanya, yaitu sebagai berikut. a. Phycical componen: komponen tisik, berupa perlengkapan dan peralatan yang dapat mengawasi seluruh anggotanya agar dapat taat dan patuh pada aturan kelompok yang ada. Dicontohkan oleh Spencer bahwaanggota polisi menekan agar para taharian tidak kabur rnaka diamenggunakan cambuk atan rantai besi, b. Kekuatan ancaman, komponen pengawasan sosial dapat efektif apabila menggunakan ancaman. Pada waktu yang lalu penguasa yang otoriter mengancam para pegawainya dengan pemecatan apabila tidak mengikut peraturan yang ada. Para penculik mengancam sasarannya untuk membunuh apabila tidak segera menebusnya dengan uang yang banyak. c. Symbolic komponen, kekuatan pengawasan iniberada pada situbol atautanda tertentu. Orang yang berhasil akan memperoleh penghargaan dengan kenaikan pangkat atau jabatannya, dan yang bersalah diberi hukuman dengan cara pemberhentian, penurunan jabatan. 3. Social Sanction Pengawasan sosial dapat dilakukan dengan penghargaan dan hukuman.Penghargaan diberikan kepada seseorang atau kelompok yang melakukan kegiatan yang baik dan membawa manfaat bagi orang lain. Demikian juga orang yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan hukuman, bahkan dapat dipenjarakan. Walaupun demikian rnenurut para ahli hukuman sebagai kontrol sosial tidak selamanya merupakan cara yang efektif. Hal tersebut sebagai usaha agar hukuman ini membuat jera para pelakunya. Umumnya dilakukan pada perilaku krituinal. Secara umum, sanksi sosial dapat membuat orang menjadi terisolir,terpencil, terpinggirkan, bahkan tidak diajak untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan sosial dan pemerintahan. Pengawasan sosial terhadap kebijakan publik dan suatu pemerintah atau partai politik dan organisasi kemasyarakatan dapat terjadi apabila tidak direspons oleh warga masyarakat atau anggota kelompoknya sehingga terjadi kebijakan sosial itu tidak jalan. Ciri-ciri kebijakan publik yang tidak mendapat respons dan masyarakat atau mendapatkan sanksi sosial, antara lain berikut ini. a. Kebijakan publik yang tidak ada respons dan warga masyanakat atau anggota kelompoknya, diacubkan (tidak dipedulikan). b. Kebijakan publik yang mendapatkan respons kuat (reaksi keras)sebagian besar masyarakat, seperti pemerintah kenaikan barga BBM,pornograti pornoaksi. c. Kebijakan publik yang direspons dengan tindakan langsung, akibat ketidakpercayaan pada kebijakan, seperti hukum, orang lebih baik mengakhiri pencuri beramai-ramai dan pada diserahkan pada polisi. d. Tindakan otoriter, tanpa mempedulikan kepentingan umum. e. Kebijakan yang tidak melibatkan unsur warga masyarakat secara representatif. Akibatnya kebijakan publik ihi dianggap gagal dan perlu diperbaiki atau dihilangkan. C. BENTUK KONTROL SOSIAL Bentuk kontrol sosial yang tidak efektif adalah,secana individual,perilaku kolektif dapat membantu sehingga perilaku kolektif dianggap sebagai kontrol sosial. Hal ini terlihat dan berbagai bentuk kontrol sosial yang pada umumnya dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama atauatas nama kelompok masyarakat. Adapun bentuk kontrolsosial antara lain; crow, media massa, lembaga pemerîntah, dan pengaruh lain. 1. Crowd Kerumunan orang biasanya banyak atan temporer, dan spontanitas. Mereka berkumpul sementara untuk mencapai tujuan bersama yang kadang kadang sesaat. Tidak direncanakan dan setelah selesai kegiatan itu, merekapun buhar dengan sendirinya. Hal ini kita lihat seperti terjadiriya bencanaalam, kebakaran, kece]akaan. Sifat dan ‘crowd’ ini, antara lain: a. berubah-ubah, elastis, b. tergantung pada cara, c. situasional, d. kepanikan, e. on the spot, f. bergerak di jalanan, g. kemarahari, dan h. kadang destruktif, Kerumunan dianggap sebagai wahana untuk menyampaikan aspirasi atau kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat kepada kebijakan publik atau kebijakan yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan oleh kelompok terpelajar, seperti mahasiswa, pelajar dalam berunjuk rasa, atas nama masyarakat atau kelompoknya. Bencana banjir, kebakaran, longsor warga masyarakat bersama-sama menyelesaikan bencana ini walaupun menuntut bantuan dan warga masyarakat lainnya. Kepedulian secara bersama dan warga lain untuk turut menyumbangkansesuam secara sukarela, membantu warga masyarakat yang terkena bencana. Ada kelompok masyarakat yang menonton sepak bola, dan terjadi secaras pontan mereka tidak merasa puas dengan permainannya itu maka terjadilah bentrok antara penonton. Mereka juga pulang bersama melewati jalan dengan merusak sarana umum, melawan aparat dengan bersama-sama, merampas makanan dan dagangan para pedagang di pinggir jalan yang mereka lewati. Walaupun terkesan kemarahan dan destruktif ini dapat memberikan kesan tertentu bagi para pejabat dan pengambilan kebijakan publik pada suatu daerah atau negara. 2. Media Massa Media massa dianggap efektif untuk kontrol sosial, baik media cetakatau elektronìk, Pernunculannya dalam berbagai bentuk yang menarik dibicarakan oleh warga masyarakat, tergantung pada mana yang dianggap mudah dan efektif digunakan oleh mereka.secara spontan, ada terencana,terprograrn, berdasarkan fakta, atan hanya gosip dalam memanaskan situasi sosiai. a. Rumor Rumor merupakan suatu bagian dan informasi yang menekankan dan seseorang pada orang lain melalui kelompok tanpa dicek atau dikoreksi nilai kebenarannya. Sering kali disebut ‘gosip’. Hal ini terjadi pada politisi terkenal, selebritis, artis, pejabat, pengusaha, bahkan militer tentang rahasia senjata. Rumor dapat berkembang dalam ‘setting sosial’, tetapi mereka lebih menarik tentang situasi sosial, stres, informasi harigat. Di radio dan seringkita denganhaltentang kawin cera] artis, selebritis, para politisi, atau pejabat yang korupsi atau perselingkuhan papa pengusaha dengan sekretaris serta istri situpanannya. Begitu hangat dan merangsang informasi itu sehingga menitubulkan suasana yang ramai dalam berbagai media, demikian juga dalam lingkungan keluarga dan koleganya. Rumor malah dianggap sebagai media untuk mengangkat narna seseorang atau kelompok. Bahkan rumormenjadi wahana untuk menjatuhkan nama baik seseorang atau kelompok dituasyarakat. Kadang memunculkan karakteristik keberhasilan dan kegagalan seorang pejabat. Dalam dunia politik sering kali digunakan untuk saling menjatuhkan saling menyerang, misalnya dalam kancah pemilihan pejaba pemerintah, politik, jabatan penting pada suatu lembaga. Di radio dan TVsetiap hari ada dan men jadi konsumsi publik yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik untuk disituak para pemirsa. Menurut Spencer (1979) adalah dun faktor yang mendorong terjadinya rumor di antaranya (1) adanya sejumlah ketertarikan terhadap suatu hal yang berkembang (ekonomi, politik, moral, etika, budaya yang berkembang dituasyarakat). Kondisi sekarang masyarakat tertarik pada ekonomi,misalnya kebutuhan konsumsi (sembako) alau ketertarikan terhadap pemilihan presiden/bupati/walikota. (2) Adanya. suasana yang membingungkan(ambiguity),misalnya tentang harga sembako, BBM, ketegasan hukum, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal. Isu-isu atau informasi lazitunya dituunculkan oleh orang yang ‘pintar’ menyampaikan informasi itu sehingga menarik untuk direspons oleh berbagai pihak. Informasi ini menarik karena ada penasaran ingin tahu. mengecek benar tidaknya. menyangkut orang penting, masalah strategis untuk kepentingan masyarakat banyak. Ada beberapa kelemahan rumor, di antaranya banyak yang tidak factual informasi yang tidak berdasarkan data yang (Irat) sehingga dianggap gossip semata. Oleh karena ini penyelesaiannya kadang tidak tuntas, dan hanya menarik opini saja. Membakar semangat bahkan emosional publik yang menitubulkan kerugian social, seperti mencemarkan nama baik, kejelekanseseorang atau keluarga, babkan membuat perceraian keluarga, perpecaharikelompok politik, dan ketidak percayaan masyarakat terhadap lembaga dan pemerintah. Kontrol sosial ini akan efektif apabila memberikan manfant dankehati-hatian pada para pejabat dalam bertindak dalam posisinya masing-masing. Bahwa koreksi sosial lebih pedih dan pada koreksi lembaga formil yang ada pada lembaga itu. b. Public opinion (pendapat umum) Berbeda dengan rumor pendapat umum (public opinion) lebih faktual,dan lebih legal secara hukum diakui lebih akurat. Hal ini karena berdasarkanpermasalahari yang muncul di masyarakat dan didukung dengan fakta yang ada. Lazirnnya Iebih banyak menyangkut kepentingan masyarakat dan padakepentingan pribadi. Munculnya pendapat ini dan berbagai kelompokmasyarakat; masyarakat kelompok atas, menengah, atau rendah sehinggamemunculkan variasi pendapat mas ing-masing. Kelompok masyarakat yangmemiliki lebih banyak referensi informasi maka lebih baik, dan sebaliknyakelompok yang hanya memiliki pendapat saja kurang membantu dalampemecahari masaîah. Kebijakan publik yang dirumuskan oleh pejabatpemerintah atau politik, banyak berdasarkan pada pendapat umum, nìisalnyatentang pembuatan jalan. jembatan, listrik, pendidikan dan kesehatan sertayang lainnya. Bahkan muncul dan turunnya pejabat pemerintah sering kalidan pendapat umurn. Apakah pejabat atau kebijakan publik itu diteritua atauditolak oleh sebagian besar masyarakat. Tempat pembuangan satupah akhir(TPA) ditolaic oleh masyarakat karena sebagian besar masyarakat merasatidak diajak bicara penentuan tempat itu. Memang tidak seluruhnyamasyarakat memiliki pendapat yang sama, dan men jadi hahari pertitubanganuntuk pengambilan keputusan pendapat umurn. Akan tetapi, disuarakan dandi akomodasi olehpimpinan kelompok masyarakat itu (opinion leader). Opinion leader lazìmnya yang berpengaruh sekali dalam menyuarakanpendapat umum. Dia diikuti oleh semua warganya atas ucapan, sikap danperilakunya sehari-harii. Dia berasal dan tokoh agama, kepala adat, tokohpolitik. tokoh pendidik, tokoh pemuda. pejabat, tokoibu-ibuIperempuaitJika tokoh tersebut rnenyuarakan fatwanya maka hampir seluruh wargamasyarakat mengikutinya. Pada rakt1J tahun 1970-an ketika programkeluarga berencana (KB) mulal dilaksamakan di Indonesia, pemerintahmenyosialisasikan dengan memanfaatkan opinion leader pada masyanakat. Seorang tokob agama tidak mau meneritua program KB karena alasantententu maka secara serentak warga jamaahnya juga tidak mau menjadiakseptor KB. Namun, setelah mempelajani beberapa hal, ternyata programKB menurut tokoh tersebut tidak bertentangan dengan keyakinannya makaseluruh warga jarnaahnya mengikuti papa tokoh ¡ru, Kepala adat yang sangatberpengaruh di suatu daerah terhadap tradisi tertentu, tidak mau menerituaguru SD ke daerahnya. Para politisi menggunakan tokoh agama, penrnda,senituan, untuk menyebanluaskan partai politiknya kampanye dalampemilihari umuni. Dengan asumsi bahwa jika para opinion leader ini rnemilihpantal itu maka para pengikut atau anggotanya akan mengikutinya. Tokohmasyarakat ini memiliki kelebihari dan anggota kelompok lainnya amatberpengaruh karena turunan keluarga, kharisma, kepintaran memecahkan masalah sosial, berpendidikan tinggi, agamanya tinggi, memiliki kekayaan,jabatan, kekuatan tertentu. Para tokoh ini umuninya memiliki pengetahuanyang luas, wawasan yang mas, berorientasi masa depan, lebih banyakmemikirkan kepentingan masyarakat banyak. a Pemerintah/pejabat yang berwewenang Kontrol sosiàl yang dilakukan secara misal dapat dilakukan pejabatpemerintah. Artinya lembaga terkait, seperti lembaga legishitif, yaitu DPR.DPRD, yang bertuga.s memberikan advis, atau pendapat dan koreksi terhadapberbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah atau embaga eksekutif(lembaga yang m&aksamakan pemerintahan) presiden yang dibanm oleh paraMenteri. Gubernur diawasi dan dikoreksi oleh DPRD dalam menentukankebijakan publik di daerahnya. DPR merupakan lembaga representatif danwarga masyarakat secara keseluruhari. Para pejabat ini menyatakankoreksinya langsung secara lisan pada media masa yang mengangkatnya, adajuga melalui laporan tertulis pada media masa. Pelaksanaan program di masyarakat yang tidak sesuai dengan perencanaan maka para anggota DPRmenampung aspirasi, keluhari dan harapan untuk di akomodasi dandisalurkan pada pemerintah untuk diperbaiki, atau ditingkatkan pemanfaatannya. Hal ini melalui dengar pendapat atau meminta keterangandan pemerintah tentang suatu program. Misalnya, DPR meminta kejelasanpemerintah tentang kenaikan barga kebijakan pendidikan, pornogratidan pornoaksi. d. Organisasi sosial dan Politik Organisasi sosial kemasyarakatan, yaitu kelompok masyarakat yangbergabung dalam suatu landasan yang sama di antara para anggotanya,misalnya dasar agama, ekonomi, bisnis, budaya, hobi, politik, Ada yangdisebut lembaga sosial kemasyarakatan dikenal dengan nongovernsnenzorganization (NGO), ada yang tergabung dalam partai politik tertentu. Kelompok organisasi ini amat efektif untuk melontarkan berbagai koreksi,perbaikan dan pengawasan dalam berbagai aspek. Seperti aspek keberhasilan,aspek kepemitupinan, aspek pemanfaatan, aspek keuangan, dan keberlanjutanprogram untuk masyarakat. Tidak jarang koreksi dan kelompok ini dianggapefektif, bahkan untuk negara kita pandangan dan NGO lebih dipercaya untukmengoreksi kebijakan dan membantu pelaksanaan program tertentu. Warga masyarakat bisa mengajukan saran, pendapat serta gagasanterhadap kebijakan publik, melalui organisasi sosial atau panai politik sesuaidengan aspirasinya. Berbagai cara mengajukan penthpat itu, ada yang berupagagasan, pertanyaan, saran atau koreksi perbaikan kebijakan. Sebagaianggota pattai dialurkan pada panai politik itu, tetapi jika bukan anggotapanai warga masyarakat dapat menyalurkan pada organisa.si masa. Jikaorganisasi ini tunibuh subir dan dapat menyalurkan aspirasi masyarakatmaka akan semakin efektif untuk dijadikan sebagai kontrol sosial terhadap kebijakan publik. Partisipasi sosial yang di]akukan masyarakat dalam pelaksanaankebijakan publik o]eh pemerintali atau organisasi politik, dapat tenwujuddalam berbagai aspek kegiatan, mulai dan perumusan perencanaan program,pelaksanaan program, dan peni]aian atau pelaponan. Demikian juga bentukpartisipasi warga terhadap kegiataninibisa berbentuk pemikiran, pandangan,saran/pendapat, tenaga, dan maten (wìng, barang). 1. Partisipasi dalam Perencanaan Program Warga masyarakat dapat berperan serta dalam perencanaan. Pemerintahatau organisasi politik yang akan melakukan program kebijakan publik, dapatmeiibatkan warga masyarakat. Warga masyarakat diajak berdialog,berdiskusi dengan aparat pemerintah yang bertugas untuk melakukankegiatan publik. Agar mereka merasa diliargai dan diajak bersama memikirkan, merencanakan suatu kegiatan. Para petugas dapat menampungberbagai aspirasi dan keinginan warga niasyarakat terhadap suatu programpemerintah atau kebijakan publik. Misalnya, pemerintah akan menìbangunjalan, jembatan, perumahari/sekolah/rumah sakit, pembangkit listrik,bendungan, aliran selokan pembuangan, sarnpah, dan sebagainya. Dengandemikian terjadi sosialisasi tentang itu di masyarakat. Warga mengetahuiprogram itu, kernudian selanjutnya dapat memahami apakah dapat menyetujui atau menolak program ini karena dampak program tersebut apakah menitubulkan keunmngan atau kerugian bagi mereka. Banyak program proyek pemerintah di Indonesia yang sering kali menitubulkan pertentangan dan masyarakat setempat karena mereka tidak menyetujui bahkan menolaknya. Pembangunan pabrik di daerah yang sebelumnya kurang informasi pada warga atau informasinya hanya warga masyarakat tertentu saja, mereka menolak dan menitubulkan perlawanan pada aparat setempat. Akan tetapi, setelah melakukan pendekatan pada masyarakat. berdialog, berdiskusi. terjadilah kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak maka akhirnya dapat berjalan denganbaik. Misalnya, ada kesepakatan dan pihak pengusaha akan menarik tenagakerja diutamakan dan warga setempat, pengusaha akan membantu wargadalam kebersihari dan kesehatan lingkungan. Mengapa sering kali tenjadi unjuk rasa dalam program pembangunan, seperti pembuatan jalan,bendungan dan perumahari. Di satu ping kurang sosialisasi program padamasyarakat dan kurang menampung aspirasi keinginan masyarakat danpemerintah atau kelompok politik/pengusaha, juga adanya ketidakkonsistennya antara kesepakatan dengan peaksamaan yang ada. Misalnya,penggantian tanah, dengan perbedaan harga tanah, tidak konsekuennya dalam penarikan tenaga kerja, serta kesepakatan lainnya. Peran serta warga dalam kebijakan publik tidak terbatas pada orang tua atau tokoh masyarakat saja. tetapi termasuk para remaja, termasuk anak-anak.Anak usia SD atau remaja memiliki kemampuan untuk mengajukan keinginan dan gagasannya terhadap kebijakan publik. Wawasan dan pemikirannya perlu diperhatikan, bukan hanya menghargai pendapat anak,tetapi sejak kecil mereka dibelajarkan untuk dilibatkan dan memikirkan masalah kepentingan umum, didewasakan memecahkan masalah bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negaranya. Dengan demikian, sejak dirii dibina pembinaan sikap tanggung jawab, merasa memiliki, merasa menjaga,memelihara bersama. Secara teoretik perencanaan program yang berasal dari aspirasi masyarakat, dan dirumuskan bersama kemudian diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan program disebut bottom up. Sedangkan perencanaan program yang lebih banyak ditentukan oleh pemerintah disebut top down. Zaman ordelama dan orde baru kebijakan program lebih banyak bersifat top down(ditentukan dan atas). Selalu ditentukan oleh pemerintah pusat, dan pemerintah daerah atau masyarakat hanya melaksamakan saja. Sedangkan pada zaman reformasi dan otonomi daerah, segala kebijakan publik ditentukan oleh pemerintah daerah yang melibatkan banyak masyarakat. 2. Partisipasi dalam Pelaksanaan Program Dalam pelaksanaan program warga masyarakat dilibatkan secara langsung,misalnya dalam pembuatan sekolah, jalan, jembatan. Warga dilibatkan sebagai tenaga kerja Iangsung dalam pembuatan jalan, bangunan sekolah. Di disamping tenaga juga mereka ada yang memberikan uang, bahan-bahan bangunan untuk penyelesaian program. Keterlibatan mereka sebagai tenaga kerja dan diberi upah layaknya, memperlihatkan program tersebut bersifat top down. Sebab jika mereka terlibat dalam pelaksanaan dan hanya meneritua upah apa adanya atau bahkan sukarela lebih berorientasi bottom-up. Seperti dalam pembuatan tempat ibadab, tempat pendidikan, jalan desa,jembatan kecil. Sering kali pelaksanaan program seperti ini menekankan padaswadaya masyarakat. Warga masyarakat yang lebih berperan, pemerintahatau organisasi lain hanya sebagai pendukung pelaksanaan program. Keberlangsungan program akan terjaga bahkan akan lebih cepat selesaiapabila warga masyarakat setempat banyak dilibatkan. Mereka merasatuemiliki dan mengakui pelaksanaan program ini. Sedangkan pelaksanaan program yang mereka rasakan asing, dan kadang mengganggu lingkungannya. pelaksanaan program mengalami hambatan,Warga masyarakat merasa tidak diajak dan tidak dilibatkan. Akibatnya diacuh-acuhkan mereka tidak merasa memiliki, dan tidak merasa bertanggung jawab. Bahkan wujud partisipasi masyarakat baik secara material maupun non-material sering kali dianggap hanya pada waktu pelaksanaan saja. Dengan demikian, pelaksanaan program merupakan kunci keberhasilan partisipasi warga masyarakat. Jika peran serta warga masyarakat semakin banyak bermunculan maka dianggap pelaksanaan program yang melibatkan masyarakat berhasil. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah maupun organisasi politik agar menciptakan pelaksanaan program yang banyak melibatkan warga masyarakat setempat. Basis program pendidikan sejak beberapa tahun terakhir lebih diarahkan pada partisipasituasyarakal (community participation). Artinya, lebih banyak melibatkan dandituiliki masyarakat yang diakomodasikan dalam komite sekolah (schoolcommittee). Komite sekolah ini bekerja sama dengan Kepala Sekolahmembangun dan mengembangkan pendidikan yang berkual itas dituasyarakal. Organisasi komite sekolah yang diadakan oleh masyarakat bersama sekolah yang anggotanya dan warga masyarakat dan warga sekolah. 3. Partisipasi dalam Pengawasan Program Warga masyarakat ikut dilibatkan dalam pengawasan program akan sangat berarti bagi keberhasilan program. Warga masyarakat turut memperhatikan, mengamati perkembangan pekerjaan, mengoreksi,membetulkan, menjaga peralatan dan fasilitas program merupakan hal yang amat berharga. Pelaksanaan program yang dilakukan oleh masyarakat sendiri akan terkoreksi secara internal oleh warga masyarakat disebut ‘internalcontrol’. Misalnya., dalam sua organisasi dilakukan peawasan oleh pimpinan, dan staf untuk mengecek pelaksanaan organisasidi mana kelemahan dan kekurangan organisasi. Ada juga dikatakan ‘external control’yakni pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar organisasi itu. Misalnya,proyek program pendidikan diawasi oleh masyarakat setempat atau instansiterkait, oleh BPK, Inspektorat, Bawasda. Dalam kondisi di masyarakat pelaksanaan program yang kurang banyak melibatkan warga masyarakat setempat akan terkoreksi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh warga masyarakal. Misalnya, mereka melaporkan pada pimpinan pelaksana rogram atau mereka melaporkan pada pemerintah setempat atau pada tokoh masyarakat yang dianggap dapat menyalurkan aspirasi mereka. Dengan pengawasan Ia.ngsung oleh warga masyarakat maka para pelaksana program akan dengan segera memperbaiki kelemahan program.Atau para pelaksana lebih berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan,kecurangan, kolusi dan korupsi yang amat merugikan semua pihak.Mekanisme pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh tokoh masyarakat, yang dianggap dituakan, dan dapat mengkoorclinasikan berbagai temuan dankekeliruan pelaksanaan program. Ketua ini dapat mengakornodasikan berbagai aspirasi dan selanjutnya disesuaikan pada yang berwenang atau pemerintah untuk memperhatikan dan memperbaiki kinerja program pembangunan. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan lembaga representasi masyarakat yang mendampingi pemerintah dalam mengoreksi, mengawasi pelaksanaan pemerintahan dalain penyelenggaraan negara. Demikian juga dipemerintahan daerah provinsi dan kabupaten, masing-masing ada DPRDprovinsi/daerah khusus dan DPRD kabupaten/kota sertantiasa turutmengawasi pelaksanaan pemerintah daerah sehari-hari. Dalam hal ini,dituntun kejujuran, ketulusan, keterbukaan, dan tanggung jawab dalampengawasan. Dalam konsep pengawasan ada konsep yang harus dipegang,antara lain: a. keterbukaan; b. transparansi; c. akuntabilitas; d. tindak lanjut. Jadi, pengawasan harus menganut asas keterbukaan,yakni pengawasanitu yang dilakukan secara terbuka baki siapa saja yan 7ngin mengetahui terhadap pelaksanaan program. Kedua transparansi artinya adanya kejelasan dalam perencanaan, program, anggaran, dan kejelasan dalam pelaksanaanserta pengawasan oleh semua warga masyarakat. Akuntabilitas, artinya program pelaksanaan dan pengawasan harus dapat dipertanggungjawabkan secara publik, secara periodik maupun tentatif. Pelaksanaan program harus dilaporkan keberhasilan dan kelemahan. kepada masyarakat,demikian jugapada lembaga terkait, kapan saja mereka mernerlukan. Kegiatan Belajar 1 Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS Sebagairnana telah dikeniukakan pada bagian pendahuluan bahwa untukmempelajari niodul ini diharapkan Anda telah mengenal, melalui kegiatan analisis situasi, apa yang harus dipertimbangkan oleh guru sebelum menyusun desain pembelajaran IPS. Pada kegiatan belajar ini, Anda akan diajak untuk mengidentifikasi salah satu desain pembelajaran yang sangatdianjurkan dalam kegiatan belajar mengajar IPS ialah desain pembelajaran (inquiryapproach). Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita menjawab dahulu pertanyaan: Apa dan mengapa desain pembelajaran inkuiri?Secara umum, istilah “inquiry” berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab suatu masalah. Rogers (1969), misalnya menyatakan bahwa inkuiri merupakan suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.Sebagai sebuah metode mengajar yang berorientasi pada latihan meneliti dan mempertanyakan, istilah ini sejajar dengan metode pemecahan masalah, berpikir reflektif dan atau ‘discovery’ (Elagen, 1969). Narnun, Beyer (1971) menyatakan bahwa inkuiri adalah lebih dan sekadar bertanya. Inkuiri adalah suatu proses mempertanyakan makna/arti tertentu yang menuntut seseorang menampilkankemampuan iritelektual agar ide atau pemikirannya dapat dipahami. Welton dan Mallan (1988) menìbandingkan istilah “inquiry” dengan metode pemecahan masalah (,problem solving) dan bahkan dengan hafalan/memori sebagai suatu perilaku dan proses. Dalam kontek.s ini, inkuiri memberikan suatu cara bagi para siswa untuk memecahkan masalah atau untukmemproses informasi. Beyer (1971) menyatakan bahwa “inquiry is one way of knowing” — suatu cara untuk mengetahui. Lebîh Ianjut, apabila orang terkait dalam proses investigasi, berusaha menjawab pertanyaan, dan berusaha memecahkan masalah secara berkelanjutan maka orang-orang ini telah melakukan proses inkuiri. Biasanya, istilah inkuiri digunakan dalam aktivitaspenelitian, khususnya pada proses melakukan investigasi. Inkuiri dibutuhkan dalam proses penelitian sebagai metode untuk mengkaji fenomena. Sebenarnya, sejak zaman John Dewey (1859-1952) pemikiran untuk meningkatkan kuailtas pengajaran telah menjadi obsesi. Walaupun pada masa itu pemikirannya masih bersifat umum, namun cukup untuk dijadikan pijakan bagi para pengikutnya. Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembang kurikulum khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar di persekolahan. Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas beberapa pemikiran dan para ahli pendidikan dan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berpikir maupun pengetahuan, sikap dan nilaipada peserta didik dibandirig dengan pendekatan kiasikal atau tradisional. Menurut para ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena prosesbelajar lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction) dari pada kepada guru (teacher-centred instruction). Para ahli pengajaran ilmu-ilmu sosial khususnya di Amerika Serikat dan Australia memilih pendekatan inkuiri yang Iebih menekankan pada belajar secara individual sebagai alternatif untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Bagaimana inkuiri menjadi suatu metode pembelajaran? Salah satu komponen kurikulurn yang lih banyak mendapat perhaatian dan pengujian ada]ah metode pembelajaran. Sebagai dampaknya, banyak para ahli pendidikan yang mendefinisikan metode sebagai bagian dan proses pendidikan yang paling penting. Hening (1971),misalnya mendefinisikan metode sebagaisuatu pendekatan umum belajar yang mendasarkan hakikat dan tujuan pendidikan pada sejumlah teori dan kepercayaan. Dalam konteks kependidikan,Wesley (1950) menyatakan bahwa guru yang baik hariislah memiliki metode yang baik, dan guru yang terbaik ditentukan oleh metode yang dikuasainya.Pernyataan ini nampaknya untuk menyatakan bahwa penguasaan dan penerapan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar merupakan bagian yang esensiil untuk mencapai tujuan pendidikan.lebih jauh, menurut Wesley,metode yang baik memerlukan sikap guru yang akurat, artistik, berkepribadian dan selalu menyesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa. Namun demikian ia mengakui bahwa untuk menerapkan metode yang baik tidaklah mudah. Metode yang baik haruslah melibatkan partisipasi guru dan murid. Salah satu metode untuk mengatasi kebosaman siswa belajar di kelas karena pengajaran terlalu didominasi oleh pendekatan ekspositori (ceramah) yang berpusat pada guru adalah metode inkuiri. Banks (1990) mengemukakan pendekatan mengajar dalam IPS dengan menggunakan inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi,dan teori. Namun, tujuan utama inkuiri sosia! menuruinva adalah untuk membangun teori. Para ilmuwan sosial percaya bahwa salah satu cara membangun masyarakat adaiah dengan membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuiri sosialpun diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah- sosial sehinggamereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Untuk ifli inkuiri sosial seyogianya memberikan prioritas/memfokuskan pada masalah-masalahpraktis kemasyarakatan. Dan sudut pandang ini, rujuan uzaina inkuiri socialadalah menthe ri kan kontribusi untuk para pengambiI kehijakan dalam menghasilkan keputusan-kepurusannya. Bagaimana proses pembelajaran inkuini itu dapat diterapkan oleh gurubersama siswa di dalam kelas IPS? Banks mengernukakan Iangkah-langkah model pembelajaran inkuiriuntuk keas ¡PS sebagai benikut. Pertama, Perumusan Masalah (Problem Formulation). Sebelumseorang siswa melak-ukan penelitian tentang suatu masalah atau isu, terlebihdahulu ia harus memiliki ide yang jetas atau masalah yang akan dîpecahkan. Seorang siswa harus merasakan bingung (mempertanyakan) dulu mengenaifenomena yang terjadi atau harus rnengl adanya masalah. Setelahmenyadari adanya masalah selanjutnya ia pun tertarik untuk melakukanpenelitian. Sebelum meakukan penelitian, siswa sebagai peneliti harus merurnuskan masalah. Hal ini sesuai dengan syaratsuatumasalah yang harus lengkap, lepar, dan dupa: diteliti. Sebuah mrnusan masalah, seperti “Apalcah sikap anak-anak?” merupakan contoh masalahyang tidak memenuhi criteria di atas. Rurnusan ini tidak lengkap, tidak tepat bahkan tidak dapat diteliti. Penetiti yang berusaha mencari jawabannya mungkin tidak mengetahui apakah akan meneliti sikap anak-anak di kota Bandung, Jakarta ataukah Surabaya. Selain ifli tidak jelas puta sikap apakah yang akan diteliti dan anak-anak itu. Kita menyadari bahwa sikap anak itu beraneka ragam. Sikap anak ini bisa meliputi sikap terhadap sekolah, guru-guru, orang tua, maman,makanan, dan terhadap orang atau benda ainnya yang ada di tingkungan masyarakat. Kedua, Perwruisan HipozesLs (Formulation of Hypotheses). Setelah para siswa merurnuskan masalah atau pertanyaan yang tepat dan dapat diteliti,selanjutnya ja berusaha merumuskan dugaan atau jawaban sementara untuk rnengarahkan proses penelitian. Apabila peneliti merurnuskan suatu pertanyaan penelitian: “Bagaimana budaya asing mempengaruhi gaya berpakaian para remaja di kota Bandung?” Penelitian ini akan lebih terfokus atau berrnanfaat apabila si peneliti memiliki sejumlah ide atau pemikiran tentang cara-cara budaya acing itu niasuk dan dapat mempengaruhi remaja remaja di kota Bandung. Peneliti dapat memberikan asumsi bahwa mode pakaian yang digunakan oleh para remaja di kota Bandung merupakan modifikasi sebagal hasil kontak dengan orang asing. Untuk menentukan apalcah dugaan atau pemtkirannya itu tepat ja mungkin mengurupulkan informasi tentang budaya acing yang berkaitan dengan mode pakaian. Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang peneliti untuk mengarahkan penelitian disebut hipotesis. Ketiga, Definisi ¡srilah: Konseptualisasi. Pada awal proses inkuiri,peneliti harus membuat definisi istilab atau konsep yang jelas tentang masalah penelitiannya walaupun pekerjaan inituerupakan masalah utama bagi para ilmuwan sosial. Kesulitannya adalah konsensus tentang arti konsep atau istiiah yang belum ada. Seperti istih agresi, kelas sosial, dan perilaku sosial adalah contoh-contoh konsep ilmu-ilmu sosial yang didefinisikan secara bervariasi oleh para peneliti. Ketika istilah-istiiah ini digunakan maka peneliti harus menjelaskan kepada pembaca tentang definisi ihi. Keempat, Pengurupulan data (collection of Data). Pertanyaan dijawab dan hipotesis diuji dengan data dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti. Para ilmuwan sosial menggunakan sejurnlah metode untuk mengurupulkan data, menguj i hipotesis, dan rnenghadllkan generalisasi clan teori. Di dalam ilmu-ilmu sosial, para ilmuwan biasanya menggunakan tiga metode utarna pengurupulan data untuk melakukan analisis, ialah eksperituen, survei satupel. dan studi kasus. Di s.arnping itu, mereka pun dapat menggunakan kajian historis, analisis ]iteratur, dan teknik lainnya. Kelitua, Pengujian dan Analisis Data (Evaluarkm and Analcis of Data). Seorang siswa yang meneliti, dalam proses inkuiri, harus berusaha menentukan kredibilitas dan kebermaknaan informasi yang sedang dikumpulkan. Metode dan teknik yang ¡a gunakan untuk mengurupulkan data memberikan pengaruh yang berarti (significant) terhadap data yang diperoleh. Apabila siswa menggunakan instrumen yang telah teruji validitasnya oleh ilmuwan lain maka biasanya data ifli akan lebih terpercaya daripada data yang dikumpulkan dengan instrurnen hash konstruksinya sendiri. Keenam, Menguji Hiporesi.c untuk Memperolek Generalisasi dan Teori.Seorang siswa ca]on ilmuwan sosial memulal rangkaian proses penelitian dengan sebuah pertanyaan, biasanya berkaitan dengan teori atau pengetahuan yang telah ada. Narnun, pertanyaan-pertanyaan itu sendiri tidak dapat diuji secara langsung. Hipotesis yang dikaitkan dengan pertanyaaniniperlu dirumuskan. Ketika data dikumpulkan dan dianalisis, peneliti benasaha menguji apakah hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan pada informasi yang telah terkumpul. Ketujuh, Mernuliii Inkuiri Lagi. Apabila peneliti telah menemukan bahwa data itu mendukung hipotesisnya maka dukungan terhadap teori kecernburuan dalam persaingan ekonomi akan semalcin meningkat. Akan tetapi, para ilmuwan pun tidak akan tinggai diarn. Ia akan tenis melanjutkan proses penelitiannya apakah dalil-dali] teori itu diteritua atau ditolaic. Oleh karena perilaku manusia begitu kompleks, hampir semua teori yang ada dalam berbagai disipiln ilmu sosial rnempunyai banyak dalil yang hanya dibuktikan secara sepihak (partial). Namun dnikian, model pembelajaran inkuiri yang digambarkan di atas dapat berdaur lilang dan tidak bersifat linier atau terputus. Kegiatan Belajar 2 ModeL-model Pembetajaran Konsep Dasar IPS Pada kegiatan belajar pertarna dalam modul ini, Anda telah mengena] dan memahami model desain pembelajaran inkuiri untuk IPS. Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas model desain pembelajaran keterampilan berpikir(thinking skills). Ada dua fokus model desain pembelajaran untuk keterampilan berpikir ialah keterampilan berpikir kritis (critical thinking skill) dan keterampilan berpikir kreatif (creative thinking skill). Pada hakìkatnya pembahasan untak Kegiatan Belajar 2 ini merupakan alternative model desain pernbelajaran yang dapat dipulih oleh guru untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar ¡PS. Prinsip model desain pembelajaran berpikir kritis dan kreatif memiliki beberapa kesamaan dengan inkuiri, ialah sama-sama untuk membantu anak berlatih dalam berpikir dan rnernecahkan berbagai masalah kehidupan pribadi siswa maupun kemasyarakatan. Olehkarena itu, pemahaman terhadap model desain pembelajaran inkuiri akan sangat membantu anda dalam memahami model desain pembelajaran berpikir. Pembahasan maten dalam Kegiatan Belajar 2 modul ini akan lebih difokuskan pada uraian keterampilan berpikir kritis mengingat kemampuan berpikir ini sangat dianjurkan olehpara ahli ppldidikan ilmu sosial. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif juga aka lisinggung, terutama keterkaitannya dengan keterampilan berpikir kritis. Hal ini cukup rasional karena antara kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kritis memiliki hubungan sekuensial. Sebelum membahas lebih jauh tentang keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS, sedikitnya ada iiga pertanyaan pokok konsep yang perlu mendapat penjelasan dalam pembahasan i. Perrama, apa keterampilan berpikir kritis ith? Kedwi, bagairnana mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada para siswa? Keriga, mengapa perlu keterampilan berpikir knitis untuk siswa? Tiga pertanyaan ini sekaligus akan memandu kita dalam memahami keterampilan berpikir kritis untuk pembelajaran IPS. Untuk menjawab pertanyaan peltarna, ikutilah penjelasan berikut ini.Johnson (1992) merurnuskan istilah “berpikir kritis” (critical thinking) secara etituologi. la menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dan “krinein”, yang berarti “menaksir nilai sesuatu”. Lebih jauh, ja merijelaskan bahwa knitik adalah perbuatan seorang yang mempertitubangkan, menghargai,dan rnenaksir nilai sesuatu hal. Tugas orang yang berpikir kritis adalah menerapkan norma dan standar yang tepat terhadap suatu hasH dan mempertitubangkan nilainya - dan mengartikulasikan pertitubangan tersebut. Selanjutnya, Johnson (1992) rnerangkurn beberapa definisi critical rhinking dan beberapa ahli, seperti Ennis (1987, 1989), Liprnan (1988), Siegel (1988),Paul (1989), dan McPeck (1981), yang disebut juga “the Group of Five”, la menyitupulkan bahwa ada tiga persetujuan substansi dan kemampuan berpikir kritik. Perrarna. berpikir kritis mernerlulcan sejurnlah kemampuan kognitif;kedua, berpikir krïtis memerlukan sejurnlah informasi dan pengetahuan; dan keriga, berpikir kritis mencakup dirnensi afektif yang sernuanya menjelaskan dan menelcankan secara berbeda-beda. Ennis (1987) menyatakan bahwa berpikir knitis merupakan istilah yang digunakan untuk suatu aktivitas reflektif untuk mdncapai tujuan yang memuat keyakinan dan perilaku yang rasiona]. la pun telah melakukan identiìikasi litua kunci unsur berpikir kritis, yakni, “praktis, reflektif, rasional, terpercaya, dan berupa tindakan”. Dengan didacari oleh pemikiran inilah, ia memmuskan suatu detinisi bahwa berpikir kritis merupakan aktivitas berpikir secara reflektif dan rasional yang difokuskan pada penentuan apa yang hariis cliyakini atau dilakukan. Definisi ini lehih menekankan pada bagaimana membuat keputusan atau pertitubangan-pertitubangan. Tujuan berpikir knitis adalah untuk menilaisuatupemikiran, nìenaksir nilai babkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dan suatu pemikiran dan nilai tersebut. Selain itu, berpikir knitis meliputi aktivitas rnempertitubangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman (1988), laya]cnya pertitubangan-pertitubangan ini hendaknya didukung oleh kniteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir knitis mendorong rnunculnya pemikiran-pemikiran baru. Terkadang, pembelajaran berpikir kritis erat kaitannya dengan berpikir kreatif. Apabila keterampilan berpikir knitis dilakukan tualca sebagian dan pembelajaran berpikir kreatif telah dijalam karena tahap pertama untuk melakukan keteranipilan berpikir kritis harus melalui keterampilan berpikir kreatif. Savage and Anmstrong (1996) mengemukakan bahwa tahap awal sebagai syarat untuk mernasulci sikap berpikir kritis adalah adanya sikap siswa mernunculkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran barn. Tabap ini disebut pula tahap berpikir kreatit Tahap kedua, siswa membuat pertitubangan atau penïlaian atau taksiran berdasarkan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Tahap kedua inilah yang dikategorikan sebagai tabap berpikir kritis. Dapatkah Anda membuatsuatupertanyaan atau masalah yangnìenunjukkan sikap kritis? Baiklah untuk membantu Anda mencoba merumuskan contoh ptanyaan ikutïlah model analisis teknik ‘brainstorming” — salab satu teknik/keterampilan berpikir kreatif — sebagai model keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Dunn and Dunn (i972). Perhatikanlah langkah-iangkah model analisis berikut ini. 1. Pada fokus awal, guru mendorong siswa untuk memikirkan bagaimana cara terbaik untuk inemecahkan masalah, misalnya Apa yang hunts dilakukan agar anàk-anak dapat selalu menjaga kebersihari di ruangkelas? 2. Selanjutnya, guru bertanya mengapZemikiran ini belum dilaksamakan juga? (Hal apakah yang mencegab kita untuk memecahkan masaiah ini?) 3. Setelah siswa menjawab pertanyaan ini, guru menanya siswa Lainnya, membantu siswa yang sedang berpikir. (Bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan ini?) 4. Pada saat ini, guru meminta siswa memikirkan masalah yang mungkin dihadapi dalam menjawab pertanyaan terdahulu. (Apalcab yang mencegah kita dalam mengatasi kesulitan yang kita hadapi agar siswa selalu menjaga kebersihari di ruang kelas?) 5. Akhirnya, siswa dituinta menentukan apakah langkah pertama untuk memecahkan masalah. (Marilab kita kaji apa yang teiah dipikirkan. Tindakan apakah yang harus diambil untuk memecahkan masalah?Jelaskan pilihari kamu.) Siswa menjawab dan mempertaharikan pilihari sesuai dengan kriteria yang ada. Perlunya mengembangkan kemampuan berpikir Icritis untuk para siswa di sekolah dialcui oleh sejumlah ahli pendidilcan. Preston dan Herman (1974)menyatakan babwa inkuiri dan keterampilan berpikir kritis tumbuh subur di kelas ketika guru menilai pemikiran-pemikiran yang betheda termasiik pemikiran yang berbeda dengan nilai yang dibawa oleh guru dan mendorong siswa untuk berpikir secara bebas. Di disamping ifli, Brandt (1989) menyatakan babwa patin saat ini belum banyak muncul kesadaran yang tinggi di kalangan pendidik di persekolahan untuk mengajar para siswa tentang kondisi dunia yang semakin berkembang pesat yang menuntut adanya respons dengan pemikiransecarakritis. Oleh karena ini, pembelajaran dengan penerapan keterampilan berpikir kritis di kelas merupakan cara yang paling tepat untuk menjawab tantaragan ini. Meskipun terdapat perhatian yang semakin meluas, di kalangan pam ¿thli belum ada kesepakatan yang jelas tentang arti berpikir kritis (critical thinking)Ketidakseragaman ini diakibatkan oleh adanya penggunaan keterampilan berpikir lthtis dalam bethagai bidang. Namun, banyak upaya yang telah dibuat untuk mengembangkan, menggeneralisir dan mempraktikkan kecakapan berpikir kritis di dalam kelas, khususnya dalam proses be1aar mengajar studi sosial di negam-negara maju. Di disamping ini, para pene)s.telahmemmuskan sejumlah teori yang berkaitan dengan keterampilan berpikir kritis dan sejumlah pendekatan serta strategi pengajarannya. Patin sant ini, sejurnlah teen dan model pengajaran berpikir kritis telah meliputi pendekatan, strategi, perencanaan dan sikap siswa dalam berpikir kritis,dan telah dijelaskan oleh pam abli studi sosial di Amerika Serikat, seperti When (1995), Beyer (1985), and Fmenkel (1980). Wilen (1995) memperkenalkansuatupendekatan metacognhtjf dalam pengajamn berpikir kritis untu.k studi sosial. Menurut Wilen, pendekatan metacognitif merupakan suatu cam alternative untuk mengajar keterampllan berpikir kritis. Ja menggarisbawabi saffi strategi untuk menibantu para siswa mendapatkan keterampilan berpikir kritis melalui penjelasan guru, membuat percontohari atau model oleh guru dan oleh pam siswa. Dalam men jawab tantaragan tentang perlunya mengembangkan sikap di antam para pernikir, Fmenkel (1980) menyatakan bahwa orang akan berpikir kritis apabila mereka membuat pertitubangan atau penilaian dalam memilih keputusan terbaik dañ sejumlah alternatif berdasarkan suatu kriteiia. Di disamping ini, Beyer (1985) menegaskan bahwa ada seperangkat keterampilan berpikir kritis yang dapat digiinakan dalam studi sosial atau untuk pembelajaran disipiln ilmu-ilmu sosial. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah sebagai benikut. 1. Membedakan antara fakta dan nilai dan suatu pendapat. 2. Menentukan rehabilitas sumber. nexpaper 3. Menentukan alcurasi faicta dan suatu pernyataan. 4. Membedakan informasi yang relevan dan yang tidak relevan. 5. Mendeteksi penyitupangan. 6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak diriyatakan. 7. Mengidentifikasi tuntutan dan arguruen yang tidak jelas atau samar-samar. 8. Mengalcui perbuatan yang keliru dan tidak konsisten. 9. Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggungawabkan. 10. Menentukan kekuatan argurnen Menurut Beyer, sepuluh kunci keterampilan yang ditampilkan di atas merupakan basil konsensus dan sejurnlah pakar studi sosial, hasil penelitian dalam proses belajar mengajar, dan pengalaman di mang kelas. Semua keterampilan ini telah digunakan di dalam penelitian sebagai indikator dalam observasi dan penelitian kemampuan berpikir kritis yang diterapkan oleh para guru studi sosial, khususnya dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan inkuiri. Selanjutnya, Beyer memperkenalkan strategi kecakapan b7ikir kritis yang cukup efektif untuk proses belajar mengajar, ialah strategi induktif yang bersifat direktif. Ada chia strategi yang dapat menjadi alternatif dalam menentukan apakah strategi-strategi ini digunakanlebihefektif dibandirigkan dengan kelas studi sosial lainnya. Menunut Beyer, strategi induktif merupakan cara untuk mengetahui sejaub mana kemampuan siswa dalam mengartikulasikan atribut atribut berpikir kritis yang telah diajarkan. Penerapan strategi ini niencalcup litua langkah yang dapat ditempuh oleh guru: 1. memperkenalkan keterampilan; dan kenìudian siswa; 2. mencobakan keterampilan sebaik rnungkin; 3. menggambarkan serta mengartikulasikan apa yang terjadi dalam pikiran ketika menerapkan keterampilan tersebut; 4. rnenerapkan pengetahuan tentang keterampilan barn untuk diterapkan lagi, dan alchirnya; 5. meninjau lagi apa yang terpikir ketika keterampilaniniditerapkan Sementara itu, strategi direktif memberi kesempatan kepada siswa untuk menguasai dan memahami bemi komponen keterampilan tersebut sejak perrnulaan. Strategi ini dapat digunakan apabila keterampilan berpikir itu agak kompleks sebingga para siswa mernerlukan bitubingan kbusus. Oleh karena itu,Beyer mengajukan sejum]ah rekomendasi babwa untuk menggunakan strategi ini, guru melakukan langkah-langkah berikut: 1. memperkenalkan keterampilan berpikir kritis; 2. menjelaskan prosedur dart aturan keterampilan; 3. menunjukkan bagaimana keterampilanini digunakan dan kemudian siswa; 4. menerapkan keterampilan tersebut mengikuti Iangkab dan aturan yang jelas; 5. menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika keterampilan itu diterapkan. Semun strategi yang diperkenalkan oleh Beyer telah memberikan kontribusi dalam menìbanm menjelaskan dan memperkaya karakteristik kemampuan berpikir kritis yang sedang diterapkan olehpara guru di dalam kelas. Kegiatan Belajar 3 Ituplementasi Model-model Pembelajaran Konsep Dasar IPS P ada kegiatan belajar pertama dan kedua dalam modul ini, Andatelahmengenal dan memahami model desain pembelajaran inkuiri dan keterampilan berpikir untuk IPS. Pada kegiatan belajar ini, akan dibahas model desain pembelajaran “problem solving” (pemecahan masalah) yang dikhususkan untuk pembelajaran ¡PS. Sebagaimana model desain pembelajaran inkuiri dan keterampilan berpikir maka model desain pembelajaran problem solving pun merupakan alternatif model yang dapat digunakan dalam proses belajar mengaar ¡PS. Sesuai dengan narnanya,model desain pembelajaran ini secara khusus memfokuskan pada pelatihan kemampuan dalam mernecahkan masalah. Oleh karena model desain sebelumnya pun pada hakikatnya bertujuan melatih kemampuan untuk memecahkan masalahniaka penguasaan terhadap model desain pembelajaran inkuiri dan keterampilan berpikir akan sangat membantu Anda dalam memahami model desain pembelajaran problem solving. Pembaha.san maten dalam Kegiatan Belajar 3 modul ini akan lebih difokuskan pada uraian teoretis dan contoh praktis. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalahsosial sangat diperlukan karena pada hakikatnya siswa hidup di tengah ]ingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih potensi munculnya masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan — untuk mendewasakan siswa — maka salah satu indikator dewasa adalah kemampuan akan kemo.ndirian sebagai warga masyarakat. Sikap mandiri ini tidak akan datang dan diperoleh tanpa melalui proses pendidikan dan pembelajaran. Oleh karena ini, sekolah sebagai lenibaga pendidikan dan pengajaran memiliki tanggung jawab untuk niembina kemampuan ini khususnya melalui proses pembelajaran ¡PS. 1. Model Pembelajaran “Problem Solving” Savage and Armstrong (1996) mengemulcakan bahwa sejumlah masalah ada solusi terbaiknya secara henar dan tepat. Apabila dihadapkan pada situasi seperti ini, guru hendaknya mendorong siswa menerapkan pendekatan “problem solving”. Ada empat tahap proses pemecahari masalah menurut Savage dan Armstrong sebagai berikut. a. Mengenal adanya masalah, b. Mempertitubangkan pendekatan-pendekatan untuk pemecahannya. c. Mernilih dan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut. d. Mencapai solusi yang dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan Wilkins (1990) menguraikan enam langkah model pembelajaran “problem solving” yang dapat digunakan pula sebagai keterampilan dalam penyuluhari meialuî model belajar individual (individualized instruction). sebagai berikut: Pertama. Mengklar,fikasi dan rnendefini,cikan rna.calah. Sejalan dengan ftingsi/peran guru sebagai fasilitator — memberi kemudahan — kepada siswa,maka dalam proses bitubingan terkadang guru lebih banyak mendengarkan berbagai keluhari, ungkapan kesulitan dan masalah. Pada kasus seperti ini,guru dapat mengarahkan dan memandu siswa menggunakan keterampi Ian memecahkan masalah. Langkah pertama bagi guru adalah secara bersama sama berusaha menyediakan waktu untuk mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah. Untuk ini, siswa dirninta mendeskripsikan/menguraikan masalahnya, berbagi rasa, mengkaji berai prilaku yang pernah dilakukan dan akan lebih baik apabila pada akIiya siswa sendiri yang merumuskan masalah. Kedua. Menean alternatif solusi. Ketika masalah dirumuskan secara jelas, guru dapat meminta siswa untuk berpikir tentang solusi apakab yang dapat diambil. Tugas guru adalah sebagai fasilitator, bukan sebagai pemecah masalah sehingga tidak perlu guru memberikan memecahkan masalah yangtelahditumuskan oleh siswa. Apabila siswa telah dapat merumuskan masalah secara henar maka kemungkinan besar ia pun dapat memberikan alternative pemecaharinya. Potensi inilah yang perlu didorong oleh guru agar siswa berani mengemukakan pendapatnya. Guru sebagal fasilitator hanya berperan dalam menggunakan keterampilan nìendengarkan secara aktif. Gunakanlab prtanyaan pembuka, misalnya “Adakah alternatif lain sebagai soluai yang dapat dike mukakan?” Ketiga. Menguji alternatif solusi. Bantulah siswa rnengui rnanfaat dan kegunaan dan setiap alternatif solusi dalam hal kecakapan melaksamakannya dan akibat-akibat yang mungkin. Sebagaimana pada tahap mencari alternative solusi maka pada tahap menguji alternatif pun. peran guru hendaknya tidak terlepa.s dan keterarnpilannya mendengarkan secara aktif. Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan yang rnenggali, misalnya “Apakati karnu merasa senang melalcukan/rnela)csamakan alternatif solusi tersebut?” “Apabila senang, apakah konsekuensi positifÍkekuatan dan negatif/kelernahari yang akan terj adj ?“ Keempat. Memilih solusi. Bantulah siswa untuk mernilih solusi yang dirasakan oleh mereka menyenangkan (cocok) dan yang akan menitubulkan potensi hasil yang positif dan rnenguntungkan. Contoh, apabila Anda sedang mencoba memecahkan masalali konflik antara Anda sendirii dengan orang lain maka Anda berdua harus sesuai merasa puas dan lega dengan solusi yang diputuskan dan tidak lagi menaruh benci/dendam. Selaku guru, Anda tetap dituntut secara aictif mendengarkan dan tidak secara langsung member solusi. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya rnengga]i. Apabila anda sedang rnernecahkan kontliklperselisihari bersama, gunakan pesan-pesan ‘saya’ untuk mengomunikasikan perasaan-perasaan Anda hinggapenyelesaian berakhir dicapai dengan kemenangan dun pihak — “Win-Win Solution”. Kelitua. Berrindak sesual den gan pilihari solusi. Ambillah kesepalcatan untuk sesuatu hal yang akan dilakukan. Janganlab sekali-kali mengambil suatu kornitmen yang masih ragu untuk rnelaksamakannya. Keenam. Tindak lanjur (Follow-up). Sen sebagai fasilitator, tugas dan peran guru juga memberikan dukunganfhhápan (support) selama siswa melakukan perbuatan solusi. Oleh karena itu. guru seyogianya menyatakan bahwa sebagai tindak lanjut dan kesepakatan, berikanlah umpan balik tentang apa yang telah dilakukan oleh siswa. 2. Model “Problem Solving”, Inkuiri atau Model Pembelajaran Penemuan Apabila kita perhatikan di lapangan (pensekolahari) ketika guru mengajar,maka terkadang muncul ucapan dan guru: “Saya barn saa menggunakan pendekatan penernuan (discovery approach), guru lain menyatakan: “Saya menggunakan inkuiri” sedangkan yang lain lagi menyatakan: “Sayalebihsuka menggunakan pendekatan “problem solving”. Keadian ini sangat rnungkin saa karena secara umum batasan yang tegas antara tiga pendekatan /model pembelajaran tersebut belum ada kesepakatan. Demikian pula apabila kita lihat ke ruang kelas maka guru menerapkan ketiga model pendekatan tersebut lebih banyak persamaannya dan pada perbedaannya. Dapatkab Anda menarik kesitupulan persamaan dan tiga model pembelajaran di atas? Secara singkat, persamaan dan ketiga model pembelajaran tersebut adalab sernuanya mensyaratkan adanya ketenlibatan siswa dalam proses belajar mengajarmelaluiproses penelitian, yakni meneliti hubungan antarsejumlah data atau infonnasi untuk tercapainya suatu solusi. Oleh karena itu, untuk mengatasi kerancuan, Welton and Mallan (¡98K) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran “problem solving”agak berbeda bila diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda. Misalnya, siswa akan merasakan ada perbedaan pengguriaan “problem solving” dalam mata pelajaran Matematika dengan penggunaan “problem solving” dalam ¡PS,Prosedur pembelajaran “problem solving” diterapkan lebih sederhana dalam Matematika daripada dalam IPS. Prosedur pembelajaran “problem solving”dalam IPS lehib kompleks, kbususnya rumusan masalahnya. Contoti rurnusan masalah dalam pembelajaran “problem solving”: “Bagaimana kamu dapat menentukan jenis minuman favorit menurut teman-teman sekelasrnuT’“Bagaimana kamu dapat menjelaskan bahwa antara Pattai Amanat Nacional(PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ith berbeda’?” Sesuai dengan sifat ilmu-ilmu sosial yang objek pembahasannya adalah manusia yang mcm iliki sejumlab misten maka prosedur untuic mengungkap rabasia yang berkaitan dengan malchluk ini pun sangat kompleks. Oleh karena itu, model pembelajaran “problem solvii dalam ¡PS ini sangatlah penting sehingga perlu sosialisasikan kepada semua siswa yang akan menghadapi masa depan yang penuh tantaragan dan masalah sosia! Yang semakin kompleks. Kegiatan Belajar 4 Model Desain Pembelajaran Pengambilan Keputusan P ada kegiatan belajar sebelumnya dalam modul ¡ni, Anda telah mengenal dan memahami tiga model desain pembelajaran, yalcni inkuiri,keterampilan berpikir dan model pembelajaran “problem solving” untuk IPS. Pada kegiatan belajar ini, akan dibabas model desaitiembelajaran pengarnbilan keputusan (decision making) yang dikhususkan untuk pembelajaran IPS. Untuk menguasai maten pembahasan tentang model pembelajaran pengambilan kepumsan, maka penguasaan terhadap model desain pembelajaran inkuiri, keterampilan berpikir dan “problem solving” akan sangat membantu Anda dalam memahami model desain pembelajaran pengambilan keputusan dalam kegiatan belajar ini. 1. Model Pembelajaran Pengambilan Keputusan Makna konsep “pengambilan keputusan” (decision-making) berkaitan dengan kemampuan berpikir tentang alternatif pilihari yang tersedia,menitubang fakia dan bukti yang ada. nìempertitubangkan tentang nilai pribadi dan masyarakat. Apabila seseorang dihadapkanpadapilihari-pilihari tersebut maka kemungkinan jawaban yang muncul adalah pilihari yang tepat atau tidak tepat. Dalam konteks proses belajar mengajar, konsep“pengambilan keputusan” sebagai model pembelaj aran dalam IPS merupakan salah satu model keterampilan dalam penentuan pilihari dan alternatif di atas. Ada perbedaan antara model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran pengambilan keputusan. Banks (1990) menyatakan bahwa tujuan dasar dan inkuiri sosial adalah untukmenghasilkanpengetahuan dalam bentuk falcta, konsep, generalisasi dan teoni. Tujuan tersebut adalah untuk mengakumulasikan pengetahuan sebanyak mungkin. Dalam hal ini, ilmuwan sosial punya perhatian besar untuk menghasilkan pengetahuan,sedangkan para pengambil keputusan punya perhatian utama dalam hal bagaimana pengetahuan yang dihasilkan oleh ilmuwan sosial dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah dan membuat keputusan. Setiap orang, dalam kehidupan sehari-hari, dituntut harus melakukan tindakan pengambilan keputusan baik untuk kepentingan pribadiriya maupun untuk kepentingan masyarakat umum yang akan mempenganihi kehidupannya. ma.syarakat, bangsa-negara bahkan mungkin bangsa-bangsa di dunia. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin di antara kita sering dihadapkan pada sejumlah pilihari sulk, dilernatis, kontradiksi dan oleh karena itu kita harus segera mengambil keputusan, seperti berikut. 1. Apakah saya sebaiknya bekerja di wilayah perkotaan atau di perdesaan? 2. Apakah saya sebaiknya nìembeli rumah, kondominium atau meneruskan sewa? 3. Partai politik manakah yang sebaiknya saya pilih? 4. Haruskah saya aktif dalam organisasi ekstra universiter atau cukup pada intra universiter saa? 5. Haruskah saya aktif dalam dernonstrasi di jalanan bersama mahasiswa lainnya? Coba anda kemukakan ¡agi masalah-masalah yang menghendaki adanya tindakan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari? Banks mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam pengambilan keputusan tidaklah muncul dengan sendirinya. Pengambilan keputusan adalab suatu keterampilan yang harus dibina dan dilatihkan. Apabila seseorang selalu membina kemampuan dalam membuat keputusan maka orang tersebut akan memiliki kemampuan berdak secan cerdas. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam rangka menuju masyarakat madani (civil society) yang demokratis sebagai masyarakat harapan bangsa Indonesia di masa depan. Bertitik tolak dan asumsi bahwa keterampilan pengambilan keputusan(decision-making skills) dapat dibina dan dilatihkan pada siswa maka model pembelajaran ini merupakan alternatif bagi para guru dan calon guru untuk membina profesionalisme dalam proses belajar mengajar. Savage and Armstrong (1996) niengemukakan langkah-langkah proses pembelaj aran pengambilan keputusan sebagai alternatif model pembelapiran dalam ¡PS sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi persoalan dasar atau masalah. 2. Mengemukakan jawaban-jawaban alternatif. 3. Menggambarkan bukti yang mendukung setiap alternatif. 4. Mengidentifikasi nilai-nilai yang diriyatakan dalam setiap alternatif. 5. Menggambarkan kemungkinan akibat setiap pilihari alternatif . 6. Membuat pilihari dan berbagai alternatif. 7. Menggambarkan bukti dan nilai yang dipertitubangkan dalam membuat pilihari. Banyak peluang bagi guru mengajar dan siswa belajar menggunakan model pembelajaran pengambilan keputusan. Baik guru maupun siswa dapat memanfaatkan organisasi intra maupun ekstra kurikuier sehagai wadah pembinaan. Misalnya, sebagai bagian dan upaya membantu mengernbangkan keterampilan berwarga negara, umumnya sekolah-sekolah di Indonesia memiliki wadah pembinaan untuk siswa, yakni melalul Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Dalam organisasi ini, guru dapat berperan sebagai pembina dan facilitator. Organisasi inipun dapat dijadikan sebagai laboratoriurn tempat praktikum bagi siswa dalam menerapkan langkah ]angkah proses pengambilan keputusan. Selain Savage dan Armstrong, Banks (1990) niengemukakan pilla urutan langkah atau prosedur dalam pengembangan keteranhpilan pengambilankeputusan dengan kornponen esensial sebagai syaratnya. Menurut Banks,sedikitnya ada dua syarat untuk me]aksamakan rn41 pembelajaran pengambilan keputusan: (I) pengetahuan sosial; dan (2ÿSAetode atau cara mencapai pengetahuan. Proses penganibilan keputusan tidak dapat dilakukan manakala pengetahuan orang tentang masalahterkait tidak ada (vacuum). Pengetahuan sosial merupakan komponen yang sangat penting bagi tercapainya pengambilan keputusan yang logis. Sebagai contoh, para mahasiswa mengambil keputusan melakukan demonstrasi turun ke jalan menuntut Soeharto turun dan Jabatan Presiden setelah mereka tahu betapa rusaknya sendi-sendi kehidupan, mental, moral bangsa terutama di bidang hukum,ekonomi dan politik. Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)telahmerasuk dan merajalela di mana-mana. Sementara itu, muncul pemikiran pemikiran dan kaum intelektual, cendekiawan, kaum reformis, dan kalangan perguruan tinggi tentang per]unya reformasi. Untuk melakukan dernonstrasi,para rnahasiswa pun telah menyadari bagaimana akibat-akibat yang akan titubul apabila kondisi bangsa demikian dibiarkan. Oleh karena itu, agar ada perbaikan di masa depan maka para mahasiswa mengambil keputusan melakukan demonstrasi dan sasaran utamanya adaiah menuntut turunnya Presiden Soeharto. Inilah beberapa alasan dan ilustrasi mengapa pengetahuan merupakan komponen penting dalam proses pengambilan keputusan. Komponen kedua yang perlu dituiliki oleh orang yang melakukan pengambilan keputusan (decision maker) adalah metode atau cara mencapal pengetahuan. Pengetahuan diperlukan untuk membuat kepumsan reflektif. Kerlinger menyitupulkan bahwa ada empat metode untuk memperoleh pengetahuan, ialah (I) berpegang pada apa yangtelahdiketahul kebenarannya (method of tenacity); (2) mencari informasi untukmempercayai(method of authority); (3) mengetahul sesuam karenatelahdisepakati kebenarannya (a priori method); dan (4) metode ilmiah (method of science). Menurut Banks, ada beberapa syarat metode dalam memperoleh pengetahuan, antara lain apabila orang menggunakan metode tersebut secara berulang-ulang maka basil yang diperoleh adalah sama. Dengan kata lain,sifat metode haruslah berlaku umum (public). Oleh karena itu, jenis metode yang memenuhi syarat seperti ini hanyalah metode ilmiah. Banks menyebut istilah untuk metode ini adalah metode inkuiri ilmu-iituu sosiaS (social science inquiry). Melalui metode ini orang dapat memperoleh pengetahuan yang meliputi: fakta, konsep, generalisasi dan teori. Setelah memperoleh pengetahuan dan tfl bagaimana memperoleh pengetahuan tersebut ada baiknya Anda pun mengenal model pembelajaran pengambilan keputusan menumt Banks. Langkab-langkah yang dianjurkan dalam melakukan proses pengambilan keputusansecarasekuensial, sebagai berikut. 1. Mengenal masalah yang perlu diambil keputusan. 2. Perolehari pengetahuan melalui inkuiri ilmu sosial 3. Mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk bahari pembelajaran. 4. Inkuiri nilai. 5. Pengambilan keputusan dan tindakan untuk warga negara. 6. Menemukan urutan tindakan. 7. Memberi kesempatan kepada warga negara untuk bertindak dan berpartisipasi (di lingkungan masyarakat dan sekolah). Setiap pengambilan keputusan biasanya dilatarbelakangi oleh adanya smitu masalah. Untuk mengambil keputusan yang baik dan benar, seseorang hendaknya melakukan inkuiri terhadap sejurnlah konsep atau pengetahuan dan nilai yang berkaitan dengan masalahtersebut. Selanjutnya. Membuat sejumlah prediksi berdasarkan pengetahuan dan melakukan klaritikasi nilai. Tahap berikutnya adalah melakukan pengambilan keputusan dengan rnempertitubangkan alternatif dan konsekuensi sebelum berti ndak. Kegiatan Belajar 1 Keterampilan Dasar IPS A. PENGERTIAN KETERAMPILAN DASAR IPS Mari kita ingat kembali bahwa ¡PS merupakan suatu kajian terintegrasi dan ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu kernanusiaaruntuk rneningkatkan kemampuan kewarganegaraan (civic cornpetencè)! Di sekolah, ¡PS menyediakan kajian terkoordinasi dan sisternatis dengan mengambil dan disipiln-disipiln antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum,filsafat, ilmu politik, psikologi, agama, dan sosiologi, serta ilmu-ilmu kemanusiaan, maternatika, dan ilmu-ilmu alarn (National Council For The Soc1aIINCSS, 1994). Sornantri (20()1) mengernukakan bahwa Pendidikan ¡PS adalah suatu penyederhariaan disipiln ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disipiln ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiati dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan rnenengah. Selaiijutnya,Sornantri menyatakan bahwa pendidikan studi sosial atau ilmu-ilmu social diorganisasikan secara sistematis dan dibangunmelaluipenyelidikan ilrniah dan penelitian yang sudah direncanakan. Pendidikan IPS terdiri atas bahari pilihari yang sudah disederhanakan dan diorganisasikan secara psikologis dan ilrniah untuk kepentingan tujuan pendidikan. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah membantu generasi muda dalam rnengernbangkan kemampuan membuat keputusan yang informatif dan rasional bagi kebaikan masyarakat sebagai warga Negara dan sebuah dunia yang berbudaya majemuk, bermasyarakat demokratis yang memiliki keterganmngan satu sama lain (NCSS, 1994). ¡PS itu rnemungkinkan siswa untuk berpikir dan berlatih kritis, analitis dan kreatif, serta membiasakan diri dalam proses berpikir ilmuwan sosial dan proses internalisasi yang menekankan pada proses mengambil keputusan secara rasional berdasarkan pengetahuan yang sudah disederhanakan. Proses mi diharapkan juga dapat membiasakan siswa melakukan kianifikasi terhadap sistem nilai, dengan Pancasila sebagal kerangka rujukan disertai keituanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Suwarma (2(X) 1:33), mengemukakan tujuan pendidikan ¡PS adalah untuk rnengembangkan kemampuan baik intelektual maupun emosional siswa agar dapat memabami dan memecahkan masalahsocial dalam rangka memperkuat partisipasi sebagai warga negara dalam kehidupan masyarakat. Dalam penthelajaran ¡PShalyang paling penting adalali mengembangkan pemabarnan, sikap dan keterampilan. Pemahaman tentang konsep yakni mengembangkan konsep, generalisasi, prinsip, dan fákta merupakan maten dasar dalam pembelajaran IPS. Sikap berhubungan dengan nilai, apresia.si, dan ide. Sementara itu, keterampilan dasar termasuk di dalamnya berkaitan dengan hubungan antarmanusia. Jika memiliki keterampilan dasar IPS rnemungkinkan seseorang dapat menggunakan intelektualnya dan menerapkan pengetabuannya untuk cligunakan daiam berhubungan dengan orang lain sehingga ¡a dapat beninteraksi dengan sesamanya secara baik. B. KLASIFIKASI KETERAMPILAN DASAR IPS Keterampilan da.sar IPS dapat dikla.sifikasikan ke dalam beberapa kategoni. Namun secara umum dapat terbagi atas (1) Work-srudy skills;contohnya adalah membaca, membuat out-line, membaca petit, dan menginterpretasikan grafit (2) Group-process skills; contohnya adalab berpikir kritis dan pemecahari masalah; serta (3) Social—living skills; contohnya adalah tanggung jawab, bekerjasamadflan orang lain, hidup dan hekenja santa dalam suatu kelompok. 01db karena ketenampilan IPS merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat maka NCSS(197 I) men gemukakan bahwa terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dituiliki, antara lain (1) keterampilan penelitian (research skills), (2) keterampilan berpikir (rhinking skills), (3) keterampilan berpartisipasi sosial (social participation skills), dan (4) keterampilan berkomunikasi (communication skills). Keterampilan penelitian diperlukan untuk mengurupulkan dan memproses data, seperti berikut ini. 1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi data. 2. Mengurupulkan dan mengorganisasi data. 3. Menginterpretasi data. 4. Menganalisis data. 5. Mengevaluasi hasil. . , . 6. Menggeneralisasi hasil. 7. Mengapilkasikan pada konteks yang lain. Keterampilan berpikir dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pemecahari masalah dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial. lJntuk rnembanm siswa memiliki keterampilan berpikir adalah rnembaginya menjadi berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalab melihat sesuam dengan jelas (seeing things clearly), sedangkan berpikir kreatif adalab melihat sesuatu dengan kreatif (seeing things creatively). Beberapahalyang termasuk ke dalam keterampilan berpikir yang dapat dikernbangkan guru dalam pembelajaran, antara lain berikut ¡ni. 1. Menetapkan sebab dan akibat. 2. Mengevaluasi fakta. 3. Memprediksi. 4. Menyarankan konsekuensi-konsekuensi dan suatu fenomena. 5. Meramalkan masa depan. 6. Menyarankan alternatif pemecaban masalah. 7. Mampu memandang sesuatu dan perspektif yang berbeda. Keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan untuk dapat melatib bagaimana seseorang dapat berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Pengembangan keterampilan berkelompok sangat penting dalam membentuk keterampilan 2sial, schah berbagai fenornena sosial yang terjadi pada masyarakat lins merupakan manifestasi dan permasalahan dan kelompok-kelompok sosial yang lebih kecil. Beberapa keterampilan yang termasuk ke dalam keterampilan partisipa.si sosial, antara lain berikut ini, I. Mengidentitikasi konsekuensi dan tindakan seseorang dan dampaknya terhadap orang lain. 2. Memperlihatkan kebaikan dan perhatian terhadap orang lain. 3. Berbagi tugas dan membangun kerja sama dengan orang lain. 4. Memfungsikan keanggotaan dan sebuah kelompok 5. Mengadopsi beberapa variasi dan peran dalam kelompok. 6. Terbuka terhadap kriitik dan saran. Keterampilan berkomunikasi diperlukan agar siswa dapat rnengernbangkan kemampuan untuk memahami orang lain melalul berkomunikasi. Di dalamnya mencakup kemampuan menggunakan bahasa secara etektit baiksecarahilis maupun lisan. Komunikasi yang jetas dan tepat penting bagi terjadiriya aktivitas belajar dan partisipasi yang efektif dan bermasyarakat. Dalam hal ini, siswa memerlukan belajar bagairnana mengekspresikan kernarnpuannya dan berpikir secara jelas, efektif dan kreatif. Meskipun berbicara dan nienulis terniasuk dengan sendirinya berkornunilcasi, narnun siswa mernerlukan peningkatan untuk menyampaikan gagasannya dalam bentuk yang lain, seperti film, drama, seni, fotografi,display, grafik, dan peta. Beherapa di antaranya yang termasuk ke dalam keterampilan untuk menunjang berkomunikasi adalah: 1. Pemahaman tentang larnbang dan sistem lambang, seperti warna dalam peta dan lambang>., =. + dalam matematika. 2. Pemahaman tentang aturan dan ketentuan yang terkaitkan dengan sarana komunikasi. 3. Pengungkapan gagasan secara jelas dan kreatifmelaluiberbagai bentuk komunikasi. C. PERKEMBANGAN SISWA DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DASAR IPS Piaget mengernukakan bahwa anak-anak berkembang sementara menjadi matang dan memperoleh pengalaman barn %ri sekitamya. Mereka menernpuh serangkaian perkembangan intelektual yang mernperlihatkan kualitas sesuai dengan pengalarnan yang diperoleh. Semakin bervariasi lingkungan maka semakin bervariasi pengalarnan yang diperoleh yang berarti juga akan semalcin baik kualitas intelektualnya. Dampaknya terhadap pengembangan keterampilan dasar IPS bahwa fokus keterampilan yang akan diberikan pada siswa dirnulai dan hal yang paling sederhana menuju ke hal lebih mrnit, juga dalam penyajian pada pembelajaran di kelas. Pada tahun tahun pertarna siswa di sekolah keterampilan diberikan berkisar pada keterampilan yang sangat sederhana dan terdapat di lingkungan di mana diperkirakan siswa mengalami secara langsung. Strnktur dalam mengembangkan keterampilan bisa sajasamasesuai jenjang lebih tinggi, narnun mereka akan menyelesaikannya seiring dengan tingkat perkembangan mereka. Anak yang berada di kelas satu dan dua sekolah dasar dilihat dan usia menurut Bredekamp (1987:4) berada dalam rentangan usia dirii, yaitu anak yang bernsia empat hingga delapan tahun. Tabapan perkembangan anak kelas awal sekolah dasar berada pada tahap transisi antara dua tahapan perkembangan, yakni tahap perkembangan kanak-kanak dan tahap perkembangan anak. Karakteristik perkembangan anak-anak kelas satu, dua dan tiga (Bredekamp, 1987; Seifert & Hoffnung, 1991; Sunaryc & Nyoman 19%; Lee per e:.al, 1979; Vasta eu,!, 1992) diidentitikasi pada setiap aspek perkembangan sebagai berikut. Perkembangan fisik—psikomotorik: pertumbuhan tisik telah mencapai kematangan, anak mampu mengontrol tubub dan keseitubangan, melakukan berbagai aktivitas dan keterampilan fisik yang berhubungan dengan berbagai variasi memegang benda dan berjalan, membaca, duduk dan mendengarkan dalam periode waktu yang cukup lama. Pertumbuhan tisik berjalan lamban. Perkembangan motorik anak lebih terkoordinasi. Perkembangan motorik terkait erat dengan perkembangan persepsi. Perkembangan kognitif-bahasa: kemampuan mental anak berada pada tahap praoperasional menuju operacional konkret. Anak memiliki kemampuan mental untuk berpikir tentang sesuatu dan menyelesaikan permasalahari dengan pemikiran karena telah dapat memanipulasi objek objek situbolik. Anak mampu membedakan secara jelas antara fantasi dan realitas. Mampu menggunakan pemikiran untuk memberikan penilaian atau membuat keputusan. Aktivitas terfokus pada halyang nyata, objek-objek yang dapat diukur serta peristiwa-peristiwa. Keterampilan kognitif yang dituiliki anak adalah: mengklacifikasi, konservasi, merangkai, mengurut,niembandirigkan, memahami perbedaan !ntu memahami hubungan, mengorganisasi dan mengingat informasi, mengenal tindakan, nwngenal objek, mengenal perubahan dituensi serta membuat hipotesis sederhana. Gaya berpikir anak usia sekolah adalah convergen:, divergen:, field dependence, field independence, reflectivity, dan itupulsiviry. Perkembangan bahasa ditandai dengan perbendaharaan kata yang bertarnbah. Anak memahami arti atau makna kata. Menggunakan dan me mbuat kata berstruktur serta dapat menggunakan dua bahasa dengan pemahaman masing-masing. Anak mampu memahami pandangan orang lain,melakulcan komunikasi set-ta percakapan dengan teman sebaya maupun orang dewasa secara baik. Menggunakan kekuatan komunikasi langsung. Percakapan merupakan kemampuan anak untuk menyampaikan sesuatu,menunjukkan diri dan mcm pertitubangkan atau beral asan. Perkembangan psikososial, emosional, dan moral: ditandai dengan pertanyaan anak yang terfokus pada “apa yang dapat saya lakukan sendiri”. Anak sangat berminat terhadap teman sebaya. Menurut Erikson, bekerja dan iei berhubungan efektif dengan teman sebaya sebagal upaya mengembangkan perasaan berkemampuan. Tantaragan perkembangan pada usia ini adalah perjuangan antara mengembangkan perasaan berkemampuan dengan perasaan rendah diri. Pengembangan perasaan berkemampuan dan berprestasi menuntut anak untuk memiliki pengetahuan dan mengenal keterampilan dalam budayanya selain kemampuan membaca, menulis, dan menghitung angka-angka. Pertumbuhan kesadaran akan standar keunggulan membuat anak berusaha untuk belajar atau mengerjakan tugassecaratuntas senta mempedulikan respons orang lain tentang prestasi mereka. Penting bagi anak mengembangkan hubungan positif dengan teman sebaya dalam kelompok. Anak mulai mengembangkan perasaan tentang diii dan pengalarnan dan pengetahuan tentang keunikan diii sebagai manusia, memiliki keyakinan dalam keteguhari, memahami sifat-sifat diri dan belajar membedakan pemikiran dan perasaan mereka dan orang lain. Pengembangan perasaan diri yang positif mendorong anak mampu mengernbangkan konsep diri yang positif, memahami peran dan posisi diri seria melakukan penyesuaian diri. Pada usia enam tahun anak mulai menginternalisasi aturan-aturan moral berperilaku dan memiliki kata hati. Anak bela jar memonitoring diri dan mengembangkan kontrol diri,menggunakan penilaian tentang benar dan salah serta keadilan dan kepatuhan pada aturan. Tahapan pertitubangan moral an% berada pada táhap berperilaku haik apabila dapat saling memberi deilgan orang lain menuju pertitubangan baik berdasarkan opini teman sebaya seria dasar hukum dan perintah. Kegiatan Belajar 2 Mengembangkan Keterampitan Dasar IPS Terdapat benang merah yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan dasar IPS, yaitu pel-tama, terampilan utama dalam pembelajaran IPS, seperti penggunaan globe dan peta. interpretasi waktu dan kronologi, dan apilkasi keterampilan berpikir dalam menanggapi ¡su dan masalah. Kedua, keteranìpilan yang berkaitan dengan mata pelaaran lainnya,seperti menentukan lokasi, membaca, mengorganisasi, rnenaksir, dan mengonmnikasikan informasi. Kedua keterampilan tersebut dapat mengembangkan dengan menggunakan rancangan yang dapat disajikandalam pembelajaran IPS. Pada dasatuya keterampilan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap penguasaan pengetahuan dan pembentukan sikap. Mengapa demikian? ini disebabkan keterampilan membuat seseorang untuk melakukan sesuatu. Suatu penelitian di Amerika mengemukakan bahwa waictu yang digunakan untuk memahami apa yang dijelaskan oleh guru dengan cara tugas sederhana hanya seki tar 1%, sedangkan dengan cara pernaparan akan memakan waktu sekitar 36,8% (Cameron, 1998). Dalam hal ini, siswa harus turut aictif dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan lebih efektit Siswa turut aktif dalam mengurupulkan dan memperoleh informasi dan kemudian menggunakannya untuk menyelesaikan masalah. Sernua ini, memerlulcan suatu keterampilan yang harus dilatih sehingga siswa menjadi terampil untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengari hubungan antarpersonal dan sosial. A. PRINSIP PENGEMBANGAN KETERAMPILAN DASAR IPS Kita sering terjebak pada kekhawatiran babwa penekanan terhadap pengembangan keterampilan akan menga]ihkan perhatian siswa terhadap penguasaan pengetahuan tentang fakta dan konsep. Padahal, yang sebenarnya adalah dalam pernbelajaran di kelas, seorang guru dapat mernadukan antara keterampilan dan penguasaan konsep. Sebelum kita mengenìbangkan keterampilan dalam pembelajaran 1PS, terdapat beberapa prinsip dasar yang seyogianya diperhatikan antara lain 1. Keterampilan dasar IPS harus diberikan sebagai bagian dan sebuah topic pembelajaran, bulcan merupakan hal yang terpisah. 2. Siswa sebaiknya diberikan pemahaman tentang anti dan tujuan keterampilan tersebut agar terrnotiva.ci untuk mengembangkannya. 3. Pemodelan berupa contoh yang baik sebaiknya diberikan, seria siswa dipandu untuk menggunakan keterampilan dasar tersebut sehingga dapatmengembangkan kebiasaan yang baik sejak awal. 4. Siswa memerlukan peluang yang berulang-ulang untuk rnempraktikkan keterampilan. Dalam hal ¡ni, guru memberikan koreksi dan penguatan langsung atas kinerja mereka sehingga siswa mengetahul apakah sudah berhasil atau masih memerlukan beberapa perbaikan. 5. Pada pengembangan keterampilan dasar IPS, siswa mernerlukan bantuan individual karena tidak semua siswa memiliki kecepatan yang saran dalam hal penguasaan keterampilan yang dipelajari. 6. Pembelajaran keterampilan dasar IPS sebaiknya disajikan dengan cara mulai dan yang paling mudah menuju ke tingkat yang lebih salit,dituulai dan yang sederhana sesuai pada yang lebih rurnit. 7. Siswa sebaiknya dibantu untuk rnenggeneralisasikan keterarnpilan keterampilan yangtelahmereka peroleh dengan rnempraktikkannya pada berbagai keadaan. 8. Program pembelajaran sebaiknya luwes agar mernungkinkan keterampilan dapat diajarkan sesuai dengan kepenluan siswa. Dalam hal ini, disarankan dalam satu kegiatan penthelajaran dapat dikembangkan beberapa keterampilan sekaligus. B. MERANCANG DAN MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR IPS Dalam merancang dan menerapkan keterampilan dasar IPS beberapa model pembelajaran yang mendukung dapat dilalcukan untuk mengembangkan keterampilan. Jika keterampilan dasar IPS sebagai mana yang telah dijelaskan terdahulu ingin tercapai dengan baik maka pada pelaksanaannya banus memperhatikan beberapa fttktor sebagai benikut: I. Kebermaknaan; dalam hal iniketerampilan akan meningkat jikapenuharnan tentang informasi dan gagasan telah diperoleh siswa. Keterampilan dapat diberikan mela]ui pengalaman siswa itu sendiri. 2. Penguatan; terdiri atas pengulangan oleh guru dan latihan oleh siswa. Pengulangan dan latihan dapat meningkatkan keterampilan siswa. Dalamhalini, pengulangan dilakukan sesuai siswa mernperoleh peluang untukmelakukan keterampilan dengan baik. 3. Umpan balik; kegiatan belajar akan efektif jika siswa meneritua dengan cepat tentang basil-basil higas belajar tersebut. Umpan balik yang sederhana,misalnyarnernberikan koreksi atas pekerjaan yang dilakukan sehingga siswa rnengetahui kekurangannya atau sebaliknya rnengetahui bahwa ja sudah menguasai keterampilan tersebut. C. BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN DALAM MENCEMBANGKAN KETERAMPILAN DASAR IPS Beberapa model pembelajaran yang dapat mendukung dalam mengembangkan keteranìpilan dasar ¡PS. 1. diskusi Diskusi memiliki arti yang penting dalam rnengernbangkan pemaharnan.Hal ini disebabkan diskusi membawa siswa menggunakan konsep yang mereka pelajari serta mengubahnya menjadi benmk ekspresi yang cukup menyenangkan bagi siswa. Kegiatan diskusi yang menyenangkan dapat dipenuhi dengan (a) pengelompokan artA ib)ah dan pernyataan, (b) mengadakan pemahaman bersama dalam suatu kelompok, (c) berbagai pengetahuan dan pengalarnan, (d) membantu siswa memahami informasi barn, (e) rnengidentifikasi berbagai opini dan pandangan, seria (f) bekerjasamadalam pemecahari masalah. 2. Pendidikan Terbitubing Penyelidikan terbitubing dalam mengemba.ngkan keterampilan dasar ¡PS sangatlab relevan, selain rnenyenangkan juga merupakan peluang bagi siswa untuk meneliti apa yang telah mereka dan menerapkannya pada dunia nyata. Penyelidikan terbitubing dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, di antaranya mencari tahu tentang keanekaragaman kebudayaari Indonesia, dan permasalahari sarnpah di perkotaan. Penyelidikan terbitubing akan efektifjika mengikuti serangkaian langkah berikut (a) siswa rnemilih atau diberi topic yang perlu diselidiki atau diteliti, (b) mengurupulkan informasi yang mereka perlukan, (c) menganalisis informasi yang telah mereka perlukan, dan (d) menyajikan sebuah laporan tentang temuan-temuan penyelidikan tersebut presentasi di kelas, serangkaian gambar, diagram, dan gratik diridirig, atau laporan tertulis. 3. Model Pemecahari Masalah. Model ini dapat digunakan dalam mengembangkan keterampilan dasar IPS karena dapat menarik minat siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat di sekitar siswa. Seperti mengapa terjadi banjir, mengapa terjadi wabah Flu Burung, mengapa hutan penting bagi manusia.. dan sebagainya. Dalam model pemecahari masalah ini, tahap-tahap dalam penyelesaian berbeda-beda sesuai dengan permasalahari yang bersangkutan. Namun dentikian secara umum, tahapan-tahapan diurutkan sebagai berikut. a. Identifikasi MasaÌah; Tahap ini merupakan pengenalan masalah atau isu yang ada di sekitar siswa. Dalam hal ini, siswa dapat dilibatkan untuk mengemukakan masaÌah-masalah yang mereka lihat dan rasakan. b. Survei Masalah; Pertitubangan tentang berbagai sudut pandang dan aspek yang terkait dengan masalahguna meningkatkan pengertian tentang masalah tersebut. c. Definisi Masalah; Pendefinisian masalah secan tepat akan membantu siswa untuk menyelesaikan masalah. d. Fokus Masalah; Ukuran masalah perlu dipertitubangkan untuk dipahami karena akan mempengaruhi cara peny(saian yang akan dilakulcan.Guni memiliki peran penting dalam membantu siswa untuk mengarahkan pada persoalan yang utama. e. Analisis Faktor-faktor Penyebab; Faktor penyebab harus dicari begitu masalahnya diketahul dan ditentukan ukurannya. Oleh Icarena itu, kita perlu mengembangkan pemahaman siswa tentang masalah itu sendiri. f. Pemecahari Masalah; Pemecahari masalah merupakan tahap teralchir di mana siswa dilatih untuk mencari upaya untuk pemecahari masalah. Oleh karena upaya untuk penyelesaian masalah sering men itubulkan masalah lain maka siswa dalam hal ini sebaiknya dilibatkan. 4. Kerja Kelompok Melalui kerja kelompok siswa diberi peluang untuk rnenentukan tujuan, mengajukan dan menyelidiki, menjelaskan konsep, dan membahas masalah. Kerja sama siswa dapat merangsang pemikiran mereka untuk berbagi gagasan. Menjadi bagian dan suatu kelompok akan menumbuhkan rasa saling memiliki, saling rnenghormati, dan tanggung jawab. Sikap dan perilaku serta keterbukaan pikiran, tanggung jawab, kerja sama, dan perhatian pada orang lain juga dapat dikembangkan. Ru semua adalab keistituewaan penting tentang perilaku kelompok yang efektif. Kerja kelompok yang baik memerlukan persiapan yang cermat dan dipakai hanya untuk berikut ini. a. Kegiatan yang memiliki sasaran yang jelas yang dapat dilakukan denganebih baik olehsuatukelompok dibandirigkan oleh perseorangan. b. Kegiatan di mana semua anggota kelompok yang bersangkutan dapat diberi higas berguna yang harus dilaksamakan. c. Apabila semua anggota kelompok tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksamakan mgas yang telah diberikan kepadamereka. Keterampilan tersebut perlu waktu untuk dikembangkan dandipraktikkan secara terus-menerus, Saran-saran berikut ini rnungkin berguna ketika memuai. a. Mulailah kerja kelompok secara perlahari-lahari. Jaga agar kelompokyang bersangkutan tetap kecil rnungkin tidak lebih dari 5 — 8 siswa. b. Pilihlah mgas yang sederha.na, singkat dan terdefinisi dengan baik, serta mungkin dapat diselesaikan secan sukses oleh kelompok yangbersangkutan. c. Angkatlah seorang pemitupin d seorang sekretaris untuk kelompok tersebut. Pemitupin dan sekretaris tersebut sebaiknya dipilih oleh kelompok secara demokratis. Jelaskan tanggung jawab pemitupin,sekretaris, dan anggota kelompok. d. Beri siswa tersebut bahari-bahari dan sumber yang mereka perlukan untuk menyelesaikan higas. Apabila mereka sudab ebih berpengalaman maka mereka dapat mengurupulkan sumber dan baban sendirii. e. Gunakan sejumlah waictu dengan setiap kelompok pada awal dan aThir setiap masa kenja. Ben mereka bantuan dan saran tertenm tentang cara bekerja dan melaporkan hasil. Hasil sebaiknya dipaparkan di depan kelas sehingga kelonipok lain dapat rnengetahuinya. f. Pastìkan bahwa laporan kelompok yang disajikan tersebut benar-benar ringkas dan menarik. Kegiatan Belajar 3 Pembelajaran IPS Terpadu A. KONSEP DASAR DAN JENIS-JENIS PEMBELA.JARANTERPADU Model Pembelajaran integrasi pada dasarnya merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secan holistik berrnakna dan otentik. Karalcteristik model pembelajaran integra.si adalah bol istik, bermalcna, otentik, dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalamari bagi para siswa. Pengalarnan bdajar yanglebihmenunjuickan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan 5151 bidang studi yang relevan akan membentuk skema sebingga analc akan mernperolehkeumhari dan kebulatan pengetahuan. Perolehari keutuhan belajar, pengetahuan, serta kebuhutan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalul pembelajaran terpadu (Williams, 1976:116). Pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk seklah dasar karena pada jenjang ini siswa menghayati pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilahari yang arrfficiat (Richmond, 1977:3 1; Joni, 1996:». Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalarnan belajar yang bermalcna kepada siswa. Pembelajaran inituerupakan model yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan(Beane, 1995:615). Keterpaduan dalam pembelajaran inidapat dilihat dan aspek proses atau waktu, aspek maten belajar, dan aspek kegiatan behijar mengajar. Pembelajaran terpadu dapat dilaksamakan dalam proses pembelajaran siswa SD/MI sesuai SMA/MA sesuai dengan kompetensi dan mateñ ajar yang terdapat dalam kunikulurn. Ditinjau dan cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit ternatisnya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991)terdapat sepulub cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh caia atau model tersebut adalah (I) fragmented, (2) connected,(3) nested, (4) sequenced, (5) shored, (6) webbed, (7) threaded, (8)integrated, (9) itumersed, dan (I O) networked. 1. Model Penggalan (Fragmented) Pembelaj aran Fragmented seperti pada pembelajaran tradisional yang mernisah-rnisabkan disipiln ilmu atas beberapa, seperti matematika,sains, bahasa, dan studi sosial, seria humaniora,sains, dan seni. Model ini mengajarkan disipiln-disipiln tersebut secara terpisab tanpa adanya usaba untuk mengaitkan atau memadukan. Baik di jenjang SMP maupun SMA setiap disipiln diajarkan oleh guru, ruang kelas, dan waktu yang berbeda sehingga siswa melihat setiap disipiln tersebut secara terpisah-pisah. Seorang siswa SMP bahwa disipiln masing-masing terpisah pisab, seperti matematika bukanlah sains, sains hukanlah bahasa Inggris, dan Bahasa Inggris bukanlati sejarah. 2. Model Keterhubungan (Connected) Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertenti Butir-butir pembelajaran kosa kata, struktur, membaca dan mengarang,misalnyadapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pernbelaj aran tersebut merupakan keutuhan dalam menthentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utah tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Oleh karena itu, guru harus menata butir butir pembelajaran dan proses pernbelajarannya secara terpadu. 3. Model Sarang (Nested) Model nested merupakan pernaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya. pada saman jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pernahaman tata bentuk kata. makna kata, ditu ungkapan dengan saran pembuáhari keterampilan dalam mengembangkan daya ituajinasi, daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat unglcapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan tersebut keseluniharinya tidak harus dirumuskan dalam tujuan pemb&ajaran.Keterampilan dalam mengernbangkan daya irnajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saut siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi. 4. Model urutan Rangkaian (Sequenced) Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antarmata pelajaran yang berbeda secara paralel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadulcan dengan ihwal sejarah perjuangan bangsa, karaicteristik kehidupan social masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata. Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam yang sama. Pembelajaran terpadu bertahap merupakan pembelajaran yang ditempuh dengan cara mengajarkan dua mata pelajaran yang secara material (bahari ajar) memiliki kesamaan maten dan keterkaitan antarkeduanya. T’du ini ditempuh dalam upaya rnengutuhkan atau menyarukan maten-maten yang bercirikansamadan terkait agar lebìh menyeluruh dan utuh. Dengan demikian, siswa mudah meneritua, memahami, menyitupan dan mereproduksi serta menghayati rnakna yang terkandung dalam dua mata pelajaran rersebut. Penerapan pendekatan ini secara rnetod&ogis lebih pralctis dan bernai. Hal tersebut karena maten yang seharusnya disesuaikan dalam dua mata pelajaran, cukup disesuaigabungkan menjadi satu mata pelajaran. Untuk ini, penggabungan dalam penyampaian maten dapat ditempuh dengan cara mengamr sedemikian nipa waktu, matensecarahertahap. 5. Model Berbagi (Shared) Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran alcibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Pembelajaran terpadu berbagi adalah pendekatan atau tata cara pembelajaran yang dilalculcan dengan cara berbagi pokok bahasan (maten) di antara niata pelajaran yang tumpang tindih (di mana sant pokok bahasan terdapat pada beberapa mata pelajaran). Pembelajaran terpadu ini ditempuh didasarkan pada kenyataan bahwa banyak dijumpai terdapatnya satu kemampuan yang pencapaiannya bai-us diwujudkan melalui dua atau lebih mata pelajarait Sebagai misal, butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN rnisalnya. dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara.. PSPB, dan sebagainya. Dalam strategi pembelajaran model terpadu ini, seorang guru dituritut memiliki kepiawaian untuk mernahami secara detail dan terurai terhadap konsep konsep yang berserakan tersebut sehingga menjadi konsep yang utuh. Guru perlu menarik benang merah atau menangkap galur-galur gagasan tentang suatu konsep yang terdapat dalam berbagai disipiln ilmu (mata pelajaran). Galur-galur tersebut, kemudian disitupulkan secara rind dan khusus ke umum sehingga menjadi konsep (pengetahuapernaharnan) yang utuh dan menye]uruh. Penggunaan strategi pernbelajaraÌ nodel ini secara rnetodologis dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa secara lebih efektif karena pendekatan ini menuntun siswa untuk membuka wawasan dan cara berpikir yang luas dan mendalam melalui pemahaman terhadap konsep secara lintas disipiln ilmu. 6. Model Jaring Laba-laba (Webbed) Model ini bertolak dan pendekatan tematis sebagai pemadu bahari dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran terpadu jejaring adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan dapat disesuaikan melalui beberapa bidang studi lain. Dalam hubungan ini, tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Dengan demikian, model ini merupakan model yang mempergunakan pendekatan ternatik untas bidang studi. Untuk dapat menerapkannya, seorang guru dituntut secara serius dan mendalam untuk meniaharni dan mernilih terna utama/pokok (esensial) yang memiliki keterkaitan maten yang secara metodologis bisa dipadukan. Guni dituntut jeu memilih dan rnernilah pokok bahasan yang keniudian terna utama/pokok tersebut disebarkan ke dalam berbagai mata pelajaran. 7. Model Galur (Threaded) Pembelajaran terpadu bergalur merupakanpendekatan pembelajaran yang diternpuh dengan cara rnengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah (galur) yang berasal dan konsep yang terdapat dalam berbagai disipiln ilmu. Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya melaicukan prediksi dan estituasi dalam maternatika, rarnalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum. 8. Model Keterpaduan (Integrated) Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dan mata pelajaran yang berbeda,tetapi esensinyasamadalam sebuah topik tertentu. Model ini berangkat dan adanya tumpanindih beberapa konsep, keterarnpilan dan sika yang dituntut dalam pembelaparan sehingga penlu adanya pengintegrasian muhidisipiln. Dalam kaitan ini, penlu pemecahan masalah. Dalam model ini, perlu ada satu tema sentral yang akandibahas yang dapat ditinjau dan berbagai disipiln ilmu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Maternatika, Bahasa Indonesia,Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum beilebihari cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,misalnya Pengetahuan Alam. 9. Model Celupan (Itumersed) Model itumersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan Q Q medan pemakaiannya. Dalam hal ini, tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam model ¡ni, semua konten kurikuler dilihat meialui satu pandangan lensa. Individu mengintegrasikan semua data dan setiap bidang studi dan disipiln dengan mengaitkan gagasan-gagasan melalui minatnya. Pada model ini keterpaduan terjadi secara internal dan intrinsic yang dilakukan oleh siswa dengan sedikit atau tanpa intervensi dan lun. Siswa dalam pembelajaran haras sudah memiliki kemampuan sebagai seorang ahli sehingga dalam melihat sesuam dia pandang pada satu kaca mata disipiln yang dituilikinya. Oleh sebab itu, model ini hanya dapat diterapkan padajenjang Pendidikan Menengah dan Tinggi. 10. Model Jejaring (Networked) Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan Q kemungkinan pengubahari konsepsi, bentuk Q oC pemecahari masalah maupuntuntutan bentuk keterampilan bara setelah siswa menga4ipn studi Q lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks QQ yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan titubal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Untuk membantu B. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran terpadu memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan. Keunggulan dan kelemahan tersebut di antaranya berikut ini. 1. Keunggulan Pembelajaran Terpadu a. Mendorong guru untuk mengembangkan kreativitas sehingga guru ditunmt untuk memiliki wawasan, pemabaman dan kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memabami keterkaitan antara satu pokok bahasan (substansi) dengan pokok bahasan lain dan berbagai mata pelajaran. Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan analitik dan kemampuan kategori agar dapat memahami keterkaitan atau kesamaan material maupun metodologi suatu pokok bahasan. b. Memberikan peluang bagi guru untuk rnengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai dengan keinginan dan kemampuan guru maupun kebutuhan dan kesiapan siswa. Dalam kaitan ini, pembelajaran terpadu memberikan peluang terjadiriya pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tema atau pokok bahasan yang disesuaikan. c. Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, meneritua,menyerap dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep,pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa pokok bahasan atau bidang studi. Dengan mempergunakan model pembelajaran terpadu, secara psikologik., siswa digiring berpikir secan luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru. Se1anjutjya, siswa akan terbiasa berpikir terarah, teramr, utuh dan menyeluruh, si&ímik dan analitik. d. Menghemat waktu, tenaga dan sarana serta biaya pembelajaran, di disamping menyederhariakan Iangkah-langkah pembelajaran. Hal tersebut terjadi karena proses pemaduan atau penyatuan sejumlah unsur tujuan,maten maupun Iangkah pembelajaran yang dipandang memiliki kesamaan atau keterkaitan. 2. Kelemahan Pembelajaran Terpadu a. Dilihat dan aspek guru, model ini menuntut tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas tinggi,keterampilan metodologi yang haridal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi dan berani untuk mengemas dan mengernbangkan maten. Akibat akademiknya, guru dituntut untuk tenis menggali informasi/pengetahuan yang berkaitan dengan maten yang diajarkan,salah satu strateginya harus membaca literatur (buku) secara mendalam. Tanpa adanya keadaan seperti di atas, model pembelajaran terpadu sulit diwujudkan. b. Dilihat dan aspek siswa, pembelajaran terpadu termasuk memiliki peluang untuk pengembangan kreativitas akademik, yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif “baik”, baik dalam aspek intelegensi maupun kneativitasnya. Hal tersebut karena model ini menekankan pada pengembangan kemampuan analitik (rnenjiwai),kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan) dan kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Apabila kondisi di atas tidak termihki inalca sangat sulit pembelajaran model tersebut diterapkan. c.Dilihat dan aspek sarana atau sumber pembelajaran, pembelajaran terpadu memerlukan bahari bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna. seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan. Dengan deniikian, apabila pembelajaran terpadu inihendaic dikembangkan maka perpustakaan perlu dikembangkan pula secara bersaniaan. Apabila keadaan yang ditunmt tersebut tidak bisa dipenuhi agaknya sulit untuk menerapkan pembelajaran tersebut. d. Dilihat dan aspek kurikulum, pembelajaran terpadu memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya. Kurikulum harus bersifat hiwes, dalam arti kurikulum yang berorientasi pada pencapalan pemahaman siswa terhadap maten
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.png)
BalasHapusSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut